Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanuar Luqman
"Perubahan yang terjadi pasca berakhirnya rezim orde baru membawa dampak di setiap sektor. Dampak yang terjadi banyak dipengharuhi oleh faktor ekonomi dan politik. Dalam skala yang mikro, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk merasakan dampak yang ditimbulkan atas perubahan yang terjadi. CMNP adalah perusahaan yang pada masanya berkaitan dengan penguasa orde baru. Selain dampak ekonomi makro, dampak perubahan kebijakan yang bersifat politis juga dirasakan. Kebijakan pemerintah baru dalam usaha memerangi KKN menimbulkan krisis di CMNP, antara lain tentang perubahan kebijakan revenue sharing yang mengguncang CMNP. Guncangan tersebut menjadi salah satu faktor potensial yang mempengaruhi iklim komunikasi yang terjadi di kalangan karyawan CMNP.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui iklim komunikasi yang berlangsung di CMNP sebagai akibat dari masalah-masalah yang menimpa perusahaan dengan melihat persepsi karyawan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan mengkaji tindakan komunikasi yang dilakukan karyawan berkaitan dengan permasalahan perusahaan. Permasalahan yang dialami CMNP adalah masih terhembusnya isu KKN, kinerja keuangan yang kurang baik dan gugatan revenue sharing yang berpotensial menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan. Disamping itu, penelitian ini juga mengkaji peran bagian komunikasi korporat dalam mensikapi fenomena iklim komunikasi yang terjadi di kalangan karyawan CMNP dalam kaitannya dengan permasalahan perusahaan tersebut.
Untuk melakuian pengamatan iklim komunikasi yang terjadi di CMNP digunakan metodologi deskriptif kualitatif. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini diawali oleh konsep komunikasi organisasi. Selanjutnya dipaparkan konsep mengenai persepsi yang menjadi unsur utama dari bahasan iklim komunikasi. Untuk melakukan eksplorasi iklim yang terjadi di CMNP digunakan konsep tentang pusat perhatian iklim komunikasi. Konsep lainnya tentang karakteristik iklim komunikasi dan ditambahkan konsep tentang unsur-unsur yang mempengaruhi iklim komunikasi. Untuk menjawab pertanyaan mengenai peran public relations digunakan konsep employee relations yang membahas prinsip-prinsip employee relations dan kredibilitas .
Temuan yang didapat dari hasil ekplorasi bahwa di CMNP komunikasi antara bawahan dan atasan sebagai unsur perusahaan tidak supportive dengan bawahan merasa bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan tidak membantu mereka dalam membangun dan memelihara rasa saling menghargai dan kepentingan semua pihak serta tidak dimungkinkannya keikutsertaan karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya karyawan percaya, yakin dan mengakui kredibilitas sumber informasi dalam perusahaan namun karyawan merasa bahwa keterbukaan dan keterusterangan para sumber informasi kurang. Pencapaian kinerja yang tinggi yang diharapkan dapat mendukung usaha repositioning tidak dapat berjalan baik karena kebijakan yang tertuang dalam visi dan misi tidak terkomunikasikan dengan baik.
Hal lain yang ditemukan adalah adanya ketidak puasan atas kerja Departemen Komunikasi Korporat yang menjalankan fungsi public relations pada tataran employee relations. Hal tersebut terjadi lebih banyak disebabkan oleh kedudukan Departemen Komunikasi Korporat yang tidak strategis yaitu dibawah Corporate Secretary yang mengakibatkan panjangnya birokrasi yang harus ditempuh dalam menjalankan fungsinya.
Dari paparan realitas dan analisis yang telah dilakukan maka rekomendasi yang dapat disusun sebagai berikut : Untuk mendukung repositioning yang sedang dilakukan diperlukan kerjasama yang lebih solid antara karyawan dan manajemen. Komunikasi yang lancar dengan saling membantu dalam membangun rasa saling menghargai kepentingan masing-masing. Dalam membuat kebijakan yang khususnya menyangkut kepentingan karyawan, hendaknya karyawan dimungkinkan untuk bersama-sama dengan manajemen untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tersebut. Pembentukan rasa percaya dan keyakinan atas informasi yang diberikan oleh sumber informasi adalah penting. Kedua hal tersebut dibangun dari tingkat kredibilitas sumber informasi dalam hal ini atasan dan bukan karena ketiadaan alternatif sumber informasi lainnya.
