Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Krisna Dharmawan
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Maharani Darmawan
"Adanya fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini membawa dampak yang cukup nyata terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Dampak yang ditimbulkan cukup serius sehingga banyak kerugian yang harus ditanggung. Salah satu dampak yang cukup berpengaruh membuat kondisi fisik dan lingkungan manusia semakin terancam adalah adanya degradasi lahan, erosi, tanah longsor dan lahan tidak produktif lahan kritis. Dari beberapa contoh dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, lahan kritis di DAS Citarik menjadi salah satu akibat nyata yang ditimbulkan. Varibel yang digunakan adalah data curah hujan per stasiun selama periode 31 tahun 1986 ndash; 2016 yang berada di wilayah DAS Citarik. Penilaian keterpaparan curah hujan menggunakan parameter frekuensi curah hujan lebat 50-100 mm/hari, curah hujan sangat lebat > 100 mm/hari, jumlah rata-rata curah hujan musim hujan, dan jumlah rata-rata dasarian curah hujan per stasiun pengamat curah hujan.
Analisis yang dihasilkan bahwa wilayah bagian selatan dari DAS Citarik yang terpapar tinggi khususnya di Kecamatan Cikancung, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Solokan Jeruk dan Majalaya. Hal ini diperkuat karena didaerah tersebut memiliki ketinggian dan kemiringan lereng yang cukup curam dan berada di ketinggian 1200-1400 mdpl hingga lebih dari 1400 mdpl serta tingkat kecenderungan curah hujan yang bertambah signifikan di daerah tersebut. Nilai produktivitas pertanian di DAS Citarik cenderung rendah di wilayah lahan kritis dengan tingkat keterpaparan perubahan iklim tinggi. Sedangkan, produktivitas pertanian cenderung tinggi di wilayah lahan tidak kritis dengan tingkat keterpaparan sedang.

The existence of climate change phenomenon bring a real impact on human life everyday. The impact is serious enough so many losses to be borne. One of the most influential impacts to make the physical and human condition more threatened is land degradation, erosion, landslide and unproductive land critical land. From some examples of the impacts of climate change, critical land in the Citarik watershed becomes one of the real effects. The variables used are the rainfall data per station during the 31 years period 1986 2016 located in the Citarik watershed area. The assessment of rainfall exposure uses the frequency parameters of heavy rainfall 50 100 mm day, very heavy rainfall 100 mm day, average rainfall amount of rainy season, and average rainfall decade amount of rainy season per station observer of rainfall.
The analysis resulted that the southern part of the Citarik watershed was exposed particularly in Cikancung, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Solokan Jeruk and Majalaya sub districts. This is reinforced because the area has a height and slope of a fairly steep slope and at an altitude of 1200 1400 mdpl up to more than 1400 mdpl and the level of rainfall tendency is increased significantly in the area. The value of agricultural productivity in the Citarik watershed tends to be low in critical land areas with high levels of climate change exposure. Meanwhile, agricultural productivity tends to be high in non critical land areas with moderate exposure levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utut Rara Putra
"Skripsi ini membahas tentang morfometri DAS di bagian barat pulau jawa dengan unit analisis pada DAS dengan anak sungai pada tingkat ke tiga atau lebih. Unit analisis tersebut didapatkan dari hasil deliniasi DAS dengan menggunakan citra ASTER GDEM sebagai data acuan ketinggian. Variabel morfometri yang diteliti mencakup sepuluh variabel yaitu luas, panjang sungai utama, keliling, kerapatan jaringan sungai, tingkat percabangan sungai, tekstur jaringan, nisbah membulat, nisbah memanjang, relief rasio dan gradien tingkat kemiringan DAS. Hasil perhitungan nilai masing - masing morfomteri DAS di Jawa Bagian Barat didapatkan karakteristik pada masing - masing variabel morfometri tersebut berdasarkan topografi dan lithologi batuannya.
