Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Misri Gozan
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014
662.6 MIS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Alfian Muthalib
"Fairchild dalam The Melting Pot Mistake menyatakan bahwa hidup di Amerika adalah hidup dalam suatu suasana norma-norma dan nilai-nilai yang tidak nyata. Norma-norma dan nilai-nilai itu ada dalam karakteristik diri seseorang dan menentukannya. Ini berarti hidup akrab tanpat dipaksa dengan orang-orang Amerika sehari-harinya. bagi mereka yang dilahirkan di Amerika dan berasal dari keturunan Amerika, maka hidup adalah normal dan spontan. Fairchild kemudian mengajukan suatu pertanyaan yaitu " What is it for the foreign immigrant?"."
2002
JSAM-VIII-JanDes2002-25
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andrinof
"Setelah terjadi penurunan harga minyak di pasaran dunia awal tahun 1980-an Indonesia mulai memperluas sektor-sektor ekonomi yang diserahkan kepada mekanisme pasar. Pada batas tertentu, perubahan sikap terhadap mekanisme pasar itu telah membuat daya saing dan produktifitas sektor ekonomi nonmigas Indonesia meningkat mulai menjelang pertengahan tahun 1980-an. Namun, secara keseluruhan peningkatan daya saing tadi belum optimal karena pemerintah masih memiliki sikap mendua dalam menerima sistem ekonomi pasar. Sikap mendua tersebut terlihat dari kebijakan-kebijakan protektif yang diberikan terhadap subsektor atau komoditas tertentu, dan terhadap kelompok usaha tertentu.
Kebijakan-kebijakan protektif tadi tidak terlepas dari kekosongan institusi-institusi yang diperlukan bagi pemberlakuan sistem ekonomi pasar yang baik dan kekosongan institusi-institusi politik yang demokratis. Hingga berakhirnya kekuasaan pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, baik institusi ekonomi pasar maupun institusi-institusi politik yang demokratis di Indonesia masih jauh dari memadai. Kecuali dengan kemajuan pada institusi pasar modal, institusi-institusi pada pasar uang maupun pasar barang dan jasa masih banyak kelemahan dan kekurangan. Institusi yang mencegah persaingan usaha tidak sehat hampir tidak ada. Bank Indoensia sebagai Bank Sentral, juga berada pada posisi subordinat dari pemerintah (eksekutif). Sementara, institusi-institusi yang mengatur eksternalitas dan memerangi praktek-praktek korupsi juga sangat tidak memadai.
Goncangan harga minyak kedua yang terjadi pada tahun 1986, di satu sisi makin mendorong pemerintah Indonesia meningkatkan jumlah sektor-sektor ekonomi yang diliberalisasi dan dideregulasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Upaya tersebut memang berhasil membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat tinggi melebihi rata-rata pertumbuhan tahunan sebelumnya. Namun memasuki fase ini, pemerintah Indonesia bukan saja tidak memperlihatkan upaya serius untuk membangun institusi-institusi ekonomi pasar, tetapi juga membiarkan perekonomian Indoensia tumbuh tinggi di atas kondisi bubble economy. Akibatnya, kondisi perekonomian Indonesia sejak akhir tahun 1980-an hingga sebelum krisis juga berhadapan dengan ancaman persoalan sosial yang berpotensi merusak pertumbuhan ekonomi yang sudah tinggi tadi.
Ancaman persoalan sosial tadi memang tidak semuanya disumbangkan oleh persoalan ekonomi, melainkan juga konsekuensi dari sistem politik dan kebijakan-kebijakan pembangunan sosial yang dibuat pemerintah. Tetapi, kajian ini melihat, kesemuanya itu secara bersama-sama merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Besarnya angka kemerosotan ekonomi Indonesia setelah dilanda krisis tahun 1997 dan sulitnya memulihkan krisis tersebut jika dibanding dengan kemampuan negara-negara lain yang sama-sama dilanda krisis, menunjukkan bahwa keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga ditentukan oleh dukungan institusi politik, dan struktur serta perilaku sosial masyarakatnya. Dengan kata lain, bagi Indonesia, pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkelanjutan tergantung juga kepada sejauhmana negara mengeluarkan panduan kebijakan yang tepat, dan sejauhmana kesungguhan pemerintah bersama lembaga legislatif membuat kebijakan-kebijakan untuk mewujudkan institusi-institusi yang diperlukan oleh sistem ekonomi pasar yang baik, lebih menyempurnakan lagi institusi-institusi politik, dan membuat kebijakan-kebijakan pembangunan sosial guna mewujudkan iklim sosial yang nyaman sebagai salah satu syarat dari iklim investasi yang baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Fitria
"Studi tentang pengaruh media terhadap pasar saham mulai bermunculan. Banyak penelitian menemukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. Tesis ini meneliti apakah liputan media memiliki dampak yang signifikan terhadap return saham. Variabel lain seperti usia perusahaan, ukuran perusahaan, dan jenis kelamin CEO perusahaan juga memberikan dampak terhadap hubungan ini. Jumlah liputan media diukur dari jumlah berita tentang perusahaan yang dipublikasikan melalui jaringan berita, menggunakan Factiva. Sampel penelitian ini adalah top 25 bank dan perusahaan jasa keuangan kelembagaan di Amerika Serikat, berdasarkan total aset, untuk periode 3 tahun, dari 2011 sampai 2013. Dengan melacak jumlah berita dan harga saham bulanan, tesis ini mencoba untuk menyelidiki hubungan antara jumlah berita perusahaan dan return saham bulanan. Hasil menunjukkan bahwa jumlah berita memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham perusahaan. Ada juga bukti bahwa perusahaan yang menerima liputan media yang tinggi cenderung memiliki return saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menerima liputan media yang rendah. Kapitalisasi pasar juga memiliki hubungan yang signifikan dengan return saham perusahaan, di mana usia perusahaan dan jenis kelamin CEO gagal untuk menjelaskan hubungan tersebut.

