Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57099 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krishna, Anand
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004
291.7 ANA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
H.M. Syureich
"Buku ini menjelaskan tentang segala hal tentang bekal menuju surga, seperti mengingat mati, dunia-akhirat, hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum mati, dll."
C.V. Lamid: [publisher not identified], 1989
297.77 SYU b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Occurrence of human being process had passed some phases for along time. Human being had gotten education when they were in pregnancy, but before it for several times. Allah Almighty had bestowed "fitrah" to human being on the earth since his birth. The essential of "fitrah" is agreement of primordial, that is embrace of Allah's religion. Hence, human being needed the education since early age, so that he/she has been able to live according to religion norms. Education had given change at human being dynamic to reach the target of its life in the earth and hereafter. Education of religion had done with psychological approach to childhood age. Psychological approach can help teacher in delivering of religion matters with correct strategy and method effectively and efficiently."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Muhammad Ahmadi
"Pesantren yang merupakan subkultur bangsa Indonesia tentunya mempunyai struktur sosial sendiri yang unik. Kiai adalah tokoh sentral pesantren yang memimpin dan berdiri sebagai imam, guru juga pemilik lembaga pendidikan yang bernama pesantren. Sehingga kiai memiliki otoritas yang penuh terhadap persantren yang dipimpinnya. Tak berlebihan kalau kemudian kiai disebut sebagai salah satu dari agen perubahan sosial yang ada dalam pesantren dan juga cultural broker bagi pesantren. Sebagai sebuah organisasi, pesantren tidak hanya kiai yang disebut aktor. Ada beberapa aktor dalam pesantren, salah satunya adalah ibu nyai yaitu istri kiai pemilik atau pengasuh pesantren.
Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta adalah pesantren salaf yang didalamnya tradisi Islam NU sangat kental. Pendidikan klasikal masih menjadi metode pendidikan dalam pesantren tersebut. Peran kiai masih dominan sebagaimana layaknya pesantren pada umumnya. Tetapi ada beberapa ibu nyai dalam pesantren ini juga memiliki peran yang tidak kalah dengan kiai. Sebab ibu nyai tidak digambarkan sebagai pendamping kiai saja tetapi ada peranan yang ibu nyai mainkan karena ibu nyai termasuk dalam elit pesantren yang tentunya memiliki power sebagaimana layaknya elit sosial dalam masyarakat.
Seberapa ibu nyai dalam pesantren Al Munawwir ini turut serta untuk memberikan arti dalam perjalanan pesantren. Dimana ibu nyai turut berperan serta dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pesantren. Peran ibu nyai yang menonjol dalam pesantren merupakan basil dari proses yang berlangsung dalam diri ibu nyai. Adanya persepsi yang dimilikinya dan struktur sosial pesantren yang saling berinteraksi ditambah dengan adanya motif dan situasi serta kondisi yang mendukung membuat ibu nyai dapat melakukan reproduksi dan memainkan perannya dengan kesadarannya sendiri. Tak dapat dinafikan adanya dorongan dari aktor-aktor lain dalam pesantren yang mendorong ibu nyai.
Human capital yang dimiliki oleh ibu nyai membuat ibu nyai dapat memberdayakan dirinya dan membuatnya lebih berperan dalam komunitas pesantren. Saat ibu nyai telah mendapatkan tempat dan legitimasi dari komunitas pesantren sebagai alit ibu nyai dapat membawa angin perubahan bagi pesantren. Ibu nyai sebagai perempuan sanggup mengalokasikan power dalam tindakan sosialnya. Otoritas power yang dimiliki ternyata dimanfwkan sedemikian rupa oleh ibu nyai walaupun ibu nyai mendapatkan tantangan sebagai konsekuensi logis ketika ada sekelompok orang yang bplum siap.
Pesanlren salaf tidak seperti dibayangkan selama ini sebagai sesuatu yang ortodok dan kaku yang mengkungkung peran dan kebebasan perempuan. Di pesantren ini peran ibu nyai ternyata tidak lepas dari legitimasi yang diberikan oleh komunitas pesantren terlebih adanya kiai yang memberikan legitimasi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adhi Sulistyo
"Topik religiusitas merupakan salah satu topik yang sedang hangat dibicarakan di dalam masyarakat serta kerap kali menimbulkan polemik. Padahal, religiusitas di Indonesia memiliki keunikan-keunikannya sendiri termasuk religiusitas  masyarakat Jawa pesisir Selatan. Film Siti adalah salah satu film yang menggambarkan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan realitas religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan dalam film Siti yang menunjukkan salah satu keunikan religiusitas yang ada di Indonesia dan berbeda dengan daerah Jawa lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teori representasi dari Hall (1995), pendekatan sastra serta analisis melalui teori religi Jawa Rahyono (2015). Hasil penelitian ini adalah bahwa religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan digambarkan sebagai penganut agama Islam Jawa yang sinkretis atau lebih dikenal dengan nama Agama Jawi  atau Kejawen berdasarkan analisis menggunakan pendapat dari Koentjaraningrat (1984). Hal ini dibuktikan berdasarkan penggambaran para tokoh cerita dalam film yang percaya  terhadap makhluk halus dan suka mengganggu, mempercayai alam (dalam konteks film ini: laut), yaitu dianggap mempunyai kekuatan dan berdampak besar bagi kehidupan, serta memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa film Siti menggambarkan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan memiliki keunikan tersendiri berbeda halnya dengan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Utara dan pedalaman.

