Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Zuhardi
"Dalam proses pemesinan bubut terdapat parameter-parameter pemotongan penting yang perlu diperhatikan yakni: gerak makan (f) Kedalaman potong (a), serta Kecepatan potong (v), karena diperlcirakan dapat mexnpengamhi material pahat yang menyebabkan material pahat akan cepat aus yang tentunya akan sulit untuk pemotongan lebih lanjut. Selain parameter tersebut keausan pahat dapat pula dipengaruhi oleh benda kezja itu sendiri. Di Industri kecil ataupun sekolah teknik maupun perguruan tinggi teknik parameter-parameter tersebut digunakan seadanya dengan tidak memperhatikan bagaimana pahat bisa cepat aus dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk umur pakai pahat. Umur pahat diidentikkan dengan keausan Waktu pemotongan juga sangat berpengaruh terhadap umur pakai pahat. Pada kecepatan potong 540 [rpm] harga keausan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan potong 440 [rpm]. Begitu pula pada gerak makan 0.056 [mm/rev] umur pahat akan lebih lama daripada gerak makan 0.112 [mm/rev]."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indratno Hery Prabowo
"Penelitian ini membahas mengenai pemetaan temperature pada material S45C dan SNCM 447 dengan menggunakan material pahat tungsten dan Co TiN, disamping itu juga menggunakan material SNCM 447 yang dikeraskan dengan menggunakan material pahat keramlk, Pengarnbilan data temperaturel suhu dilakukan pada laju pemakanan dan kecepatan putar material yang berbeda. Data yang didapat adalah !abel yang diperoleh berdasarkan dari basil pengujian serta penelitian yang dilakukan, Dari hasll tersebut diolah, dianalisa dan dilakukan perbandingan serta pendekatan berdasarkan teori ) yang diperoleh, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan. Kesimpulan yang didapat dari percobaan adalah bahwa semakin tinggi Laju pemakanatl dan putaran material kerja maka akan semakin tinggi pula suhu/temperatur yang dihasilkan oleh material kerja maupun material potong. Pada kenaikan kecepatan putar material kelja perbedaan suhu/temperalur yang teljadi terlihat lebih signifikan dibandingkan dengan perubahan suhu akibat kenaikan laju pernakanan. Pada proses hard turning material kerja haruslah memiliki kekerasan yang tinggi seperti baja paduan. baja bearing, baja putaran tinggi, baja ) yang dikeraskan dan lainnya. Karena pada proses hard turning membutuhkan putaran material kerja yang tinggi yaitu diatas 1000 rpm dan basil yang diperoleh dari proses ini terdapat suatu lapisan yang disebut lapisan putih (white layer) yang hanya bisa diteliti dengan tes metalografi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Gde Tirta Nindhia
"Pahat bubut yg terbuat dr bhn keramik khususnya bhn alumina(AL2O3) yg diperkuat whisker SiC, memiliki kelebihan dibandingkan dng pahat bubut konvensional.Krn kekerasan & ketahanannya terhadap suhu tinggi menyebabkan pahat bubut yg terbuat dr bhn keramik lebih tahan aus dan dpt dioperasikan pd kecepatan tinggi.Penelitian ini bertujuan menggunakan bhn bauksit (AL2O3,2H2O) sbg bhn pembuatan bubut ,untuk mengatasi harga alumina yg tinggi .Penguatan dilakukan ddngan menggunakan whisker SiC & proses sintering dilakukan dlm kondisi pressureless.Produk yg dihasilkan memiliki ketangguhan retak 2.003 Mpa.m1/2, porositas 0,0706% & kekerasan 9 skala mohs. Produk berfungsi dengan baik saat digunakan dlm proses pembubutan"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
JUTE-XVI-1-Mar2002-32
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soulisa, Ahmad Dzilmariyz
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S29069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Rachadiansyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA663
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Jumawa
"ABSTRAK
Teknologi dan metode pengukuran merupakan salah satu hal yang fundamental dalam riset maupun dalam pendidikan. Tingkat keakurasian pengukuran sangat diperhatikan pada suatu alat ukur. Dan pengukuran temperatur adalah pengukuran yang sering digunakan, karena sifat panas yang selalu ada dalam tiap objek di bumi. Dalam mengukur temperature diperlukan alat ukur yang akurat dan presisi, salah satunya adalah termokopel dan RTD. Termokopel memiliki tipe berdasarkan logam pembentuknya, sehingga kemampuan pengukurannya pun berbeda. Namun tiap termokopel berlandaskan pada hukum seebeck , dimana dua logam dibuat menyatu dengan tiap ujungnya mengukur pada temperatur yang berbeda sehingga menimbulkan gaya gerak listrik. Untuk itu sambungan ujung termokopel perlu diperhatikan agar mendapatkan performa terbaik. Terdapat tiga jenis macam dalam penyambungan dalam penelitian ini yaitu sambungan tik, lilit, dan solder, yang masing-masing jenis sambungannya dilakukan pada termokopel tipe J, T, dan K pada rentang diameter 0,2−0,7 𝑚𝑚.. Sambungan tik menunjukkan tingkat kesesuaian yang lebih baik dibanding solder pada termokopel dengan logam berdiameter kecil. Sedangkan pada logam berdiameter besar , sambungan solder menunjukkan tingkat kesesuaian linieritas yang lebih baik. Simpangan rata-rata paling kecil ditunjukkan pada tipe sambungan solder. Dan pengukuran temperatur pada ambien memberikan hasil delta temperatur yang berbeda antar termokopelnya selama satu hari penuh, dimana pada rentang waktu tertentu terdapat delta perubahan yang lebih rendah dibanding rentang waktu lain. Serta termokopel lebih akurat dibanding RTD ketika mengukur temperature pada rentang −200−2000𝐶.