Keterbukaan dan keterusterangan dalam menyampaikan informasi atas masalah yang menimpa perusahaan adalah penting. Untuk itu hal tersebut harus menjadikan dasar dari perilaku komunikasi dalam organisasi. Dengan dasar tersebut karyawan tidak lagi dibayangi oleh ketidakpastian yang dapat memperlemah kinerja. Berkaitan dengan usaha untuk mencapai kinerja yang tinggi diperlukan informasi-informasi yang akurat untuk modal melaksanakan perkerjaan. Dialog komprehensif yang diharapkan oleh para karyawan dapat menjadi pertimbangan untuk mengatasi ketidaklancaran komunikasi yang terjadi di CMNP. Agar komunikasi antar elemen perusahaan lancar maka diperlukan mediator yaitu Departemen Komunikasi Korporat yang handal dengan diberi akses yang seluas-luasnya dan diberi kesempatan untuk secara seimbang melakukan mediasi komunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T4073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Damayanti
"Komunikasi dalam organisasi mengambil peranan panting dalam mewujudkan terlaksananya fungsi-fungsi organisasi. Persepsi anggota organisasi menyangkut proses komunikasi dalam organisasi, hubungan antara atasan bawahan dan sebaliknya, hubungan antara sesama karyawan, perilaku dalam organisasi, serta keyakinan dan kepercayaan yang tinggi terhadap organisasi, menggambarkan iklim komunikasi organisasi yang bersangkutan. Iklim komunikasi organisasi yang positif dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi. Oleh sebab itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana iklim komunikasi organisasi berkembang pada masa transisi, serta bagaimana peranan iklim komunikasi dalam organisasi dan peranan pimpinan dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kontsruktivisme, sementara metode penelitian adalah studi kasus dengan disain penelitian single case-multilevel analysis. Pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara mendalam dan dokumen organisasi. Narasumber sebagai informan yang dipilih secara sengaja telah memperkaya data yang diperoleh. Kerangka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan komunikasi organisasi diantaranya aliran komunikasi dalam organisasi, manajemen, yang berhubungan dengan kepuasan, kecukupan informasi dan komitmen terhadap tujuan pencapaian organisasi, kepemimpinan dan sebagainya.
Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa pada masa transisi ini para karyawan dihadapkan dengan situasi yang ambigu akibat ekuivokalitas komunikasi, ketidakpastian juga dirasakan karena gaya kepemimpinan yang diterapkan dalarn organisasi. Pemahaman yang kurang mendalam terhadap visi, misi dan budaya organisasi tergambar melalui perilaku karyawan yang cenderung bersikap apatis, masa bodoh dan selalu harus dituntun oleh atasan. Meski demikian sikap optimisme karyawan tetap ada karena keyakinan pemerintah tidak akan melikuidasi NRI. Tetapi sikap optimisrne raja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan tindakan dan perilaku yang mendukung sikap tersebut.
Penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan status organisasi dari perusahaan jawatan menjadi perusahaan persero belum mampu mengubah pola kerja dan Pola pikir karyawan dengan segera. Masih dibutuhkan waktu panjang untuk mengubah pola pikir dan pola kerja yang sudah puluhan tahun tertanam dalam watak karyawan TVRI. Harus ada niat yang sungguhsungguh dari pimpinan dan pemerintah selaku pemegang saham terbesar dalam TVRI, untuk membawa TVRI mejadi satu lembaga penyiaran professional di tanah air."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Adipurwa
"ABSTRAK
Iklim komunikasi merupakan gambaran persepsi (evaluasi secara makro) tentang peristiwa komunikasi, perilaku manusia, pengharapan, konflik antar pribadi, peluang untuk pertumbuhan organisasi dan respon pegawai terhadap orang lain di dalam maupun di luar organisasi, serta mem pengaruhi cara-cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi.
