Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herman Darmawi
Jakarta: Bumi Aksara, 2004
658.155 HER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Darmawi
Jakarta: Bumi Aksara, 2008
658.155 HER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadief Kaelani
Jakarta: Prima Pundi Redana, 2010
368 NAD m (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trimulato
"Tulisan ini bersifat deskriptif kualitatif, yang menjelaskan tentang manajemen risiko, kemudian manajemen risiko dalam islam, dan manajemen risiko di bank syariah. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa manajemen risiko memiliki berbagai proses yaitu, identifikasi, evaluasi dan pengukuran, dan pengeloaan risiko. Manajemen risiko telah sejalan dengan islam dan berbeda dengan maysir. Serta manajemen risiko di bank syariah telah di atur oleh bank indonesia dalam rangka menjaga eksistensi dan meningkatkan kualitas bank syariah."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2017
330 AJSFI 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Abbas Salim
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000
368 ABB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soeisno Djojosoedarso
Jakarta: Salemba empat, 1999
658.1556 Djo p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Mulak T.
"Seperti diketahui, indikator utama dan kekuatan penggerak suatu sistem pasar bebas, adalah harga, di setiap titik kunci dalam mata rantai tata niaga suatu produk. Dalam upaya menciptakan keseimbangan suatu lingkungan yang goyah, yang ditandai oleh sinyal-sinyal harga, maka risiko harga telah berkembang menjadi suatu isu yang besar sejak beberapa kurun waktu yang lalu. Kondisi ini selanjutnya memberi nilai premium terhadap tersedianya informasi yang tepat waktu dan akurat. Hal ini terjadi karena para pelaku pasar yang bermula berasal dari suatu sistem perekonomian yang direncanakan secara terpusat, telah bergeser kepada sistem berbasis pasar, dan organisasi terkait hams belajar menyiasati kondisi lingkungan harga yang tidak stabil.
Faktor-faktor tersebut diatas akan meningkatkan pentingnya praktek-praktek manajemen risiko bagi perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi pasar, sebagai suatu jalan untuk mengelola pergerakan harga yang sangat tajam dan yang telah mengakar dalam bisnis mereka.
Suatu terobosan teknologi yang menawarkan informasi global around-the-clock access atas kontrak-kontrak dunia yang paling aktip di dalam menjembatani masa sekarang dengan masa yang akan datang, serta mengembangkan perdagangan berjangka ke arah dan yang melampaui wawasan perdagangan komoditi pertanian menuju ke perdagangan keuangan dunia melalui pasar uang dunia, terasa sangat dibutuhkan.
Indonesia sebagai negara penghasil produk pertanian yang sangat dominan, masih sedikit sekali menggunakan manajemen risiko harga melalui futures contracts di dalam perdagangan hasil pertaniannya. Hal ini terjadi karena masih terbatasnya prasarana dan saran yang ada, selain dari pada minat yang belum kuat yang dimiliki oleh para pedagang produkproduk pertanian. Atas dasar pertimbangan bahwa perdagangan berjangka di Indonesia, kelak akan memainkan peran yang cukup besar dan menentukan dalam era perdagangan babas sejalan dengan penerapan strategi globalisasi perekonomian dan perdagangan dunia, kiranya perlu dikaji secara lebih rinci, penerapan konsep manajemen risiko dan manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi perdagangan berjangka komoditi pertanian khususnya, di Indonesia.
Penelitian ini disusun dalam rangka melihat kebutuhan aktivitas manajemen risiko di sektor tata niaga kopi, coklat, kelapa sawit, dan karet alam di Indonesia. Seperti halnya dengan beberapa komoditi lainnya, kopi, coklat, karet, kelapa sawit, gula pasir dan kapas, selain diperdagangkan dalam pasar fisik/tunai, juga di bursa berjangka. Mata-rantai tata-niaga setiap komoditi memiliki sumber risiko harga, dan survei ini dilakukan berdasarkan berbagai instrumen manajemen risiko yang ada serta kemungkinan pemanfaatannya di Indonesia. Berhubung karena saat ini belum ada kegiatan bursa berjangka yang legal di Indonesia maka penelitian ini masih bersifat eksploratoris serta berusaha mengungkapkan berbagai indikasi bagaimana cara-cara pendekatan pengoperasian hedging (lindung nilai) terhadap risiko harga yang ada, fluktuasi laju bunga pijaman dan risiko nilai tukar uang.
