Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165453 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Asep Nugraha Ardiwinata
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian translokasi klorpirifos (Q,O-diethyl-0-3,5,6-irichloro-2 pyridyl phosphorolhioate) karbofuran (2, 3-dihydro-2, 2-dirnethyl-7-benzo frrranyl metylcarbamate), dan lindan (1, 2, 3,4,5,6-hexachloro cycla hexane) pada tanaman padi dan penurunan konsentrasinya di dalam tanah. Penelitian dilakukan di Instalasi Laboratorium Biokimia & Enzimatik dan Instalasi Rumah Kaca, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor.
Penelitian translokasi insektisida menggunakan tanaman padi varietas IR. 64 dan 3 jenis insektisida karbofuran, klorpirifos dan lindan dengan dosis setara 1 kg/ha. Translokasi insektisida pada tanaman padi dirunut dengan mengukur kandungan residu insektisida pada daun, batang, malai dan beras dengan selang waktu pengamatan 5, 10, 15, 25 dan 30 had setelah aplikasi (HSA) untuk insektisida karbofuran dan klorpirifos, sedangkan selang waktu 5, 15, 25, 35 dan 45 HSA untuk insektisida lindan. Pada penelitian penurunan konsentrasi insektisida digunakan tiga jenis tanah yang berasal dari Wonosari (Jawa Tengah), Bekasi dan Karawang (Jawa Barat) dan 3 jenis insektisida yaitu karbofuran, klorpirifos dan lindan dengan konsentrasi masing-masing 0,45 ppm. Pengamatan laju penurunan konsentrasi insektisida dilakukan dengan cara mengukur kandungan residu insektisida karbofuran dan klorpirifos pada selang waktu 0, 20, 40, 60 dan 80 HSA dan 0, 25, 50, 75 dan 100 HSA untuk lindan. Aplikasi insektisida dilakukan dua kali pada fase vegetatif (5 MST-minggu setelah tanam) dan fase generatif (10 MST). Kandungan residu insektisida pada tanaman padi dan tanah diukur dengan alat kromatografi gas cairan yang dilengkapi dengan detektor ECD. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 3 faktor dan 2 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insektisida karbofuran, klorpirifos dan lindan ditranslokasikan ke daun, batang, malai dan beras. Residu insektisida pada daun padi paling banyak ditemukan kemudian diikuti pada batang, malai dan beras, Penurunan konsentrasi residu insektisida pada tanah Karawang lebih tinggi daripada tanah Wonosari dan Bekasi. Laju penurunan konsentrasi insektisida karbofuran (t1/2 = 10,0 hari) lebih cepat daripada insektisida lindan (t1/2 = 63,2 hari) dan klorpirifos (ti.12,9 hari) pada tanah Karawang.

ABSTRACT
The chlorpyrifos (0,0-diethyl 0-3,5, 6-trichloro-2 pyridyl phosphoro hioate), carbofuran (2,3-dihydro-2,2-dimethyl-7-benzofuranyl metylcarbamate), lindane (1,2,3,4,5,6-hexachloro cyclo hexane) insecticides translocation research has been conducted on paddy and its concentration decrease in soil. The research was conducted at the Biochemistry & Enzymatic Laboratory and the Green House of the Research Institute for Food Crops Biotechnology.
The insecticide research used IR 64 paddy variety and 3 kinds of insecticides, namely: carbofuran, chlorpyrifos and lindane with the dosage equals to 1 kg a.i.lha. The insecticide translocation in the paddy was discovered by measuring the insecticide residues conten on the leaf, stem and panicle on the observation interval time of 5, 10, 15, 25 and 30 days after the treatment (DAT) for the chlorpyrifos and carbofuran insecticides and 5, 15, 25, 35 and 45 DAT for the lindane insecticide. Whereas on the insecticide concentration decrease research utilized 3 types of soil come from Wonosari (Middle Java), Bekasi and Karawang (West Java) and 3 types of insecticides, namely: chlorpyrifos, carbofuran and lindane with each concentration of 0.45 ppm. The rate of concentration decrease was observed by measuring the insecticide residue content in the soils at the time interval of 0, 20, 40, 60 and 80 DAT (chlorpyrifos and carbofuran) while the lindane at the time interval of 0, 25, 50, 75 and 100 DAT. The insecticide treatment was done twice on the vegetative phase (5 WAP-weeks after planting) and the generative phase (10 WAP). The insecticide residue content on the paddy and the soil was determined by the gas liquid chromatograph equipped with the ECD detector. The design of the research used the complete random design with 3 factors and 2 replication.
