Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasrizal
"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh sebab itu berbagai kebijakan pembangunan suatu daerah baik langsung maupun tidak langsung difokuskan dan diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal, diperlukan model pertumbuhan ekonomi yang dapat menangkap perbedaan kualitas hasil produksi (output) dan juga kualitas faktor-faktor produksi (input).
Fungsi produksi transcendental logarithmic (translog) dapat digunakan untuk mengestimasi model pertumbuhan ekonomi, dengan menggunakan faktor level augmentasi, baik pada output maupun input-nya. Variabel output yang digunakan adalah Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) sedangkan variabel input yang digunakan adalah input modal yaitu Pembentukan Modal Bruto (PMB) dan input tenaga kerja. Karena sifat parameter yang diestimasi adalah tetap (data populasi) dan berbeda menurut lapangan usaha, maka estimasi parameter dilakukan dengan model Seemingly Unrelated Regression (SUR).
Hasil analisa menunjukkan : Terjadi penurunan pada elastisitas output terhadap modal (EK) semua lapangan usaha, kecuali lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Begitu juga jika dilihat nilainya, semuanya bersifat inelastis negatif kecuali lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian, hal ini menunjukkan bahwa selain kedua lapangan usaha tersebut penambahan modal justru akan menurunkan output yang dihasilkan.
Sedangkan pada elastisitas output terhadap tenaga kerja (EL) semua lapangan usaha mengalami peningkatan, kecuali lapangan usaha pertanian ; lapangan usaha pertambangan dan penggalian ; dan lapangan usaha industri. Jika dilihat nilainya, semuanya bersifat inelastis positif kecuali lapangan usaha keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa selain lapangan usaha keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tersebut, penambahan-tenaga kerja akan meningkatkan output yang dihasilkan.
Hasil analisa terhadap skala ekonomi menunjukkan bahwa terjadi penurunan skala ekonomi semua lapangan usaha, kecuali lapangan usaha pertanian; serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Sedangkan menurut data laju kemajuan teknologi, semua lapangan usaha bersifat penghematan modal atau labor intensive, dan umumnya bernilai positif yang artinya kemajuan teknologi akan meningkatkan output, kecuali Iapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran.
Dan uraian diatas, maka implikasi kebijakan dilihat dari sisi pemerataan distribusi pendapatan atau ketenagakerjaan adalah bagaimana upaya peningkatan kualitas tenaga kerja dalam hal ini kualitas sumber daya manusia, karena elastisitas output terhadap tenaga kerja umumnya bersifat inelastis negatif dan cenderung menurun. Kegiatan investasi pada sumber daya manusia itu sendiri pada akhimya akan meningkatkan produktifitas total faktor, melalui peningkatan kualitas tenaga kerja. Proses ini secara terus menerus akan menggeser lintasan pertumbuhan ekonomi ke lintasan yang baru yang lebih tinggi (lebih baik) tanpa harus menunggu lompatan. Hal ini berarti pula terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat akibat adanya peningkatan pendapatan. Dan yang terpenting adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut justru muncul dari dalam dirinya, yang akan menggambarkan sebagai sesuatu kekuatan tersendiri yang rnampu berdiri sendiri dan berkembang dengan sendirinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andri Kurniawan
"Kekurangan energi listrik di Propinsi Riau hingga 150MW menyebabkan perlunya segera dilakukan penambahan pembangkit listrik baru. Penambahan pembangkit listrik baru harus diikuti dengan ketersediaan bahan bakar. Lapangan gas Segat merupakan salah satu alternatif sumber bahan bakar tersebut.
Tujuan dari penelitian adalah mencari nilai keekonomian yang terbaik untuk pengembangan lapangan gas Segat. Pada suatu lapangan gas yang terdiri dari beberapa sumur-sumur gas yang mempunyai cadangan gas yang terbatas untuk dijual ke konsumen.
Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan kajian dan simulasi beberapa skenario pengembangan menggunakan software seperti GAP, Hysys, Pipesim, dan Excel. Melakukan analisis tentang karakteristik reservoar dan memilih sumur-sumur gas yang harus dibor dan dibuka lebih dahulu serta desain fasilitas produksi di permukaan, jadwal diperlukannya gas kompresor pada saat tekanan sudah tidak dapat mengalirkan gas secara alami dari sumur gas menuju ke konsumen.