Kesimpulan sementara yang diperoleh dari studi eksploratif yang bersifat kualitatif ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Manajemen risiko merupakan suatu tindakan penyelamatan atas risiko yang mungkin timbul akibat adanya perubahan harga untuk sesuatu komoditi, disepanjang mata-rantai produksi hingga ke tahap tataniaganya. Perubahan harga tersebut diperoleh dari kegiatan menciptakan nilai-tambah didalam setiap segmen, namun yang tidak dapat diperkirakan secara pasti sebelumnya, terlebih lagi bila menyangkut hasil pertanian yang sifat produksinya musiman. Seberapa besar tingkat manfaat yang dapat diberikan oleh suatu kebijakan dalam futures trading terhadap perdagangan komoditi pertanian khususnya, bergantung kepada integrated systems network dari mulai fasilitas distribution point, peraturan mengenai standar mutu barang, informasi yang transparan, cepat dan mudah diperoleh, peraturan dan mekanisme di lantai bursa yang transparan bagi semua pelaku pasar, mekanisme dan efisiensi jasa pelayanan dari lembaga clearing house, fasilitas pendidikan dan pelatihan yang meluas serta intensif bagi masyarakat pengguna bursa berjangka, sistem pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan transaksi perdagangan berjangka yang konsisten, mutu sumber daya manusia yang terlibat mulai dari para pialang, penasihat pengelolaan risiko dana perdagangan berjangka, pelaksana bursa berjangka, pelaksana clearing house, custodian bank, perangkat hukum dan peraturan yang melindungi investor / speculator/ hedger.
2. Bursa Berjangka sebagai suatu risk management device memiliki berbagai fungsi yang membantu para hedger dan speculator/investor dalam rangka melaksanakan futures contract secara efisien, serta menjaga keseimbangan kepentingan kedua kelompok tersebut demi terpeliharanya market viability serta sekaligus mempertahankan likuiditas pasar. Hingga seberapa jauh lembaga ini dapat melindungi kepentingan para investor/speculator menjalankan investasinya, masih diperlukan suatu studi yang lebih rinci, karena data yang dibutuhkan harus diambil dari fakta penyelenggaraan bursa berjangka yang sesungguhnya di tahun mendatang setelah berdirinya bursa berjangka komoditi di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Pamungkas
"Worldwide Interoperablility for Microwave Access (WiMax) adalah salah satu sistem telekomunikasi baru dalam Broadband Access Wireless (BWA). WiMax merupakan teknologi akses BWA yang sudah dikembangkan dan distandarisasi. Pengembangan dan standarisasi dilakukan oleh WiMax forum.
Menurut WiMax forum spektrum frekuensi untuk kawasan Asia Pasifik adalah pada 2,3, 2,5, 3,3, 3,5, dan 5,8 GHz. Namun pengimplementasian WiMax di Indonesia dipastikan menghadapi kendala. Hal ini dikarenakan kondisi yang ada pada frekuensi tersebut telah digunakan oleh teknologi lain seperti microwave link, satelit, dan teknologi BWA lainnya. Hal ini mengakibatkan apabila WiMax diimplementasikan akan menghadapi berbagai risiko yang besar.
Untuk meminimasi risiko dalam pengimplementasian WiMax pada spektrum frekuensi tertentu maka penelitian diarahkan pada analisa alokasi frekuensi WiMax yang berbasis manajemen risiko. Adapun yang dilakukan adalah diawali dengan inventarisasi potensi risiko untuk mengidentifikasi risiko. Setelah mengidentifikasi risiko didapatkan beberapa aspek untuk dievaluasi. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek teknologi, ketersediaan bandwidth, regulasi, BHP, dan utilitas yang akan dihadapi pada spektrum frekuensi WiMax, berikutnya dilanjutkan dengan evaluasi risiko dengan mencari dampak yang akan terjadi apabila risiko itu telah ditentukan, dan diakhiri dengan pengendalian risiko yaitu pemilihan keputusan untuk menangani risiko, sehingga setelah ketiga langkah tersebut dilakukan sesuai dengan data yang ada, diharapkan alokasi WiMax dapat diimplementasikan dengan pertimbangan risiko yang paling kecil yaitu pada frekuensi 2,3 dan 3,3 GHz. Sebagian besar penanganan risiko pada pita frekuensi 2,3 dan 3,3 GHz dilakukan dengan cara minimasi dikarenakan sebagian besar risiko bersifat fisik. Sementara penanganan untuk risiko yang bersifat finansial dilakukan dengan cara retensi.

