Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krisna Wijaya
Jakarta Kompas 2000.,
332.1 Wij a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kiryanto
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang melanda negara-negara di kawasan Asia, termasuk
Indonesia, telah berdampak kurang menguntungkan bagi sektor perbankan. Berbagai
pandangan berkembang menjadi polemik berkepanjangan menyusul terjadinya krisis
ekonomi dan perbankan di negara-negara tersebut dengan segala argumentasinya.
Sebelumnya krisis yang sama juga pernah terjadi di negara-negara Amerika Latin
(Brasil, Chile, Meksiko, Argentina).
Bahkan krisis ekonomi di Argentina yang tak dapat dikendalikan oleh
pemerintahnya mengejutkan seantero dunia menyusul mundurnya Presiden dan
kabinet pemerintahan atas desakan rakyat yang semakin merana karena didera oleh
krisis. Adalah tumpukan utang luar negeri yang (sekitar 130 milyar dolar AS) yang
menyebabkan hancurnya kredibilitas pemerintah Argentina di mata rakyatnya
sebingga mendesak dilakukannya pemilihan Presiden baru beserta kabinetnya.
Untuk kawasan Asia, bermula dari krisis ekonomi yang dipicu oleh gejolak
nilai tukar di Thailand yang pada gilirannya mengimbas ke negara-negara di
sekitarnya, termasuk Indonesia. Pada saat itu tak seorang pun memperkirakan bahwa
krisis ekonomi akan menjalar ke krisis perbankan dengan segala akibatnya.
Keterpurukan perbankan Indonesia semakin mendalam ketika terapi yang
dijalankan pemerintah, yakni melikuidasi 16 bank swasta dan membekukan kegiatan
usaha sejumlah bank lainnya, temyata direspon negatif oleh masyarakat luas. Tak
sedikit pengamat dan analis dari dalam dan luar negeri mengecam langkah pemerintah
yang dinilai berani itu. Sejak saat itu, kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri
terhadap perbankan Indonesia mulai menurun. Ditolaknya sejumlah letter of credit
(LOC) yang diterbitkan oleh bank-bank di Indonesia dalam transaksi perdagangan
internasional, menunjukkan turunnya kepercayaan internasional.
Kendati Dana Moneter Interniasional (IMF) yang mulai masuk ke Indonesia
pada bulan Oktober 1997 berada di belakang kebijakan yang tidak populer itu, namun
kecaman dan sorotan tetap saja tertuju kepada pemerintah. Jatuhnya rezim
pemerintahan Orde Baru tak pelak lagi merupakan akumulasi puncak kekecewaan
masyarakat atas langkah-langkah yang ditempuh pemerintah yang dinilai justru
semakin menjauhkan masyarakat dari level kesejahteraan yang memadai.
Keputusan pemerintah untuk menambah modal bank-bank yang bermasalah
melalui program rekapitalisasi pada akhirnya bisa diterima semua pihak, kendati
sebelumnya sempat terjadi polemik mengenai keputusan pemerintah tersebut.
Keputusan politis yang diberikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengakhiri
polemik itu, disusul langkah pemerintah menerbitkan obligasi senilai hampir Rp 500
trilyun untuk keperluan menambah modal bank-bank bermasalah.
Proses restrukturisasi perbankan mencakup restrukturisasi bidang operasional
dan keuangan merupakan tahapan pealing dalam percepatan penyehatan perbankan,
khususnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Universal Tbk.
Pemilihan Bank BNI sebagai representasi bank milik pemerintah dan Bank Universal
sebagai representasi bank swasta nasional dimana keduanya merupakan bank publik
rasanya cukup tepat dan bisa dipenanggungjawabkan.
Didukung kebijakan-kebijakan ekonomi yang lebih propasar, program
rekapitalisasi perbankan diharapkan dapat mendorong pemutihan sektor perbankan
nasional yang pada gilirannya diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan
masyarakat.
Yang lebih kritikal untuk menyehatkan perbankan adalah komitmen dan
konsistensi manajemen bank-bank dalam menjalankan Business Plan dimana
didalamnya mencakup target-target kuantitatif dan kualitatif yang harus dicapai
(milestone). Hal ini sesual dengan Final Peformance Contract atau Kontrak Kinerja
yang ditandatangani oleh manajemen bank-bank dan Pemerintah yang diwakili oleh
Manteri Keuangan.