Perbedaan kondisi tersebut akan berpengaruh pada biaya investasi (capital expenditure) dan biaya operasi (operating expenditure) yang harus dikeluarkan sehingga berakibat terhadap nilai keekonomiannya berdasarkan indikator-indikator keuntungan berupa NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), POT (Pay Out Time) dan GOI (Government Take). kemudian memilih skenario pengembangan yang paling baik untuk Pemerintah dan Produsen gas.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa skenario yang terbaik dalam nilai keekonomian selama 10 tahun adalah Skenario VI dengan nilai NPV sebesar US$ 58,75 juta dan IRR sebesar 38% namun masih lebih kecil dari target IRR sebesar 40%. Untuk mendapatkan nilai keekonomian dengan target IRR 40% dilakukan dengan menaikkan harga gas dari US$ 5,00 per MMBTU menjadi US$ 5,33 per MMBTU atau dengan meningkatkan laju alir gas dari 25 MMSCFD menjadi 26,60 MMSCFD. Reservoar dapat dioptimalkan laju alirnya hingga 28,5 MMSCFD. Kenaikan volume gas tersebut meningkatkan nilai IRR menjadi 43% dan meningkatkan NPV menjadi US$ 70,53 juta. Perubahan titik serah menjadi di Unit Pengolahan Gas dapat menjadi alternatif pilihan karena dapat menurunkan harga gas dari US$ 5,00 per MMBTU menjadi US$ 3,78 per MMBTU.

Electricity deficit in Riau Province until 150MW is causing the needed of additional power generator to solve the problem soon. The additional of the power generator should be following with availability of fuel source. Segat gas field is one of the best alternatives for supply of fuel gas for power generator.
The objective of the study is to find the best attractive economic value of Segat gas field development. Gas field, which has a several well to produce gas with a limitation reserve.
Study and simulating with several scenarios of development using GAP, Hysys, Pipesim, and Excel software. Analyses the reservoir characterization data to determine reserves and gas deliverability predictions and also to estimate drilling schedule. Surface facilities design, by arranging pipeline and process plant design to consider wells location through out market sales point and needed of gas compressor. Economic evaluation, by demonstrating economic indicators result such as NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), POT (Pay Out Time) and GOI (Government Take) to make the most attractive for both Government and Gas Producer.
The best scenario in 10 years deliverability is Scenario VI with US$ 58.75 million of NPV and 38% IRR, still lower than 40% IRR target. Several solutions to meet the 40% IRR target is by increasing the gas price to US$ 5.33 per MMBTU instead of US$ 5.00 per MMBTU and increasing gas flow rate from 25 MMSCFD to 26.60 MMSCFD. Reservoir simulation has optimize the flow rate until 28.5 MMSCFD and increasing the IRR value from 40% IRR target to 43% and also increasing the NPV to US$ 70.53 million. Gas delivery point at Gas Processing Unit is alternative because can reduce the gas price from US$ 5.00 per MMBTU become US$ 3.78 per MMBTU.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27906
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rambe, Raja Iskandar Muda
"Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis disparitas regional antar Kabupaten / Kota di Propinsi Sumatera Utara dari Tahun 2000 - 2008. Selain melihat disparitas di penilitian ini juga melihat faktor-faktor apa saja yang telah menyebabkan disparitas itu sendiri. Hasil dari penelitian di indikasikan naiknya angka disparitas di Propinsi Sumatera Utara selama kurun waktu Tahun 2000-2008. Banyak faktor yang menyebabkan disparitas tersebut antara lain , Alokasi Pembentukan Modal Tetap, Tingkat pendidikan , Jumlah Tenga Kerja

This research is aimed at analyzing regional disparity among regencies North Sumatera Provinces from 2000 up to 2008. Williamson?s weighted coefficient of variation is used to measure the regional disparity in North Sumatera. Besides of regional disparity , this research has identified any factors that have been influencing the regional disparity. The result of analyzes indicates that there is increasing regional disparity among regencies in North Sumatea during 2000 -2008. Many factors caused disparity are Lag PDRB Per Capyta, Investment Allocation (PMTDB) Human Capital, and employer."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mintargo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengestimasi model pertumbuhan ekonomi antar propinsi di Pulau Sumatra dengan memperhatikan masalah perbedaan efisiensi dalam produksi, kualitas output ataupun input, sumber daya alam dan infrastruktnr, (ii) mengestimasi elastisitas output terhadap perubahan input dan angka kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi antar propinsi di Pulau Sumatra.