Permasalahanya adalah apakah persepsi tentang iklim komunikasi mcmpunyai hubungan dengan sikap terhadap pelayanan. Apakah hubungan itu bersifat positif atau negatif Penelitian pada perusahaan PT Citra Marga Nusaphala Persada untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang iklim komunikasi dengan sikap terhadap pelayanan dari pengumpul tol.
Iklim komunikasi meliputi unsur daya dukung, partisipasi dalam pembuatan keputusan, kepercayaan, keterbukaan dan tujuan kinerja tinggi. Sikap terhadap pelayanan meliputi sikap secara kognitif, sikap secara afektif dan sikap sccara konatif. Juga akan dilihat apakah dengan masuknya variabel kontrol masa kerja dan jenis kclamin mempunyai pengaruh terhadap hubungan tersebut.
Frekuensi hubungan dari setiap unsur-unsur pada persepsi tentang iklim komunikasi sangat rendah dan sikap terhadap pelayanan sangat positif Unsur daya dukung mempunyai nilai paling tinggi diantara unsurunsur lainnya. Frekuensi hubungan hampir sama antara unsur-unsur pada persepsi tentang iklim komunikasi dengan sikap terhadap pelayanan secara kognitif, afektif dan konatif. Analisis korelasi menghasilkan hubungan antara kedua variabel positif semua dengan klasifikasi tidak kuat. Analisis korelasi parsial dengan variabel kontrol untuk masa kerja menghasilkan nilai hubungan yang positif dengan klasifikasi lemah kecuali untuk masa kerja 3 - 6 tahun dengan partisipasi dalam pembuatan keputusan mempunyai hubungan yang negatif. Bagi variabel kontrol jenis kelamin menghasilkan hubungan yang positif semua dengan klasifikasi lemah. Jenis kelamin wanita mempunyai hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan jenis kelamin pria.
Kesimpulannya ialah persepsi tentang iklim komunikasi mempunyai hubungan yang positif dengan klasifkasi tidak kuat dengan sikap terhadap pelayanan. Meningkatkan persepsi tentang iklim komunikasi tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan semakin positifnya sikap terhadap pelayanan. Demikian juga sebaliknya, semakin rendahnya persepsi tentang iklim komunikasi tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan semakin negatifnya sikap terhadap pelayanan."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Baiduri Kusumawati
"Pada saat karyawan mulai bekerja dalam suatu perusahaan, ada
harapan-harapan yang dibawanya untuk dapat penuhi.
fkaryawan maupun perusahaan mengharapkan terpenuhiny
Umumnya ke butuhan
ekonomis sebagai faktor utama. Sement ara da lam kadar yang sama
penting tetapi kadang terabaikan, karyawan juga membutuhkan
adanya pemenuhan psikologi s s eb agai i mbal an yang diteri manya.
Be rang kat dar i pemi.k iran t e rsebut , pe rmasa 1 a han pokok yang
akan dika ji dalam pe ne l iti an ini me nyangkut s eb erapa jauh iklim ·
komunikas i yang berkembang memi liki hubongan at au mampu
mempengar uhi motivasi ke r ja ka ryawann ya. Oipilihnya karyawan
Divisi Produksi dalam pene l it i a n i ni karena jumlahnya yang
mayoritas dalam perusahaan dan perannya sebagai moto r yang
menggerakkan proses produksi, bagian terpenting dari aktivitas
oerusahaan manufaktur, seperti PT. Sony Electron.ics Indonesia.
