Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Nadhillah Rachmania
"Biodiesel merupakan bahan bakar pembakaran yang bersih yang dihasilkan dari minyak nabati, atau lemak hewan. Biodiesel diproduksi dengan trans-esterifikasi minyak dengan alkohol rantai pendek. Reaksi trans-esterifikasi mengubah trigliserida menjadi alkil ester asam lemak, dengan adanya alkohol, seperti metanol, dan katalis, dengan gliserol sebagai produk samping. Reaktor kolom pancaran ini dirancang untuk mengatasi masalah dalam reaksi sintesis biodiesel, salah satunya adalah pencampuran 2 reaktan dengan perbedaan viskositas yang besar, yaitu minyak kelapa sawit yang kental dengan metanol yang encer.
Dalam studi ini, salah satu variabel bebas adalah rasio mol metanol dan minyak kelapa sawit dengan variasi 3,75:1, 4,5:1, 5,25:1 dan 6:1. Variabel bebas lainnya adalah jenis jet, yaitu circular nozzle dan notched nozzle. Hasil tertinggi dari yield biodiesel yang dihasilkan pada rasio mol 6:1 sebesar 96,83% pada notched nozzle. Sedangkan untuk rasio mol 6:1 pada circular nozzle menghasilkan yield biodiesel sebesar 75,06%. Dengan menggunakan notched nozzle pada rasio mol 5,25:1, konversi lebih besar dibandingkan dengan circular nozzle pada rasio 6:1, yaitu 81,01%. Oleh karena itu, dengan menggunakan notched nozzle pada kolom pancaran dapat menghemat biaya pemisahan metanol di industri, dimana metanol lebih konvensional digunakan untuk menghasilkan konversi yang tinggi.

Biodiesel is a clean-burning fuel produced from vegetable oils, or animal fats. Biodiesel is produced by trans-esterification of oils with short-chain alcohols. The trans-esterification reaction consists of transforming triglycerides into fatty acid alkyl esters, in the presence of an alcohol, such as methanol, and a catalyst, with glycerol as a byproduct. A jet column reactor was designed to overcome problems in biodiesel synthesis reaction, one of which is mixing of 2 reactants of large viscosity difference, i.e. viscous of CPO and dilute methanol.
In this study, one of the free variables is the mole ratio of methanol to CPO which variation is 3.75:1; 4.5:1; 5.25:1 and 6:1. The other free variable is jet types, i.e. circular and notched nozzles. The highest yield of biodiesel produced at mole ratio 6 to 1 was reported to yield is 96.83% in notched nozzle. While to the mole ratio 6 to 1 on a circular nozzle produce yield of biodiesel is 75.06 %. By using notched nozzle at mole ratio 5.25 to 1, conversion is greater compared to that of a circular nozzle ratio 6 to 1, i.e. 81.01 %. Therefore, by using notched nozzle on jet columns can save the cost separation of methanol in industry, in which more methanol conventionally is used to produce high conversion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Nawfal Hamid
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan metil ester hasil proses transesterifikasi dari trigliserida dengan suatu sumber alkil. Tetapi pada proses transesterifikasi pada umumnya akan terbentuk produk samping berupa gliserol. Gliserol dapat menjadi pengotor pada biodiesel yang harus dipisahkan melalui sebuah proses separasi sebelum biodiesel dapat digunakan. Pada penelitian ini, akan diproduksi biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit dan dimethyl carbonate DMC yang akan direaksikan di dalam reaktor. Selain itu, juga akan dibuat biodiesel dengan variasi katalis enzim lipase pada proses transesterifikasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh produk biodiesel non-gliserol dengan sumber alkil dimethyl carbonate pada reaksi transesterifikasinya, memperoleh produk biodiesel dengan katalis enzim pada reaksi transesterifikasinya, mendapatkan kondisi pembentukan biodiesel terbaik dengan variabel rasio mol alkil : minyak, dan memperoleh biodiesel dengan kualitas terbaik, diukur dari karakteristik viskositas, densitas, dan titik kabut. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan DMC untuk mendapatkan biodiesel non-gliserol, serta mereaksikan minyak dengan methanol dan katalis enzim lipase. Variasi yang diberikan adalah rasio DMC:minyak pada sintesis biodiesel non-gliserol dan rasio methanol:minyak pada sintesis biodiesel secara enzimatik. Produk biodiesel kemudian diukur yieldnya dengan menggunakan Gas Chromatography, kemudian biodiesel dilakukan pengujian viskositas, densitas, dan titik kabut untuk dibandingkan dengan standar biodiesel yang sudah ditetapkan. Produk biodiesel yang dihasilkan memiliki kadar yang cukup tinggi tanpa produk samping gliserol sehingga tidak perlu ada tahapan pemurnian dan biodiesel dapat langsung digunakan, serta memiliki kualitas sebaik biodiesel yang sudah komersial dengan pengukuran beberapa karakteristik.