Model fungsi produksi meta yang bersifat translog digunakan sebagai pendekatan karena dapat memperhitungkan perbedaan kondisi antar propinsi (propinsi berpendapatan tinggi dan propinsi - berpendapatan rendah) dan kemajuan teknologi. Sebagai variabel input digunakan stok barang modal dan tenaga kerja. Untuk menghasilkan dugaan yang tidak bias dan efisien digunakan teknik See mingly Unrelated Regression dalam proses pendugaan.
Studi ini menunjukkan terjadinya penurunan dan peningkatan kualitas input pada tahun-tahun tertentu, sedangkan produktivitas total faktor (PTT) mengalami kemajuan pada semua propinsi. Pada golongan propinsi berpendapatan tinggi produktivitas total faktornya lebih tinggi dari golongan propinsi berpendapatan rendah, hal ini berkaitan erat dengan migas yang dihasilkannya. Alokasi investasi mennnjukkan bahwa barang modal lebih menguntungkan secara relatif jika dialokasikan ke golongan propinsi berpendapatan tinggi dari pada ke golongan propinsi berpendapatan rendah.
Kondisi input dan parameter produksi menunjukkan membaiknya kinerja antar propinsi dalam pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra. Untuk itu kebijakan yang sebaiknya ditempuh adalah meningkatkan produktivitas di propinsi berpendapatan rendah dengan meningkatkan mutu modal manusia melalui pendidikan, ketrampilan dan latihan. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan bahwa produktivitas total faktor yang ada di propinsi berpendapatan rendah bisa menyamai atau paling tidak dapat mendekati produktivitas total faktor propinsi berpendapatan tinggi, sehingga secara nasional dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"DKI Jakarta province have the potential of sufficient resources sector secondary and tertiary sector. This resource has a great opportunity to be developed to increase the income of the province DKI Jakarta tertiary sector...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
hapus3
"This study evaluates consistency of the trickle down hypothesis, that shows parabolic relationship between poverty incidence and per capita aggregate gross domestic product (GDP), with Indonesia data. In addition to aggregate GDP, the hypothesis was also tested by using GDP disaggregated by sector and adding some alternative price variables. The study shows that per capita aggregate GDP is not significantly related with poverty incidence. Impact of disaggregated GDP varies by sector and by region. Agriculture GDP has the greatest impact on poverty incidence in rural area, whereas industrial GDP determines poverty incidence in urban area. Poverty incidence is also determined by rice price. These findings indicate that promoting agricultural development, food crop subsector in particular, is an appropriate strategy for poverty alleviation."
Economics and Finance in Indonesia, 2003
EFIN-51-3-Sept2003-291
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Satria
"Laju pertumbuhan penduduk Propinsi Lampung tergolong cukup tinggi. Ini membawa implikasi pada banyaknya jumlah penduduk pada kategori angkatan kerja. Akibatnya, mereka yang akan memasuki pasar tenaga kerja diperkirakan cukup banyak. Sementara daya serap perekonomian terhadap tenaga kerja masih sangat terbatas sehingga over supply di pasar tenaga kerja diperkirakan akan cukup besar. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka jumlah pengangguran akan meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam penyerapan tenaga kerja sektoral Propinsi Lampung (berdasarkan pendekatan demometrik), membuat proyeksi penyerapan tenaga kerja sektoral di Propinsi Lampung sampai dengan tahun 2010 dan melengkapi informasi kependudukan yang diharapkan dapat berguna dalam perencanaan tenaga kerja di Propinsi Lampung.
Hasil penelitian menunjukan semakin tinggi NTB sektoral akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektoral, semakin tinggi PDRB per kapita akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektoral, kecuali untuk tenaga kerja sektor pertambangan. Semakin tinggi jumlah penduduk akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektoral. Semakin tinggi jumlah angkatan kerja akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektoral dan semakin tinggi jumlah pengangguran akan menurunkan penyerapan tenaga kerja sektoral.
