Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139976 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yusuf Wibisono
"Tesis ini dimotivasi oleh disparitas pendapatan regional di Indonesia yang terjadi secara persisten walau berbagai kebijakan regional untuk mereduksi kesenjangan regional telah dilakukan sejak awal pembangunan.
Penelitian ini menelaah eksistensi disparitas pendapatan regional di Indonesia. Apakah terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa telah terjadi tendensi konvergensi? Jika ya, seberapa cepat konvergensi itu terjadi? Lalu, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan konvergensi tersebut? Seberapa besar konvergensi yang kita observasi dihasilkan oleh akumulasi faktor dan seberapa besar yang dihasilkan oleh transfer teknologi? Apakah teknologi memainkan peranan yang besar dalam konvergensi di Indonesia?
Dengan mempergunakan kerangka teori pertumbuhan neoklasik dan teori pertumbuhan endogen, studi ini mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian diatas. Dengan alat analisis regresi metode cross-section dan data panel, studi ini menemukan bahwa tingkat konvergensi regional di Indonesia adalah rendah. Perbedaan dalam tingkat pertumbuhan secara sistematis dapat dijelaskan oleh sejumlah variabel penjelas.
Perlakuan regresi yang mengizinkan fungsi produksi berbeda-beda untuk setiap perekonomian, menghasilkan estimasi kecepatan konvergensi yang jauh lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah besar. Jika perbedaan dalam tingkat teknologi antar propinsi ini menghilang, maka konvergensi akan terjadi secara cepat.
Dengan analisa konvergensi teknologi, studi ini menemukan bahwa mekanisme utama yang berada dibalikkonvergensi regional adalah pengejaran TFP. Peranan pengejaran TFP ini jauh lebih dominan dibandingkan dengan akumulasi faktor.
Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi membawa pada perbedaan TFP yang besar. Jika perbedaan dalam tingkat teknologi ini menghilang, pengejaran TFP akan terjadi dalam tingkat yang jauh lebih cepat.
Dengan pendekatan transfer teknologi, studi ini membedakan antara konvergensi yang dihasilkan dan akumulasi faktor dan konvergensi yang dihasilkan dari transfer teknologi. Hasil analisa menunjukkan bahwa transfer teknologi memainkan peranan tidak kecil dalam konvergensi di Indonesia. Dengan perlakuka ekonometri yang mengizinkan setiap perekonomian memiliki fungsi produksi yang berbeda, sebagian besar konvergensi dihasilkan dari transfer teknologi.
Hal ini menegaskan temuan sebelumnya bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah sangat lebar. Bila perbedaan ini menghilang, maka kita berharap bahwa transfer teknologi akan berjalan jauh lebih cepat. Transfer teknologi yang lebih cepat ini akan membawa pada konvergensi pendapatan yang juga jauh lebih cepat.
Studi ini memiliki keterbatasan dalam teori dan metodologi penelitian. Dari sudut pandang ekonometri, studi ini terganggu oleh masalah-masalah berikut: (i) kesalahan spefisikan; (ii) kesalaha pengukuran; (iii) perata-rataan variabel; (iv) korelasi antar residual. Sedangkan dari sudut pandang teoritis, studi ini memiliki keterbatasan yaitu: (i) ketidakmampuan menangkap adanya pola konvergensi yang berbeda; (ii) ketidakmampuan menjelaskan transfer teknologi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Wibisono
"Studi ini menelaah eksistensi disparitas pendapatan regional di Indonesia. Dengan mempergunakan kerangka teori pertumbuhan neoklasik dan teori pertumbuhan endogen, studi ini menemukan bahwa tingkat konvergensi regional di Indonesia adalah rendah. Perbedaan dalam tingkat pertumbuhan secara sistematis dapat dijelaskan oleh sejumlah variabel penjelas.
Perlakuan regresi yang mengizinkan fungsi produksi berbeda-beda untuk setiap perekonomian, menghasilkan estimasi kecepatan konvergensi yang jauh lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah besar. Jika perbedaan dalam tingkat teknologi antar propinsi ini menghilang, maka konvergensi akan terjadi secara cepat.