The results showed that the vegetative phase (on the stem and panicle) and in the generative phase (stem, leaf and the panicle) was recognized the chlorpyrifos, carbofuran and lindane insecticide residues. The insecticide residues translocation of chlorpyrifos, carbofuran and lindane was higher in leaves than in the stem and panicle. The concentration decrease of chlorpyrifos, carbofuran and lindane insecticide residues in Karawang soil's was higher than in the sail from Wonosari and Bekasi. The rate of concentration decrease of carbofuran (ti = 10,0 days) was faster than lindane (t ½ = 63,2 days) and chlorpyrifos (t1/2 = 12,9 days).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nining Betawati Prihantini
"Penelitian tentang pertumbuhan mikroalga Chlamydomonas spp yang ditumbuhkan pada tiga macam medium dengan variasi derajat keasaman (pH) telah dilakukan di laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jumsan Biologi, FM1PA Universitas Indonesia Depok. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan dalam rangka pencarian sumber daya mikroalga alternatif untuk penanggulangan air buangan (limbah). Kultur mikroalga Chlamydomonas spp yang diisolasi dari kolam alga di sekitar air buangan pabrik karet, Subang, Jawa Barat diteliti pada 3 macam medium dengan 9 variasi derajat keasaman (pH). Sebagai media kultur digunakan 2 macam medium perlakuan yaitu Medium alamiah sederhana Ekstrak Taoge (MET) dan medium Air Sumur. Sedangkan medium kontrol yang digunakan adalah medium yang biasa digunakan untuk pemeliharaan awal kultur mikroalga tersebut yaitu medium sintetik Beneck. Sembilan variasi derajat keasaman (pH) tersebut adalah pH 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, II, dan 12. Parameter pertumbuhan mikroalga yang digunakan adalah jumlah set mikroalga. Kurva pertumbuhan dilukiskan pada grafik milimeter block dengan data log semi. Sedangkan fase-fase pertumbuhan dihitung dengan laju pertumbuhan (K) spesifik mikroalga yang terjadi. Pada masing-masing pH perlakuan dilakukan uji statistik Anova sate arah dari ketiga variabel (media) pada a = 0,1.
Hasil uji statistik Anova satu arah dari ketiga variabel (media) pada masing-masing pH perlakuan memperlihaikan pertumbuhan sel berbeda nyata pada a = 0,1 pada seluruh hari pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur mikroalga Chiamydomonas hasil isolasi dari kolam alga di sekitar air buangan pabrik karet, Subang, Jawa Barat dapat tumbuh di dalam MET (pH 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12), medium Air Sumur (pH 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12), dan medium Beneck (pH 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12) dengan toleransi yang berbeda. Pertumbuhan terbaik dalam MET adalah pada pH 6 (K = 0,91), dan terburuk pada pH 12 (K = 0,52). Pertumbuhan terbaik dalam medium Air Sumur adalah pada pH 9 (K = 0,93), dan terburuk pada pH 4 (K = - 0,61). Sedangkan pertumbuhan terbaik dalam medium Beneck adalah pada pH 5 (K = 0,79), dan terburuk pada pH 4 (K T 0,29)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Susianni, Author
"ABSTRAK
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) merupakan terna menahun yang
sangat mudah tumbuh dan telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat
tradisional yang memiliki banyak kegunaan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan
adalah herba, daun dan akar dalam bentuk sediaan rebusan tumbuhan tersebut.
Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh sari air akar tapak liman terhadap
fungsi ginjal melalui pengukuran kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus sebagai
bagian dari uji toksisitas sub kronis.
Penelitian dilakukan menggunakan 32 ekor tik:Us jantan galur Sprague-Dawley
yang dibagi secara acak ke dalam empat kelompok. Kelompok I,II,III masing-masing
diberi do sis sari air akar tapak liman 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per 200 g berat
badan tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol. Sari air diberikan
sekali sehari secara oral selama 90 hari erus menerus, kemudian plasma tikus diambil
untuk diperiksa kadar urea dan kreatinrnnya secara spektrofotometri. ~
Dari percobaan didapatkan kadar urea rata-rata (mg/100ml)adalah: kelompok I:
7,43 ± 1,77; kelompok IT: 6,61 ± 2,42; kelompok ITI: 6,42 ± 1,49; kelompok IV:
8,86 ± 2,20; dan kadar kreatinin rata-rata (mg/100 ml) sebagai berikut: kelompok 1:
0,45 ± 0, 12; kelompok II: 0,41 ± 0,06; kelompok III: 0,45 ± 0,06; kelompok IV:
0,46 ± 0, 11. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
bermakna dari kadar urea dan kreatinin pada empat kelompok tersebut, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sari air akar tapak liman tidak mempengaruhi kadar urea
dan kreatinin dalam plasma tikus yang berarti aman untuk fungsi ginjal."
2000
S31213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Sari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Chryseabacterium indolognes ID6004 has ability to produce protease.Its growth and activiyi of proteolytic enzyme are influenced by carbon source (sugar) and notrogen source (Yeats extract0 which presumably to be repressor
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarni
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T40163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>