Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sri Adiyanti
"ABSTRAK
Meningkatnya suhu udara dan menurunnya kadar oksigen di udara dalam perkotaan perlu ditanggulangi dengan mempertahankan fungsi ekosistem alamiah. Salah satu upaya tersebut, adalah dengan mengusahakan pengadaan tegakan pohon di daerah perkotaan, dalam suatu komunitas yang utuh.
Karena itulah, maka penelitian ini dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana vegetasi berperan dalam menciptakan kenyamanan udara, dengan suhu dan persentase oksigen di udara sebagai indikator. Sebagai kawasan vegetasi, digunakan dua jenis vegetasi yang ditanam di hole 8 Padang GoIf Halim II, yaitu Fagraea fragrans Roxb. (Tembesu) dan Alstonia spatulata B1. (Pule). Penelitian juga dilakukan di tepi jalan depan Gedung Olah Raga TNI-AU - Halim Perdanakusuma, Jakarta Tinur dan taman Fatahilah - Kota, Jakarta Barat, sebagai kawasan non vegetasi.
Penelitian yang dilakukan bersifat eksploratif dan deskriptif analitik, dengan rancangan faktorial dan variabel penentu terdiri atas: lokasi penelitian serta waktu pengukuran I - VI dan I - III (masing-masing untuk pengukuran suhu dan persentase oksigen di udara). Data pelengkap yang digunakan adalah kelembaban udara, luas daun, luas tajuk, keliling batang, dan tinggi pohon jenis Tembesu dan PuIe.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, suhu udara maksimum di kawasan vegetasi 2,4oC lebih rendah dari suhu udara maksimum di kawasan non vegetasi, dan persentase oksigen di udara di kawasan vegetasi dapat mencapai 2% lebih tinggi dari persentase oksigen / di kawasan non-vegetasi. Kerapatan dan jumlah daun dalam suatu tegakan pohon ternyata mempengaruhi suhu udara rata-rata di bawah naungannya, sehingga suhu udara di kawasan Tembesu 2% lebih rendah dari suhu udara di kawasan Pule.
Dengan suhu dan persentase oksigen di udara sebagai indikator, terlihat bahwa kenyamanan udara di kawasan vegetasi lebih tinggi daripada di kawasan non vegetasi, serta jenis Tembesu memberikan manfaat regulatif dan produktif yang lebih besar dari jeais Pule."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Fitri Oktarini
"Permukiman kumuh tepi sungai memiliki kualitas konstruksi bangunan dan lingkungan yang buruk akibat banjir pasang surut, sampah yang terbawa aliran sungai, dan bau genangan air limbah. Penghuni seharusnya tidak nyaman tinggal di lingkungan itu, tetapi penghuni memiliki persepsi yang berbeda tentang kenyamanan lingkungan. Memahami persepsi warga merupakan bagian penting dari pertimbangan perencanaan dan intervensi untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh. Penelitian ini mengkaji persepsi warga terhadap kenyamanan lingkungan di empat permukiman kumuh di bantaran Sungai Musi, Palembang. Keempat lokasi penelitian memiliki kepadatan yang berbeda. Di setiap lokasi penelitian mengambil data dari 75 responden secara acak. Pengumpulan data meliputi biodata penduduk, tingkat kenyamanan dan keinginan untuk pindah. Selain data tersebut, kuesioner juga menanyakan tentang kegiatan yang berkaitan dengan sungai dan pengelolaan sampah serta kelengkapan tangki air limbah kakus di dalam rumah. Data diolah dengan analisis distribusi dan analysis of variance (ANOVA) yang menunjukkan perbedaan persepsi yang signifikan antara keempat lokasi. Persepsi tidak banyak dipengaruhi oleh kepadatan dan kedekatan dari tepi air. Warga juga tidak direpotkan dengan banjir yang menggenangi pemukiman mereka melainkan oleh bau dan kotor. Oleh karena itu, pembangunan tanggul sungai untuk pengendalian banjir tidak boleh menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas permukiman bantaran sungai. Perbaikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah bau dan sampah yang mengganggu kenyamanan penghuni."