Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eko Wiji Purwanto
"Penyediaan akses air bersih/air minum adalah urusan pemerintahan yang konkuren dan bersifat wajib. Pemenuhan air bersih dilakukan dengan pendekatan yang berbasis masyarakat atau mandiri dan berbasis lembaga melalui badan usaha milik daerah (BUMD) di bidang air minum. Adanya wabah Covid-19 telah mempengaruhi segala sektor kehidupan masyarakat. Namun, secara spesifik dampak Covid-19 di sektor air bersih nasional belum nyata terlihat. Sehingga belum nyata pengaruhnya terhadap upaya pemenuhan akses universal air minum aman tahun 2030, sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) akses air minum. Adanya krisis ini justru menjadi peluang untuk lebih mengedepankan air bersih sebagai sektor yang perlu menjadi prioritas karena perannya sebagai garda terdepan dalam mencegah penyebaran Covid-19. Krisis Covid-19 diharapkan dapat mendorong peningkatan anggaran di sektor ini sekaligus penataan kembali pada kelembagaan sektor air bersih. Banyaknya pemangku kepentingan di sektor air bersih membutuhkan adanya leadership yang mumpuni, juga perlu adanya otoritas yang menjadi leading institution di sektor air bersih."
Jakarta: Badan Perencanaan PembangunaN Nasional (BAPPENAS), 2020
330 JPP 4:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Heni Rengganis
Kementerian Pekerjaan Umum, 2015
627 JTHID 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko T. Iskandar
Bogor: Puslitbang Biologi LIPI, 1998
597.8 DJO at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Kasypaddhurri
"ABSTRAK
Studi aliran beban adalah sangat penting dalam perencanaan perkembangan suatu sistem uniuk masa yang akan datang karena perencanaan, pengoperasian, serta perluasan suatu sistem tenaga listrik memerlukan analisa aliran daya yang banyak tergantung pada diketahuinya efek eJek interkoneksi dengan sistem tenaga yang lain, interkoneksi dari beban-beban yang baru, serta interkoneksi saluran-saluran transmisi yang baru, sebelum semuanya dipasang. Selain itu juga studi aliran daya juga penting dalam menentukan operasi terbaik untuk sistem-sistem yang telah ada.
Pada sistem tenaga listrik, daya listrik mengalir dari pusalpusat pembangkitan menuju pusat-pusat beban. Dalam proses penyalurannya, daya tersebut dipengaruhi faktor jaktor antara lain : besar tegangan bus sistem, besar reaktansi dan kapasitansi saluran transmisi, tap trafo serta rugi-rugi transmisi jaringan. Dalam penyalurannya, diharapkan daya yang disuplai oleh pembangkit dapat optimum diterima oleh beban sehingga dapat mengurangi biaya pembangkitan dan biaya rugi_rugi tranmisi. Untuk iu diperlukan suatu studi aliran daya optimum (optimal load flow ) untuk dapat menentukan arah aliran daya dari pusat unit-unit pembangkit menuju pusat pusat beban ,besar daya yang dibangkitkan pada masing-masing unit pembangkit, besar nilai tegangan masing-masing bus. Selain itu studi aliran daya optimum juga dapat menentukan operasi pembangkitan yang paling ekonomis dari unit-unit pembangkit yang ada untuk memenuhi heban sistem dengan rugi-rugi duya aktif pada jaringan yang seminimal mungkin melalui optimal economic dispatch dankoordinasi hidro termal serta perbaikan nilai tegangan pada daerah daerah lertentu dengan penggunaan sumber daya reakrif yang seoptimal mungkin.
Tulisan ini mengambil studi kasus aliran daya optimum tahun 2000 sistem Jawa Bali dengan menggunakan program PSS/OPF yang merupakan rencana aliran daya optimum dengan asumsi keadaan-keadaan real time.

"
2000
S39758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Putri R.
Jakarta: Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum, 2014
JSEPU 6:1(2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Tjahjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spenyel, Womsiwor
"Air Bersih merupakan Kebutuhan dasar (Basic Need) yang sangat perlu bagi manusia. Sebagian besar tubuh manusia memperoleh sumbangan paling besar dari air untuk kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dapat memberikan kesehatan dasar pada manusia, baik untuk minum, memasak makanan dan keperluan sehari-harinya. Kesehatan manusia ini dapat menunjang kegiatan manusia sebagai pelaku pembangunan.
Kabupaten Daerah Tingkat II Grobogan Jawa Tengah, memang dijuluki sebagai daerah gersang, yang tidak tanpa alasan. Kualitas dan kuantitas air yang belum memadai menyebabkan banyaknya penyakit yang berhubungan dengan hal itu berjangkit. Upaya penanggulangan sering dilak.ukan, namun masih sukar untuk menurunk.an jumlah penderita, bahkan dalam lima tahun terakhir ini, prioritas perhatian terhadap penyakit masyarakat masih cenderung didominasi oleh penyakit yang mempunyai hubungan dengan air yang kurang memadai. Hasil upaya mengurangi berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut merupakan upaya memperbaiki komponen penting yang ikut menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu cara yang dapat diperaunakan untuk: menanggulangi berjangkit secara luasnya penyakit tersebut yaitu dengan meningkatkan kuantitas penggunaan air, walaupun segi kualitasnya masih belum memenuhi standar. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian Saunders dan Was-ford pada tahun 1976 dengan hasil yang menunjukkan kemajuan pesat di bidang ini. Oleh karena itu, kualitas air yang nampaknya masih sukar diperbaiki dapat segera ditanggulangi dengan upaya mencapai target kuantitas.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa pencapaian target penyediaan air bersih yang dilaporkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Grobogan tidak sesuai dengan kenyataan lapangan dan bahwa aspek kelembagaan implementasi merupakan pokok penting yang hasus diperbaiki, sehingga dapat menunjang program air bersih mencapai target riil. Pencapaian target tersebut mendorong perbaikan derajat kesehatan dengan menurunnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas air yang tidak memadai. Segi kelembagaan merupakan kelemahan dalam implementasi program pembangunan yang dimotori oleh pernerintah dalam upaya mensukseskan program air bersih. Kelemahan penelitian ini ada pada penggunaan teori implementasi yang lebih cenderung bagi model penelitian kasus. Selain itu, kendala paling berat adalah model penelitian survey dengan waktu dan tenaga yang tidak memadai sehingga banyak hal yang nampak, diselesaikan tergesa-gesa.
Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan seperti: Komunikasi, Sumberdaya, Sikap/Watak dan Struktur Dirokrasi dalam kelembagaan implementasi program dapat memberikan sumbangan besar untuk perbaikan program, terutama pencapaian target kuantitas secara riil. Kelemahan kelembagaan pada faktor-faktor tersebut merupakan salah satu kunci pokok upaya mencapai target kuantitas air bersih yang dapat mendorong perbaikan kualitas harus benar terwujud dalam implementasi program air bersih. Dengan wujud nyata kelembagaan impiementasi yang baik dalam program-program pembangunan, maka sekaligus proses Administrasi Negara dapat menyentuh bidang kesehatan sebagai bagian pelayanan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>