ABSTRAK
Biodiesel is a methyl ester transesterification process result of triglyceride with an alkyl source such as alcohol. However, the transesterification process would formed byproducts such as glycerol. Glycerol is an impurities in biodiesel which must be separated before biodiesel is used. In this research, will be produced biodiesel made from palm oil and dimethyl carbonate DMC to be reacted. Also, biodiesel will be made with lipase as the catalyst in the transesterification process. The purpose of this research is to gain non glycerol biodiesel product with dimethyl carbonate as the reagent, to gain biodiesel product with enzyme catalyst in the transesterification process, to obtain the best biodiesel product with variation of molar ratio between the alkyl and the oil, and to obtain the best biodiesel quality seen by four characteristics methyl ester yield, density, viscosity, and cloud point . The research method is to react the palm oil with DMC to gain the non glycerol biodiesel product, and to react the palm oil with methanol and lipase. Variations given is the molar ratio of DMC oil in the non glycerol biodiesel production, and molar ratio of methanol oil in the enzymatic biodiesel production. The yield of produced biodiesel is then measured using Gas Chromatography, then the methyl ester yield, viscosity, density, and cloud point are tested to compare between the produced biodiesel and the standard that has been set. The expected result of this research biodiesel is to produce methyl ester with high yield without a byproduct glycerol so there is no more purification stages and biodiesel can be directly used, as well as having biodiesel product with good quality like the commercial biodiesel product."
2017
S68064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tree coconut is all purpose start from bar,root,leaf,flower up to the fruit of can be exploited [by] for the sake of human life. West Sumatera specially Sub Province and Town Pariah is one of [the] coconut crop sentra [in] Sumatra..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susman Iskandar
Jakarta: Dewaruci press, 1984
R 664.36 MAN p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Sari
"ABSTRAK
Fatty Acid Alkanolamide FAAA merupakan senyawa amida yang banyak digunakan dalam industri kimia, kosmetik, maupun otomotif. Senyawa ini memiliki sifat ldquo;deterjensi rdquo;karena memiliki molekul amphiphilik. Amphiphilik adalah suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik dimana bagian polar yang suka akan air hidrofilik dan bagian nonpolar yang suka akan minyak/lemak lipofilik . Karena sifatnya, FAAA dapat berperan sebagai surfaktan. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan senyawa yang tepat untuk bertindak sebagai agen pengemulsi, deterjen, pelumas, dan sebagainya Sejumlah surfaktan berbasis sintetis atau minyak bumi dikenal beracun bagi hewan, ekosistem dan manusia dan dapat meningkatkan difusi kontaminan lingkungan lainnya. Maka surfaktan jenis FAAA masih sangat diperlukan untuk menghasilkan surfaktan yang murah, ramah lingkungan dan biodegradable dari sumber terbarukan.Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa amida dari reaksi antara trigliserida dan diethanolamina. Sumber trigliserida yaitu minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak castor dan variasi katalis yaitu KOH dan NaOH. Dari hasil analisis FTIR, senyawa amida yang terbentuk memliki panjang gelombang yang tidak jauh berbeda dengan hasil terbaik adalah 1618 cm-1, dari hasil GC ndash;MS terbaik terbentuk senyawa dietanolamida laurat dengan luas area 31,20 , dengan kemiripan 93 .

ABSTRACT
Fatty Acid Alkanolamide FAAA is an amide compound widely used in chemical, cosmetic and automotive industries. This compound has a detergency property because it has an amphilic molecule. Amphilic is a molecule that also has a hydrophilic group and a lipophilic non polar member. Because of its nature, the FAAA can act as a surfactant. Surfactants are the surface active substances of the right compounds to act as emulsifying agents, detergents, lubricants, etc. A number of synthetic or petroleum based surfactants are known to be toxic to animals, ecosystems and humans and can increase the diffusion of other environmental contaminants. Hence, the surfactant of FAAA type environmentally friendly and biodegradable surfactant from renewable sources. This study aims to synthesize amide compounds from reaction between triglyceride and diethanolamine. The sources of triglycerides are palm oil, coconut oil, soybean oil, and castor oil and catalyst variations are KOH and NaOH. From the FTIR analysis result, the amide compound formed has a wavelength that is not much different from the best result is 1618 cm 1, the best result of GC MS is the compound diethanolamide laurate with the area of 31,20 , with 93 similarity."
2017
T47742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Moestika
"Kebutuhan akan bensin mendorongg dilakukannya penelitian untuk menemukan sumber daya Iain sebagai bensin alternatif. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia secara melimpah dapat dijadikan sumber bahan bakar bensin dengan melakukan reaksi perengkahan untuk didapatkan struktur molekul yang lebih kecil dan memiliki karakterislik yang menyerupai bensin.
Reaksi perengkahan katalistik terhadap minyak kelapa sawil dilakukan dengan mengadaptasi prinsip FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit) yang dapat memecahkan rantai hidrokarbon panjang menjadi fraksi yang lebih pendek. Reaksi perengkahan katalistik ini dilakukan dengan kehadiran kalalis asam alumina. Dalam penelilian ini digunakan katalis alumina JRC (Japan Reference Catalys)-ALO-3 dan JRC-ALO-6. Reaksi dilakukan pada reaktor batch sederhana.