Dari hasil analisis klustering dengan menggunakan metode kluster K-Means didapatkan hasil bahwa DAS - DAS mengelompok berdasarkan persamaan dari nilai rata - rata morfometri tersebut. Kelompok pertama merupakan DAS - DAS dengan nilai tekstur dan kerapatan jaringan paling rendah. Kelompok kedua dan ketiga dengan nilai gradien kemiringan dan tingkat percabangan sungai di atas nilai rata - rata. Kelompok keempat merupakan DAS - DAS dengan nilai rata - rata tekstur jaringan paling tinggi dan kluster kelima merupakan kelompok dengan nilai nisbah memanjang paling tinggi. Dari hasil uji nilai rata - rata, tidak terdapat perbedaan nilai morfometri yang signifikan antar batuan. Kemudian dari uji asosiasi didapatkan hasil bahwa kerapatan jaringan sungai yang tinggi berasosiasi dengan batuan vulkanik muda.

This thesis discusses the morphometry of sub-catchment area in the western part of Java island with unit analisis in order to sub-catchment area three or more. The sub-catchment area are result from catchment deliniation using ASTER GDEM as elevation reference. There are 10 variables morphometry studied, basin wide, the length of the main rivers, basin perimeter, drainage density, biffuraction ratio, drainage texture, circulation ratio, elongated ratio, relief ratio and the basin slope. From the calculation for each morphometric in the western part of Java Island, each morphometric have characteristic based of topography and rocks lithology.
From clustering method using K-Means Cluster, each basin grouping by their same morphometric. First cluster are catchment area with lowest drainage tekstur and drainage density. Second and third group are catchment area with high basin slope and biffuraction ratio. Fourth cluster is basins with highest mean drainage textur and fifth cluster are basins with highest elongated ratio. From the test results mean - average, there are no significant differences between variables and rock lihology. Then be obtained from the association test brought a high density of river network associated with young volcanic rocks.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Dwinanti Rika Marthanty
"Konsep Low Impact Development (LID, 1999) mengunakan Curve Number (CN) dari metode SCS di dalam proses analisis dan pendekatan desain untuk menghitung potensi limpasan. Metode CN merupakan pendekatan empirik untuk mengestimasi limpasan permukaan (direct runof) dari hubungan antara hujan, tata guna lahan, kelompok hidrologis tanah (hydrologic soil groups), dan kondisi kelembaban awal (antecedent moisture condition) (USDA - SCS, 1955, 1986). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kelayakan metode Infiltrasi Horton sebagai alternatif pemanfaatan metode SCS untuk menghitung limpasan hujan. Manfaatnya untuk membuat suatu panduan prosedur penentuan nilai CN cara Infiltrasi Horton sebagai alternatif metode SCS untuk karakteristik wilayah di Indonesia, yang dapat digunakan untuk mendesain debit banjir suatu kawasan secara lebih akurat.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut di atas maka dilakukan percobaan infiltrometer di lapangan untuk membuat persamaan infiltrasi Horton di lokasi yang ditentukan berdasarkan variasi kombinasi parameter; jenis tanah, potensi air tanah, tata guna lahan, dan posisi di sub-DAS. Data sebaran hujan digunakan untuk menghitung rasio limpasan langsung (ekses hujan) terhadap total hujan. Hubungan tersebut digambarkan dalam bentuk grafik dan diperbandingkan dengan nomogram SCS. Percobaan dilakukan di Sub-DAS Sugutamu, sebagai bagian dari Penelitian Infrastruktur Hijau, Departemen Teknik Sipil, tahun 2007 ? 2009. Batasan-batasan di dalam penelitian ini adalah jumlah titik pengamatan ada 10 (sepuluh), waktu pengukuran dilakukan sekali antara Oktober - November 2007, data sebaran hujan antara Januari 2003 - Desember 2007 stasiun hujan FTUI.
