Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jon Harmintardjojwono
"Tuntutan mendapatkan efisiensi yang tinggi pada alat pembakar, pada kondisi kerja yang tertentu, mendorong perancangan, pembuatan, dan pengembangan yang lebih baik alat bakarnya. Untuk mewujudkan hal ini, fenomena-fenomena pembakaran,pencampuran bahan bakar oxidant, stabilisasi nyala, harus dipahami benar.
Penelitian ini ditujukan untuk hal tersebut diatas, dengan melakukan pada mixer aliran tangensial - 0 50 mm, dengan variasi variasi : tinggi mixemya, port ratio, pengaruh aliran bahan bakar, dan intensitas pusaran.
Pengaruh ketinggian mixer terhadap stabilisasi nyala dilakukan dengan merubah ketinggiannya mulai dari 50 mm sampai dengan 200 mm. Port ratio divariarisi dengan port -2,5 mm - berjumlah 8 port, menjadi port 005,5 mm -berjumlah 8 port, yang arah alirannya membentuk sudut 15° dengan horisontal.
Pengaruh arah aliran bahan bakar diperbandingkan antara nosel tanpa pengarah aliran (hams keatas),dengan nosel yang port-nya membuat sudut 15 dengan horisontal, dengan diameter port yang sama ( 0 2,5 mm - berjumlah 8 port ).
Pengaruh intensitas pusaran ,dilakukan dengan menutup salah satu saluran udara masuknya dan diperbandingkan dengan, tanpa menutup saluran udara masuk. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah :
Untuk pengaruh ketinggian mixer pada ketinggian mixer tertentu ada pengaruh yang signifikan, dan siklus perilaku ini berulang. Untuk pengaruh port ratio terhadap stabilisasi nyala ,terdapat pengaruh yang signifikan dan kemudian hilang pada ketinggian mixer yang tertentu.
Untuk pengaruh arah aliran bahan bakar, ada pengaruh yang signifikan terhadap stabilisasi nyala, pada ketinggian mixer yang rendah (50 mrn)yang kemudian akan hilang/ menyusut pada ketinggian selanjutnya. Untuk pengaruh intensitas pusaran, sama sekali tidak ada pengaruhnya walaupun terdapat perbedaan ketinggian nyala api.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa : variabel-variabel proses pencampuran (ketinggian mixer, port ratio, arah aliran bahan bakar masuk, dan intensitas pusaran) memiliki pengaruh-pengaruh tertentu terhadap kestabilan nyala.
Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, sebaiknya penambahan segmen silinder mixer lebih diperkecil lagi, arah aliran masuk bahan bakar dibuat berlawanan dengan arah pusaran udara, penggunaan partikel penjejak untuk memantau proses pencampuran dan keefektifan proses pencampuran, terhadap stabilisasi nyala, dan munculnya rumus experimental yang terkait dengan penelitian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Togatorop, Harum
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarman
"Pengaruh penghalang benda padat (solid body) pada stabilisasi nyala premix dengan ruang pencampur (mixer chamber) aliran tangensial LPG dan udara diselidiki secara eksperimental. Kontur blow off dan flash back pada nyala premix bunsen ditentukan oleh variasi fraksi mole bahan bakar terhadap ruang pencampur tangensial dan ruang pencampur yang diberi penghalang benda padat sebagai parameter. Dari sini diperoleh suatu kenaikan daerah stabilitas nyala yang ditulis sebagai As = AB - AF sebagai selisih antara luas daerah blow-off AB dan luas daerah flash back AF pada daerah kurva stabilitas nyala antara rasio campuran (AFR) dan Beban Pembakar (BL = burner loading). Efisiensi stabilitas nyala didefinisikan sebagai ήs = 1-AF/AB. Rumusan sederhana dari N.A. Rokke Et. Al diketengahkan sebagai pembanding tinggi nyala. Secara fisik mekanisme stabilitas yang dibahas ada tiga buah parameter yakni beban pembakar, perbandingan campuran, dan tinggi nyala pada ruang pencampur aliran tangensial dan ruang pencampur aliran tangensial yang diberi penghalang benda padat.

Solid body blockage effect on flame stabilization in the tangential flow mixer chamber LPG and air is experimentally investigated. Flame blow off and flashback contour on the premix flame Bunsen Burner to be defined for fuel mole fraction variation versus tangential mixer chamber and tangential mixer chamber with solid body blockage as parameter. Therefore we obtain a increasing flame stability area to write as As = AB - AF defined as the difference between blow off area AB and flash back area AF on the flame stabilization curve between mixer ratio and burner loading curve area. Flame stability efficiency to defined as ήs = 1-AF/AB. Simple equation from N.A. Rokke Et. Al. to be presented as comparing flame height. Physically mechanism of flame stabilization are discussed in term of three parameters namely burner loading, air fuel ratio and flame height on tangential mixer chamber and tangential mixer chamber with solid body blockage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T38829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Nurindra S.
"ABSTRACT
Reaksi pembakaran merupakan hal biasa teljadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik dalam industri besar maupun dalam linglcup rumah tangga, Akan tetapi untuk memperoleh suatu reaksi pembakaran yang sempurna dan eisien lcita perlu mengetahui karakteristik campuran udara/bahan balcar, temperatur nyala api, daerah kestabilan dan lain-lain.
Berangkat dari suatu keinjnan untuk memperoleh suatu campuran udara/bahan bakar maka dibuatlah suatu moditikasi pencampuran udam/bahan bakar yang baik dengan menggunakan aliran tangensial.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Termodinamika Terapan Jurusan Mesin-FTUI yaitu menggunaknn ala! Flame Propagation and Stability Unit dengan variasi tabung pembakar (30, 22.S) mm, (30, 18) mm, (30,14) mm. Pada tabung inner dibuat lubang b%ljLllD|811 I0 buah dengan diameter 2 mm sebagai outpw campuran pada saat dibakar.
Dari hasil penelitian didapat bahwa pada diameter besar yaitu 22.5 mm dan 18 mm terjadi fenomena flashback, Iebih cepat p-adam, dengnn panjang lidah api lebih rendah dari tabung 14 mm. Sedang pada tabung 14 mm tidal: teljadi jlashback 3k8Il tetapi terjadi Maj' yang diilcuti oleh pemadaman api.
Efek dari 2 tabung tersebut menghasilkan kerucut nyala baru yang melindungi kerucutinti nyala api. Pada kcsimpulannya pembakaran dengan menggunakan mixer aliran tangensial menghasilkan pembakaran yang hemat (massa udara yang bereaksi lebih sedikit) dibanding mixer jenis standard.