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S31284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejarah Kota Palangkaraya berawal dari permukiman Kampung Pahandut di kawasan tepian Sungai Kahayan. Peran Sungai Kahayan sebagai orientasi, tempat tinggalj awal bermukim dan mengembangkan kehidupan manusiaj bekerja bagi masyarakat Dayak. Kini masalah yang terjadi ialah perubahan kawasan tepian Sungai Kahayan berkembang menjadi kota yang dinamis, permukiman tumbuh secara organik dan pola jalan berorientasi ke darat membelakangi sungai, sehingga fungsi sungai berubahdari fungsi awalnya. Sungai sebagai folsafah hidup dan orientasi masyarakat Dayak Ngaju. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi model permukiman di kawasan tepian sungai, kasus kawasan permukiman tepian Sungai Kahayan, Kota Palangkaraya. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian ekplorasi kualitatif lapangan (a qualitative exploratory research) berdasarkan ekplorasi data lapangan (field observation) nilai historis kawasan melalui survei, wawancara dan identifikasi potensi kawasan. Hasil penelitian dijabarkan dalam model integrasi permukiman tepian sungai meliputi aspek fisik antara lain: (a) model permukiman; (b) model dermaga (c) model titian dan (d) model jembatan. Sedangkan aspek non fisik : (a) ekonomi dan (b) sosial-budaya dan (c) aktivitas pendukung sepanjang tepian Sungai Kahayan. Hasil penelitian ialah teridentifikasi model permukiman tepian sungai yang relevan yang akan digunakan sebagai pengkayaan model permukiman khususnya di kawasan-kawasan tepian sungai Indonesia di masa mendatang"
728 JUPKIM 9:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Satya Budi
"Pembangunan industri pulp dan rayon memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional, dan untuk mewujudkan pembangunannya harus diproses sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. industri pulp dan rayon dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungannya. Industri ini menggunakan bahan baku kayu dari hutan sekitarnya dan untuk memprosesnya memerlukan banyak air yang diambil dari sungai Asahan dan mempunyai limbah cair yang setelah melalui proses mekanis dibuang ke sungai Asahan kembali, sehingga kemungkinan pencemaran lingkungan hidup bisa setiap saat terjadi jika tidak dikelola dengan benar. Investor yang membangun pabrik pulp dan rayon adalah PT. Inti Indorayon Utama (PT. IIU). Bahwa PT. IIU wajib membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang mencakup PP No. 29 Tahun 1986 tentang AMDAL. Dalam pembuatan suatu rencana kegiatan dan/atau usaha, peran serta masyarakat harus dilibatkan sesuai dengan Pasal 31 ayat (3) PP No. 29 Tahun 1986, dalam hal ini PT. IIU belum menyusun AMDAL, tetapi izin-izin yang terkait dengan rencana kegiatan, tetap diberikan pemerintah. Padahal dalam Pasal 5 PP No. 29 Tahun 1986 menyatakan bahwa keputusan tentang pemberian izin terhadap rencana kegiatan oleh instansi yang berwenang dapat diberikan setelah adanya keputusan persetujuan RKL dan RPL (AMDAL). Disinilah inkonsistensinya pemerintah, dimana persetujuan AMDAL belum ada tetapi pemerintah memberikan izin kepada PT, IIU. Pendirian pabrik dilakukan tanpa AMDAL, herarti tanpa peran serta masyarakat penduduk setempat yang akan terkena dampak, sehingga dalam kegiatan operasional pabrik kemudian temyata terjadi pencemaran lingkungan yang menimbulkan protes dan perlawanan dari masyarakat. Untuk penanganan permasalahan PT. IIU tersebut lagi-iagi pemerintah inkonsisten terhadap putusan-putusan yang dibuat, sehingga timbal kebijakan yang mendua. Akhirnya penanganan permasalahan dilakukan pemerintah dengan mengakomodir aspirasi dari masyarakat yang pro dan yang kontra, sehingga pemerintah memutuskan menutup pabrik rayon dan pabrik pulp dapat dibuka, dilanjutkan dengan melibatkan peran serta masyarakat didalam proses kegiatannya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T14488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqiela Tashania
