Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
cover
Muhammad Ihsan Masykur
"Energi pasang surut adalah sumber daya energi yang bersih dan dapat diprediksi yang umumnya dimanfaatkan dengan menggunakan turbin pasang surut sumbu horizontal. Proses pembangkit listrik dari turbin pasang surut dipengaruhi oleh berbagai elemen, salah satunya adalah kinerja hydrofoil. Ini termasuk lift coefficient, drag coefficient, dan lift-to-drag ratio. Studi ini memperkenalkan penggunaan hidrofoil Orcinus Orca untuk turbin pasang surut sumbu horizontal. Geometri Orca Original Hydrofoil diperoleh dengan memodifikasi airfoil NACA0021. Selanjutnya, parameterisasi kurva Bezier digunakan untuk membuat profil hydrofoil yang halus. Studi ini juga menggunakan Artificial Neural Network yang dikombinasikan dengan Multi Objective Genetic Algorithm, khususnya untuk mengoptimalkan bentuk hydrofoil pada kecepatan aliran rendah, yaitu pada kecepatan fluida 0.5 m/s. Tujuan dari optimasi ini adalah untuk meningkatkan lift coefficient dan mengurangi drag coefficient untuk meningkatkan lift to drag ratio. Temuan menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan, karena hydrofoil Orcinus Orca yang dioptimalkan menunjukkan peningkatan yang luar biasa sebesar 42.78% dan 27.93% dibandingkan dengan Orca Original dan hydrofoil Orccinus Orca yang dimodifikasi dengan Bezier. Dalam simulasi lain, ditunjukkan bahwa Orca Optimized Hydrofoil memiliki potensi untuk dapat berfungsi sebagai turbin pasang surut, dengan Power Coefficient sebesar 0.323, yang meningkat menjadi 0.666 dengan penambahan Lobed Ejector V10. Lobed Ejector sendiri memberikan peningkatan Power Coefficient sebesar 106.2% dibandingkan dengan turbin yang beroperasi tanpanya.

Tidal energy is a clean and predictable power source that is commonly harnessed by using horizontal axis tidal turbines. The power generating process of tidal turbines is influenced by various elements, one of which is the hydrofoil performance. This includes the lift coefficient, drag coefficient, and lift-to-drag ratio. This study introduces the utilization of the Orcinus Orca hydrofoil for horizontal axis tidal turbines. Orca Original Hydrofoil geometry is obtained by modified the NACA0021 airfoil. Subsequently, Bezier curve parameterization is employed to make a smooth hydrofoil profile. The study further deploy an Artificial Neural Network coupled with a Multi-Objective Genetic Algorithm, specifically targeting optimization of the hydrofoil shape optimization at a low flow velocity, specifically at an inlet velocity of 0.5 m/s. The aim of this optimization is to augment the lift coefficient and diminish the drag coefficient to amplify the lift to drag ratio. The findings reveal a significant enhancement in performance, as the optimized Orcinus Orca hydrofoil exhibits a remarkable increase of 42.78% and 27.93% compared to the original Orcinus Orca and the Bezier-modified Orcinus Orca hydrofoils, respectively. In another simulation, it was demonstrated that the Orca Optimized Hydrofoil has the potential to function as a tidal turbine, exhibiting a Power Coefficient of 0.323, which increases to 0.666 with the addition of the Lobed Ejector V10. The Lobed Ejector alone accounts for a 106.2% increase in Power Coefficient compared to the turbine blade operating without it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D`Adamo, Peter J.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2004
612.11 DAD d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Di wilayah Sumpiah ,itik dipelihara dengan diberi pakan yang terdiri dari dedak dan sisa dapur seadanya atau nasi aking, akibatnya pertumbuhan lambat.Padahal pertumbuhan itik jantan lebih cepat dibandingkan itik betina dengan kondisi pemeliharaan yang relatif sama...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Utomo Muhammad
"ABSTRAK
Membran fosfolipid sel endotelial arteri koroner sangat rentan untuk mengalami oksidasi oleh radikal bebas, karena mengandung rantai asam lemak berikatan rangkap berganda. Demikian pula lipoprotein plasma terutama fraksi LDL, bahkan hasil modifikasi oksidatifnya akhir-akhir ini diyakini berperanan dalam pembentukan sel busa serta plak aterosklerotik.
Meskipun belum dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid, hasil modifikasi oksidatif tersebut, merupakan penyebab primer penyakit jantung koroner (PJK), tetapi kadarnya dilaporkan meninggi dalam plasma darah penderita, selaras dengan peningkatannya dalam jaringan vaskuler yang mengalami aterosklerosis.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingginya kadar peroksida lipid dalam plasma dapat mencerminkan beratnya penyakit jantung koroner.
Penelitian bersifat deskriptif terhadap 98 kasus yang memenuhi kriteria dan terdaftar di RSJHK selama periode 30 September 1989 sampai dengan 31 Januari 1990, terdiri atas 47 kasus angina pektoris, 22 kasus infark miokard akut, dan 29 kelola. Delapan puluh tiga orang laki-laki dan 15 orang wanita. Delapan puluh lima orang menjalani pemeriksaan angiofrafi koroner, 68 orang diperiksa profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipid lengkap. Sedangkan peroksida lipid diperiksa pada seluruh kasus.