Dalam peIaksanaan restrukturisasi perbaikan memang dihadapkan pada
berbagai hambatan dan kendala baik yang datang dan internal bank maupun eksternal
bank. Kalau kinerja usaha Bank BNI dan Bank Universal pasca rekapitalisasi
dijadikan sebagai studi kasus, hal ini cukup menarik mengingat ternyata kinerja yang
dihasilkan diantara keduanya relatif berbeda.
Perbedaan yang mencolok tampaj pada kinerja tahun 2000 dan semester 1/
2001 dimana Bank BNI secara kuantitatif mampu membukukan hasil usaha yang jauh
lebih baik dibandingkan Bank Universal. Hal ini terutama tampak dari indikator laba
bersih dan rasio kecukupan modal (CAR). Pada gilirannya perbedaan semakin tampak
manakala Pemerintah memutuskan untuk menggabungkan Bank Universal dengan
empat bank swasta nasional lainnya (Bank Bali, Bank Prima Ekspres, Bank Patriot,
Bank Artha Media).
Secara umum dapat dikatakan bahwa tekanan yang dihadapi Bank BNI relatif
lebih ringan dibandingkan yang dihadapi Bank Universal. ini terutama kalau mengacu
pada masalah aktivitas kredit, dimana Bank Universal memiliki eksposur kredit yang
besar kepada kelompok usaha sendiri sehingga melanggar, bukan saja melampaui,
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit atau BMPK (Legal Lending Limit
LLL).
Bank Universal dihadapkan pada kesulitan untuk merestrukturisasi kreditnya
karena sebagian besar tertanam di kelompok usaha sendiri. Hal ini berbeda dengan
yang dihadapi Bank BNl, yang relatif lebih mudah dalam merestrukturisasi kreditnya
karena tidak ada pelanggaran atas ketentuan BMPK. Restrukturisasi kredit menjadi
salah satu faktor kunci dalam mendorong percepatan penyehatan bank.
Kemampuan Bank BNI dan Bank Universal mencetak laba positif pada tahun
2000 (masing-masing sebesar Rp 295 milyar dan Rp 3,5 milyar) dan per Juni 2001
(masing-masing sebesar Rp dan 1,05 trilyun dan Rp 6,2 milyar ) dan secara khusus
kemampuan Bank BNI membukukan laba bersih yang mengesankan pada kuartal
III/2001 (sebesar Rp 1,3 trilyun) cukup memberikan petunjuk bahwa pencapaian
kinerja Bank BNI relatif jauh lebih baik dibandingkan Bank Universal, kendati
pendapatan Bank BNI dari hasil bunga obligasi rekapitalisasi cukup dominan.
Kendati studi kasus ini hanya mencakup dua bank rekap, namun tetap menarik
untuk mengkaji kenapa satu bank rekap (Bank BNI) secara relatif lebih berhasil dalam
memperbaiki kinerjanya setelah direkap dibandingkan bank lainnya (Bank Universal).
Ditambah dengan kajian singkat tentang perkembangan terakhir (per November 2001)
kinerja bank-bank rekap, semakin mengukuhkan kesimpulan bahwa berhasil tidaknya
manajemen bank-bank dalam meningkatkan kinerja usahanya pasca rekapitalisasi
terpulang kembali kepada kapabilitas manajemen dalam mengimplementsikan
Business Plan secara konsisten dan committed.
Menghadapi ikiim usaha yang diliputi ketidakpastian sebagaimana dinyatakan
secara resmi oleh Gubernur Bank Indonesia pada awal tahun 2002, manajemen Bank
BNI dan Bank Universal (sambil menunggu keputusan final mergernya) dituntut
untuk mampu menyikapi perubahan Iingkungan usaha yang bergerak dinamis untuk
menjaga dan meningkatkan kinerjanya."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviliani
"Penelitian ini merupakan suatu tinjauan atas perilaku manajerial bank terhadap kinerja bank. Kepentingan penelitian ini bertalian dengan badan usaha milik pemerintah khususnya bank, yang di dalam kondisi deregulasi masih menunjukkan kinerja yang rendah. Kondisi ini karena adanya perbedaan struktur kepemilikan (bank pemerintah, bank swasta nasional dan asing) yang berakibat pada perbedaan perilaku manajerialnya.