"Pengukuran kinerja merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu program yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Pengukuran kinerja dapat merupakan elemen penting dalam mengelola suatu organisasi sektor publik. Salah satu alat yang berperan penting dalam pengukuran kinerja adalah kesesuaian kinerja dengan Strategy Map. Dinas Ketahanan Pangan saat ini belum memiliki sistem pengukuran terhadap kinerja organisasi, hal ini dikarenakan penilaian kinerja organisasi selama ini dilihat dari hasil capaian atas sasaran yang ditetapkan melalui renstra. Sehingga kebutuhan akan pengukuran kinerja dan proses evaluasi tetap harus dilakukan baik oleh organisasi swasta maupun organisasi sektor publik. Penelitian ini bertujuan unuk mengevalusi Strategy Map dan kondisi dari Indeks Ketahanan Pangan di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Siak menggunakan pendekatan konsep Balanced Scorecard. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam strategy map dan indikator pencapaian kinerja ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Strategy map yang digambarkan dalam konsep Balanced Scorecard telah disusun secara baik menggunakan pendekatan 4 perspektif Balanced Scorecard di sektor publik. Namun, beberapa indikator harus dirumuskan kembali, karena sebagian besar masih tidak spesifik dengan outcome yang diinginkan oleh organisasi. Hal ini berpotensi menghambat pencapaian dari sasaran kinerja dan penyelenggaraan visi dan misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Siak untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah. 

Performance measurement is a tool used to improve the efficiency and effectiveness of a program implemented by an organization. Performance measurement can be a crucial element in managing a public sector organization. One essential tool in performance measurement is the alignment of performance with the Strategy Map. The Department of Food Security currently lacks a measurement system for organizational performance, as the assessment of organizational performance has been based on the achievement of targets set through the strategic plan. Therefore, the need for performance measurement and evaluation processes must still be carried out by both private and public sector organizations. This research aims to evaluate the Strategy Map and the conditions of the Food Security Index at the Siak District Food Security Department using the Balanced Scorecard concept. The research findings conclude that there are aspects in the strategy map and performance achievement indicators that need improvement. The strategy map outlined in the Balanced Scorecard concept has been well-structured using the 4 perspectives of the Balanced Scorecard in the public sector. However, some indicators need to be reformulated, as most are still not specific to the outcomes desired by the organization. This has the potential to hinder the achievement of performance targets and the implementation of the vision and mission of the Siak District Food Security Department in meeting the regional food needs."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardamean Kurniawan
"Aktivitas kegiatan usaha pemberian kredit secara tidak langsung memiliki dampak dan resiko terhadap lingkungan. Resiko tersebut muncul dari dampak kegiatan usaha yang dibiayai oleh bank yang berpotensi merusak lingkungan hidup. Untuk mencegah dampak tersebut maka bank harus menerapkan green banking dalam melakukan pemberian kredit.
Skripsi ini akan membahas sejauh mana pengaturan green banking dalam peraturan perundang-undangan tentang perbankan di Indonesia dan melihat sejauh mana bank dapat memberikan sanksi kepada kreditur yang melakukan perusakan lingkungan. Penulisan skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder.
Kesimpulan dari penulisan ini menjelaskan bahwa peraturan perundang-undangan tentang perbankan telah mengatur penerapan green banking dan bank masih belum bisa menerapkan sanksi kepada kreditur yang melakukan perusakan lingkungan.