"
1999
S36942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Rahmat Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S36448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Munandar
"Pengaruh dari penambahan co-flow nitrogen (N2) terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Sementara itu, aliran co-flow nitrogen juga dialirkan dari sisi nosel bawah, dimana saluran nitrogen tersebut terletak koaksial dengan saluran bahan bakar (nosel bawah merupakan nosel koaksial). Pada penelitian ini digunakan juga vortex generator yang diletakkan pada jarak 2d dari ujung nosel untuk meningkatkan turbulensi sehigga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel) dan dinamika fluida (rasio debit QN2/Qf). Hasil eksperimen menunjukan bahwa semakin besar rasio debit QN2/Qf atau rasio fluks momentum ?N2/?f yang digunakan, maka limit stabilitas nyalanya akan menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan adanya aliran nitrogen yang menyelubungi daerah reaksi mencegah terjadinya difusi dengan udara sekitar sehingga suplai udara yang menunjang terjadinya pembakaran hanya berasal dari nosel udara. Lalu dapat disimpulkan juga bahwa penurunan dari kondisi non co-flow ke kondisi rasio 80/20 menyebabkan limit stabilitas nyala menurun rata-rata sekitar 27% dari kondisi non co-flow.

Effects of nitrogen co-flow on stability limit of diffusion flames formed in a counter flow field have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidator was supplied downward through a similar nozzle, which was equipped with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. Then, nitrogen co-flow was supplied upward through a bottom nozzle, where nitrogen's outlet is located coaxially with fuel's outlet (bottom nozzle is coaxial nozzle). In this experiment, also used vortex generator which located in 2d gap near nozzle outlet, to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (momentum flux of air and fuel based on flow rate ratio QN2/Qf) and geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter). Experiment result showed that stability limit decreases with increasing rate of flow rate ratio QN2/Qf or increasing rate of momentum flux ratio ?N2/?f. It can be explained that nitrogen coaxial flow will covers coaxially the reaction zone so it prevent from the diffusion with surrounding air. The need of air for combustion was only provided by upper nozzle. We also concluded that stability limit decreases 27% from non co-flow condition if we applied QN2/Qf = 80/20 ratio experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
06 Ham b
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh variasi pularan kipas terhadap linggi nyala api dari campuran
premix udara - propane akan diteliti secara eksperimental. Penelilian dilaksanakan
dengan menggunakan bahan baker gas propane (Hycool HCR-22), tabung pembakar
pipa ganda dengan ukuran diameter 14 - 30 mm panjang 420 mm dan peralatan
Bunsen’s Burner jenis rolaring fan mixer (RPM). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan mixer jenis rotating fan mixer alkan menyebabkan terjadinya
aliran pusar hingga ujung tabung pembakar (barrel) sehingga campuran udara -
bahan bakar akan menjadi semakin homogen. Peningkatan putaran kipas akan
menyebabkan peningkatan nilai burning velocity yang menyebabkari menurunnya
ketinggian nyala api. Peningkatan putaran kipas pada RPM akan menyebabkan
meningkatnya nilai Temperatur Flame (Tr), Burning Rafe Factor (φ), Burning
Velocity (Sr) dan Reaction Zone Thickness (ηR) serta akan menyebabkan
menurunnya nilai temperatur ignition (Tig), tinggi nyala api Luminous (h) dan
Preheat Zone Thickness (no ). Bunsen’s Burner dengan menggunakan rotating fan
mixer" dan memakai gas propana (Hycool HCR-22) sebagai bahan bakarnya
mempunyai nilai deviasi tinggi nyala api luminous sebesar -4,667 % pada putaran
1000 rpm dan -5,537 pada putaran 1600 rpm serta nilai deviasi temperatur nyala api
yang terjadi sebesar 2,347 % pada putaran 1000 rpm dan 2,746 pada putaran 1600
rpm. Hal ini berarti bahwa Bunsen's Burner dengan rotating fan mixer akan bekerja
lebih baik pada putaran kipas diatas 1000 rpm dibandingkan apabila burner tersebut
bekerja pada putaran kipas dibawah 1000 rpm karena pada putaran kipas diatas
1000 rpm nilai deviasinya relatif stabil."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>