Dengan analisa konvergensi teknologi, studi ini menemukan bahwa mekanisme utama yang berada dibalik konvergensi regional adalah pengejaran TFP (Total Factor Productivity). Peranan pengejaran TFP ini jauh lebih dominan dibandingkan dengan akumulasi faktor. Dengan pendekatan transfer teknologi, studi ini membedakan antara konvergensi yang dihasilkan dari akumulasi faktor dan konvergensi yang dihasilkan dari transfer teknologi. Hasil analisa menunjukkan bahwa transfer teknologi memainkan peranan tidak kecil dalam konvergensi di Indonesia.
Hal ini menegaskan temuan sebelumnya bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah sangat lebar. Bila perbedaan ini menghilang, maka kita berharap bahwa transfer teknologi akan berjalan jauh lebih cepat. Transfer teknologi yang lebih cepat ini akan membawa pada konvergensi pendapatan yang juga lebih cepat. "
2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Wibisono
"Dalam studi di banyak negara, dimensi regional dari pembangunan ekonomi mendapat perhatian yang serius. Hal ini umumnya berkaitan dengan masalah regional equality dan spatial distribution resources.
Di Indonesia, sebagaimana di negara besar dunia ke-3 lainnya, daerah selalu mendapat perhatian khusus. Tak ada negara yang memiliki keragaman seperti Indonesia dalam ekologi, demografi, ekonomi, etnis, dan budaya. Begitu pula dalam aspek wilayah, tak ada negara yang menyamai Indonesia dalam hal keunikan geografi yang menempatkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Persatuan nasional telah menjadi komponen utama negara sejak negara ini merintis kemerdekaannya. Demikian pentingnya hal ini sampai jargon persatuan nasional telah menjadi sesuatu yang klasik di Indonesia. Semua rezim yang berkuasa selalu menempatkan masalah persatuan nasional ini sebagai prioritas tertinggi. "
2001
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nugroho
"Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil memicu munculnya aglomerasi serta isu disparitas antar wilayah. Aglomerasi dapat di lihat dengan munculnya kota sebagai sentra aktivitas ekonomi. Terjadinya disparitas bisa dilihat dari indikator jumlah PAD pada APBD di masing-masing propinsi. Disparitas dalam Ilmu Ekonomi Regional dapat diukur dengan indikator PDRB antar propinsi. Isu disparitas antar propinsi juga disebabkan karena faktor ketersediaan sumber daya dan fasilitas infrastuktur. Isu disparitas merupakan tantangan bagi efektivitas implementasi otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia The geographical condition of Indonesia which consist of five large islands and thousands of small islands, triggers agglomeration and disparity issue. Agglomeration can be seen with the emergence of cities as centers of economic activity. The disparity can be
seen from the indicator of the amount of PAD in the APBD in each province. Disparity in Regional Economics can be measured by inter-provincial GRDP indicators. The disparity issue is also due to the availability of resources and infrastructure facilities. The disparity issue is a challenge for the effectiveness of the implementation of regional autonomy and fiscal decentralization in Indonesia."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T53651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mintargo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengestimasi model pertumbuhan ekonomi antar propinsi di Pulau Sumatra dengan memperhatikan masalah perbedaan efisiensi dalam produksi, kualitas output ataupun input, sumber daya alam dan infrastruktnr, (ii) mengestimasi elastisitas output terhadap perubahan input dan angka kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi antar propinsi di Pulau Sumatra.
Model fungsi produksi meta yang bersifat translog digunakan sebagai pendekatan karena dapat memperhitungkan perbedaan kondisi antar propinsi (propinsi berpendapatan tinggi dan propinsi - berpendapatan rendah) dan kemajuan teknologi. Sebagai variabel input digunakan stok barang modal dan tenaga kerja. Untuk menghasilkan dugaan yang tidak bias dan efisien digunakan teknik See mingly Unrelated Regression dalam proses pendugaan.