Sebagaimana hasil penelitian Davies di Australia penyebab terjadinya perbedaan perilaku manajerial bank karena struktur kepemilikan dan biaya transaksi. Oleh karena itu, pengkajian terhadap perilaku manajerial bank dilakukan dengan permasalahan (l.) Bagaimana pengaruh perbedaan struktur kepemilikan terhadap kinerja dan biaya transaksi bank, serta bagaimana perbedaan perilaku manajerial bank dilihat dari kinerja dan biaya transaksi.
Pengkajian terhadap masalah tersebut dilakukan terhadap bank-bank devisa yang berdiri sejak sebelum deregulasi 1983, baik bank pemerintah, bank swasta nasional dan bank asing. Untuk menguji struktur kepemilikan terhadap kinerja bank digunakan dua macam pendekatan yaitu melalui analisis likuiditas (loan to assets, effect to asset, deposits growth) dan rentabilitas (profit to assets dan profit to deposits). Dengan periode tahun 1984-1992. Estimasi modal digunakan metode regresi variabel boneka (standard dummy variable regression approach) sedangkan data yang dipakai adalah data gabungan (polling data), yang merupakan penggabungan data antara slang (cross section) dengan data runtun waktu (time series).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi kinerja, biaya transaksi dan perilaku manajerial bank. Dengan hasil bahwa kinerja bank swasta nasional dan asing lebih baik dari bank pemerintah, dan biaya transaksi bank swasta nasional dan asing lebih rendah dari bank pemerintah. Kondisi tersebut cerminan perilaku manajerial bank swasta nasional dan asing lebih risk averter dari bank pemerintah yang lebih risk taker. Hasil ini merekomendasikan kepada pemerintah dalam jangka pendek, pembenahan manajemen melalui reorganisasi dan penyempurnaan sistem prosedur, melibatkan konsultan dan memberikan otonomi dalam pengelolaan kegiatannya. Pada tahap jangka panjang diharapkan semua bank pemerintah melakukan go publik."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Wibisono
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas di industri
perbankan, di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pengolahan data primer
menggunakan metode SEM. Penelitian ini menggunakan 3 bank sebagai studi
kasus. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden memiliki pandangan yang
berbeda dalam pemilihan bank dan setiap bank yang diuji memiliki strategi
masing-masing dalam menciptakan loyalitas konsumen. Hasil uji hipotesis
penelitian menjelaskan bahwa variabel antecedent yang dapat mempengaruhi
loyalitas adalah service quality dan relationship quality. Kedua variabel tersebut
berperan penting dalam menciptakan relationship satisfaction.

ABSTRACT
This thesis explained about factors that influence loyalty in banking industry, in
the middle of banking industry competition. This study is quantitative research
which using SEM to cultivate primary data. This research used 3 banks as case
study. The result explained that respondent had their own view in bank choice and
each bank had their own strategy to create customer loyalty. The result also
explained that antecedent variables which influenced loyalty are service quality
and relationship quality. Both variables had great impact to relationship
satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Andriani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan dan kekuatan pasar terhadap volatilitas pendapatan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2014. Dengan menggunakan standar deviasi atas ROA dan ROE untuk penilaian volatilitas pendapatan perbankan, dalam penelitian ini ditemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang negatif terhadap volatilitas pendapatan perbankan sehingga bank-bank yang berukuran besar dinilai lebih stabil pendapatannya. Selain itu juga, ditemukan bahwa kekuatan pasar memiliki pengaruh yang negatif terhadap volatilitas pendapatan perbankan sehingga bank yang memiliki derajat monopoli yang tinggi pada pasar, cenderung lebih stabil pendapatannya.

