Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sri Kusmaya Haryanti
"ABSTRAK
Zeolit adalah senyawa alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan iuga sebagai pengadsorpsi molekul. Cetylethyldimetylamonium Bromida (CEDABr) merupakan garam amonium kuartener yang kationnya dapat dipertukarkan dengan kation yang berada dalam struktur zeolit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati apakah ada perbedaan daya adsorpsi zeolit yang diimpregnasi dengan Cetylethyldimetylamonium Bromida dan zeolit tanpa impregnasi terhadap ion Krom (VI) dalam air.
Pengamatan adsorpsi dilakukan dengan metode statis (pengguncangan), dengan memvariasikan konsentrasi, pH dan waktu kontak. Dari hasil percobaan yang dilakukan, tennyata penyerapan Krom (VI) pada zeolit yang telah diimpregnasi dengan Cetyletyldimetylamonium Bromida mengalami peningkatan baik untuk zeolit alam maupun untuk zeolit sintetis.
Kondisi terbaik penyerapan Krom (VI) oleh komposit adsorben adalah pada konsentrasi 20 mg/L, pada larutan dengan suasana asam (pH 3), dan waktu pengguncangan selama 60 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diah Wulandari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30529
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
" Pengembangan sebuah model pengendalian pencemaran air melalui sebuah perekayasaan substrat periphyton tengah dikembangkan di Pusat Penelitian Limnologi-LIPI. Model ini membentuk kanal yang memiliki aliran berkelok-kelok dengan lebar20 cm, tinggi 11 cm, dan panjang 600 cm. Kanal ini digunakan dalam melakukan sebuah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui daya serap kinetik dari algae-perifitik terhadap pencemar logam berat chromium. Setelah populasi perifiton tumbuh dengan baik yang ditandai dengan algal filamentaous berwarna hijau muda dan cerah, selanj utnya air kanal dikuras dan dilakukan pengambilan contoh biomasa perifiton sebagai t0. Selanjutnya, masukan media yang telah diberi logam Cr (VI) dengan konsentrasi 0,64 mg/L langsung pada media tumbuh perifiton dan ditetapkan sebagai t0. Contoh biomasa perifiton dan air diambil setiap 0, 2, 4, 8, 12, 24, dan 48 jam. Konsentrasi logam pada biomasa perifiton dan air dianalisis untuk parameter Total Cr. Model sorpsi orde kedua digunakan untuk memprediksi konstanta laju kinetik yang diperoleh yaitu 0,2813 mg/g/jam dari persamaan model: t/q = 0,550t + 3,554; R2= 0,947."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aditia Hermawan
"ABSTRAK
Material tembaga telah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu pemakaian tembaga adalah sebagai pipa-pipa air untuk berbagai macam kebutuhan manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, aplikasi tembaga makin meluas mengingat tembaga memiliki berbagai macam keunggulan seperti konduktivitas listrik yang sangat baik. Tembaga juga memiliki ketahanan korosi yang baik.
Salah satu aplikasi tembaga saat ini adalah sebagai pipa dalam kondenser atau alat penukar panas (heat exchanger). Pada aplikasi ini tembaga dilapisi dengan krom agar memiliki ketahanan korosi lebih baik. Media pendingin dari kondenser adalah air, termasuk air laut. Korosi yang diindikasikan adalah korosi pitting atau korosi galvanik. Korosi pitting disebabkan oleh penetrasi ion-ion Cf yang memecah lapisan pasif logam. Setelah lapisan pasif pecah, lubang-lubang (pits) akan mulai terbentukdan selanjutnya berkembang. Sedangkan korosi galvanik disebabkan oleh adanya dua logam tak sejenis yang tergandeng (coupled) atau dalam hal ini adalah tembaga dengan lapisan kromnya.
Ketahanan korosi pitting lapisan krom lebih tinggi daripada tanpa lapis krom atau tembaga biasa. Pada simulasi dengan menggunakan NaCl 3,5% sebagai representasi air laut dengan temperatur 27ºC dan 80ºC, tembaga yang dilapisi krom memiliki nilai potensial korosi yang lebih tinggi dari tembaga. Percobaan korosi galvanik dilakukan antara tembaga dengan lapisan krom. Hasil percobaan menunjukkan kemungkinan terjadinya korosi galvanik lebih tinggi daripada korosi pitting.