Studi ini menunjukkan terjadinya penurunan dan peningkatan kualitas input pada tahun-tahun tertentu, sedangkan produktivitas total faktor (PTT) mengalami kemajuan pada semua propinsi. Pada golongan propinsi berpendapatan tinggi produktivitas total faktornya lebih tinggi dari golongan propinsi berpendapatan rendah, hal ini berkaitan erat dengan migas yang dihasilkannya. Alokasi investasi mennnjukkan bahwa barang modal lebih menguntungkan secara relatif jika dialokasikan ke golongan propinsi berpendapatan tinggi dari pada ke golongan propinsi berpendapatan rendah.
Kondisi input dan parameter produksi menunjukkan membaiknya kinerja antar propinsi dalam pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra. Untuk itu kebijakan yang sebaiknya ditempuh adalah meningkatkan produktivitas di propinsi berpendapatan rendah dengan meningkatkan mutu modal manusia melalui pendidikan, ketrampilan dan latihan. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan bahwa produktivitas total faktor yang ada di propinsi berpendapatan rendah bisa menyamai atau paling tidak dapat mendekati produktivitas total faktor propinsi berpendapatan tinggi, sehingga secara nasional dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Dahlia
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khristina Curry
"Peranan pertumbulan sarana prasarana dirasakan sangat panting bagi pembangunan dan pengembangan perekonomian. Karena peranan sarana prasarana yang ada di Indonesia dirasakan relatifnasih sangat kecil. Penelitian ini akan melihat sejauh mana peranan sarana prasarana terhadap pertumbuhan industri manufaktur. Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa peranan sarana prasarana terhadap industri manufaktur relatif sangat besar.
Untuk mengetahui sejauh mana peranan pertumbuhan sarana prasarana dan peranan pertumbuhan sumberdaya manusia terhadap pertumbuhan industri manufaktur digunakan 6 (enam) buah variabel, yang terdiri dari 5 (lima) variabel bebas dan I (satu) variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan terdiri atas prasarana taransportasi, sarana listrik, sarana komunikasi, sarana pendidikan dan tenga kerja (sumberdaya manusia). Variabel terikat yang digunakan adalah industri manufaktur. Model yang dipergunakan untuk mengetahui peranan pertumbuhan sarana prasarana dan peranan pertumbuhan sumberdaya manusia terhadap pertumbuhan industri manufaktur diadaptasi dari fungsi produksi Cobb Douglas yang telah mengalami ekstensifikasi.
Sarana prasarana, industri manufaktur dan sumberdaya yang kits gunakan merupakan perpaduan dari data karat lintang (antar individu/cross section) yaitu 26 propinsi di Indonesia dan data runtun waktu (lime series) yaitu 19 tahun observasi maka metode estimasi yang digunakan merupakan metode estimasi panel data. Dimana metode panel data tersebut diestimasi dengan teknik fixed effect model. Sehingga diharapkan mampu menjelaskan pengaruh peranan pertumbuhan sarana prasarana terhadap pertumbuhan industri manufaktur.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa peranan pertumbuhan sarana prasarana per kapita per tahun terhadap pertumbuhan industri manufaktur per kapita per tahun relatif lebih besar dan relatif lebih dominan dibandingkan dengan sumberdaya manusianya. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa industri manufaktur di Indonesia memiliki skala ekonomis yang semakin meningkat (increasing returns to scale). Besarnya peningkatan pertumbuhan nilai tambah prasarana transportasi, nilai tambah listrik, jumlah sambungan telepon, sarana pendidikan dan tenaga keda per tahun per kapita akan memberikan peningkatan pertumbuhan nilai tambah industri manufaktur per tahun per kapita yang lebih besar. Dengan demikian telah terjadi kekurangan investasi (under investment) pads sarana dan prasarana di Indonesia. Hal lain yang ditunjukkan oleh studi ini adalah besar kecilnya peranan masing-masing sarana prasarana di tiap wilayah di Indonesia. Secara keseluruhan hasil studi ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>