Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jerikco Lewiyonah
"Latar Belakangan: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita di dunia, khususnya di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu dari enam negara dengan kasus ISPA pada balita terbanyak di dunia dengan insiden yang cukup tinggi. Beberapa faktor yang berkaitan dengan ISPA pada balita diantaranya yaitu faktor sosio-demografi, , faktor sosio-ekonomi, dan faktor lingkungan. DKI Jakarta memiliki beberapa permasalahan yang umum terjadi di kota besar seperti masalah Kependudukan, pekerjaan, dan polusi udara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019- 2020, seperti usia ibu, tingkat Pendidikan ibu, tingkat Pendidikan ayah, jumlah perokok, jumlah industri, jumlah kendaraan bermotor, dan ruang terbuka hijau (RTH) secara statistic. Metode: Penelitian ini menggunakan desai studi ekologi berdasarkan tempat yang mencakup 44 kecamatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil: studi menunjukkan adanya korelasi terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita di Provinsi DKI Jakarta yaitu usia ibu (p = 0.011, r = 0.381), tingkat pendidikan ibu (p = 0,000, r = -0,385), jumlah perokok (p = 0.007, r = 0.422), dam ruang terbuka hijau (p = 0.048, r = 0.325). Sementara itu, untuk tingkat Pendidikan ayah, jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah industri menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta.

Background: Acute Respiratory Infection (ARI) is an infectious disease the main cause of morbidity and mortality in children under five years in the world, especially in developing countries. Indonesia is one of the six countries with most cases of ARI in children under five years in the world. There are several factors related to ARI in children under five years including socio-demographic, socio-economic, and environmental factors. DKI Jakarta had several problems that are common in big cities, such as population, employment, and air pollution. Objective: In this study the factors related to the incidence of ARI among children under five years in DKI Jakarta Province in 2019 and 2020, such as maternal age, mother’s level of education, father’s level of education, total of smokers, total of industries, total of vehicle, and quantity of green open space were analysed. Methods: An ecological study design based on region that includes 44 sub-districts in DKI Jakarta Province was used in this study. Results: Statistically significant correlations between incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) in children under five years in DKI Jakarta Province, and maternal age (p = 0,011, r = 0,381) in 2019 and 2020, mother’s level of education (p = 0,000, r = -0,385), total of smokers (p = 0,007, r = 0,422) in 2019,quantity of green open space (p = 0,048, r = 0,325) in 2019 were observed in this study. Meanwhile, in signicant correlations between father’s level ofeducation, total of vehicle, and total of industries show insignificant correlation with incidence of ARI among children under five years in DKI Jakarta Province in 2019 and 2020 were showed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Sari
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang masih sering ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Kasus ISPA terus meningkat dari 7,2 juta kasus pada tahun 2007 hingga lebih dari 18,79 juta kasus pada akhir tahun 2011. PM10 adalah salah satu penyebab gangguan ISPA. Partikel ini merupakan salah satu zat pencemar di udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pajanan debu PM10 dengan kejadian ISPA pada petugas dan pedagang kios terminal, serta karakteristik individu dan faktor iklim di Terminal Kampung Rambutan. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran PM10 secara langsung di 5 titik dengan menggunakan alat Haz Dust EPAM 5000 serta wawancara dengan kuesioner terkait ISPA.
Hasil analisis t-test menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara PM10 dengan kejadian ISPA di Terminal Kampung Rambutan dengan p=0,000. Kebijakan yang mengikat mengenai pengaturan mobilitas kendaraan serta penghijauan masih perlu ditegakkan di Terminal Kampung Rambutan.

Acute Respiratory Infection (ARI) is a disease that is often found in people's lives. ARI continued to increase from 7.2 million cases in 2007 to more than 18.79 million cases by the end of 2011. PM10 is one of the causes of respiratory disorders. This particle is one of the contaminants in the air that produced by motor vehicles.
This study aimed to determine the incidence of PM10 for workers, as well as individual characteristics and climatic factors in Kampung Rambutan Terminal. The design of study is cross-sectional. Data collection was done by direct measurement of PM10 in 5 points using the tool Haz Dust EPAM 5000 and interview with questionnaires related ARI.