Untuk mengetahui terjadinya perengkahan dilakukan analisis berat molekul dengan metode kenaikan titik didih, viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Bilangan oktana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molekul dengan menggunakan metode FTIR.
Kondisi operasi optimum umuk merengkahkan minyak kelapa sawit adalah pada komposisi katalis-minyak 1:1O0, waktu reaksi 15 menit dan suhu reaksi 150℃.
Reaksi perengkahan tersebut dapat menurunkan berat molekul menjadi 597 gr/mol dari 849 gr/mol dengan struktur molekul dimana ramai lurus senyawa menjadi lebih pendek dari senyawa awalnya. Senyawa produk ini juga memiliki bilangan oktana yang jauh lebih tinggi daripada bensin yang banyak digunakan saal ini, yaitu 111.2.
Namun dari segi viskositas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin premium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Purwamargapratala
"Seiring dengan berkembangnya Industri di Indonesia yang beijalan dari hulu ke hilir, maka kebutuhan energi semakin meningkat, sementara cadangan minyak mentah, yang merupakan sumber utama bahan bakar, semakin menipis. Oleh karena itu perlu upaya penyediaan energi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional. Upaya ini tetap harus mempertimbangkan “Technically Reliable, Economically Feasible, and Socially Acceptable" dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan.
Biodisel adalah salah satu sumber energi yang dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti solar dan sudah terbukti keunggulannya. Biodisel (metil ester) dapat dibuat dari reaksi esterifikasi antara trigliserida yang terdapat dalam minyak sayur bekas dan natrium methoksida.
Pabrik biodisel direncanakan berlokasi di Merak, Propinsi Banten yang dirancang untuk kapasitas 10.000 ton/tahun dengan biaya investasi total sebesar USS 7.620.871,00 Laju pengembalian investasi yang didapat dari analisa ekonomi sebesar 30,47% (cara ROI) dengan lama waktu pengembalian modal 3,28 tahun.Titik impas tercapai pada 47,2%, kapasitas pabrik (4.720,7 ton/tahun). Dengan demikian pabrik ini layak dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Okto Riristina
"Berkurangnya sumber daya bahan bakar fosil ditambah dengan peningkatan konsumsi energi, menyebabkan produksi bahan bakar menjadi tidak seimbang tingkat konsumsinya. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan sumber bahan bakar alternatif yang berasal dari tanaman. Minyak kelapa sawit dan jelantah banyak digunakan sebagai bahan utama biodiesel karena kelimpahan material serta harga yang terjangkau. Pada penelitian ini dilakukan sintesis biodiesel pada minyak kelapa sawit dan jelantah dengan metode elektrolisis menggunakan sel elektrokimia dua kompartemen yang dilengkapi dengan elektroda Boron Doped Diamond sebagai katoda. Membran Nafion ditempatkan diantara kompartemen sel sebagai pemisah.
Elektrolisis dilakukan pada campuran minyak kelapa sawit, metanol dan tetrahidrofuran. Selain itu sebanyak 2% air (b/b) ditambahkan ke dalam campuran. Ion hidroksil (OH-) dari hasil elektrolisis air dalam katoda diharapkan dapat mengkatalisis pembentukan ion metoksi (CH3O-) yang berperan dalam pembentukan biodiesel jenis fatty acid metil ester (FAME). Sebagai elektrolit digunakan Na2SO4 atau tetra butyl ammonium perklorat (TBAP). Hasil elektrolisis dianalisis dengan metoda kromatografi gas. Setelah proses elektrolisisselama 2,5 jam, hasil yang diperoleh sebagai %FAME sebesar 7,7% untuk minyak kelapa sawit dan 6,5% untuk minyak jelantah.

Fossil fuels resources shortages as well as the increase of energy consumption resulting in an unbalance fuel production against the consumption level. In this case, the fuel production is way lower than the fuel consumption. Therefore, it is necessary to develop an alternative fuel sources derived from plants. For instance, palm oil and waste cooking oil, which are widely used as the main source for biodiesel due to its availability and affordable price. In this research, the synthesis of biodiesel using palm oil and waste cooking oil by electrolysis method equipped with two compartements electrochemical cell and a boron doped diamond electrode as the cathode was performed. Nafion® membrane was placed between the cell compartements as the separator.
The electrolysis was performed in palm oil mixture, methanol, tetrahydrofuran, and 2% water (%w/w). The hydroxyl ions (OH-)product from the electrolysis of water in the cathode is expected to catalyze the formation of methoxy ion (CH3O-) which plays the role in the formation of Fatty Acid Methyl Esther (FAME). Na2SO4 or tetrabutylammonium percholrate (TBAP) were used as the electrolyte. The biodesel product was analyzed by gas chromatrography method. After 2,5 hour electrolysis process, the results showed the FAME conversion of palm oil was 7,7 % and was 6,5 % for the used cooking oil.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T42677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>