Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nelson Saksono
"Program Iodisasi garam dengan cara fortifikasi iodium ke dalam garam merupakan cara yang paling tepat guna dan ekonomis untuk menanggulangi masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Tetapi dalam perkembangannya ada beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam beriodium tidak efektif karena kadar iodiumnya akan berkurang bahkan hilang bila dicampur dengan bumbu dapur. Untuk mengetahui lebih jauh duduk permasalahannya, maka perlu dilakukan analisis keberadaan iodat dalam bumbu dapur dengan metode Iodometri dan metode X-ray Fluorosence. Dari hasil pengujian metode Iodometri terjadi penurunan kandungan iodat untuk masingmasing bumbu dapur yaitu cabai sebesar 75,5 %, ketumbar 51,43 % dan merica 20,99 %. Sedangkan hasil pengujian dengan metode X-ray Fluorosence terjadi penurunan iodat untuk cabai sebesar 12,84 %, ketumbar 6,42 % dan merica 1,14 %. Perbedaan penurunan iodat dalam bumbu dapur dari kedua metode ini disebabkan karena perbedaan prinsip dan fungsi dari metode. Iodometri hanya dapat menganalisis iodium dalam bentuk iodat saja sedangkan dalam matrik bumbu dapur yang mengandung senyawa-senyawa kimia kemungkinan iodat berada dalam beberapa bentuk senyawa. X-ray Fluorescence dapat menganalisis iodat dalam beberapa bentuk senyawa iodium sehingga matrik bumbu dapur yang begitu kompleks tidak menjadi masalah.

Iodat Analysis Content in Cooking Ingredients Using Iodometry and X-ray Fluorescence Methods. Salt iodization program using iodine fortification into salt method is the best method that is effective and economical to overcome the problems caused by iodine deficiency. However in, its development there are some issues clamed that the use of iodized salt is ineffective since iodine content reduces, even disappear when the salt mix with other cooking ingredients. In order to investigated the existence of iodine in cooking ingredients, a research applying iodometry and X-ray fluorescence methods was carry out. The result obtained by iodometry method showed decreases in iodine content in each ingredient, as chili was 75,5 %, ketumbar was 51,43 %, and pepper was 20.99 %. On the other hand, the X-ray Fluorescence measurement showed the iodat deficiency in chili was 12.84 %, ketumbar was 6.42 %, and pepper was 1.14 %. The difference in the result of iodat deficiency can be caused by difference in principle and possessed by them. Iodometry only can analyze iodine in iodat form, while in cooking ingredients iodat may exist in various compound. X-ray Fluorescence can analyze iodat in some compounds so that the complicated matrix ingredient with not interfere the measurement."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hedi Surahman
"Program iodisasi garam dengan cara fortifikasi iodium ke dalam garam merupakan cara yang paling tepat guna dan ekonomis untuk menanggulangi masalah gangguan akibat kekurangan iodium. Tetapi dalam perkembangannya ada beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam ber-iodium tidak efektif karena kadar iodiumnya akan berkurang bahkan hilang bila dicampur dengan bumbu dapur.
Untuk mengetahui lebih jauh keberadaan iodium dalam bumbu dapur perlu diadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode analisis yang lebih sensitif dibanding metode yang pernah dilakukan (lodometri) karena banyaknya senyawa kimia dalam bumbu dapur yang berinteraksi dengan iodat. Metode X-ray Fluorescence digunakan untuk menganalisis secara total kandungan iodium dalam suatu sampel. Metode ini dapat digunakan dalam menganalisis iodium dalam berbagai spesies baik itu dalam bentuk iodida, iodat, iodium dan bentuk kompleks. Metode X-ray Fluorescence sangat sensitif dalam menganalisis suatu unsur yaitu sampai kisaran ppm. Dalam penelitian ini selain metode X-ray Fluorescence juga dilakukan pengujian menggunakan metode iodometri dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dengan metode ini.
Metode X-ray Fluorescence dilakukan dengan cara mencampurkan sekitar 25 gram garam NaCl yang mengandung sekitar 480 ppm kalium iodat dengan masing-masing 25 gram bumbu dapur (cabe, ketumbar dan merica). Campuran ini kemudian dilarutkan dengan aquades menjadi 100 ml dan dianalisis dengan alat X-ray Fluorescence. Intensitas yang dihasilkan dari unsur iodium dalam campuran bumbu dapur dan garam iodat dibandingkan dengan intensitas unsur iodium larutan standar iodat yang diketahui konsentrasinya menggunakan perhitungan regresi linier. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah untuk bumbu cabe terjadi penurunan iodat sekitar 12,84 %, bumbu ketumbar sekitar 6,42 % dan merica sekitar 1,14 %.