Worldwide lnteroperability for Microwave Access (WiMax) is one of the newest telecommunication systems in Broadband Access Wireless (BWA). WiMax is already developed and standardized. WiMax forum is responsible in performing WiMax's development and standardization.
Based on WiMax forum, WiMax's Asia Pacific frequency are 2, 3, 2.5, 3.3, 3, 5, and 5,8 GHz. Implementation of WiMax in Indonesia will have risk because In Indonesia WiMax's frequencies have been used for other communication technology such as microwave link, satellite, and other BWA technologies.
In order to find minimum risk of WiMax's implementation, this research is using risk management approach, First, identify any possible risk. After risk identification, there are few aspects that need to be evaluated. These aspects are technology aspect, bandwidth availableness aspect, regulation aspect, BHP aspect, and utility that WiMax's frequency will face. Next, risk evaluation needs to perform. Risk evaluation is finding possible risk in implementing each WiMax's frequency, Last is making decision on solving possible outcome risk. After performing these three steps, a decision on the right frequency to use can be done. The right WiMax's frequency to be used is the frequency that has minimum risk therefore the right frequencies to be used in Indonesia is 2.3 and 3.3 GHz, Risk control on 2.3 and 3.3 GHz frequencies is minimizing and retention. Most of risk control on 2.3 and 3.3 GHz frequencies is minimizing due to the fact that most risk is physical risk while retention control is use to solve financial risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matondang, Samuel
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Yusuf
"Jaringan pipanisasi adalah salah satu sarana transportasi Bahan Bakar Minyak yang banyak mempunyai keuntungan bila dibandingkan sarana transportasi minyak lainnya. Beberapa keuntungan dari sarana ini adalah dapat menyalurkan Bahan Bakar Minyak secara tepat waktu, tepat mutu, dan tepat jumlah, terutama untuk daerah-daerah yang mempunyai tingkat populasi penduduk dan kepadatan lalu lintas yang padat.
Pada saat suatu jalur pipanisasi dioperasikan, biasanya perusahaan mengalami kesulitan untuk memprediksi seluruh kemungkinan kegagalan operasi, untuk itu digunakan teknik pengkajian resiko untuk menentukan faktor-faktor penting yang akan memberi kontribusi permasalahan dimasa mendatang.
Manajemen resiko adalah seluruh proses logika yang akan memberi pengertian kepada perusahaan, seluruh resiko pada waktu beroperasinya suatu fasilitas dan menentukan tindakan apakah yang perlu dilakukan untuk memperkecil atau menerima tingkat resiko yang dapat diterima.
Dengan penggunaan teknik pengkajian resiko yang bersifat subjektif, para ahli dapat mengevaluasi secara lengkap bagaimana perubahan dalam setiap variabel mempengaruhi secara relatif gambaran resiko yang akan terjadi dengan variabel-variabel lainnya. Bila tersedia, data statistik dapat digunakan tetapi diluar sistem analisa resiko.
Hasil yang akan didapat dari pengkajian manajemen resiko dari jalur pipanisasi adalah nilai relatif resiko dari beberapa seksi jalur pipa, perbandingan dan bagaimana kondisi tiap-tiap seksi jalur pipa bila dibandingkan dengan rencana pemeliharaan yang ingin dicapai, serta analisa resiko secara menyeluruh.

Oil pipeline is one of the transportation devices which gives advantages more. Some of them are able to distribute oil punctually, qualitatively and quantitatively, especially for regions having rapid population growth and traffic density.
While Liquid petroleum pipe line operating companies will never be able to accurately predict all pipe line failures, risk assessment techniques can be used to determine the most important factors that may contribute to future problems.
Risk management is the overall logical process by which a company understands the risk associated with operation of its facilities and determines whether and how to take action to reduce or accept risks.
Subjective risk assessment can be used when statistical information is incomplete but expert opinion, experience, intuition and other non-quantifiable resources are available.
Risk assessment doesn't have to be a calculation-intensive exercise. For the most part, such calculations are based on probability data for rare-occurrence events. A false precision often is assigned to numbers that are the result of detailed calculations. In reality, the margin of uncertainty is high because of the large number of required assumptions. Past data can be used as an accurate predictor of future events only if no conditions change within the system.
By using subjective risk assessment techniques, experts can more completely evaluate how changes in one variable impact the risk picture relative to other variables. When available, statistical data is used, but out side the risk analysis system.
Examination Pipeline Risk Assessment of results produces the following; Relative score for each line section, Comparison of how each section compares with maintenance planned requirements, and Complete analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T10421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>