Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yan Daniel Immanuel
"

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di D.I Yogyakarta meningkatkan jumlah limbah yang dibuang sehingga mempengaruhi kualitas air sungai. Selain itu, pertumbuhan populasi juga berkontribusi pada perubahan penutup lahan di daerah aliran sungai yang kemudian akan berdampak pada kualitas air sungai. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisis variabilitas spasial dan temporal kualitas air pada Sungai Code di Provinsi D.I Yogyakarta, selain itu mengetahui tren perubahan penutup lahan di Daerah Tangkapan Air (DTA) Sungai Code serta hubungannya dengan perubahan kualitas air sungai, dan mengidentifikasi serta menganalisis parameter kualitas air dominan yang  mempengaruhi variabilitas kualitas air Sungai Code secara keseluruhan. Data yang di analisis adalah data sekunder yang berasal dari Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta yang terbatas pada periode pemantauan 2011-2017. Metodologi yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis variasi spasial dan temporal kualitas air secara visual, kemudian melakukan klasifikasi penutup lahan untuk Daerah Tangkapan Air (DTA) Sungai Code dengan software ArcGIS 10.3 serta menganalisis hubungan perubahannya dengan perubahan kualitas air Sungai Code, dan menganalisis variabilitas data kualitas air dengan Cluster analysis (CA) & Principal Component Analysis (PCA) menggunakan software IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukan terdapat parameter yang konsentrasinya mediannya memiliki tren positif untuk variasi spasial dari hulu ke hilir, diantaranya: suhu, TDS, BOD, COD, Nitrat, Nitrit, Seng, Tembaga, Timbal, Bakteri koli tinja, selain itu terdapat juga parameter yang konsentrasi mediannya memiliki tren positif untuk variasi temporal dari tahun 2011-2017, diantaranya: pH, TDS, Nitrat, Nitrit, Deterjen, Seng, Warna. Terdapat juga parameter-parameter yang perlu diperhatikan karena konsentrasinya sebagian besar sudah melebihi baku mutu kelas 3 dan/atau kelas 4 yang ditetapkan dalam Pergub DIY No. 20 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air, diantaranya: BOD, Nitrit, Tembaga, Bakteri koli tinja. Hasil korelasi penutup lahan dan kualitas air mendapatkan bahwa penutup lahan vegetasi alami dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan kualitas air Sungai Code, sedangkan penutup lahan agrikultur dan area bangunan cenderung memberikan dampak negatif terhadap perubahan kualitas air Sungai Code. Untuk CA, paramater kualitas air Sungai Code berhasil dikelompokan menjadi 4 cluster, diantaranya: kelompok pencemar nuterien, kelompok pencemar logam, kelompok pencemar materi organik dan kelompok pencemar grey water. Analisis komponen utama (PCA) menghasilkan empat komponen utama (PC1, PC2, PC3, PC4) yang mempunyai variansi secara berturut-turut 22,815%, 17,631%, 16,016%, 12,806% dan menjelaskan total 69,268% variabilitas data kualitas air Sungai Code. PC1 diinterpretasikan sebagai pencemar materi organik Sungai Code. PC2 diinterpretasikan sebagai pencemar nutrien dan kontaminasi tinja pada Sungai Code yang dapat berasal dari limbah dan air limpasan agrikultur. PC3 diinterpretasikan sebagai pencemar logam Sungai Code yang dapat berasal dari air limpasan urban dan limbah domestik. PC4 dapat diinterpretasikan sebagai dampak pencemaran grey water pada Sungai Code.