Hasil proyeksi dengan skenario pesimis, moderat, dan optimis menunjukkan tenaga kerja sektor pertanian mendominasi pola penyerapan tenaga kerja Propinsi Lampung pada tahun 2010. Proporsinya mengalami kenaikan dari tahun 2003 yang hanya 66 persen menjadi 68-71 persen pada tahun 2010. Sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi selain pertanian adalah sektor perdagangan dan jasa-jasa masing-masing 11-12 persen dan 6-7 persen. Sedangkan Sektor yang cukup kecil dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor pertambangan, LGA dan keuangan.
Dalam rencana stratejik (renstra) pembangunan Propinsi Lampung 2004-2009, disebutkan isu pokok pembangunan ekonomi Propinsi Lampung harus dapat lebih meningkatkan produktwitas dan nilai tambah sektor pertanian. Mengingat hasil proyeksi menunjukkan bahwa tahun 2010 tenaga kerja sektor pertanian mencapai sekitar 70 persen pada skenario pesimis, moderat, dan optimis, maka pemerintah daerah Propinsi Lampung perlu menitikberatkan pembangunan pada sektor ini.
Hasii proyeksi sangat diperlukan untuk perencanaan tenaga kerja, terutama dalam hal kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja. Dengan asumsi tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4 persen per
tahun dan pertumbuhan penduduk sebesar 0,5 persen per tahun, maka pada tahun 2010 akan terdapat ke!ebihan persediaan tenaga kerja sebesar 879.197 orang. Dengan asumsi tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk sebesar 1,0 persen per tahun, maka tahun 2010 akan terdapat kelebihan persediaan tenaga kerja sebesar 93.370 orang. Dengan asumsi tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk sebesar 2,0 persen per tahun, maka pada tahun 2010 akan terjadi kekurangan tenaga kerja sebesar 408.634 orang.
Untuk itu perlu adanya kebijakan ekonomi dan kebijakan kependudukan yang terintegrasi kedalam rencana pembangunan. Kebijakan kependudukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Chandra
"Pengaruh dan hubungan makroekonomi terhadap pasar modal telah lama menjadi fokus berbagai penelitian. Penelitian-penelitian ini berdasarkan pemahaman bahwa pasar modal yang memperdagangkan saham sebagai salah satu instrumen investasi utama merupakan representasi dari unit usaha yang melakukan aktifitasnya dalam lingkungan makroekonomi suatu negara, sehingga makroekonomi sebagai gambaran aktifitas perekonomian dalam suatu negara seharusnya berpengaruh terhadap saham atau pasar modal secara keseluruhan. Tesis ini berusaha meneliti pengaruh dan hubungan indeks harga saham terhadap Produk Domestik Bruto dengan menekankan analisis terhadap perbedaan pengaruh dan hubungan tersebut antara indeks kategori defensive stock dan cyclical stock.
Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan analisa serta penarikan kesimpulan adalah analisa bivariat dengan model regresi log-log dan korelasi sederhana. Produk Domestik Bruto (PDB) digunakan sebagai proxy kegiatan makroekonomi, sedangkan untuk proxy pasar modal secara keseluruhan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Proxy saham kategori defensive stock menggunakan indeks pertanian serta indeks utilitas, infrastruktur dan transportasi, sedangkan untuk proxy saham kategori cyclical stock menggunakan indeks properti dan real estat serta indeks keuangan. Periode penelitian mencakup tahun triwulan I tahun 1996sampai triwulan IV tahun 2003.
Model yang menggunakan lag time 2 (dua) triwulan merupakan model yang paling optimal menjelaskan pengaruh dan hubungan indeks harga saham terhadap PDB. Hai ini berarti indeks pada saat t-2 dapat memprediksi dan memiliki hubungan yang kuat dengan PDB pada saat t, sehingga dapat dikatakan prediksi PDB, yang dilakukan pada saat t-2 mempengaruhi keputusan investasi pada saat t-2. Indeks properti dan real estat serta indeks keuangan mempengaruhi PDB secara signifikan, sementara indeks pertanian serta indeks utililas, infrastruktur dan transportasi tidak mempengaruhi nilai PDB pada lag time optimal. Uji korelasi yang digunakan untuk melihat perbedaan hubungan antara kategori indeks yang diteliti menunjukkan hubungan indeks harga saham kategori cyclical stock dengan PDB lebih besar dibandingkan hubungan indeks harga saham kategori defensive stock dengan PDB. Semua indeks yang digunakan sebagai variabel penelitian kecuali indeks pertanian mempunyai hubungan yang positif, sementara indeks pertanian menunjukkan hubungan negatif yang tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>