ABSTRACT
Technology and method of measurement is one of fundamental thing in doing research and study. Accuracy in measurement instrument is being concerned to obtain valid data. Temperature measurement is widely used in research as a result of heat transfer process in objects. In temperature measurement, high accuracy instrument is needed. One of the temperature measurement instrument is called thermocouple. Thermocouple has different type based of forming material. This material difference will affect their characteristic. Every thermocouple works based on the seebeck effect, which say that if junctions from two different metal wire are created and has temperature difference, there will be electromotive force. For that reason junction tip of thermocouple must be observe to get better perform. The method of creating junction has three variation, the first method is tik, the second method is twist, and the other is soldered. Concentration will be put on type J, K, T type thermocouple, method of creating junction by tik, twist, soldered, and variety of thermocouple diameter between 0, 2 to 0, 7mm. The result of this experiment gives that tik junction indicates better level of concordance than soldered junction at little wire. However, soldered junction shows better level of concordance at thick wire. Average deviation of soldered junction shows better than other while in measure ambient temperature for one day. And thermocouple shows better than RTD while in use between −200 to 2000𝐶."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi
"Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang banyak digunakan untuk memproduksi bentuk benda putar atau silindris. Suatu kondisi yang bisa terjadi dan berpengaruh terhadap mesin bubut itu sendiri, serta terhadap kualitas komponen atau produk yang dihasilkan adalah inasalah timbulnya getaran pada pahat potong. Getaran ini sangat merugikan dan sedapat mungkin dikurangi atau dihilangkan, melalui tahap awal dalam suatu rancangan mesin perkakas dengan meningkatkan kekakuan dinamik atau dengan menambah suatu sistem redaman sebagai alat tambahan. Suatu peredam getar sistem pegas-massa dibuat untuk mengurangi getaran eksitasi-mandiri.
Mesin bubut model C6232A1 dirancang untuk membubut permukaan luar silinder, dengan benda kerja yang digunakan adalah besi-cor, kuningan, aluminium-cor, Fe-50 dan stainless-steel. Penelitian yang dilakukan terhadap mesin bubut ini adalah pengukuran terhadap simpang-getar pada pahat potongnya. Karakteristik pemotongan terhadap benda kerja tersebut dengan kecepatan spindle 50, 105, 130, 180, 260. 360 dan 560 rpm. Semakin tinggi kecepatan spindle, simpang getar yang timbul semakin naik. Pada proses penyeiesaian hal tersebut perlu dihindari, atau paling tidak diturunkan hingga pada batas tertentu, dengan suatu alat peredam sehingga benda kerja yang dihasilkan mempunyai kualitas permukaan yang lebih baik. Suatu analisa dilakukan menggunakan mesin bubut dan benda kerja dengan jenis yang berbeda untuk membuktikan apakah terjadi penurunan sim pang getar pada ujung pahat mesin bubut tersebut.
Adapun basil penelitian ini terdapat penurunan simpang getar rata-rata untuk besi-cor 37,7%, kuningan 39,1%, aluminium-cor 19,6%, Fe-50 34,6% dan stainless-steel 31,3%. Tingkat kekasaran permukaan yang lebih baik. Dengan diturunkannya simpang getar pada masing-masing benda kerja maka dapat diketahui bahwa ini adalah sistim over-damped."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>