Penelitian menunjukan bahwa ada ketidakkonsistenan nomogram SCS untuk lokasi 4, 7, 8, 9 dan 10. Kondisi tanah di titik-titik pengamatan mengindikasikan potensi rendah limpasan langsung karena laju infitrasi tanah yang tinggi (> 1, 147 cm/jam) yaitu rata-rata 2,306 cm/jam, tetapi ini tidak menggambarkan kondisi wilayah di lokasi pengamatan, mengingat CN yang didapat dari percobaan masih terbatas pada lokasi titik pengamatan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah meneliti nilai CN wilayah. Hubungan antara hasil perhitungan dengan nilai aktual perlu dilakukan sehingga rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengamati debit limpasan langsung di lapangan untuk dibandingkan dengan hasil perhitungan teoritis, serta karakterisitik waktu konsentrasi untuk memprediksi volume banjir hasil perhitungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24957
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Maulidina
"

Maraknya pembangunan di sub DAS Ciliwung Tugu menyebabkan kenaikan wilayah tutupan lahan kedap air yang menyebabkan kenaikan limpasan permukaan dari waktu ke waktu. Dalam upaya penanggulangannya tidak mungkin dilakukan penggusuran bangunan di lahan terbangun. Maka dari itu digunakanlah penerapan infrastruktur hijau untuk pengelolaan air limpasan permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wilayah yang berpotensi diterapkan teknologi infrastruktur hijau dan mengidentifikasi peran penerapan infrastruktur hijau dalam pengelolaan limpasan permukaan di lahan terbangun Sub DAS Ciliwung Tugu. Analisis tumpang-susun digunakan untuk mendapatkan lokasi potensial penerapan infrastruktur hijau dan Metode Rasional digunakan untuk menghitung perubahan debit sebelum dan sesudah diterapkannya infrastruktur hijau. Hasil wilayah potensial dan perubahan debit dianalisis dengan memperhatikan aspek fisik DAS. Hasilnya diketahui bahwa jenis infrastruktur hijau sengkedan berumput paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hummocky, atap hijau paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hilly, trotoar berpori paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hilly, dan lajur saringan bervegetasi paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hilly. Penerapan infrastruktur hijau di lahan terbangun sub DAS Ciliwung Tugu berpotensi untuk menurunkan debit limpasan. Berdasarkan perhitungan, persen penurunan debit limpasan klasifikasi tinggi berpotensi terjadi pada bentuk medan hummocky, hillocky, hilly, dan mountainous. Sedangkan persen penurunan debit limpasan klasifikasi rendah berpotensi terjadi pada bentuk medan undulating.

 


Massive development in Ciliwung Tugu sub watershed has caused an increase in imprevious cover area. This also causes an increase in surface runoff over time. In an effort to overcome them, it is impossible to do eviction of buildings in the built-up areas. Therefore, the application green infrastructure is used for managing the stormwater itself. The aim of this research is to determine the characteristics of potential area of green infrastructure implementation, and identificate the function of green infrastructure in case of  reduce  runoff  discharge in Ciliwung Tugu sub watershed built-up areas. Overlay analysis is used to get the potential area to aplicate the green infrastructure and the Rational Method is used to calculate the runoff discharge change of green infrastructure implementation. The result of potential areas and runoff discharge change is analyzed with  concern in watershed physical aspect.

The results show that the type of grassed swales has the most potential to be applied to hummocky terrain, green roofs have the most potential to be applied to hilly terrain, porous pavements have the most potential to be applied to hilly terrain, and vegetated filterstrips have the most potential to be applied to hilly terrain. The implementation of green infrastructure in the built-up areas of the Ciliwung Tugu sub-watershed has the potential to reduce runoff discharge. Based on calculations, the high percentage reduction in runoff discharge has the potential to occur in hummocky, hillocky, hilly, and mountainous terrain. Meanwhile, the low percentage reduction in runoff discharge has the potential to occur in the undulating terrain.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwa Millennia Chaerani
"Penelitian dilakukan di Sub-DAS Citarik, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dan merupakan bagian dari DAS Cimandiri, WS Cisadea-Cibareno. Sub-DAS Citarik. Secara geografis terletak pada 6°43'05" - 7°01'15"LS dan 106°30'50" - 106°41'00"BT. Litologi daerah penelitian secara regional terdiri dari batuan vulkanik, batuan piroklastik, dan batuan sedimen. Berdasarkan cakupan daerah aliran sungai, anakan Sungai Citarik mengalir dari kaki Gunung Salak hingga muara Pelabuhan Ratu. Karena itu Sungai Citarik memiliki beragam topografi dari bentukan lahan pegunungan hingga dataran rendah. Debit pada Sub-DAS Citarik yang sebagian besar berada pada daerah perbukitan dapat terpengaruh oleh struktur. Melalui analisis fault fracture density (FFD) dilakukan pendugaan zona permeabel dari suatu lokasi untuk mengetahui implikasinya terhadap debit aliran dasar, debit limpasan langsung, dan debit jumlah air tersedia. Berdasarkan perhitungan debit dengan pendekatan keseimbangan air metode F.J.Mock, didapatkan perbandingan rasio debit aliran dasar dan debit limpasan langsung pada zona FFD tinggi lebih besar dibandingkan dengan zona FFD rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahwa lebih banyak debit yang terinfiltrasi dibandingkan dengan debit yang mengalir di permukaan.