Analysis of t-test indicate that there is a significant relationship between PM10 and ARI incidence in Kampung Rambutan Terminal with p = 0.000. Policies about greening and mobility vehicles still need to be enforced in Kampung Rambutan Terminal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Wiyatno
"Pneumonia merupakan penyakit infeksi pernafasan akut yang menyebabkan kematian tinggi di dunia khususnya pada anak-anak dan lansia. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai jenis infeksi yang mayoritas disebabkan oleh kelompok virus dan bakteri. Selama pandemi COVID-19, prevalensi pneumonia meningkat akibat sirkulasi SARS-CoV-2 yang juga dapat menyebabkan pneumonia. Penelitian ini mengidentifikasi etiologi virus dan bakteri pada kasus-kasus positif dan negatif COVID-19 di Jakarta, Indonesia. Penelitian ini menganalisis 245 kasus pneumonia yang terdiri atas 173 sampel negatif SARS-CoV-2 dan 72 sampel positif SARS-CoV-2. Sampel tersebut diperiksa menggunakan delapan panel virus menggunakan konvensional PCR dan dua panel bakteri menggunakan RT-PCR. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi etiologi dari 109 (44.5%) sampel yang mayoritas adalah SARS-CoV-2 (n=41, 16.7%), paramyxovirus (n=18, 7.3%), herpesvirus (n=16, 6.5%) dan influenza (n=12, 4.9%). Sedangkan, dari kelompok bakteri sebanyak H.influenzae (n=21, 8.6%) dan S. pneumoniae (n=14, 5.7%). Prevalensi koinfeksi pada kasus pneumonia di Indonesia selama pandemik COVID-19 adalah 6.1%, dimana pada kasus positif SARS-CoV-2 (18.8%) lebih tinggi daripada pada kasus negatif (5.8%). Penelitian ini menggambarkan prevalensi patogen pada masa awal pandemik COVID-19 di Indonesia dan pengaruhnya dalam menyebabkan pneumonia pada pasien.

Pneumonia is an acute respiratory infection that causes high mortality in the world, especially in children and the elderly. Pneumonia can be caused by various types of infections, the majority of which are caused by groups of viruses and bacteria. During the COVID-19 pandemic, the prevalence of pneumonia increased due to circulating SARS-CoV-2 which can also cause pneumonia. This study identifies viral and bacterial etiology in positive and negative cases of COVID-19 in Jakarta, Indonesia. We analyzed 245 pneumonia cases consisting of 173 SARS-CoV-2 negative samples and 72 SARS-CoV-2 positive samples. We were able to identify the etiology of 109 (44.5%) samples, the majority of which were SARS-CoV-2 (n=41, 16.7%), paramyxovirus (n=18, 7.3%), herpesvirus (n=16, 6.5%) and influenza (n=12, 4.9%). Meanwhile, from the group of bacteria H. influenzae (n=21, 8.6%) and S. pneumoniae (n=14, 5.7%) were detected in this study. The prevalence of coinfection in pneumonia cases in Indonesia during the COVID-19 pandemic was 6.1%, whereas positive cases of SARS-CoV-2 (18.8%) were higher than in negative cases (5.8%). This study describes the prevalence of the pathogen in the early days of the COVID-19 pandemic in Indonesia and its influence in causing pneumonia in patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ocktafiany
"Kota Sukabumi memiliki kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan tuberkulosis yang cukup tinggi dan merupakan penyakit utama pada masyarakat. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam penyebaran penyakit tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sebaran penyakit infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan tuberkulosis terhadap kondisi rumah dan sarana sanitasi dasar. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan analisis spasial yang merupakan analisis berdasarkan wilayah kecamatan. Data kondisi rumah dan sarana sanitasi dasar serta kejadian penyakit yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.
Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa daerah tinggi kasus infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan tuberkulosis adalah Kecamatan Cikole, Gunung Puyuh, dan Warudoyong. Kondisi rumah dan sarana sanitasi dasar bukan satusatunya variabel yang mempengaruhi sebaran penyakit infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan tuberkulosis. Perlu dilakukan perbaikan kondisi rumah dan sarana sanitasi dasar serta penyuluhan untuk menanggulangi penyakit tersebut.

Sukabumi has high number incidence of acute respiratory infection, diarrhea, and tuberculosis and those are major diseases in community. The house environment was one of important factor cause spreading of the diseases.
The objective of this study was to discribe the distribution of acute respiratory infection, diarrhea, and tuberculosis for condition of housing and basic sanitation facilities. This study used the descriptive study with spatial analysis approach based on the sub-district level. Data conditions of housing and basic sanitation facilities as well as diseases incidence that were used was the secondary data sourced from the Health Office of Sukabumi District.