Metode iodometri dilakukan dengan cara melarutkan 62,5 gram masing-masing bumbu dapur (cabe, ketumbar dan merica) ke dalam 500 ml aquades. Larutan ini disaring dan hasil saringan diambil 10 ml kemudian ditambahkan 1 gram NaCl dengan variasi konsentrasi iodat. Campuran ini kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan sampel garam tanpa penambahan bumbu dapur. Dari hasil perbandingan ternyata pada konsentrasi iodat sekitar 470 ppm terjadi penurunan untuk masing-masing bumbu dapur yaitu cabe sekitar 75,5%, ketumbar 51,43% dan merica 20,99%.
Perbedaan penurunan iodat dalam bumbu dapur dari kedua metode ini disebabkan karena perbedaan prinsip dan fungsi dari metode. lodometri hanya dapat menganalisis iodium dalam bentuk iodat saja sedangkan dalam matrik bumbu dapur yang mengandung senyawa-senyawa kimia kemungkinan iodat berada dalam beberapa bentuk senyawa . X-ray Fluorescence dapat menganalisis iodat dalam beberapa bentuk senyawa iodium sehingga matrik bumbu dapur yang begitu kompleks tidak menjadi masalah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"ABSTRAK
Program iodisasi garam dengan cara fortifikasi iodium ke dalam garam merupakan cara yang paling tepat guna dan ekonomis untuk menanggulangi masalah gangguan akibat kekurangan iodium. Tetapi dalam perkembangannya ada beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam beriodium tidak efektif karena kadar iodiummya akan berkurang bahkan hilang bila dicampur dengan bumbu dapur.
Untuk mengetahui lebih jauh keberadaan iodium dalam bumbu dapur perlu diadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode analisis yang lebih sensitif dibanding metode yang pernah di lakukan (Todometri) karena banyaknya senyawa kimia dalam bumbu dapur.yang berinteraksi dengan iodat. Metode X-ray Fluorescence digunakan untuk menganalisis secara total kandungan iodium dalam suatu sampel. Metode ini dapat digunakan dalam menganalisis iodium dalam berbagai spesies baik itu dalam bentuk iodida , iodat, iodium dan bentuk kompleks. Metode X-ray Fluorescence sangat sensitif dalam menganalsis suatu unsur yaitu sampai kisaran ppm. Dalam penelitian ini selain metode X-ray Fluorescence juga dilakukan pengujian menggunakan metode iodometri dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dengan metode ini.
Hasil yang diperoleh dari metode X-ray Fluorescence adalah untuk bumbu cabe terjadi penurunan iodat sekitar 12,84 %, bumbu ketumbar sekitar 6,42 % dan merica sekitar 1,14 %. Sedangkan dengan metode Iodometri hasil yang diperoleh terjadi penurunan untuk masing-masing bumbu dapur yaitu cabe sekitar 75,5%, ketumbar 51,43% dan merica 20,99%.
Perbedaan penurunan iodat dalam bumbu dapur dari kedua metode ini disebabkan karena perbedaan prinsip dan fungsi dari metode. Iodometri hanya dapat menganalisis iodium dalam bentuk iodat saja sedangkan dalam matrik bumbu dapur yang mengandung senyawa-senyawa kimia kemungkinan iodat berada dalam beberapa bentuk senyawa . X-ray Fluorescence dapat menganalisis iodat dalam beberapa bentuk senyawa iodium sehingga matrik bumbu dapur yang begitu kompleks tidak menjadi masalah ."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayu Surya Wulan
"ABSTRAK
Bauksit adalah suatu bahan mentah yang tersusun dari satu atau lebih
mineral - mineral aluminium oksida terhidrasi dan pengotor-pengotornya yaitu :
silika, oksida besi, titan serta unsur-unsur kecil lainnya.Titanium merupakan salah
satu pengotor yang terdapat dalam bauksit yang ditentukan kadarnya sebagai TiO2.