The research was conducted in Citarik Sub-Watershed, Sukabumi Regency, West Java Province and part of the Cimandiri Watershed, WS Cisadea-Cibareno. Citarik sub-watershed. Geographically it is located at 6°43'05" - 7°01'15" S and 106°30'50" - 106°41'00"E. The lithology of the research area regionally consists of volcanic rocks, pyroclastic rocks, and sedimentary rocks. Based on the watershed coverage, the tributary of the Citarik River flows from the foot of Mount Salak to the Pelabuhan Ratu estuary. Therefore, the Citarik River has a variety of topography from mountainous landforms to lowlands. The flow of the Citarik Sub-watershed which is mostly located in hilly areas, can be affected by the structure. Through fault fracture density (FFD) analysis, it is possible to estimate the permeable zone to find out its implications for base flow discharge, surface runoff discharge, and total available water discharge. Based on the calculation of the discharge with the water balance approach, the F.J. Mock method, the ratio of base flow and surface runoff in the high FFD zone is greater than that in the low FFD zone. This indicates that more discharge infiltrate than flows on the surface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Theodorus Agus HR
"ABSTRAK
Fenomena sekala global ENSO dapat mempengaruhi fenomena cuaca lain seperti pada
sekala regional( monsun) dan sekala lokal. Interaksi antar sekala fenomena inilah yang
sangat penting datam membentuk cuaca maupun iklim di wilayah Indonesia dan
fenomena yang paling dominanlah yang tentunya memiliki peran utama.
Pengaruh El Nino dibeberapa tempat di Indonesia memang cukup jelas dengan adanya
kekeringan yang panjang dan kebakaran hutan yang lebih hebat. Dalam penelitian ini
bermaksud mengidentifikasi pengaruh El Nino tahun 1997 terhadap jumlah curah hujan,
lama bulan kering , lama bulan tanpa curah hujan, awal musim kemarau dan panjang
musim kemarau di Jawa bagian barat.
Hasil penelitian menunjukkan teijadi penurunan jumlah curah hujan tahunan
antara 150 mm - 2500 mm atau antara 10 % - 70 % dari normalnya dan penurunan
curah hujan kumulatif Maret-Desember antara 250 mm- 2400 mm atau antara 30% -
80%. Lama curah hujan bulanan < 100 mm pada umumnya terjadi lebih lama dari
keadaan normalnya yaitu antara 2-10 bulan. Lama bulan tanpa curah hujan juga lebih
lama terjadi yaitu antara 1 - 6 bulan dari normalnya. Awal musim kemarau pada saat El
Nino berlangsung terjadi lebih awal antara 2-10 dasarian dari normalnya. Sedangkan
panjang musim kemarau pada saat El Nino berlangsung teijadi lebih panjang dari
normalnya yaitu antara 3-18 dasarian."
2001
S33595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herjuna Rahman
"Air hujan dapat dinilai merugikan bagi suatu lingkungan perkotaan dalam tingkat yang besar, tetapi juga dapat bernilai bermanfaat, jika dikelola dengan baik untuk meningkatkan pemanfaatan kembali air oleh alam, dengan tujuan jangka panjang yaitu untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang hidup pada daerah yang mengalami hujan tersebut. Oleh karena itu, program - Water Balance Model - (WBM) yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah British Colombia, Kanada, digunakan untuk membandingkan antara volume air antara air hujan (total rainfall) dengan limpasannya (discharge) , begitu juga dengan jumlah infiltrasi yang dapat dihasilkannya, yang dapat ditingkatkan oleh penerapan teknologi Surface Enhancements dan Source Controls dari aplikasi Manajemen Air Hujan Perkotaan (Urban Rainwater Management).