Population growth that occurred in D.I Yogyakarta increased the amount of waste discharged so that it affected river water quality. In addition, population growth also contributes to changes in land cover in watersheds which will then have an impact on river water quality. The purpose of this research is to analyze the spatial and temporal variability of water quality in the River Code, in addition to knowing trends in land cover changes in the Code watershed and its relationship to changes in river water quality, and analyzing dominant water quality parameters that affect Code River water quality variability as a whole. This research using secondary data from the Provinsi D.I Yogyakarta, which limited to the 2011-2017 monitoring period. The methodology used is descriptive analysis to analyze spatial and temporal variations in water quality, then classify land cover in Code watershed with ArcGIS 10.3 software and analyze the relationship of changes with changes in Code River water quality, analyze variability of water quality data with Cluster analysis (CA) & Principal Component Analysis (PCA) using IBM SPSS software. The results showed there are parameters whose median concentration has a positive trend for spatial variations from upstream to downstream, including: temperature, TDS, BOD, COD, Nitrate, Nitrite, Zinc, Copper, Lead, Fecal Coli Bacteria. There are also concentration parameters the median has a positive trend for temporal variations from 2011-2017, including: pH, TDS, Nitrate, Nitrite, Detergent, Zinc, Color. There are also parameters that need to be considered because most of the concentrations have exceeded the grade 3 and / or grade 4 water quality standards stipulated in Pergub DIY No. 20 Tahun 2008, including: BOD, Nitrite, Copper, fecal coli bacteria. The correlation results between land cover and water quality found that natural vegetation land cover can have a positive impact on changes in Code River water quality, while agricultural and building areas land cover tend to have a negative impact on changes in Code River water quality. For CA, the Code River water quality parameters were grouped into 4 clusters, including: the nutrient polluter group, the metal polluter group, the organic material polluter group and the gray water polluter group. Principal component analysis (PCA) produced four main components (PC1, PC2, PC3, PC4) which had variances respectively 22.815%, 17.631%, 16.016%, 12.806% and explained a total of 69.268% variability of Code River water quality data. PC1 is interpreted as organic matter pollutans in Code River. PC2 is interpreted as nutrients pollutants and fecal contamination in the Code River which may come from agricultural waste and runoff. PC3 is interpreted as a Code River metal pollutant that may come from urban runoff water and domestic waste. PC4 may interpreted as the impact of gray water pollution on the Code River.

"
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Odang, Dian Mardianti
"Dasar Pemikiran; Ci Liwung yang berfungsi sebagai sumber air baku air minum penduduk DKI Jakarta menurut hasil pemantauan PAM Jaya dan Pusat Penelitian Masalah Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta (P4L) pada saat ini telah tercemar diantaranya oleh limbah industri. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air Ci Liwung dan selanjutnya agar dapat tetap menjaga kualitas air minum maka diperlukan peningkatan biaya produksi pengolahan air minum yang harus ditanggung konsumen. Industri di DKI Jakarta sebagian besar pada saat ini telah berlokasi di Kawasan Industri Pulo Gadung, namun di luar DKI Jakarta yaitu di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung (daerah Bogor ) berkembang pesat industri-industri yang membuang limbah cairnya ke Ci Liwung dan anak-anak sungainya. Berkembangnya industri di daerah tersebut dapat dimengerti karena sesuai teori lokasi industri ( Weber, Norman Pounds) daerah tersebut memiliki aksesibilitas yang baik, tenaga kerja, pasar dan ditunjang kebijaksanaan pemerintah.
Tujuan Penelitian; untuk mengetahui perkembangan industri tahun 1979-1986 di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung dan dampaknya terliadap kualitas air Ci Liwung yang berfungsi sebagai air baku air minum untuk wilayah DKI Jakarta.