Untuk kebutuhan tersebut penulis mewawancarai 127 responden
sebagai sampel dengan alat bantu kuesioner. Penarikan sampel d it ent u k an secara senga j a (purposive. samp 1 i ng) yang · t erma·suk
dalam teknik non probabilita. Sehingga hasil yang diperoleh pun
tidak daoat . digene.ralisir dalam konteks yang luas. Tipe
oenel .itian ini adalah eksplanatif, untuk melihat hubungan . atau
oengaruh variabel independen (iklim komunikasi dan faktor nonkomunikasi)
dengan variabel dependen (motivasi kerja). Analisis
data kemudian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik
chi-sauare (X2 ) yang telah ditetapkan pada level p < 0.05. Untuk
menguji kekuatan hubungannya digunakan perhitungan d sommer's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ·signiflkansi perbedaan dan
korelasi kuat ter hadap otivas i . kerj a karyawan secara kese luruhan
berasal dari ik lim komuni kasi .. Namun seca r a pars i al , aspe k-aspek
vang terc aku p dalam iklim komun i kas i tida s elal u memberikan
signifikansi dan kore l asi kuat terhadap setiap indikato r motivasi
~~e r j a, kecua 1 i t erhadap 1 oya 1 i t as, absens i dan kepuasan pada
oekerjaan . Diket ahui pula bah a f a kt or non komuni kasi turut
mempengar uh i motivasi ke rja karyawan. Terutama karena ga ji dan
fasilitas yang dirasakan memadai, promosi jabatan yang adi l serta
identitas dan keb i jaksanaan perusahaan.
Jadi. motivasi ker ja karya an pa a Divis~ Produksi PT . Sony
Electroni cs Indones i a dipengaruhi baik ole ik lim komunikasi
mauoun fa ktor non komunika-si. Hal ini s eja1ao dengan mode l yang
dikemukakan Herzberg bahwa kepua$an ke r ja, e bagai awal tumbuhnya
motivasi kerja, ditentukan oleh 2 fa ktor, yaitu satisfier (a1at
motivator i k 1 i m komunikasi) dan dissatisfier (faktor
oemeliharaan non komunikasi"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniastuti Idha Triwulandari
"Tesis ini membahas tentang komunikasi internal yang berlangsung pada organisasi yang sedang mengalami masa transisi untuk berubah status. Perubahan status organisasi menjadi bertambah besar mengakibatkan perubahan komunikasi intemalnya. Dari hasil temuan di lapangan dan analisis diketahui bahwa proses komunikasi internal yang berlangsung pada masa transisi adalah proses komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal yang berlangsung berbentuk komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal dan lintas saluran. Karena objek penelitian adalah organisasi pemerintah maka komunikasi formal tersebut berlangsung sesuai tataran hirarki birokrasi. Ketika isu perubahan status berkembang maka penyebaran informasi tentang perkembangan perubahan status tersebut lebih didominasi oleh komunikasi informal yaitu grapevine. Sedangkan persepsi anggota organisasi terhadap proses komunikasi internal pada masa transisi perubahan status menuju Basarnas LPNK adalah anggota organisasi merasa belum mendapat pemahaman yang cukup tentang organisasi berbentuk LPNK. Namun demikian hal ini tidak mempengaruhi semangat dan suasana kerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

The thesis deals with internal communication in a transition period of organization status change. The status change allowed more positions. The blooming positions caused the change in internal communication. From the study and analysis, it was found that the internal communication process in transition period was formal and informal communication. The formal communication was in the form of downward, upward, horizontal, and cross channel. Since the object of the study was government organization, thus the formal communication conducted was based on bureaucracy hierarchy. In the transition period, information about the process of organization change was dominated by informal communication that was grapevine. Whereas the perception of the staff related to the internal communication in the transition period was that staff did not get enough information and understanding about any detail of organization in the form of LPNK. Nevertheless, this condition did not influence the spirit and situation in conducting their main tasks and functions."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chairany Savitri
