Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI-Press, 1987
338.9 DEV t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soetomo, 1946-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013
307.7 SOE s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah kualitas lembaga tertinggi negara (MPR) dan pelaksanaan pemilihan umum kembali digugat. Letjen (purnawirawan) Sayidiman Suryohadiprojo, dalam salah satu seminar di Jakarta tanggal 14 Oktober 1995 mengatakan bahwa kualitas MPR sangat ditentukan oleh mutu pimpinan dan para anggota lembaga tertinggi negara itu sendiri. Selain mengusulkan agar MPR sekurang-kurangnya bersidang dua kali dalam lima tahun, Sayidiman juga mengharapkan agar diupayakan pemilihan umum yang sebaik-baiknya sehingga menghasilkan pimpinan dan para anggota MPR yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai wakil rakyat. Apa yang dikemukakan mantan gubemur Lemhannas itu tampaknya juga dirasakan oleh banyak kalangan di' negara kita, yaitu tentang perlunya memperbaiki praktek pemilihan umum. Tentu tidak hanya untuk meningkatkan kualitas MPR, DPR dan DPRD, tetapi juga guna meningkatkan kualitas demokrasi politik di republik ini."
320 ANC 26:2 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tulisan ini mencoba menggaris bawahi bahwa penteorian yang terbaru pada saling hubungan sosial dengan alam-dalam bentuk saling hubungan yang lebih humanis (Humanistic relationship) telah menawarkan suatu alternatif dalam pengelolaan sumberdaya alam (lingkungan) ke depan ,sehingga harapan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan jealas merupakan tujuan ....."
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrika Anggraini
"Kerjasama perdagangan merupakan salah satu cara yang dibutuhkan oleh negara untuk meningkatkan performa perdagangannya. Bentuk kerjasama perdagangan bilateral trade, regional trade dan international trade. Indonesia tercatat saat ini masih memiliki sedikit kerjasama perdagangan jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Chile merupakan salah satu negara yang ingin mengadakan kerjasama perdagangan dengan Indonesia. Performa perdagangan Indonesia-Chile meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah export Indonesia ke Chile mencapai US$ 0,14 billion sedangkan import Indonesia dari Chile sebesar US$ 0,2 billion. Bagi Indonesia, Chile rnerupakan negara tujuan ekspor nomor 3 untuk kawasan Amerika Utara. Keberadaan Zona Franca Iquique diharapkan dapat membentuk Indonesia dalam melakukan penetrasi pasar ke negara-negara tetangga Chile. Dan pada tanggal 1 September 2008 dibentuk join commission Indonesia-Chile yang diperuntukkan untuk membahas kemungkinan diadakannya kerjasama antara Indonesia-Chile.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak penurunan tariff terhadap komoditi ekspor indonesia yang potensial diekspor ke Chile dan juga komoditi ekspor chile yang potensial diekspor ke Indonesia. Faktor lain yang mempengaruhi perfoma ekspor dan impor Indonesia-Chile adalah GDP dan RER. Dari hasil regreesi data panel menunjukan bahwa performa ekspor Indonesia ke chile untuk komoditi potensial ekspor ke chile dipengaruhi signifikan oleh tariff chile. Penurunan tariff chile akan memberikan dampak pada kenaikan nilai ekspor Indonesia ke Chile. Sedangkan untuk performa impor Indonesia dari Chile untuk komoditi potensial ekspor indonesia dipengaruhi signifikan oleh GDP Indonesia. Komoditi Potensial ekspor Indonesia ke Chile yang memberikan perubahan besar dalam penurunan tariff adalah karet dan barang dari karet (HS 40), Kertas/Karton (HS 48) dan olahan dari buah-buahan/sayuran (HS 20). Sedangkan untuk komoditi potensial ekspor Chile ke Indonesia yang memberikan dampak perubahan terbesar terhadap penurunan tariff Indonesia adalah buah-buahan (HS 08), lemak dan minyak hewan/nabati (I-IS 15), minuman (HS 22).

Trade cooperation is one way required by the countries to improve their trade performance. Kinds of trade cooperation are bilateral trade, regional trade and international trade. Indonesia recorded currently has little trade cooperation when compared with other countries. Chile is one country that wants to conduct trade cooperation with Indonesia. Performance of Indonesia-Chile trade increases every year. In the year 2008 value of Indonesian exports to Chile reached US$ 0,14 billion while value imports from Chile Indonesia amounted to US$ 0,2 billion. For Indonesia, Chile is an export destination number 3 for the South American region. Zones Franca Iquique existence is expected to form in the Indonesia market penetration into the neighboring countries of Chile. And on lst September 2008 join commission formed by Indonesia-Chile is intended to discuss the possibility of establishing cooperation between Indonesia and Chile."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33230
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Malik, Adam
Jakarta: Gunung Agung, 1976
923.2 mal m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tangdilintin, Paulus
"Studi tentang keluarga perkotaan (urban family) mulai menarik perhatian para ahli sosiologi sejak pertengahan abad ke 19. Ada beberapa sebab yang mendorong perkembangan torsebut. Darongan utama terletak pada perkembangan kehidupan social baik di Eropa maupun di Amerika yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan besar dengan pertumbuhan industri moderen. Pada saat itu proses industrialisasi dan urbanisasi berlangsung sangat cepat. Sistem kelas sosial masih, berperan sementara struktur sosial yang baru mulai berkembang. Hubungan-hubungan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan ini. Hak, kewajiban dan tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masyarakat, terutama masyarakat yang mendasarkan ikatannya pada hubungan-hubungan primer, mulai dipertanyakan dan tertantang, demikian,juga sebaliknya.