"
2001
S41512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmawati
"ABSTRAK Kriptan[2,2,2] merupakan ligan tiga dimensi yang mempunyai diameter rongga 2,8 ?. Dengan ukuran rongga tersebut, diharapkan kriptan[2,2,2] dapat membentuk kompleks dengan ion logam Sm(III) yang mempunyai diameter 2,196 ?. Pembentukan kompleks antara ion Sm(III) dengan ligan kriptan[2,2,2] pada fasa bulk dan antarmuka telah dipelajari secara spektrofotometri UV-Vis dengan metode ekstraksi cair-cair (batch) dan High Speed Stirring (HSS). Pada fasa bulk, optimasi kondisi ekstraksi (metoda batch) kompleks kation Sm(III)-kriptat[2,2,2] dilakukan dengan memvariasikan lamanya pengocokan, lamanya pemisahan kedua fasa, dan pH larutan. Fenomena antarmuka pada metode HSS dipelajari dengan menggunakan kondisi optimum ekstraksi pada fasa bulk. Kondisi optimum ekstraksi kompleks kation Sm(III)-kriptat[2,2,2] dalam sistem heksana-air adalah lamanya waktu pengocokan dan pemisahan kedua fasa berturut-turut 25 dan 50 menit, serta pH ekstraksi 5,07. Kompleks kation yang terbentuk adalah [Sm(III)-kriptat[2,2,2]]3+ yang lebih larut dalam fasa air, ?max 265 nm. Untuk meningkatkan ekstraksi kompleks ke fasa organik, ditambahkan ion pikrat sebagai pasangan ion. Kompleks pasangan ion yang terekstrak ke fasa organik adalah [Sm(III)-kriptat[2,2,2]-pikrat]Cl2 karena dilarutan terdapat Cl-, ?max 277-278 nm. Dengan menggunakan metode spektrofotometri HSS maka dapat diketahui fenomena antarmuka. Adanya perbedaan absorbansi pada ?max saat kecepatan tinggi (4500 rpm) dan keadaan terhenti (0 rpm), dapat diketahui nilai konstanta adsorpsi spesi kimia pada antarmuka (K?) dalam sistem heksana-air. Nilai K? ligan kriptan[2,2,2] = 7,57x10-4 cm dan K? kompleks pasangan ion [Sm(III)-kriptat[2,2,2]-pikrat]Cl2 4,37x10-6 cm. Kata kunci: Metode batch, spektrofotometri HSS, kriptan[2,2,2], logam Sm(III), pikrat, antarmuka cair-cair."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Purwanti
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jumlah penduduk yang tinggi dapat memicu terjadinya pencemaran lingkungan sekitar akibat logam berat. Untuk itu diperlukannya penilaian kualitas lingkungan guna pencegahan maupun penanganan ekosistem tercemar. Hasil pengukuran logam dari AAS, teknik yang umum digunakan merupakan pengukuran kandungan logam total. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran menggunakan DGT yang dapat mengukur logam spesi labil. Spesi labil dapat mewakili jumlah logam yang mungkin terserap biota. DGT yang terdiri dari diffusive layer dan binding layer diuji kemampuannya dalam menyerap logam labil krom (III). DGT dengan binding gel Chelex maupun kitosan diuji pada variasi waktu pengukuran, konsentrasi larutan, pH, dan adanya EDTA.
Hasil analisis menggunakan AAS menunjukkan bahwa waktu optimum untuk pengukuran DGT adalah 24 jam (CDGT : Clarutan 94,68%) untuk Chelex binding gel dan 6 jam (CDGT : Clarutan 64,57%) untuk kitosan. Pada konsentrasi 50 mg/L DGT Chelex masih dapat mengukur secara efektif, tetapi di sekitar 100 mg/L tidak dapat terukur secara efektif. DGT kitosan hanya dapat mengukur larutan uji secara efektif sampai konsentrasi 1,1 mg/L. DGT dengan Chelex maupun kitosan binding gel optimum mengukur pada larutan dengan pH sekitar pH netral (±7). 94,73% konsentrasi terukur oleh DGT Chelex dan 86,97% untuk kitosan binding gel. Dengan adanya EDTA, konsentrasi yang terukur DGT menjadi lebih kecil baik menggunakan Chelex maupun kitosan.

The development of science and technology and large population can lead to pollution of the surrounding environment due to pollutants. Therefore, there is a need to do environmental quality assessment for the prevention and handling of contaminated ecosystems. The measurement results based on AAS metal analysis is commonly used for the measurement of total metal content. In these experiments, measurements were conducted using DGT technique to measure the labile metal species. Labile metal species may represent the amount of metal that may be absorbed by biota. DGT diffusive layer and the binding layer are tested for their ability to absorb labile metal chromium (III). DGT with a Chelex binding gel and chitosan were tested for the effect of the measurement time, solution concentration, pH, and the presence of EDTA.
Results of analysis using AAS showed that the optimum time for DGT measurement is 24 hours (CDGT: Clarutan 94.68%) for Chelex binding gel and 6 hours (CDGT: Clarutan 64.57%) for chitosan. At a concentration of 50 mg/L Chelex DGT still be able measured effectively, but for cosentration ~100 mg/L can not be measured effectively. DGT with chitosan binding gel can only measure effectively the test solution up to the concentration of 1.1 mg/L. The optimum pH for measurements with DGT and Chelex binding chitosan gel is neutral pH (± 7). 94.73% concentration of Cr(III) measured by DGT Chelex and 86.97% for chitosan binding gel. The presence of EDTA causes measured concentration either with using Chelex and chitosan becomes smaller than those without EDTA addition.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1275
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>