Masalah; 1. Bagaimana perkembangan industri di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung tahun 1979-1986 ? 2. Dimana terjadi pencemaran air Ci Liwung tahun 1979 dan 1986, dan parameter-parameter apa yang telah tercemar ? 3. Bagaimana hubungan antara perkembangan industri di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung dan perkembangan kualitas air Ci Liwung ? 4. Dimana penyebaran jenis-jenis industri yang mencemarkan air Ci Liwung di bagian hulu dan tengah DAS Ci Liwung ?"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Sugeng Prasetyo
"ABSTRAK
Kebijakan dalam menangani masalah pemukiman kumuh menunjukkan adanya kecenderungan yang mengarah pada usaha untuk menyingkirkan pemukiman beserta penghuninya dari kawasan yang menjadi tempat bernmukimnya. Kebijakan pemerintah yang demikian ini dilatarbelakangi oleh kepentingan bahwa kawasan perkotaan sedapat mungkin harus bersih dari keberadaan pemukiman yang kumuh (slum area). Di lain pihak, masyarakat dengan keterbatasan yang dimilikinya mempunyai kepentingan untuk memperoleh lahan yang dapat digunakan untuk bermukim. Perbedaan kepentingan ini sering menimbulkan konflik antara pemerintah dengan masyarakat . Suatu hal yang jarang dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan, bahwa penataan atau pengelolaan suatu kawasan pemukiman. yang kumuh dapat dilakukan tanpa harus menggusur para pemukim yang menempati kawasan tersebut. Hal ini ingin menegaskan bahwa masyarakat yang bermukim di pemukiman kumuh perlu diberi suatu kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya dalam mengelola permkimannya. Dengan demikian kebijakan yang dibuat sebaikaya mengarah pada suatu pemberdayaan (empowerment) masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya prakarsa serta partisipasi yang muncul dari masyarakat pemukim, temyata mampu mengelola kawasan pemukimau yang semula merupakan pemukiman yang kumuh menjadi suatu pemukiman yang layak untuk dihuni. Pengelolaan yang dilakukan tersebut didasarkan pada suatu konsep yang muncul dari masyarakat itu sendiri yang dikenal dengan nama Konsep Tri Bina yang mencakup Bina Manusia, Bina Usaha, dan Bina Lingkungan.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat pemukim yang didasarkan pada konsep tersebut, ternyata dapat mengintegrasikan antara kepentingan pemerintah di satu pihak dengan kepentingan masyarakat pemukim itu sendiri di lain pihak. Tentu saja upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidak dapat lepas dari peran serta tokoh-tokoh masyarakat serta kelompok kelompok yang ada diluar pemukiman tersebut. Oleh karena itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok seperti misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat ikut serta dalam menangani masalah munculaya pemukiman kumuh tersebut.
Berdasarkan kasus yang diambil dari kawasan pemukiman di Daerah Aliran Sungai Code Kotamadya Yogyakarta maka hal ini dapatlah dijadikan suatu usulan model percontohan, mengingat pemerintah juga masih mempunyai keterbatasan dalam menyediakan fasilitas pemukiman yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang berada pada lapisan bawah."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Wahyuningsih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T40633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wahyuningsih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3481
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Parlinto
"Air yang mengalir pada saluran Tarum Barat (STB) merupakan suatu sumber daya alam dan air baku instalasi penjernihan air kota Jakarta, yang kualitasnya semakin menurun, sehingga diperlukan suatu konsep baru peningkatan kualitas air di sisi hilir dengan memanfaatkan kandungan energi pada air itu sendiri. Konsep peningkatan kualitas air dilaksanakan melalui permodelan dengan mereduksi secara bertahap parameter fisika, kimia, dan biologi dengan memanfaatkan kandungan energi dalam air tersebut, sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder dan data primer sebagai verifikasi. Permodelan peningkatan kualitas air melalui diversifikasi energi di daerah aliran sungai dapat mereduksi kekeruhan sebesar 66,45% dan meningkatkan nilai indeks kualitas air dari 47,83-51,23 (kategori buruk - rata-rata) menjadi 55,49-59,08 (ketegori rata-rata), serta