Lending activities have an impact and risk to the environment indirectly. The risk arises from the impact of business activities which financed by the bank that has the potential to damage the environment. To prevent these impacts, the banks should impelementing the green banking principle in credit provision activites.
This thesis will examine the adjustment of green banking principle in indonesian banking law and analyze whether banks could enforce penalty on debitors or not. This research is a normative juridical and using secondary data.
The conclusion of this paper explains that the regulation on banking law regulates the application of green banking and banks still not be able to apply penalty on debitors which cause environmental destruction.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destia Raudha Fatma
"Air merupakan unsur alam yang vital bagi manusia yang bisa menjadi sumber munculnya\ peradaban di suatu kawasan. Tesis ini menelusuri bagaimana pentingnya hubungan manusia dan sungai sehingga penting untuk mengikutsertakan sungai pada perancangan perkotaannya. Sungai merupakan salah satu sumber alami yang tidak semua daerah punya. Setelah terjadi perkembangan teknologi dan industrialisasi, sungai mengalami pemutusan hubungan dengan manusia dan berdampak negatif terhadap kawasan tepi air. Dengan mempertimbangkan sungai sebagai selah satu elemen perancangan pada perkotaan, diharapkan akan terjadi rekoneksi agar sungai dapat berfungsi kembali bagi warga. Hal ini juga tercatat dalam Kearifan Lokal Melayu yang mengatakan manusia dan alam harus mengalami sinergi. Tesis ini membongkar bagaimana sungai menghasilkan sebuah karakter bagi suatu kawasan, dan bagaimana karakter yang diberikan ini terdampak ketika pemutusan hubungan ini terjadi. Lalu dengan pendekatan narrative, rekoneksi akan dicari kembali dengan menilik kembali potensi karakter yang dihasilkan sungai. Dengan membuat sebuah sequence pada kawasan bantaran sungai akan mengembalikan koneksi warga dan sungai yang sempat hilang.

Water is a vital natural element for humans that can be the source of emergence civilization in a region. This thesis explores how important human and river relationships are so important to include the river in its urban design. Rivers are one of the natural sources that not all regions have. After the development of technology and industrialization, the river experienced a disconnection with humans and negatively impacted the waterside area. By considering the river as an element of urban design, it is expected that there will be a reconnection so that the river can function again for residents. It is also recorded in the Local Malay Wisdom which says humans and nature must experience synergy. This thesis reveals how the river produces a character for an area, and how this given character is affected when this disconnection occurs. Then with the narrative approach, reconnection will be sought again by looking back at the potential of the character produced by the river. By creating a sequence on the riverbank area will restore the connection of residents and rivers that had been lost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dari hasil penelitian tentang lingkungan veqetasi di sekitar kompleks percandian Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, diketahui bahwa kompleks percandian Padang Lawas berada dalam lingkungan vegetasi hutan hujan tropik dataran rendah dengan tingkat kanekaragaman jenis famili tumbuhan yang tinggi, salah satu di antara famili tumbuhan tersebut adalah Euphorbiaceae dengan salah satu spesiesnya Phylanthus emlica. L (Balaka). Tumbuhan Phylanthus emlica merupakan tumbuhan liar di tempat-tempat terbuka dalam hutan hujan tropik dataran rendah. Mengamati sifat hidup dan habitatnya, maka tumbuhnya Balaka (Phylanthus emlica) pada pekarangan-pekarangan candi di Padang Lawas kemungkinan bukan sengaja ditanam melainkan tumbuh secara alami. Tumbuhan Balaka (Phylanthus emlica) di daerah lain dikenal dengan nama daerahnya masing-masing, di Melayu dikenal dengan malaka, di Minangkabau dikenal dengan balaka, di Sunda dikenal dengan nama malaka dan di Jawa dikenal dengan Kemloko sementara itu di Madura dan Bali disebut dengan mlakah, dan Flores (NTT) dikenal dengan karsinta."
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>