Dalam periode abad ke 19 kebanyakan studi dalam bidang ini terutama menekankan pada perkembangan pranata keluarga. Pada saat itu banyak teori-teori tentang sistem keluarga diperkenalkan.
Namun pada pertengahan abad ke 19 dan permulaan abad ke 20, studi tentang keluarga beralih tekanan, yaitu tidak lagi pada pengkajian tentang perkembangan pranata keluarga, tetapi menaruh perhatian pada masalah-masalah sosial dikaitkan dengan perubahan-perubahan keluarga.
Ada 2 orang tokoh yang dianggap oleh Nisbet sebagai pelopor dalam analisa perubahan keluarga, yaitu Frederic Le Play (1806-1882) dan Frederich Engels (1820-1895). Le Play dengan tulisannya yang tersohor Les Ouvier Europeans (The European Workers) - 1855, dianggap mewakili pandangan konservatif yaitu pandangan yang bersifat menentang ide-ide yang terkandung dalam dua revolusi besar, yaitu industrialisme dan revolusi Perancis, seperti demokrasi, teknologi dan sekularisasi serta sebaliknya mempertahankan etas tradisi, khususnya tradisi abad pertengahan`'. Le Play sangat cemas menyaksikan makin hilangnya kekuasaan dan wibawa keluarga, gereja dan kerukunan hidup. Sebaliknya is bereaksi sangat keras terhadap gejala yang disebutnya efek otomisasi (atomizing effect), karena desakan-desakan teknologi, industrialisasi dan pembagian kerja?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
D391
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangdilintin, Paulus
"ABSTRAK
Studi tentang keluarga perkotaan (urban family) mulai menarik perhatian para ahli sosiologi sejak pertengahan abad ke 19. Ada beberapa sebab yang mendorong perkembangan tersebut. Dorongan utama terletak pada perkembangan kehidupan sosial baik; di Eropa maupun di Amerika yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan besar dengan pertumbuhan industri moderen. Pada saat itu proses industrialisasi dan urbanisasi berlangsung sangat cepat. Sistem kelas sosial masih berperan sementara struktur sosial yang baru mulai berkembang. Hubungan-hubungan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan ini. Hak, kewajiban dan tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masyarakat, terutama masyarakat yang mendasarkan ikatannya pada hubungan-hubungan primer, mulai dipertanyakan dan tertantang, demikian juga sebaliknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
D395
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Zuliana Shabrin
"Konsep Orientalisme sering ditemukan dalam cerita bergenre fantasi, di mana selalu terdapat dua sisi yang berlawanan: baik dan jahat, atau diri sendiri dan orang lain. A Song of Ice and Fire, sebuah novel seri fantasi kontemporer karya George R. R. Martin, terlihat menimbulkan kesan Orientalisme, khususnya dilihat dari pembagian dan penggambaran setting-nya, benua Westeros dan Essos, yang dilukiskan masing-masing sebagai kerajaan yang beradab dan benua yang barbar. Penamaan benua-benua tersebut sendiri nampak menyinggung Barat (West) dan Timur (East), pembagian yang membentuk ide Orientalisme itu sendiri.
Artikel ini bertujuan untuk mengamati lebih jauh setting dari novel seri ini, pertama dari deskripsi-deskripsi setiap setting, termasuk geografi, orang-orang, dan budayanya, dan kemudian menggunakan empat dogma dasar Orientalisme rumusan Edward Said untuk mengamati bagaimana gambaran-gambaran tersebut sebenarnya terlihat.
Penelitian ini menemukan bahwa Westeros dan Essos sama-sama beragam dan berbeda dengan caranya masing-masing. Kemudian, pembagian antara keduanya merupakan murni pembagian atas dasar geografi, bukan atas konsep yang bertolak belakang seperti baik dan jahat atau diri sendiri dan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa A Song of Ice and Fire tidak menampilkan ide Orientalisme.

The concept of Orientalism can often be found in fantasy stories, where there are two sides of things: good and evil, or self and other. A Song of Ice and Fire, a contemporary fantasy novel series by George R. R. Martin, has made a seemingly Orientalist impression, especially with the clear division and depictions of its settings, the continent Westeros and Essos, which are portrayed as a civilized kingdom and a barbaric continent respectively. The naming of the continents itself seems to hint on the West and the East, a division upon which Orientalism idea is built.
This paper is aimed to further observe the series’ settings, first from the descriptions of each setting, including the geography, people, and culture, and then using Edward Said’s four principal dogmas of Orientalism to see how these settings are actually seen.
This research discovers that Westeros and Essos are equally diverse and different in their own way. Moreover, the division between the two is purely on geographical base, not opposite concepts like good and evil or self and other. It is concluded that A Song of Ice and Fire series does not portray the idea of Orientalism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>