Tujuan dari studi ini adalah untuk menguji kemampuan program WBM, yang hanya dapat diakses dari situs www.waterbalance.ca, dengan mengikuti semua tahapan yang diperlukan oleh program tersebut. Sebelum program WBM ini dapat diuji, diperlukan terlebih dahulu untuk mencari berbagai macam data yang dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan program dengan benar, seperti antara lain data hujan, topografi, jenis tanah, penggunaan lahan (tipe & luas), dan penutup permukaan lahan, untuk dapat mewakili daerah yang akan ditinjau tersebut, dalam hal ini daerah perwakilan untuk Sub-DAS Sugutamu. Data-data lain yang diperlukan adalah juga data mengenai teknologi source controls dan surface enhancements, dari teknologi Best Management Practice (BMP) yang mendukung konsep Low-Impact Development (LID), yang sudah tersedia oleh program WBM ini. Setelah pengumpulan semua data tersebut, program dapat digunakan dengan memasukkan semua data yang sudah diperoleh kedalam program WBM melalui situs program, dan melihat hasil yang keluar setelah program dijalankan, untuk selanjutnya dapat dianalisa.
Hasil yang diperoleh dari seluruh perhitungan di dalam program akan berupa beberapa macam grafik. Ada dua macam grafik yang dihasilkan tersebut, yaitu grafik Exceedance Summary, yaitu grafik yang menunjukkan jumlah limpasan yang terjadi dalam suatu jenjang waktu tertentu, dan juga Volume Sumamry, yaitu grafik yang memperlihatkan perbandingan antara volume limpasan total (Total Discharge) , dengan kehilangan total (Total Losses) , infiltrasi DAS (Catchment Infiltration) , dan infiltrasi dari teknologi source control (Source Control Infiltration) . Oleh karena program WBM ini masih di dalam masa percobaan, maka semua hasil yang diperoleh hanya berupa suatu hasil rekayasa saja untuk menguji kemampuan yang dimiliki oleh program WBM tersebut.

Rainwater can be considered harmful for an urban environment in excess amounts, but can also become valuable, if well managed to enhance the natural restoration of water within the environment, with the long-term objective for the restored water to be used by the local community living within the area of this rainfall. Therefore, the 'Water Balance Model' (WBM) program which was developed by the Local Government of British Colombia, Canada, is used to compare the volume of water between total rainfall and its discharge, along with the total infiltration which it can produce, which can be enhanced by applying Surface Enhancement and Source Control technology through the application of Urban Rainwater Management.
The main objective of this study is to test the abilities of the WBM program, which can only be accessed through 'Water Balance Model' website, which is www.waterbalance.ca, by following the specific steps needed by the program itself. Before the WBM program can be tested, several types of data is needed to properly operate this program, such as rainfall data, topographic data, soil type data, land use data (type & area), and surface type data, which can represent the area in which is to be observed, in this case the representation area of the Sugutamu Sub-River Basin. Other data which is needed include data regarding source control and surface enhancement technology, from Best Management Practice (BMP) technology which supports the Low-Impact Development concept, which is already provided by the WBM program. After gathering all of the data, the program can be used by inputing all the required data into the WBM program through the program website, and seeing the results which are produced after the program is run, to be used for further analysis.
The results which are produced from all calculations in the program are in the form of several different types of graphs. There are two different types of graphs which are produced, which are the Exceedance Summary graph, which shows the amount of runoff which occurs in a certain time frame, as well as the Volume Sumamry graph, which shows the comparison between volumes of the Total Discharge, with the Total Losses, Catchment Infiltration, and Source Control Infiltration. Because the WBM program is still under testing, therefore all the results produced are only engineered results, to test the abilities of this WBM program.
"
2008
S35328
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>