Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sulthon Sjahril Sabaruddin
"ABSTRAK
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dampak liberalisasi perdagangan Indonesia dengan Yaman terhadap perekonomian Indonesia. Guna mengevaluasi dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian Indonesia, dianalisis melalui pendekatan metode analisis model Software for Market Analysis and Restrictions on Trade (SMART). Hasil analisis skenario dampak liberalisasi perdagangan RI-Yaman terhadap perekonomian Indonesia dengan complete tariff dismantlement, dengan memanfaatkan analisa perubahan consumer surplus, perubahan impor dan ekspor, serta perubahan pendapatan tarif dapat disimpulkan bahwa liberalisasi perdagangan RI-Yaman dengan nol tarif berdampak sangat positif terhadap perekonomian Indonesia dan cukup positif terhadap perekonomian Yaman. Telahaan ini merupakan bentuk antisipasi kemungkinan perubahan kebijakan manakala situasi politik, ekonomi, dan keamanan di Yaman telah pulih kembali."
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2017
330 JOMUT 13:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuridistya Primadhita
"Penelitian skripsi ini menggunakan data industri pulp dan kertas di Indonesia dengan lima digit International Standard Industrial Classification (ISIC) revisi dua terbitan Biro Pusat Statistik (BPS) selama periode 1994-2003. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak liberalisasi perdagangan terhadap kinerja industri pulp dan kertas di Indonesia dan mengetahui apakah rasio konsentrasi, pertumbuhan output, indeks skala, dan indeks teknologi mempengaruhi perubahan produktivitas tenaga kerja, price-cost margin dan ekspor pada industri pulp dan kertas di Indonesia. Variabel kinerja diproksikan dengan produktivitas tenaga kerja, price-cost margin, dan ekspor dan Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk data pooled-cross section. Hasil yang didapat adalah adanya liberalisasi perdagangan berdampak terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja, peningkatan price-cost margin dan peningkatan ekspor. Rasio konsentrasi, pertumbuhan output, dan indeks teknologi mempengaruhi perubahan produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan output dan indeks teknologi mempengaruhi perubahan price-cost margin. Rasio konsentrasi dan indeks teknologi mempengaruhi perubahan ekspor pada industri pulp dan kertas di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Mariana
"Liberalisasi perdagangan telah meningkatkan interdependensi dan intensitas kerjasama antar negara, namun pada saat yang sama jugs meningkatkan iklim kompetisi secara global. Seiama beberapa dekade terakhir, tren regionalisme semakin meningkat, terutama dalam kerangka kerjasama ekonomi. Integrasi ekonomi regional ASEAN diharapkan dapat meningkatkan kondisi perekonomian kawasan secara menyeluruh.
Tujuan tersebut tampaknya akan sulit tercapai karena hubungan ekonomi intra-ASEAN yang bersifat non-komplementer. Sebagai stabilisator perekonomian nasional maupun regional, sektor UKM akan menghadapi tantangan yang lebih berat, terutama dari kalangan pengusaha asing. Dalam pembahasan tentang UKM, kesuksesan China dalam mengembangkan sektor UKM-nya secara global tidak dapat dikesampingkan. Integrasi ekonomi ASEAN jugs tidak terpisahkan dari faktor China. Di satu sisi, integrasi ekonomi akan meningkatkan iklim kompetisi regional, namun di sisi lain integrasi ekonomi jugs perlu direalisasikan untuk menghadapi pengaruh ekonomi China di kawasan.
Dalam rencana penerapan Pasar Tunggal ASEAN, terdapat empat karakteristik utama, yaitu kebebasan arus barang dan jasa, kebebasan arus tenaga kerja ahli, prinsip non-diskriminasi dalam keprofesian, dan kebebasan arus modal. Penerapan pasar tunggal perlu dipandang sebagai peluang (bertambahnya pangsa pasar) sekaligus ancaman (banjirnya produk asing yang lebih kompetitif) bagi kalangan usaha domestik, terutama sektor UKM. Di kawasan Asia Tenggara, sektor UKM Malaysia dan Thailand sudah dianggap sebagai pemain regional yang kompetitif. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari strategi dan kebijakan pemerintahnya masing-masing dalam pemberdayaan UKM.
Apabila dilihat dari sudut pandang kebijakan, daya saing sektor UKM Indonesia secara regional masih lebih rendah dibandingkan dengan sektor UKM Thailand dan Malaysia. Kesuksesan pengembangan sektor UKM China, tidak terlepas dari peran negara (pemerintah pusat) sebagai pengambil keputusan. Dalam menghadapi kompetisi regional, Indonesia perlu merumuskan cetak biru dan strategi pengembangan UKM yang Iebih selaras dengan prinsip liberalisasi perdagangan. Sementara itu dalam menghadapi China, negara-negara ASEAN perlu segera mewujudkan integrasi ekonomi kawasan dalam komitmen Pasar Tunggal dan Basis Produksi Tunggal.