Results of the spatial analysis showed that the high cases of the acute respiratory infection, diarrhea, and tuberculosis is Cikole, Gunung Puyuh, and Warudoyong. The condition of housing and basic sanitation facilities was not the only variable that influenced the distribution of the acute respiratory infection, diarrhea, and tuberculosis. It must be carried out by improvement for the condition of housing and basic sanitation facilities as well as counselling to deal with the diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Martriandra
"Proses pelaksanaan supervisi program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau P2 ISPA yang dilaksanakan mempunyai arti sangat penting terutama dalam pelaksanaan pelayanan P2ISPA di Puskesmas. Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi pelaksanaan program P2ISPA tingkat Puskesmas di Kabupaten Ogan Komering Ilir terlihat tren yang terus menurun dari tahun ketahun yang memberikan dampak menurunnya cakupan program P2ISPA.
Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kualitatif untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan supervisi dan memperoleh informasi lebih jauh tentang hal-hal yang melatarbelakangi pelaksanaan supervisi program P2ISPA di puskesmas Kutaraya dan puskesmas Indralaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini diharapkan akan dapat memeberikan pemahaman yang lebih mendalam mengingat masih kurangnya data maupun informasi tentang penelitian proses pelaksanaan supervisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa. Secara umum proses pelaksanaan supervisi , (sejak mulai dari perencanaan ,jadwal supervisi,frekuensi kegiatan, maupun dalam pelaksanaannya berupa pengamatan, pembinaan maupun pembimbingan serta pemecahan masalah, sisi pencatatan dan pelaporan kegiatan ;reed back) kenyataannya belum memenuhi harapan.
Kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa belum baiknya kegiatan proses pelaksanaan supervisi program P2 ISPA yang dilaksanakan di puskesmas Kutaraya dan puskesmas Indralaya, dilatarbelakangi oleh kemampuan manajemen.yang belum baik, upaya perbaikan yang berkesinambungan melalui pendekatan Qualitiy Improvement tidak dilembagakan serta pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang intensitasnya masih rendah dalam pelaksanaan program P2ISPA dilapangan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan serta kesimpulan yang dapat diambil, dapat diberikan saran kepada atasan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk melakukan upaya pelatihan bagi pimpinan puskesmas dan petugas puskesmas dalam rangka penguatan kegiatan supervisi. Dengan memanfaatkan peluang otonomi daerah, hal lain yang teramat penting adalah pengadaan sarana maupun dana dalam pelaksanaan supervisi program P2ISPA melalui advocacy kepada Pemerintah Daerah Kabupaten maupun DPR sebagai upaya kesinambungan melalui pendekatan Quality Improvement. Bagi puskesmas sendiri, diperlukan inisiatif untuk memberdayakati seluruh petugasnya melalui pelatihan dan pembinaan tingkat puskesmas pada setiap kesempatan pertemuan puskesmas.

Process Analysis of Supervision on Eradication Acute Respiratory Tract Infection (ARI) Program at 2 Community Health Centers, Kutaraya and Indralaya Ogan Komering Regency 2001.Background: The aim of this study is to know and to get further information about the process of supervision. Supervision is very important to improve the performance of eradicataion Acute Respiratory tract Infection ( ARI ) program at the community Health Centers in Ogan Komering Ilir regency, South Sumatera. Eradication ARI program in this regency, still faces problems, i.e. low target/ coverage, and high underfive morbidity and mortality, and the ongoing evaluation tends to decline within the last three years.
Methods: This study wa a qualitative using indepth interview and observation The location of this study was decided through 2 subdistrict Health Centers, at Kutarya and Indralaya. The subjects were health workers who conduct and responsible to the eradication of ARI
Result : Results showed that the proces of planning, scheduling, guiding! problem solving, recording/reporting and feed back activity conducted by the health workers are still the main problem. There are lack of leadership, on the job training, and teamwork problem solving at those 2 Subdistrict Health Center. This study also indicates that supervision was one of the most effective effort to improve the perfonnance of eradication of ARI program at the community health centers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmawaddah
"Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang menempati urutan sepuluh besar penyakit di Puskesmas Plus Kecamatan Sape. Petani di Kecamatan Sape selalu menanam padi setiap tahunnya, sehingga terdapat banyak penggilingan padi pada daerah tersebut. Adanya penggilingan padi berpotensi sebagai penyebab ISPA karena paparan debu gabah hasil proses penggilingan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu,karakteristik rumah, dan karakteristik tempat kerja dengan kejadian ISPA. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA adalah 52 orang (53,1%). Hasil penelitian menunjukkan variabel kelembaban rumah berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA dan merupakan variabel dominan dengan nilai p=0,01 (OR=7,00). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik pekerja dan lingkungan tempat kerja dengan kejadian ISPA.

The incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the health problems that rank in the top ten diseases at the Puskesmas Plus, Sape District. Farmers in Sape District always plant rice every year, so there are many rice mills in the area. The presence of rice milling has the potential to cause ARI due to exposure to grain dust from the milling process. The study design used was cross-sectional to determine the relationship between individual characteristics, home characteristics, and workplace characteristics with the incidence of ARI. The used analyses are univariate, bivariate, and multivariate. The number of workers experiencing ARI is 52 people (53.1%). The results showed that the house humidity variable was significantly related to the incidence of ARI and was the dominant variable with p = 0,01 (OR = 7,00). There is no relationship between the characteristics of workers and the workplace environment with the incidence of ARI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Nugroho
"Rumah Sakit Dharmais terletak di jalan Letjen S Parman Kav.84 - 86 , Slipi Jakarta Barat di bangun diatas tanah milik pemerintah seluas 38.920 m³. Berdasarkan data Poli karyawan rumah sakit kanker dharmais dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012 dari jenis penyakit yang ada ISPA menduduki peringkat pertama disusul diare, dermatitis, gastritis dll.
Dari 15 jenis penyakit umum tersebut dengan total kunjungan karyawan 1423 orang menunjukkan adanya kasus kejadian ISPA sebanyak 57,27 % (815 orang), diare 6,60 % (94 orang), dermatitis 5.13 % (73 orang), gastritis 5,55% (79 orang) sisanya penyakit lainnya 18,13 % (258 orang) selama periode tahun 2012. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan konsentrasi kadar debu PM10 dengan gejala ISPA pada karyawan Rumah Sakit.
Dalam penelitian ini varibel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kejadian gejala ISPA diteliti juga diantaranya : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan beristirahat, kebiasaan merokok, Penelitian dilakukan dengan metode Cross Sectional dengan mengambil sampel 105 responden karyawan perkantoran rumah sakit. Analisis data mencakup analisis univariat dan bivariat.
Hasil analisis Bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna/ signifikan antara konsentrasi kadar debu PM10 dengan gejala ISPA (p= 1,000, OR=1,244). Terdapat hubungan yang bermakna/ signifikan antara tingkat pendidikan dengan gejala ISPA (p= 0,012, OR=5,319). Faktor umur, jenis kelamin, kebiasaan kerja, lokasi kerja, kebiasaan merokok, lama bekerja tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gejala ISPA pada karyawan kantor rumah sakit Kanker Dharmais.

Dharmais Hospital is located on the road Lt. S Parman Kav.84 - 86, West Jakarta Slipi built on government land area of 38 920 m³. Based on the Poly employees Dharmais Cancer Hospital from January 2012 to March 2012 from an existing respiratory diseases ranked first followed by diarrhea, dermatitis, gastritis, etc.
Of the 15 types of common diseases with a total of 1423 employees visit people showed the incidence of ARI cases as much as 57.27% (815 persons), diarrhea 6.60% (94 people), dermatitis 5:13% (73 people), gastritis 5.55% (79 people) other diseases remaining 18.13% (258 persons) during the period of 2012. Therefore conducted a study to look at the relationship of PM10 dust concentration with ARI symptoms in hospital employees.
In this research, other variables that may affect the incidence of respiratory symptoms studied also include: age, gender, education level, resting habits, smoking habits, research conducted by the method of Cross Sectional by taking a sample of 105 respondents employees of the hospital office. Data analysis included univariate and bivariate analysis.
Bivariate analysis results showed that there was no significant relationship / significant correlation between concentrations of PM10 dust levels with respiratory symptoms (p = 1.000, OR = 1.244). There is a significant relationship / significant relationship between level of education with symptoms of respiratory infection (p = 0.012, OR = 5.319). Factors age, sex, work habits, work location, smoking habits, the old work did not have a significant association with the incidence of respiratory symptoms in office workers Dharmais Cancer Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvira Delviani
"ISPA merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Pada saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah. Bakteri dan virus penyebab penyakit ISPA umumnya ditransmisikan melalui udara yang tercemar.  Pada tahun 2017, penyakit ISPA di Kota Bekasi mencapai 34.573 jiwa. Pada tahun 2015-2017, penyakit ISPA menempati urutan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan spasial antara faktor lingkungan dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan yaitu studi ekologi dengan analisis spasial dan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan spasial antara faktor lingkungan dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2017, tetapi terdapat wilayah yang memiliki faktor lingkungan yang tinggi dan kasus ISPA yang rendah atau sebaliknya, sehingga jumlah faktor lingkungan dengan kasus ISPA di Kota Bekasi tidak linear sehingga hal tersebut tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan peringatan dini (early warning) terhadap kasus ISPA di Kota Bekasi secara spasial. Dinas Kesehatan agar menjalin kerjasama lintas sektor dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Dinas Perhubungan untuk menekan angka kasus ISPA di Kota Bekasi.