Diperoleh data kadar peroksida lipid yang berbeda bermakna antara kelompok kelola, dengan kelompok angina maupun dengan kelompok infark miokard akut, masing-masing dengan p < 0,001. Antara kedua kelompok yang disebut terakhir tidak ada perbedaan bermakna, demikian pula antara laki-laki dan wanita. Serta tidak ada korelasi dengan umur, kadar kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol, ataupun HDL-kolesterol.
Dengan uji univariat Mann-Whitney dan uji multivariat secara analisis diskriminan dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid merupakan prediktor independen bagi PJK. Sensitifitas 55,07% dan spesifisitas 75,86% bila digunakan secara tunggal. Sensitifitas menjadi 95,45% dan spesifisitas menjadi 75,0% bila digabungkan dengan faktor umur dan jenis kelamin.
Secara statistik kadar peroksida lipid dapat menjadi diskriminator antara PJK dengan skor koroner tinggi dan PJK dengan skor koroner rendah. (p=0,00322)
Sebagai kesimpulan, peroksida lipid kadarnya meningkat pada kasus PJK, dan dapat menjadi salah satu prediktor beratnya aterosklerosis.
Penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar, perlu dilakukan untuk memperoleh validitas data lebih baik dan jika mungkin sekaligus menilai manfaat antioksidan dalam pengobatan serta pencegahan lesi koroner dini.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okto Dewantoro
"Latar Belakang. Indeks Glikemik (IG) diketahui berhubungan dengan kejadian penyakit kardiovaskular, semakin tinggi IG semakin tinggi kejadian penyakit kardiovaskular. Highly Sensitivity-CRP (hs-CRP) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menilai faktor risiko PIK. Semakin tinggi hs-CRP semakin besar risiko terjadinya Acute heart Disease. Indeks Glikemik diketahui berhubungan positif dengan hs-CRP. Saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang menghubungkan IG, hs-CRP dan PIK.
Tujuan. Diketahuinya nilai dan rerata IG dan hs-CRP pada penderita PIK, serta melihat ada tidaknya korelasi antara IG, hs-CRP dan pada penderita PJK. Metodologi. Studi pendahuluan dan potong lintang dilakukan pada 14 penderita PIK jenis angina pectoris stabil yang datang berobat di poliklinik Kardiologi RSCM. Kemudian dilakukan diagnosa PJK dengan Treadmill, pemeriksaan hs-CRP dan kemudian wawancara gizi dengan Food Frequency Quesioner yang menggambarkan pola diet penderita untuk mendapatkan nilai IG.
Hasil. Didapatkan rerata IG 80,96 (tinggi), rerata hs-CRP 1,88 mg/L, serta korelasi positif antara IG dan hs-CRP. Nilai korelasi antara IG dan hs-CRP adalah 0,682 dengan kemaknaan statistik 0,007.
Simpulan. Didapatkan rerata IG dan hs-CRP yang tinggi serta korelasi positif antara IG dan hs-CRP pada penderita PJK.

Background. Glycemic Index (GI) significantly correlated with cardiovascular disease, especially Coronary Arterial Disease (CAD). High Sensitivity-CRP is a marker to predict the risk of Cardiovascular Disease and the higher hs-CRP the higher risk of CAD. Glycemic Index has been known to have a positive correlation with hs-CRP. There was no research in Indonesia, which was trying to see the correlation between IG, hs-CRP and CAD.
Objectives. To get an average value of GI and hs-CRP and to know if there is a correlation between GI and hs-CRP in CAD patient.
Methods. A cross sectional study was done to this research. Fifteen CAD patients especially stable chronic angina which already diagnose with treadmill were examined their blood and then filled form of FFQ to see their GI pattern.
Results. The average result of GI was 80.96 (high) and average result of hs-CRP was 1.88 mg/L. There was a positive correlation between GI and hs-CRP in-patient with CAD in this research.
Conclusions. There was a high average value of GI and hs-CRP in-patient with CAD. There was a positive correlation between GI and hs-CRP in CAD patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"agung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berpeluang sebagai sumber lapangan kerja dan
pendapatan petani, sekaligus menopang program ketahanan pangan di perdesaan. Jagung dapat menjadi bahan
pangan alternatif penghasil karbohidrat setelah padi, juga sebagai bahan baku industri makanan ringan maupun
pakan ternak. Usaha tani jagung umumnya belum dikelola secara optimal sehingga produktivitasnya rendah.
Modifikasi sistem pertanaman pada usaha tani jagung di lahan kering merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produktivitas lahan dan sekaligus pendapatan petani melalui penganekaragaman produk yang dihasilkan pada satu
siklus pertanaman, yaitu biji dan brangkasan. Hasil penelitian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa modifikasi
pertanaman melalui pengaturan jarak tanam dan panen brangkasan secara bertahap melalui penjarangan, yang
disertai dengan pengolahan brangkasan menjadi pakan ternak sangat layak diusahakan dengan nilai B/C lebih dari
2 dan meningkatkan pendapatan petani 2−3 kali lipat dibanding cara konvensional. Di samping itu, cara ini juga
dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan menciptakan lapangan kerja bagi rumah tangga tani, bila
pengelolaannya dilakukan secara terintegrasi dengan ternak sapi. Sistem ini diharapkan dapat menjadi suatu model
pengelolaan pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan antara tanaman jagung dan ternak sapi pada usaha tani
di lahan kering."
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>