Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Irna Susanta
"Dalam berinvestasi saham mengharapkan keuntungan (return) dari pembagian deviden dan mendapat capital gain. Keuntungan dari deviden akan diperoleh jika perusahaan penerbit saham mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya, sedangkan capital gain akan didapat dari selisih yang positif antara harga beli dan harga jual. Dan biasanya untuk mendapatkan capital gain seorang investor melakukan aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder, dengan membeli saham pada saat harga saham mulai meningkat dan menjualnya pada saat harga saham akan turun. Sedangkan untuk memprediksi kapan harga saham akan naik ataupun akan turun itu tidak gampang. Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Untuk kondisi ekonomi mikro dapat dilihat pada kondisi fundamental perusahaan penerbit saham dan kondisi tersebut hanya dapat mempengaruhi harga saham tertentu. Adapun kondisi ekonomi makro akan berdampak pada pergerakan harga saham secara keseluruhan, termasuk harga saham di sektor pertambangan. Pergerakan harga saham sektor pertambangan di Jakarta Stock Exchange (JSX) cukup tinggi responnya terhadap perubahan kondisi ekonomi makro di Indonesia. Variabel-variabel utama yang signifikan mempengaruhi harga Saham Pertambangan adalah tingkat suku bunga riil SBI, permintaan saham pertambangan, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) dan tingkat suku bunga US$. Selama terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI dan suku bunga dollar Amerika Serikat ternyata menyebabkan penurunan harga saham sektor pertambangan di JSX. Permintaan saham pertambanan dan IHSG juga mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham pertambangan. Dari keempat variabel makro diatas variabel tingkat suku bunga SBI adalah variabel yang paling sensitive karena elastisitasnya paling besar, artinya pada saat terjadi perubahaan pada tingkat suku bunga SBI, maka harga saham pertambangan akan dengan cepat merespon terhadap perubahaan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyam El Muhammadi
"The thesis examine about the influence of macroeconomy toward sectoral stock price index in Indonesia Stock Exchange period 2000 - 2008. The objective is to know how GDP, Bank Indonesia Certificate rate, REER, world crude oil price and Dow Jones index influence stock index fluctuation in stock sector and also the influence of each variable toward each stock sector index.
Data was taken from panel data which contains from monthly data starting from 2000 up to 2008 for independent variable and stock sector price index as dependent variable. The author estimated independent variable as GDP, Bank Indonesia Certificate rate, REER, world crude oil price and Dow Jones index toward Stock Sector index price. The estimation used ordinary least squares method.
Base on the estimation, most of variable accord with research hypothesis. However WTI or world crude oil price not in accordance with research hypothesis. It was presume by significant increase in agriculture and mining stock price index which caused by increasing in international commodity market. Meanwhile, increasing agriculture and mining commodity price caused by increasing in world crude oil price.
The author recommendations are:
1) As an alternative financial institution, government should force stock market by providing incentive which made the corporate move forward to be a member in stock market.
2) Government should force agriculture sector since the significant increase in stock price index come from it. There after it will increase the contribution in agriculture sector toward GDP.

Penelitian ini tentang pengaruh makro ekonomi terhadap indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Indonesia pada periode 2000-2008. Tujuan penelitian adalah mengetahui besarnya pengaruh PDB, tingkat suku bunga SBI, REER, harga minyak dunia dan indeks Dow Jones terhadap fluktuasi indeks saham sektoral dan besarnya pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap masing-masing indeks saham sektoral.
Data yang dipergunakan data panel yang terdiri dari data bulanan tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 untuk variabel independen dan indeks harga saham sektoral sebagai variabel dependen. Penulis mengestimasi variabel independen berupa PDB, tingkat suku bunga SBI, REER, harga minyak dunia dan indeks Dow Jones terhadap indeks harga saham sektoral. Estimasi mempergunakan methode OLS (ordinary least squares).