"PT Linknet merupakan perusahaan jasa layanan koneksi internet yang berlokasi di Lippo Karawaci Tangerang. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2000 dan telah memiliki beberapa cabang di Indonesia, seperti Surabaya, Semarang dan Biak. Anak perusahaan Lippo Group ini menyediakan produk layanan internet untuk perorangan dan perusahaan. Perusahaan jasa mengutamakan pelayanan prima bagi pelanggannya dan hal ini dapat dicapai dengan kerjasama seluruh pihak di dalam perusahaan. Untuk itu, diperlukan suatu iklim komunikasi yang baik guna tercapainya tujuan perusahaan tersebut. PT Linknet memiliki 64 karyawan dari 5 department. Tanpa memiliki humas, PT Linknet menyerahkan kegiatan internal perusahaan pada divisi HRD dan untuk kegiatan eksternal diserahkan pada divisi marketing. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti berusaha memperoleh gambaran dan menganilisis bagaimana iklim komunikasi pada PT Linknet dan bagaimana employee communication-nya di dalam perusahaan tersebut. Peneliti juga ingin melihat sejauh mana perusahaan memperhatikan hubungan antar karyawan di dalam perusahaan tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey, dengan jumlah responden seluruh karyawan yang ada di PT Linknet, baik itu level staff sampai level manager. Kuesioner yang disebarkan ke responden menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden mengatakan iklim komunikasi di PT Linknet masih kurang baik. Hal ini terlihat dari hasil penelitian pada upward dan downward communication-nya, dimana harapan-harapan mendasar karyawan belum terpenuhi. Seperti upah yang cukup, perlakuan adil, ketenangan bekerja, perasaan diakui, penghargaan atas hasil kerja dan penyaluran perasaan. Namun, pada sideways communication, dinilai sudah cukup baik oleh karyawankaryawannya. Sehingga tercipta suasana kerja yang cukup baik dan kompak. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah agar PT Linknet merekrut seorang PR, karena selain baik untuk menjembatani antara perusahaan dengan karyawan, PR juga baik untuk membina hubungan dengan publik eksternal perusahaan. Selain itu, perusahaan diharapkan lebih memperhatikan harapan-harapan karyawan yang mendasar dengan memperhatikan upah yang sesuai, mengadakan program penghargaan dan menyediakan sarana untuk penyaluran perasaan."
2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, Marzuki
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
S25272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Prayoga
"Saat ini, mayoritas penduduk Indonesia menurut data Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan generasi Z. Kelompok generasi yang dimulai dari mereka yang lahir di tahun 1996 hingga 2012 ini telah mulai memasuki lingkungan dunia kerja. Ini membuat mereka saat ini berada pada fase transisi antara sekolah dengan bekerja. BPS, sebagai instansi pemerintah juga memiliki banyak sumber daya manusia dari generasi Z. Apalagi setiap tahunnya kebutuhan tenaga statistisi di BPS dipenuhi oleh lulusan baru dari Politeknik Statistika STIS, sebuah sekolah kedinasan yang berada di bawah afiliasi BPS. Pada masa transisi ini yang kadang membuat munculnya celah (gap) komunikasi yang dapat menjadi hambatan dalam sebuah organisasi. Gap ini memungkinkan munculnya ketidakharmonisan antara pegawai baru generasi Z ini dengan pegawai lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivisme dengan metode penelitian studi kasus melalui wawancara mendalam kepada generasi Z di BPS yang dilengkapi wawancara pelengkap, kajian terhadap data dari internal BPS dan majalah internal BPS, serta penelitian terdahulu yang memiliki kaitan. Penelitian ini mengidentifikasi adanya tahapan transisi yang dilakukan oleh generasi Z di BPS dalam menyesuaikan dirinya di lingkungan kerja. Dimulai dari sejak berkuliah di Politeknik Statistika STIS, dilanjutkan dengan ketika melakukan program internship di BPS pusat, dan ketika sudah ditempatkan di BPS penempatan masing-masing. Dari temuan penelitian terdapat beberapa faktor spesifik yang menonjol bagi generasi Z sebagai kelompok co-cultural dalam memilih praktik komunikasi. Seperti pengalaman mereka berinteraksi dengan kelompok lainnya serta konteks situasional, meliputi budaya setempat, situasi, dan waktu. Faktor yang menjadi temuan baru penelitian adalah bagaimana pimpinan di lingkungan kerja menerapkan kebijakan, serta karakteristik institusi pemerintah yang hanya ditemui di Indonesia, dalam penelitian ini karakteristik sekolah kedinasan Politeknik Statistika STIS dan BPS. Beberapa faktor ini membuat para generasi Z dapat memiliki pendekatan komunikasi dan hasil yang diinginkan seperti apa yang diinginkan dalam interaksinya di lingkungan kerja. Dalam temuan penelitian juga mengindikasikan belum disediakannya wadah resmi bagi kelompok co-cultural untuk berkesempatan melakukan komunikasi lintas generasi ketika kuliah, serta belum adanya laporan dan evaluasi menyeluruh dari pelaksanaan program internship sebagai program penunjang masa transisi generasi Z di dunia kerja.

