Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdullah Gymnastiar
Bandung : Khas MQ, 2006
181.07 ABD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rogak, Lisa
Jakarta: Gramedia, 2006.
650.1 ROG s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rodiyah
"ABSTRAK
Menjadi janda di usia muda bukanlah hal yang mudah. Mereka
dihadapkan pada permasalahan yang kompleks, misalnya: masalah rumah tangga,
ekonomi, sosial, seksual, dan sebagainya. Dengan permasalahan-permasalahan
itu, sebagai seorang janda di usia muda, ada banyak pemecahan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Salah satu dari pemecahan tersebut adalah menikah.
Namun kenyataannya, terdapat janda di usia muda yang memutuskan untuk tidak
menikah lagi. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat proses pengambilan
keputusan pada janda di usia muda untuk tidak menikah lagi berdasarkan teori
Janis & Mann (1977) yang mengatakan bahwa terdapat lima tahap dalam proses
pengambilan keputusan. Tahap-tahap tersebut adalah mengenali masalah, melihat
alternatif, menimbang alternatif, membuat komitmen, dan menghadapi umpan
balik. Selain itu penulis ingin melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
seorang janda mengambil keputusan untuk tidak menikah lagi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif melalui
prosedur wawancara mendalam dan observasi terhadap subyek penelitian yang
akhirnya diperoleh informasi sebagai data yang akan diolah untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian. Penulis mengobservasi dan mewawancarai dua
orang janda sebagai subyek penelitian.
Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil gambaran tentang proses
pengambilan keputusan pada kedua subyek, yaitu mereka melalui kelima tahapan
dari Janis & Mann (1977). Selain itu diperoleh hasil mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kedua subyek dalam mengambil keputusan untuk tidak menikah
lagi. Pada subyek 1 ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembilan
keputusan, yaitu: circumslance, preference, belief dan action. Sedangkan pada
subyek 2 ditemukan adanya faktor circumslance, preference, belief, action, dan
emotion.
Terdapat keunikan yang ditemukan pada diri kedua subyek yaitu kedua
subyek memiliki gambaran masa kecil yang membuat mereka tidak ingin menikah
yaitu I melihat bahwa jika menikah dengan pria beristri maka ia merasa akan
menyakiti hati orang lain, sedangkan S mendapatkan gambaran dari ibunya bahwa
ia akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak lengkap apabila menikah dengan
pria yng menjadi suami orang. Disarankan untuk melanjutkan penelitian tentang proses pengambilan
keputusan dengan melihat kondisi janda yang mengalami kesulitan ekonomi,
janda yang tidak memiliki anak, ataupun latar belakang kematian suami karena
faktor-faktor yang lain."
2004
S3474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lubis, Suryani
"Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 209 K/AG/1994, jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta No. 48/1993/PTA., JK, jo. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur No. 1107/Pdt.G/92/PA.JT., adalah salah satu contoh dari permasalahan di dalam poligami. Di dalam Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, prinsip yang dianut dalam perkawinan adalah perkawinan monogami, artinya seorang pria (suami) hanya boleh beristeri seorang wanita. Namun, secara bersamaan undang-undang, juga memberikan memberikan kesempatan kepada seorang pria (suami) untuk menikah lagi (poligami), meskipun dengan syarat-syarat tertentu dan harus memperoleh izin dari pengadilan. Salah satu alasan yang harus dipenuhi oleh seorang pria (suami) untuk poligami, adalah isteri tidak dapat melahirkan keturunan. Disamping harus dipenuhi syarat-syarat, yaitu adanya persetujuan isteri/isteri-isterinya, adanya jaminan dan kepastian bahwa suami akan berlaku adil dan mampu menjamin keperluan hidup terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka. Hal inilah yang menimbulkan pandangan yang berbeda dari masyarakat mengenai poligami, yang memandang poligami dari segi positif poligami, yaitu dipandang sebagai solusi dari permasalahan dalam keluarga dan segi negatif poligami dapat menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga. Sehingga timbul pertanyaan, apakah dasar dan pertimbangan Pengadilan Agama memberikan izin atau menolak poligami, bagaimana apabila isteri tidak bersedia memberikan kepada suami untuk menikah lagi, dampak apa saja yang mungkin terjadi dengan diajukannya izin poligami oleh seorang suami, dan apakah peraturan perundang-undangan yang ada telah memadai untuk mengatur mengenai poligami. Pembahasannya meliputi konsepsi perkawinan dan poligami menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dibandingkan dengan KUHPerdata (Burgerlijk Wetboek), dan tentang konsepsi poligami ditinjau dari norma agama, norma sosial, dan norma hukum, serta tata cara mengajukan izin poligami. Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan lapangan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kotter, John P., 1947-
Jakarta: Prenhallindo, 1997
650.1 KOT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wagiman
"Peraturan perkawinan campuran sebelum berlakunya Undang-undang No. 1 tahun 1974 diatur dalam ketentuan Gemengde Huwelijk Regeling (GHR). Perkawinan campuran terjadi antara mereka yang tunduk pada hukum yang berlainan. Bentuk-bentuk perkawinan campuran pada saat berlakunya GHR adalah perkawinan antar tempat, perkawinan antar regio, perkawinan antar golongan, perkawinan iternasional dan perkawinan antar agama. Perkawinan campuran dipengaruhi oleh pluralisme dibidang hukum perkawinan serta masyarakat Indonesia yang terbagi dalam beberapa golongan. Unifikasi dibidang hukum perkawinan dilakukan dengan upaya pemerintah mengeluarkan UU No. 1 Tahun 1974 meskipun juga tidak berhasil mengakhiri pluralisme hukum perkawinan. Dengan diundangkannya UU No. 1 tahun 1974 maka segala bentuk perkawinan campuran di atas telah terhapus kecuali perkawinan antar warga negara (perkawinan internasional). Terhadap ketentuan ini ada pendapat dari para sarjana hukum yang melakukan penafsiran secara acontrario terhadap ketentuan pasal 66 UU NO. 1 tahun 1974. Penafsiran tersebut memungkinkan digunakannya ketentuan GHR terhadap perkawinan campuran yang tidak diatur dalam UU No. 1 tahun 1974. Perkawinan campuran memerlukan perjanjian perkawinan untuk menghindari sengketa dikemudian hari, meskipun hal ini bukan suatu keharusan. Dengan tidak diaturnya perkawinan antar agama dalam Undang-undang Perkawinan Nasional seringkali para pihak memanfaatkan ketentuan diperbolehkannya perkawinan di luar negeri. Perkawinan campuran membawa akibat terhadap kewarganegaraan suami/istri dan anak-anak yang dilahirkan. Suami/istri dapat tetap pada kewarganegaraanya atau salah satu pihak mengikuti kewarganegaraan pihak lain. Anak-anak yang dilahirkan mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Terhadap harta benda perkawinan menjadi harta bersama, jika terdapat perjanjian perkawinan harta benda perkawinan dalam penguasaan masing-masing pihak."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S20776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarno
[T.t.] Departemen Penerangan R.I.[t.th.]
992.07 S 438
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>