Berdasarkan hasil estimasi, secara keseluruhan variabel yang diteliti telah sesuai dengan hipotesa penelitian. Hanya variabel WTI atau harga minyak dunia tidak sesuai dengan hipotesa penelitian. Hal ini diduga karena kenaikan indeks harga saham pertanian dan pertambangan yang sangat tinggi yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di pasar international. Sementara tingginya harga komoditas pertanian dan pertambangan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia.
Penulis merekomendasikan agar:
(1) Sebagai lembaga alternatif pembiayaan, pemerintah harus mendorong pasar modal dengan memberikan insentif bagi dunia usaha untuk menjadi emiten di pasar modal.
(2) Pemerintah perlu mendorong sektor pertanian mengingat besarnya peningkatan indeks harga saham sektor pertanian. Sehingga akan meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T287\98
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lambang Prabowo
"Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu penyumbang pajak terbesar kedua setelah Pajak Penghasilan. Perubahan dari Pajak Penjualan menjadi Pajak Pertambahan Nilai yang mengemban misi untuk mengubah sifat cumulative tax menjadi non cumulative tax. Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk menciptakan fundamental ekanomi yang kuat baik melalui kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dalam hal perpajakan juga berdampak terhadap perilaku ekonomi yang dapat diamati dari sisi permintaan atau sisi penawaran.
Penelitian ini membuat model persamaan simultan untuk mengetahui pengaruh PPN terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan Pajak Penjualan menjadi Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh secara signifikan terhadap makroekonomi dimana PPN sudah mengalami perubahan undang-undang sebanyak 2 kali yaitu Undang-undang No.11 Tahun 1994 dan Undang-undang No. 18 Tahun 2000. Apakah keputusan pemerintah selama ini merubah Pajak Penjualan menjadi Pajak Pertambahan Nilai dan juga dilakukannya reformasi sebanyak 2 kali secara signifikan mampu mempengaruhi makroekonomi sesuai yang diharapkan?.
Untuk melihat lebih jauh mengenai maksud tujuan penelitian digunakan persamaan simultan dengan menggunakan metode 2 SLS. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa persamaan simultan dengan menggunakan model yang terdiri dari 9 variabel current endogenous, 11 variabel predetermined (6 variabel lag endogenous dan 5 variabel exogenous). Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik berupa data Produk Domestik Bruto, penerimaan PPN atau Pajak Penjualan, nilai tukar, suku bunga mulai tahun 1979 s.d 2003 sesuai dengan data yang tersedia dan memenuhi syarat untuk melakukan uji ekonometrik.
Persamaan simultan dengan 2 SLS ternyata memberikan hasil bahwa penerimaan PPN mempengaruhi pengeluaran rutin pemerintah melalui variabel penerimaan dalam negeri dengan bantuan persamaan identitas penerimaan dalam negeri. Pengeluaran rutin pemerintah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Variabel kontrol yang lain yaitu REF sebagai proksi perubahan Pajak Penjualan menjadi Pajak Pertambahan Nilai memberikan hasil bahwa REF mempunyai tanda yang benar dan berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi masyarakat. Di lain pihak variabel dummy REF bertanda benar tetapi tidak berpengaruh signifikan pada tingkat 5% namun berpengaruh signifikan pada tingkat 20% sehingga pemerintah perlu melakukan tindakan untuk melakukan penegakan hukum dan transparansi dalam pelaksanaan peraturan pajak.
Kebijakan PPN sebesar 10% tanpa adanya perubahan variabel eksogen lainnya dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi. Namun apabila tingkat suku bunga berkurang 10%/ tahun, kenaikan PPN 10% tersebut dapat menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, kebijakan peningkatan PPN sebesar 25% dapat menambah pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, implikasi kebijakan yang penting adalah kenaikan PPN yang moderat perlu menjadi pertimbangan penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan didukung kebijakan peraturan perpajakan yang bagus dan diupayakan keselarasannya dengan pelaksanaan di lapangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksin, Author
"Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-varibel
makro ekonomi, yaitu: Suku Bllllga SBI, Inflasi, dan Kurs Rp/USD dan mikro
ekonomi, yaitu: Market Value Equigr, Debt to Equity Ratio, dan Book Market
Ratio mcmpunyzai pengaruh terhadap return saham-saham pertambangan pada
pcriode Januari 2003 s.cL Desembcr 2007.
Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian
digunakan model multifaktor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory
(APT), dimana harga dari suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor mikro dan
makro ekonomi.
Dari hasil analisa dan pembahasan dan pengujian hipotesa dapat
disimpulkan bahwa variabel - variabel makro ckonomi, yaitu: Suku Bunga SBI
dan Infiasi berpengamh negatifterhadap return saham pertambangan sedangkan
Kurs berpengaruh positii Sedangkan variabel - vaxiabel mikro ekonomi, yaitu:
Market Value Equity dan Book Market Ratio berpengaruh positifterhadap return
saham pertambangan, sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif
terhadap return saham pertambangan.
Kata Kunci: Arbitrage Pricing Theory, return saham, mikro dan makro ekonomj"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34262
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Andar Rohnal
"Pajak memberi kontribusi yang besar terhadap penerimaan negara. Kontribusi pajak tersebut selalu meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Mengingat pentingnya peran penerimaan pajak tersebut, perhatian terhadap penerimaan pajak selayaknya juga harus diberikan. Untuk itu, Penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak, baik total pajak maupun per jenis pajak. Dalam tulisan ini, Penulis membatasi pada variabel-variabel yang bersifat makro saja tanpa melihat sistem administrasi perpajakan dan kemampuan aparat perpajakan.
Dalam membahas permasalahan akan dilakukan dengan analisis regresi dengan memasukkan variabel-variabel makro ekonomi yang diduga berpengaruh terhadap penerimaan pajak ke dalam model persamaan regresi, dengan menambahkan variabel dummy untuk tahun 2000 akibat adanya perubahan akhir tahun anggaran.
Dari hasil pembahasan dan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa total penerimaan pajak dipengaruhi oleh perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, nilai impor dan inflasi. Sedangkan variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) adalah PDB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, impor dan tingkat suku bunga, variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah PDB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dan inflasi. Variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah PDB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga minyak mentah dunia.

Tax revenue has a major contribution to state revenue. Such contribution increases from year to year in line with the increase of economic growth. As we might already know, tax revenue has an important role in state revenue, so that we have to pay attention on it. That is the reason why the Author wants to know the determinant factor of tax revenue which will affect tax revenue, either of total taxes or per type of tax. In this paper, the Author uses macro variables only, ignoring the system of tax administration and also capability of tax officer.
In this paper, the Author uses the regression analysis with macroeconomic variables which is deemed will affect the tax revenue into the regression equation model, by adding dummy variable for the year of 2000 due to a change in the end of financial year. From the discussion and analysis has been made, it is known that the total of tax revenue is affected by the growth of Gross Domestic Product (GDP), exchange rate of Rupiah against United States Dollar, value of imports and inflation.
Macroeconomic variables that affect the Income Tax revenue is GDP, exchange rate of Rupiah against United States Dollar, imports and interest rate. Macroeconomic variables that affect the Value Added Tax (VAT) revenue is GDP, exchange rate of Rupiah against the United States Dollar and inflation. Macroeconomic variables that affect the Land and Building Tax revenue is GDP, exchange rate of Rupiah against the United States Dollar and price of crude oil.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28787
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thanthowie Jauharie
"Reksadana adalah salah satu jenis investasi yang diminati oleh banyak orang, karena dilakukan oleh manajer investasi sehingga investor dapat merasa lebih aman. Reksadana saham merupakan jenis reksadana yang dapat memberikan return terbesar. Namun reksadana tidak terlepas dari risiko sistematis atau faktor ekonomi makro seperti IHSG, Nilai Tukar, inflasi, dan kasus Covid-19 yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana. Terdapat 172 sampel reksadana saham yang diuji menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah IHSG dan nilai tukar berpengaruh signifikan negative, inflasi berpengaruh signifikan positif sedangkan kasus Covid-19 tidak berpengaruh signifikan pada Kinerja reksadana saham di Indonesia.