The studies about the effect of media coverage to the stock market seem to be emerged. Many researches found that both variables have significant relationship one and another. This thesis investigates whether media coverage imposed significant impact to the stock return. Another variable such as age of the company, size of the company, and the gender of the company’s CEO also give impact to this relationship. The amount of media covered is measured by the amount of news about the company published through newswire, which is acquired using Factiva. The sample of this thesis is top 25 banks and institutional financial services companies in the United States, based on its total assets, for the period of 3-years, from 2011 to 2013. By keeping track of the number of news and the stock price monthly, this thesis tries to investigate the relationship between the number of news of certain company and its monthly stock return. Results show that the number of news has significant relationship to the company’s stock return. There is also evidence that company that receives high media coverage tends to have higher stock return compared to the company that receives low media coverage. The market capitalization also has significant relationship with the company’s stock return, where the age of the company and CEO gender fail to explain the relationships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto
"Dalam studi hubugnan internasional masih sedikit pengamat yang menggunakan kebudayaan sebagai pendekatan untuk memahami fenomena internasional. Umumnya mereka masih berpegang pada pendekatan Realis, Idealis dan Ilmiah. Pendekatan Realis memandang fenomena internasional sebagai arena perjuangan untuk mempertahankan dan mencapai kekuasaan (Hans J. Morgenthau: 1962), pendekatan ilmiah memandang fenomena internasional sebagai fenomena yang didekati melalui prinsip-prinsip ilmiah dan memanfaatkan metode statistik."
1999
JSAM-IV-JanJul1999-153
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Tri Widodo
"Penelitian ini membahas mengenai aspek behavioral finance utamanya pengaruh yang ditimbulkan oleh usia dan jenis kelamin terhadap preferensi risiko investor di Indonesia. Lebih lanjut, penelitian ini juga membahas mengenai pengaruh preferensi risiko terhadap pemilihan investasi saham berbasis dividen saat telah berlakunya fasilitas pembebasan pajak atas dividen pada level investor di Indonesia serta efek moderasi awareness investor dari fasilitas pembebasan pajak tersebut. Dengan menggunakan data dari 321 responden, didapatkan hasil atas pengaruh usia terhadap preferensi risiko yang bervariasi namun, condong semakin bertambah usia investor semakin tinggi pula preferensi risikonya. Hal ini bertolak belakang dengan stigma dan kebanyakan hasil penelitian sebelumnya. Untuk jenis kelamin ditemukan laki-laki memiliki preferensi risiko lebih tinggi daripada perempuan. Sementara itu, orang dengan preferensi risiko tinggi akan tetap cenderung memilih saham yang menghasilkan dividen karena memperlakukan dividen sebagai short-term return dan awareness akan fasilitas pembebasan pajak atas dividen tersebut menguatkan hubungan preferensi risiko terhadap pemilihan investasi saham berbasis dividen karena mampu memberikan insentif tersendiri.

This research discusses aspects of behavioral finance, especially the influence that age and gender have on investors' risk preferences in Indonesia. Furthermore, this research also discusses the influence of risk preferences on the choice of dividend-based stock investment when the tax exemption facility for dividends has been implemented at the investor level in Indonesia as well as the moderating effect of investor awareness of this tax exemption facility. Using data from 321 respondents, results were obtained regarding the influence of age on risk preferences which varied, however, the older an investor tends to be, the higher their risk preferences. This is contrary to stigma and most previous research results. For gender, it was found that men had a higher risk preference than women. Meanwhile, people with high-risk preferences will still tend to choose shares that produce dividends because they treat dividends as short-term returns and awareness of the tax exemption facility for dividends strengthens the relationship between risk preferences and the choice of dividend-based stock investments because they are able to provide their own incentives."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>