Currently, the majority of Indonesia's population according to the 2020 Population Census data from the Badan Pusat Statistik (BPS) are generation Z. This generation group, starting from those born in 1996 to 2012, has begun to enter the world of work. This makes them currently in a transitional phase between school and work. BPS, as a government agency, also has a lot of human resources from generation Z. Moreover, every year the needs for statisticians at BPS are met by new graduates from the Politeknik Statistika STIS, an official school under BPS affiliation. This transitional period sometimes creates communication gaps that can become obstacles in an organization. This gap allows the emergence of disharmony between these new generation Z employees and other employees. This research uses a post-positivism approach with a case study research method through in-depth interviews with generation Z at BPS accompanied by complementary interviews, a review of data from internal BPS and internal BPS magazines, as well as previous research. This study identified the existence of transitional stages carried out by generation Z at BPS in adjusting to the work environment. Starting from studying at the Politeknik Statistika STIS, followed by doing an internship program at BPS Headquarter, and when they were placed at their respective placement BPS. From the research findings, there are several specific salient factors for Generation Z as a co-cultural group in choosing communication practices. Such as their experiences interacting with other groups as well as situational contexts, including local culture, situation, and time. Factors that become new research findings are how leaders in the work environment implement policies, as well as the characteristics of government institutions that are only found in Indonesia, in this study the characteristics of the official school of the Politeknik Statistika STIS and BPS. Several of these factors make generation Z able to have a communication approach and the preferred outcome as desired in their interactions in the work environment. The research findings also indicate that there has not been an official forum for co-cultural groups to have the opportunity to communicate across generations while in college, and there has been no comprehensive report and evaluation of the implementation of the internship program as a program to support the transition period for Generation Z in the world of work."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charissa Auvarda
"Pada akhir tahun 2019, muncul Corona Virus Disease atau COVID-19 yang diumumkan oleh World Health Organizations (WHO) sebagai pandemi global. Akibat dari penyebarannya yang sangat cepat Indonesia melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk daerah - daerah yang memiliki angka persebaran yang tinggi, terutama JABODETABEK. Semakin meluasnya virus dari COVID-19 ini, menyebabkan seluruh tempat kerja di DKI Jakarta ditutup dan melakukan Work From Home atau bekerja dari rumah untuk menghambat laju penyebaran Corona Virus. PSBB berlangsung selama beberapa bulan, lalu DKI Jakarta memasuki fase transisi atau new normal pada Juni 2020 dan dapat bekerja dari kantor kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam upaya pencegahan COVID-19 pada instansi pemerintah dan perusahaan swasta sebagai sektor kerja di DKI Jakarta selama memasuki era new normal, dengan mengacu pada aturan dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta. Upaya pencegahan yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah ini dilihat dari beberapa aspek yaitu Komunikasi Internal (aliran komunikasi
dan aliran informasi), Strategi Komunikasi Internal dan Sistem Manajemen Komunikasi tempat kerja responden. Penelitian kuantitatif ini menggunakan kuesioner dengan responden pegawai yang bekerja di DKI Jakarta dan memiliki kriteria tertentu. Lalu diolah dangan menggunakan SPSS 23 untuk mendapatkan hasil dari perbedaan dalam upaya pencegahan COVID-19 pada instansi pemerintah dan perusahaan swasta dengan uji Mann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada Komunikasi Internal (aliran komunikasi dan aliran informasi) dan Strategi Komunikasi Internal. Namun terdapat perbedaan pada Sistem Manajemen Komunikasi.