ABSTRACT
This study analyzes the impact size and market power on earning volatility of banks listed at the Indonesia Stock Exchange during period 2006-2014. Using the standard deviataion of ROA and ROE as earning volatility scoring indicator, this study found that size have negative impact on banks earning volatility. So banks that are big size tend to be more stable in earning. This study also found that market power have negative impact on banks earning volatility. So banks with a high degree of monopoly in the market, tend to be more stable in earning."
2016
S63785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Assagaf
"Skripsi ini membahas mengenai ketentuan yang diatur dalam Basel Capital Accord II yang menjadi rujukan Bank Indonesia dalam penerapan kebijakan terkait dengan Manajemen Risiko, yaitu mengenai persyaratan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Penelitian ini bersifat yuridis normatif.
Hasil penelitian ini menyarankan agar Bank Indonesia dan bank-bank di Indonesia dapat terus bekerjasama dalam menerapkan Basel Capital Accord II ataupun pedoman yang kelak dikeluarkan oleh Komite Basel. Proses tersebut tentunya didahului dengan adanya proses kajian yang lebih menyeluruh dan berhasil merepresentasikan seluruh bank sehingga dapat mengakomodir kebutuhan perekonomian Indonesia dan mampu meningkatkan kualitas bank-bank di Indonesia sesuai dengan standar internasional.

This paper discusses the provisions of the Basel Capital Accord II as the reference for Bank Indonesia on implementing the Risk Management about the minimum capital requirements of a bank. This study is juridical normative.
The study suggest that Bank Indonesia and banks in Indonesia shall continue to cooperate on implementing the Basel Capital Accord II and the other guidelines will be issued later by Basel Committee. The implementation process must be preceded by a comprehensive review in order to accommodate the banks? and Indonesian economics need, besides improving the quality of banks in Indonesia in accordance with international standards.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1823
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Indra Wardhani
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penerapan manajemen risiko dengan menilai berdasarkan data laporan keuangan serta mengetahui pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap return harga saham. Dengan menggunakan rasio keuangan net interest margin to total assets (NETIM), non interest margin to total assets (NONIM), provisions to total assets (PROV) dan rasio kecukupan modal (CAR) yang berfungsi sebagai proxy variabel pengelolaan manajemen risiko sehingga dapat dihitung tingkat pelaksanaan manajemen risiko dengan metode statistik multivariat. Untuk mengetahui pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap return harga saham digunakan analisis regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan manajemen risiko di industri perbankan Indonesia menurun di awal periode (Maret 2004 ? Desember 2005) kemudian stabil (Maret 2006 ? Desember 2011). Penerapan manajemen risiko berpengaruh positif terhadap pergerakan return harga saham.

The purpose of this researchare to summarize the information that contained in bank financial statement on the risk management capabilities of bank and to investigate the impact of risk management capabilities to bank stocks return movement. By using accounting ratios such as net interest margin to total assets (NETIM), non interest margin to total assets (NONIM), provisions to total assets (PROV) and capital adequacy ratio (CAR) as proxy of risk management variables and attempts to quantify the overall risk management capabilities of bank by multivariate statistic method. Than, regression analysis is used to analyze the impact of risk management on stock return.
This research shows that risk management capability in indonesian banking industry declines in the beginning of research period (March 2004 - December 2005), and than stable until the end of the period (March 2006 ? December 2011). Risk management capabilities has a positive affect to stock return movement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asita Dewi Probondani
"Pengelolaan perbankan memerlukan manajemen resiko yang baik yang mampu mempertahankan kinerjanya pada saat krisis terjadi. Bertolak padahal ini, perlu pengkajian sejauh mana kemampuan manajemen resiko bank pada saat terjadinya krisis global 2008 sehingga dapat tetap mengendalikan kinerja bank pada posisi yang menguntungkan.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis sejauhmana pengaruh manajemen risiko terhadap profitabilitas bank-bank pemerintah pada masa krisis 2008 serta pasca krisis 2009-2016. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dan eksplanatori. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang dipublikasi melalui Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Data dianalis menggunakan regresi data panel dengan bantuan program eviews.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial risiko kredit berpengaruh negative dan signifikan terhadap profitabilitas bank, risiko likuiditas dan risiko pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, risiko operasional berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas.Secara simultan manajemen risiko risikokredit, risikolikuiditas, risiko pasar dan risiko operasional berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank pemerintah.