Penetapan TiO2 dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode spektrofotometri
dengan alat spektrofotometer UV-VIS yang didasarkan pada : Garam Titan (IV)
direaksikan dengan H3PO4 1 : 1 yang berfungsi sebagai pengasam, yang selanjutnya
akan membentuk garam kompleks berwarna kuning dengan pereaksi H2O2 3%,
kepekatan warna larutan yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar Titan
dalam sampel. Dan metode X-Ray Flourescence Spektrometri dengan alat X-Ray
yang didasarkan pada : ketika atom sampel di-iradiasi dengan foton sinar-x primer yang berenergi tinggi, elektron terlempar keluar dari orbit dalam bentuk
fotoelekron. Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang elektron (hole) didalam satu
atau lebih orbital, mengubah atau menjadi ion yang tidak stabil. Untuk
mengembalikan atom pada keadaan yang lebih stabil, lubang di orbital dalam harus
diisi dengan elektron dari orbital luar. Transisi seperti ini biasanya diikuti dengan
emisi energi dalam bentuk foton sinar X sekunder, jumlah foton sinar X sekunder
besarnya sebanding dengan konsentrasi unsur yang diukur. Pada analisis dengan
metode spektrofotometri UV-VIS, diperoleh hasil yang cukup mendekati dengan
kadar sebenarnya, dimana diperoleh rata-rata kadar TiO2 sebesar 2,01% dengan
persen kesalahan 2,98 % dan persen akurasi 97,11%. Pada analisis dengan metode
XRF spektrometri, diperoleh hasil yang sangat akurat dibandingkan dengan metode
spektrofotometri UV-VIS. Hasil yang diperoleh untuk rata-rata kadar TiO2 adalah
1,97%. Rata-rata persen kesalahan yang diperoleh yakni sebesar 1,18%. Sedangkan
rata-rata persen akurasi sebesar 98,83%. Berdasarkan praktik dan pengolahan data
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan dengan menggunakan alat
spektrofotometer saja kadar TiO2 yang didapat tidak terlalu jauh juga dengan kadar
sebenarnya, sehingga tidak perlu dilakukan analisis dengan alat X-Ray, mengingat
jika dilihat dari segi ekonomis juga harga alat X-Ray jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan harga alat spektrofotometer."
2008
TA1712
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Surawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Anggraini
"ABSTRAK
Metode analisis iodometri adalah metode analisis standar (SNI) yang digunakan
untuk menentukan kandungan iodat dalam garam. Metode analisis spektrofotomeiri
sinar tampak menurut prinsip-prinsip analisisnya diharapkan dapat menjadi metode
analisis altematif penentuan iodat dalam garam, karena detektor yang digunakan
untuk mengamati wama memiliki ketelitian dan sensitititas yang lebih baik
daripada mata. Oleh karenanya nrlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menentukan kandungan iodat dalam garam dengan metode analisis spektrofotornetri
si nar tampak.
Tujuan dan penelitian ini adalah untuk membandingkan metode analisis titrasi
iodometri dan metode analisis spektrofotometri sinar tampak dalam menganalisa
kandungan iodat di dalam garam pasar. Penelitian dilakukan dengan menguji
batasan analisis, pengaruh NaCl terhadap kurva kalibrasi dan keakuratan masing-
masing metode dengan menggunakan garam NaCl p.a dengan ditambahlcan
sejumlah iodat. Hasil analisis ini kemudian dianalisis dengan metode analisis
regresi Kcmudian untuk penguj ian garam pasar, digunakan tiga macam merk garam
pasar dan dianalisis dengan kedua metode.
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa batasan analisis untuk spektrofotomenri
5 sampai 0_1 ppm. Konsentrasi NaCl yang meningkat akan meningkatkan
sensitifitas analisis untuk spelctrofotometri, dengan konsentrasi NaCl optimum 20 gr/100 ml sedangkan konsentrasi NaCl tidak berpengaruh untuk iodometri.
Keakuratan masing-masing metode diperoleh dengan persamaan regresi untuk
spektrofotometri yaitu Y = 0,9959 X dengan R2 = 0,9823 dan untuk iodometd Y=
0,9807x dengan R2 = 0,9967l. Hasil analisis garam pasar bemmerk dengan kedua
metode didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan selisih hasil analisis rata-rata I ppm.

"
2001
S49135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
TA1197
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>