Untuk dapat bertahan dalam liberalisasi ekonomi kawasan, pemerintah Indonesia perlu Iebih proaktif dan bersikap pragmatis. Dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, pemerintah tidak dapat lagi terlalu mengandalkan peran korporasi besar dan MNC. Paradigma pembangunan nasional perlu difokuskan pada sektor UKM sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat. Dalam menghadapi China, Indonesia dan negara-negara ASEAN juga perlu mengesampingkan friksi-friksi politik yang selama ini masih mewarnai hubungan intra-kawasan.

Trade liberalization has resulted both in increasing interdependence and cooperation among nation-states while at the same time also increasing competition between friends and (or) foes. In the last few decades, there was a significant growing trend towards regionalism, especially those in the state of economic cooperation. ASEAN economic integration initially aimed to increase the region's social welfare in an inclusive scale.
However, some experts doubt the aspired plan since the nature of infra-ASEAN's trade based mostly on non-complementary relations. SMEs (Small and Medium Enterprises) as a 'controller' on social, political, and economic stability both domestically and regionally, lend to face harder challenges, particularly from large-scale and foreign enterprises. In the framework of SMEs, we can no longer under estimate China's SMEs development at the global scale. At the similar point, ASEAN's economic integration, more or less, also related to this China factor. The implementation of ASEAN Single Market will intensively increases economic and trade competition among member states. On the other hand, ASEAN's economic integration will also entirely needed to overcome China's economic power in the region.
There are generally four characteristics in the focal point of ASEAN Single Market free flow of goods and services, free flow of skilled labors, non-discriminatory standard on professional certification. and freer flow of capital among member states, The upcoming Single Markel should be seen - all at once - as both threat (an overflow of more competitive imported goods) and opportunity (growing market) for SMEs practitioners. in the Southeast Asian region, Thai and Malaysian SMEs have been recognized as two of the most competitive regional players. Yet, the achievement must not be seen apart from the goverments' policies and effective strategies in SMEs development.
From the standpoint of general policy environment, Indonesian SMEs' regional competitiveness level is still far left behind Thailand and Malaysia. China's attainment in SMEs development is also an outcome of the state's (government's) continuous role as the primary decision maker. In facing the forthcoming regional competition, Indonesian government needs to redesign its domestic policy towards SMEs as well as to put forward a blueprint for SME development that may possibly pursue the values of trade liberalization. Meanwhile in facing China's economic influence, ASEAN member countries should soon put into action the region's economic integration and the committed agreement to build ASEAN as a single market and single production base.
To be able to survive in the era of regional trade liberalization, Indonesian government is required to be more practical and 'down to business'. To improve the nation's social welfare, we can no longer depend only on large-scale enterprises and MNCs (Multinational Corporations). National development paradigm should be diverted to SMEs development as the backbone of the communities' subsistence. In facing China's economic dominance, ASEAN member countries must also be able to put aside political friction and ideological confrontation in the region."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24412
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukoco
"Studi ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kebijakan penurunan tarif bea masuk impor, penurunan biaya transaksi perdagangan dan gabungan penurunan tarif bea masuk impor dan penurunan biaya transaksi perdagangan. Penulis mengkaji dampak kebijakan-kebijakan ini terhadap kinerja perekonomian, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan dengan menggunakan pendekatan komputasi keseimbangan umum.
Penulis menemukan bahwa kebijakan penurunan tarif bea masuk impor di sektor pertanian dan di sektor industri pertanian meningkatkan kinerja perekonomian. Sementara itu kebijakan penurunan tarif bea masuk impor di sektor industri non pertanian menurunkan PDB riil. Kebijakan penurunan biaya transaksi perdagangan dan gabungan penurunan tarif bea masuk impor dan penurunan biaya transaksi perdagangan meningkatkan kinerja perekonomian dengan besaran yang lebih besar. Insiden kemiskinan di perkotaan menurun namun di perdesaan dan di tingkat nasional meningkat akibat kebijakan penurunan tarif di sektor pertanian. Kebijakan penurunan tarif di sektor industri pertanian menunjukkan penurunan insiden kemiskinan di perkotaan dan di tingkat nasional namun netral di perdesaan. Sementara itu penurunan tarif di sektor industri non pertanian menunjukkan penurunan kemiskinan di perkotaan, di perdesaan dan di tingkat nasional. Kebijakanan penurunan biaya transaksi perdagangan dan gabungan penurunan tarif bea masuk impor dan biaya transaksi perdagangan menurunkan insiden kemiskinan di perkotaan, di perdesaan dan di tingkat nasional dengan keuntungan lebih besar pada rumah tangga di perdesaan.