At the end of 2019, the world has been trembled by new virus named Corona Virus Disease – COVID-19. World Health Organizations (WHO) announced that COVID-19 was a global pandemic. Due to the rapid transmission by the virus, the government has implemented a large-scale social restriction (PSBB) in some areas whose transmission number were classified high, especially JABODETABEK. Moreover all of the office in DKI Jakarta has been closed momentarily and has been implemented Work-From-Home,
whose purpose was to slow down COVID-19 transmission. The social restriction has been occurred for a few months, then DKI Jakarta has entered a new transition phase called New Normal in June 2020 and the offices has been normally operated. The purpose of
this research is to find out whether there were differences in preventions of COVID-19 in
public and private institution as the working sector during the New Normal Era according to DKI Jakarta Government’s rules and regulations. The preventions, which were adjusted to the Government’s regulations, were analyzed from some aspects, which
are Internal Communication (communication and information flows), Internal Communication Strategy, and Communication Management System implemented in the workplaces. This quantitative research was conducted using a questioner, whose respondents are employees with certain criteria, who work in DKI Jakarta and processed using SPSS 23 to obtain results of the differences of the COVID-19 preventions in both public and private institution with Mann-Whitney test. The results of the analysis show that there are no differences in Internal Communication (communication and information flows) and Internal Communication Strategy. However, there are differences in Communication Management System.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Faridawati
"Tesis ini membahas hasil penelitian mengenai Hubungan iklim komunikasi Organisasi dengan tingkat kepuasan kerja. Type penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tentang iklim komunikasi pada organisasi BPKP dan tipe penelitian eksplanatif yang mencoba menjelaskan hubungan antar variabel.
Dengan menggunakan analisis korelasional dicoba dihubungkan antara variabel bebas iklim komunikasi yang meliputi daya dukungan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kepercayaan, keterbukaan, tujuan prestasi, yang tinggi ,kedekatan hubungan dengan variabel terikat tingkat kepuasan kerja. Sedangkan yang dijadikan populasi yaitu karyawan teknis yaitu Supervisor dan Ketua tim pemeriksa.
Pemilihan obyek ini didasarkan pertimbangan bahwa pada organisasi tersebut adalah organisasi pemeriksa yang tugasnya sehari-hari sebagai pemeriksa yang selaiu memberikan kritik dan rekomendasi kepada aparat lain yang tentunya organisasi tersebut harus bisa menjalin komunikasi baik itu keluar maupun kedalam sehingga diharapkan dapat memberi wawasan baru dalam organisasi tersebut.
Untuk pengambilan sampel penelitian digunakan tehnik stratified random sampling agar supaya masing-masing bagian dari populasi terwakili secara porposional dan dapat memberi gambaran secara utuh. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara umum mayoritas responden Supervisor dan Ketua Tim menilai positif iklim komunikasi Organisasi pada BPKP yang meliputi daya dukung, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kepercayaan dan keterbukaan.
Sementara itu aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel tujuan prestasi yang tinggi dan kedekatan hubungan ada yang dinilai positip dan ada juga yang dinilai negatif oleh para responder.
Hasil korelasi antara variabel-variabel yang terdapat dalam iklim komunikasi dengan variabel kepuasan kerja yang merupakan gabungan antara responden Supervisor dan Responden Ketua Tim temyata variable-variabel tersebut mempunyai kekuatan hubungan dalam tingkatan relatif kecil terhadap variabel Kepuasan Kerja. Temuan ini memberi indikasi bahwa disamping variabel-variabel iklim komunikasi yang diteliti, diduga ada variabel-variabel lainnya yang ikut mempengaruhi variabel kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>