Banking management requires good risk management that can maintain its performance in times of crisis. Based on this, it is necessary to assess the extent to which the bank 39 s risk management capabilities at the time of the global crisis in 2008 so as to keep controlling the bank 39 s performance in a favorable position.
The purpose of this study is to analyze the extent of the effect of risk management on the profitability of state banks during the crisis of 2008 and post crisis 2009 2016. This research is included in descriptive and explanatory research. The type of data used is secondary data obtained from bank financial statements published through the Indonesia Stock Exchange and the Financial Services Authority. Data is analyzed using panel data regression with the help of program eviews.
The results showed that partially credit risk had a negative and significant effect on bank profitability, liquidity risk and market risk had positive and significant impact on profitability, operational risk had negative but not significant effect on profitability. Simultaneously risk management credit risk, liquidity risk, market risk and operational risk have a significant effect on the profitability of state banks.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmir
Jakarta: Rajawali, 2011
332.1 KAS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Haryanto
"Memasuki milenium ke tiga, semakin sulit memisahkan mana pasar lokal dan pasar global Batasan fisik tiap negara dengan mudah ditembus oleh berbagai wahana perekonomian modern Industri perbankan sebagai bagian dari perekonomian modem menjadi salah satu target proses globalisasi ini. Perbankan asing yang nota bene memiliki serangkaian keunggulan mulai dari struktur modal, luasnya jaringan , teknologi, dan kualitas sumber daya manusia yang handal menjadi bagian tidak terpìsahkan dan peta persaingan perbankan di Indonesia.
Industri perbankan nasional memang masih belum 'sehat', terutama berawal dari likuidasi sejumlah bank medio 1997, hingga kemudian mnelan korban beberapa bank lainnya. Kondisi ini semakin membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap performa bank lokal menururn tajam. Mereka sangat mengkhawatirkan keamanan dana yang mereka simpan di bank.
Sementara itu depresiasi rupiah yang tercatat paling rendah selama tiga dasawarsa terakhir, semakin membuat perekonomian nasional terpuruk. Para debitur mengalami kesulitan menjalankan kewajiban kreditnya, mereka harus membayar mahal barang penunjang produksi dan terbebani pula oleh bunga pinjaman dan bank yang mencekik leher. Kolektibilitas debitur kemudian mengalami penurunan dan timbulah berbagai ekses dan kredit bermasalah. Bagi bank, banyaknya kredit bermasalah berarti alcan mengelembungkan dana pencadangan untuk kredit beresiko tersebut. ini berarti akan membuat rasio kecukupan modal mereka sernakin kecil. Bagi debitur hal ini berarti akan seniakin sulit berproduksi dan mungkìn pula berdampak PHK masal bagi para karvawan atau buruhnya.
Bank X, sebagai salah satu bank yang selamat dari badai krisis, mencoba menyikapi kondisi sulit ini dengan tetap konsisten menjalankan manajemen bank dengan pnnsip-prinsip prudential banking. Berbagai strategi yang diterapkan, baik untuk sisi funding maupun lending senantiasa diarahkan untuk pelayanan segmen masyarakat yang dilayaninya. Sebagai bank kelas menengah yang lebih berorientasi retail, perusahaan dituntut untuk terus berinovasi dalam pelayanan nasabah, karena dalam ikiim persaingan perbanakan yang hiper kompetitif ini, terlambat mengantisipasi kebutuhan pelanggan berarti bencana besar bagi kelangsungan usaha.
Dengan berbagai keterbatasan sumber daya, bank X beruntung memiliki dukungan penuh dari kelompok usaha yang berbasiskan industri consumer goods, yang memiliki likuiditas relatif tinggi.
Pada tulisan ini penulis ingin membahas strategi yang dipakai oleh manajemen dalam rangka antisipasi krisis ekonomi yang masih belum menampakan akifir yang membahagiakan, khususnya bagi dunia perbanakan. Berbagai dorongan lingkungan baik segi makro, industri perbankan dianggap sebagai perceived information oleh manjemen yang alcan digunakan sebagai basis pengalokasian sumber daya serta kapabilitas internal perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>