Ketimpangan distribusi pendapatan di perdesaan meningkat akibat penurunan tarif di sektor pertanian, penurunan tarif di sektor industri pertanian dan menurun akibat penurunan tarif di sektor industri non pertanian, penurunan biaya transaksi perdagangan, gabungan penurunan tarif di sektor industri pertanian dan biaya transaksi perdagangan, gabungan penurunan tarif di sektor industri non pertanian dan biaya transaksi perdagangan serta netral akibat gabungan penurunan tarif di sektor pertanian dan biaya transaksi perdagangan. Sementara itu ketimpangan distribusi pendapatan di perkotaan meningkat akibat penurunan tarif di sektor pertanian, gabungan penurunan tarif di sektor pertanian dan biaya transaksi perdagangan, gabungan penurunan tarif di sektor industri pertanian dan biaya transaksi perdagangan dan menurun akibat penurunan tarif di sektor industri non pertanian, gabungan penurunan tarif di sektor industri non pertanian dan biaya transaksi perdagangan serta netral akibat penurunan tarif di sektor industri pertanian, penurunan biaya transaksi perdagangan.

This study aims to evaluate the policy to reduce import tariffs, reduction in trade transaction costs and the combined reduction in import tariffs and reduced trade transaction costs. Author examines the impact of these policies on the performance of the economy, poverty, and inequality of income distribution using computational general equilibrium approach.
The authors found that the policy of reduction in import tariffs in the agricultural sector and in the agricultural industry sector improve economic performance. While the policy to reduction in import tariffs on non-agricultural sector lowers real GDP. Policy to reduction in trade transaction costs and the combined reduction in import tariffs and trade transaction costs increase the performance of the economy. The incidence of poverty in urban and rural decline but at a national level rise due to tariffs reduction policies in the agricultural sector. Tariffs reduction policies in the agricultural sector showed a decrease in the incidence of poverty in urban areas and at the national level but is neutral in the rural areas. While the policy to reduction in import tariffs on non agricultural sector showed a decline in urban poverty, in rural areas and at the national level. Policy to eduction in trade transaction costs and the combined reduction in import tariffs and trade transaction costs reduce the incidence of poverty in urban areas, in rural areas and at the national level with a greater advantage in rural households.
Inequality of income distribution in rural areas increased due to tariffs reduction in agriculture sector, tariffs reduction in agriculture industrial sector and decreased due to tariffs reduction policies in the non agricultural sector, reduction in trade transaction costs, the combined tariffs reduction in the agriculture industry sector and trade transaction costs, the combined tariffs reduction in the non-agricultural industry sector and trade transaction costs as well as neutral due to the combined tariffs reduction in the agriculture sector and trade transaction costs. While the inequality of income distribution in urban areas increased due to tariffs reduction in the agriculture sector, the combined tariffs reduction in the agriculture sector and trade transaction costs, the combined tariffs reduction in the agriculture industry sector and trade transaction costs and decrease due to reduction in import tariffs of non agricultural sector, the combined tariffs reduction in the non-agricultural industry sector and trade transaction costs as well as neutral due to tariffs reduction in the agricultural sector, reduction in trade transaction costs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Marpaung, Ginda Tua
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S5540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soepanto Soemokaryo
Malang : Agritek , 2001
639.2 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Subur Purwana
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap
penerimaan kepabeanan impor, kontribusi penerimaan kepabeanan terhadap
penerimaan perpajakan, serta pengakuan, pencatatan dan pelaporan penerimaan
Pajak dalam Rangka Impor (PDRI). Penelitian ini menggunakan regresi linear
berganda, analisis kontribusi (proporsi), dan data hasil wawancara. Hasil analisis
menunjukkan liberalisasi perdagangan akan meningkatkan kinerja Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) karena dapat meningkatkan penerimaan
kepabeanan impor (bea masuk dan PDRI), akan tetapi dengan adanya dualisme
pengakuan, pencatatan dan pelaporan PDRI menyebabkan kinerja DJBC
menurun. Kontribusi penerimaan kepabeanan dan cukai berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan perpajakan, kontribusi penerimaan kepabeanan berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan perpajakan, dan kontribusi penerimaan PDRI
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan perpajakan dalam negeri

ABSTRACT
The aim of this study is to analyze the effect of trade liberalization on import
customs revenue, study the contribution of customs import on tax revenue, and
examine recognition, recording, and reporting of taxes on import (PDRI). This
study uses analysis method of multiple linear regression, contribution (proportion)
analysis, and interview results. The analysis results show the trade liberalization
improves performance of Directorate General of Customs and Excise (DJBC)
because it could increase import customs revenue (import duties and taxes on
import), on the other hand, dualism recognition, recording and reporting of taxes
on import caused performance degradation of DJBC. The contribution of customs
and excise duties has significant effect on tax revenue, the contribution of customs
duties significantly affect on tax revenue, and the contribution of taxes on import
has remarkable impact on tax revenue in the country."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>