ARI is a communicable disease caused by bacteria and viruses in the upper respiratory tract infection or lower respiratory tract infection. Bacteria and viruses that causes ARI are generally transmitted by polluted air. In 2017, ARI cases in Bekasi have reached 34.573 people. Between 2015-2017, ARI in Bekasi City places 1st on communicable disease. The research is aimed to spatial relationships between environmental factors and ARI cases in Bekasi City 2017. It then uses an ecological study with spatial analysis from secondary data. The results showed is a spatial relationship between environmental factors and ARI cases in Bekasi City 2017, but there are some villages that have high environmental  factors and low ARI cases. In spatially, data about environmental factors and ARI cases in Bekasi City is not linear so that it can not be used a bechmark in determine early warnings/predictions of ARI cases in Bekasi City. Dinas Kesehatan Bekasi must establish cross-sector coorperation with Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Perhubungan, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan and Dinas Perdagangan dan Perindustrian to reduce ARI cases in Bekasi City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Sri Wahyuningsih
"Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) adalah penyakit terbanyak di Puskesmas Pejuang tahun 2012, dengan Insiden Rate 9,58%. Particulate Matter 10 (PM10) merupakan salah satu faktor resiko penyebab ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PM10 udara rumah tinggal terhadap kejadian ISPA Balita. Metode penelitian cross sectional. Populasinya seluruh balita di kecamatan Medan Satria, sampelnya 130 balita. Hasil pengukuran didapatkan kadar rata-rata PM10 udara rumah tinggal sebesar 72μg/m3 dan terdapat 88 balita (67,7%) mengalami ISPA. Disimpulkan bahwa kadar PM10 yang tidak memenuhi syarat berpeluang 11,33 kali lebih besar terkena ISPA dibandingkan dengan kadar PM10 yang memenuhi syarat.
Acute Respiratory Infections (ARI) the first from ten ranks of most diseases in district Medan Satria in 2012, with Incidence Rate 9.58%. Particulate Matter 10 (PM10) is one of their risk factors of Acute Respiratory Infections. This research aims to know the effects of PM10 of Residential Air on respiratory events in toddlers. This research method using cross sectional. The population is the entire toddler in district Medan Satria, the sample are 130 toddlers. Measurement results obtained average PM10 levels air House of 72 μg/m3 and there are 88 toddlers experiencing respiratory. It was concluded that PM10 levels are not eligible have the opportunity to be a cause of respiratory infection in toddler by 11,33 times compared with PM10 in homes that meet the requirements."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Carla K.
"Latar belakang masalah adalah sesuai dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan yaitu Perbaikan mutu Lingkungan Hidup untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, sedangkan kondisi perumahan di Jakarta masih banyak yang belum memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit antara lain penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang penularannya terjadi melalui udara.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya pengetahuan mengenai pengaruh lingkungan rumah terhadap terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut, khususnya mengenai pengaruh daripada: kepadatan penghuni, suhu, kelembaban, ventilasi, adanyan sumber penularan dalam rumah dan adanya sinar matahari dengan tidak lupa memperhatikan adanya pengaruh daripada lingkungan sosio-kultural yaitu tingkat pendidikan ibu dan tingkat sosio-ekonomi keluarga.
Adapun penelitian ini merupakan survei analitik, "Cross sectional study" yang didahului dengan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi. Pemilihan sampel secara "cluster sampling" dan "simple random sampling". Penelitian di lapangan dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan pengukuran-pengukuran. Analisa data dilakukan dengan komputer mempergunakan program statistik "Stat Pao" dan "SPSS/PC".
Kesimpulan yang diperoleh ialah dari faktor-faktor lingkungan fisik rumah berupa : kepadatan penghuni, suhu, kelembaban, ventilasi, sumber penularan dalam rumah dan adanya sinar matahari, yang jelas memperlihatkan pengaruh yang bermakna secara statistik terhadap kejadian ISPA pada balita ialah kelembaban, disamping faktor suhu dan tingkat sosio-ekonomi keluarga yang juga memperlihatkan adanya pengaruh yang bermakna secara statistik. Untuk penelitian yang akan datang konsep mengenai ventilasi, sumber penularan dalam rumah dan adanya sinar matahari sebaiknya dipertajam lagi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>