membangkitkan daya sebesar 885,28 kW dan energi sebesar 546.674,08 kWh/bulan, setara dengan penghematan bahan bakar solar sebesar 119,17 ton/bulan, reduksi CO2 sebesar 311.604,23 kg/bulan, dan menghasilkan Certified Emission Reduction besar 3.116,04 USD/bulan sesuai program mekanisme pembangunan bersih Protokol Kyoto. Secara ekonomi permodelan peningkatan kualitas air ini mempunyai analisis rasio manfaat biaya sebesar 1,23-2,00, analisis laju pengembalian sebesar 20,45% pertahun, dan analisis titik impas pada tahun ke 5.;Air yang mengalir pada saluran Tarum Barat (STB) merupakan suatu sumber daya alam dan air baku instalasi penjernihan air kota Jakarta, yang kualitasnya semakin menurun, sehingga diperlukan suatu konsep baru peningkatan kualitas air di sisi hilir dengan memanfaatkan kandungan energi pada air itu sendiri. Konsep peningkatan kualitas air dilaksanakan melalui permodelan dengan mereduksi secara bertahap parameter fisika, kimia, dan biologi dengan memanfaatkan kandungan energi dalam air tersebut, sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder dan data primer sebagai verifikasi. Permodelan peningkatan kualitas air melalui diversifikasi energi di daerah aliran sungai dapat mereduksi kekeruhan sebesar 66,45% dan meningkatkan nilai indeks kualitas air dari 47,83-51,23 (kategori buruk - rata-rata) menjadi 55,49-59,08 (ketegori rata-rata), serta membangkitkan daya sebesar 885,28 kW dan energi sebesar 546.674,08 kWh/bulan, setara dengan penghematan bahan bakar solar sebesar 119,17 ton/bulan, reduksi CO2 sebesar 311.604,23 kg/bulan, dan menghasilkan Certified Emission Reduction besar 3.116,04 USD/bulan sesuai program mekanisme pembangunan bersih Protokol Kyoto. Secara ekonomi permodelan peningkatan kualitas air ini mempunyai analisis rasio manfaat biaya sebesar 1,23-2,00, analisis laju pengembalian sebesar 20,45% pertahun, dan analisis titik impas pada tahun ke 5."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidilfit Chatim
"Sungai Ciliwung selain berperan dalam urat nadi perdagangan dan pintu pertahanan kota Jakarta, juga berperan sebagai sumber air minum bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar aliran sungai Ciliwung. Pada saat ini keadaan sungai tersebut masih cenderung demikian, dimana penduduk yang berada di kelurahan Manggarai masih menggunakan air sungai Ciliwung sebagai sumber kehidupan. Selama periode tahun 1983 sampai 1986 sungai Ciliwung dikatakan telah tercemar berat akibat buangan limbah .domestik, pabrik dan pencernaran oleh industri kecilsepanjang tepi sungai.. Begitu juga sumur-sumur sepanjang tepi sungai terutama yang berjarak 1-5 meter dari jamban. Secara fisik air sumur ini dapat memenuhi persyaratan, dari segi untuk bakteriologinya telah tercemar 100% oleh bakteri golongan coli.
Menghadapi masalah tersebut perlu diusahakan suatu teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air menjadi air bersih, terutama bagi masyarakat yang tinggal disekitar sungai.
Salah satu alternatif penjernihan yang dapat menghasilkan air bersih yaitu dengan penggunaan campuran obat kimia. Cara ini dapat dilakukan baik perorangan ataupun secara bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan air bersih. Formula kimia tersebut terdiri dari tawas untuk koagulasi, soda untuk mengatur pH, kaporit untuk mernbunuh kuman di tambah dengan kaolin atau tanah infusoria yang dapat mempercepat pengendapan partikel-partikel untuk menjadikannya air bersih.
Dalam penelitian ini telah dilakukan suatu eksperimen yang menggunakan campuran tersebut diatas untuk mendapatkan air bersih dari sumber air sungai Ciliwung dan air sumur sepanjang sungai di kelurahan Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula kimia kaolin dosis 125 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria dosis 125 mg/1 sangat baik untuk menurunkan kadar zat organik terlarut dalam air sungai Ciliwung dan air surnur, tetapi perlakuan ini kurang baik untuk membunuh mikroorganisme. Pemberian formula kimia kaolin dosis 250 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria. 250 mg/1 tidak begitu baik untuk menurunkan kandungan zat organic terlarut, akan tetapi untuk menghilangkan mikroorgani.sme sangat efektif."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T 1180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>