Mutual funds are one type of investment that many people are interested in, because they are carried out by investment managers where investors can feel more secure. There are seven types of mutual funds, stock mutual funds are the type of mutual funds that can provide the biggest returns. However, mutual funds cannot be separated from system risk, the purpose of this study is to analyze the effect of macroeconomic factors such as inflation, exchange rates, JCI, and the case of Covid-19 on the return of stock mutual funds in Indonesia. A sample of 172 mutual funds were selected using purposive sampling technique and tested in this study, data were collected from Thompson Reuters and Bank Indonesia. The method used in this research is multiple linear regression analysis. The result of this research is JCI and exchange rate have a negative significant effect and inflation have a positive significant effect on equity mutual funds performance in Indonesia, while the covid-19 cases has no significant effect on equity mutual fund performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Hartoyo
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh masing masing resiko terhadap return saham serta melihat model keseimbangan yang mempunyai standard error yang lebih kecil. Jenis penelitian ini adalah verifikatif yaitu dengan melakukan hipotesis melalui pengolahan data dan pengujian secara statistik. DAta peenelitian diperoleh dari data sekunder diambil dar Bursa Efek Indonesia. dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa variabel risiko pasar dan premi kurs berpengaruh secara signifikan dan sesuai dengan hipotesis, sedangkan variabel SMB, HML dan premi inflasi bukan determinan return saham. Hasil pengujian lain dengan menggunakan Mean Average Deviation membuktikan bahwa model keseimbangan CAPM mempunyai tingkat standard error ynagng lebih kecil daripada aAPT, namun dengan uji beda rata-rata menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. penelitian ini memberikan masukan kepada investor bahwa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan investasi saham adalah memperhatiakn faktor resiko pasar dan premi kurs. sedangkan bagi perusahaan agar tetap nejaga stabilitas pendapatan untuk dapat menjaga kepercayaan investor, karena faktoe pSMB dan HML kurang diperhatikan dalam pengambilan investasi."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Indra Immanuel
"Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan reium, tanpa melupakan foktor risiko investasi yang harus dihadapi. Reiurn merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor bcrinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang tclah dilalcukannya.
Tingkat pengembalian (rate of return) saham dipengaruhi oleh beberapa risiko berikut ini :
a. Suku Bunga
Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi variabilitas return suatu invcstasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris paribus.
b. Inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kckuatan daya bcli rupiah yang tclah diinvestasikan.
c. Pasar
Fluktuasi pasar secara kcscluruhan yang mempengaruhi variabilitas return Suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh herubahnya indcks pasar saham secara keseluruhan.
d. Nilai Tukar Mata Uang
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) terhadap nilai mata uang negara Iainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) untuk melihat hubungan perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar dan tingkat pengembalian pasar terhadap tingkat pengembalian saham, dan (2) untuk melihat signifikansi perubahan suku bunga, nilai tukar dan tingkat pengembalian pasar terhadap tingkat pengembalian saham.
Penelitian dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) jcnis saham yang memberikan sumbangan sebesar 74,77% terhadap kapitalisai pasar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2001. Dengan memplot data populasi penelitian terhadap fonnulasi model hipotesis, kemudian dilakukan regresi terhadap model hipotcsis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS-modeD yang terdapat pada program EVIEWS 3.0.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa : (1) mayoritas saham yang diteliti memiliki tingkat pengembalian lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar, (2) lebih dari separuh saham yang diteliti ternyata menunjukkan korelasi negatif dan§§1 aE[fmbmm nilai tukar dengan tingkat pengcebalian sahanq, dan (3) Iebih dari separuh saham yang diteliti menunjulckan korelasi positif dan signifikan antara suku bunga dengan tingkat pengembalian saham."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>