Religiosity is one of the topics that is currently trending in the community and often causes polemic. In fact, religiosity in Indonesia has its own uniqueness including the religiosity of the people of the South coast Java. Siti is one of the movie that depicts the religiosity of the people in the South coast Java. Based on this background, this study aims to reveal the reality of the religiosity of the people of the South coast of Java in the movie Siti, which shows one of the uniqueness of religiosity in Indonesia and is different from other Javanese regions. The method used in this research is descriptive qualitative method with the theory of representation from Hall (1995), literary approach and analysis through Javanese religious theory from Rahyono (2015). The result of this study is that the religiosity of the people of the South coast of Java is depicted as Javanese Muslims who are syncretistic, better known as Jawi or Kejawen, based on analysis using the opinion of Koentjaraningrat (1984). This is proven based on the portrayal of the characters in the film who believe in spirits who disturb human life, who trust nature—in the context of this film; the sea, which is considered to have power and have a major impact on life, as well as having a strong belief in God. The conclusion of this research is that the movie Siti depicts the religiosity of the people of South coast of Java that has its own uniqueness that is different from the religiosity of the Javanese from the North Coast and inland area.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Kamilia Faradiba Nibal
"Perdebatan mengenai citra pesantren yang dianggap jauh dari Modernitas telah menjadi ruang intelektual baru yang dapat dimulai melalui pemahaman umum mengenai Modernitas Global. Pemikiran yang menganggap bahwa modernitas itu bersifat tunggal tersebut mengalami bias pemaknaan karena adanya institusi pendidikan keagamaan tradisional di Indonesia, yakni Pesantren Gontor yang telah membuktikan bahwa sejumlah kadernya dapat menempatkan posisinya secara optimal dengan modernitas dan teknologi sehingga kemampuannya diakui secara global. Oleh karena itu, artikel ini mengupas bagaimana pesantren Gontor mengoptimalkan pengembangan pemikiran mengenai modernitas yang dianggap tunggal oleh Modernitas Global melalui Alternative Modernity yang mereka implementasikan. Penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka yang memungkinkan diperlukan penelitian lebih lanjut. Artikel ini menyimpulkan bahwa Pesantren Gontor telah berhasil menawarkan perpaduan yang kuat antara karakter Indonesia dan Islam serta pemaknaan mereka sendiri mengenai modernitas sebagai Alternative Modernity terhadap sistem pendidikan Islam di Indonesia.

The debate about the image of pesantren which is considered far from modernity has become a new intellectual space that can be initiated through a general understanding of global modernity. The notion that considers modernity is singular has a biased meaning because of the existence of traditional religious education institutions in Indonesia, namely the Gontor Islamic Boarding School which has proven that a number of its cadres can position themselves optimally with modernity and technology so that their capabilities are recognized globally. Therefore, this article explores how the Gontor Islamic Boarding School optimizes developmental thinking regarding modernity which is considered singular by Global Modernity through the Alternative Modernity that they implement. The writing of this article uses a qualitative method with a literature study which allows for further research. This article concludes that the Gontor Islamic Boarding School has succeeded in offering a strong blend of Indonesian and Islamic characters and their meaning of modernity as an Alternative to Modernity to the Islamic education system in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Qurrotu Ainii
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih mata kuliah pilihan berbasis syariah. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksploratif. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan lulusan S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia jurusan akuntansi, manajemen dan ilmu ekonomi, yang berjumlah 103 responden. Data penelitian ini didapatkan dari kuesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan yang dikembangkan dari penelitian terdahulu. Dengan menggunakan SPSS 22 dan metode analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkn bahwa faktor yang mempengaruhi mahasiswa FEB UI memilih mata kuliah pilihan berbasis syariah yaitu peran pengajar, nilai pembelajaran, pengaruh kelompok, ketertarikan dan tujuan di masa depan, serta kesiapan dan kemudahan. Dari kelima faktor tersebut, faktor peran pengajar memiliki pengaruh paling besar, sehingga diharapkan pihak FEUI dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pengajar berbasis syariah.

This study aims to analyze factors that influence students in Faculty of Economics and Business, University of Indonesia in choosing sharia-based selective courses. This study is an exploratory study. Respondents in this study are students and undergraduated students of the Faculty of Economics and Business, University of Indonesia majoring in accounting, management and economics, totaling 103 respondents. Data are obtained from a questionnaire consisting of 21 questions developed from previous studies. Using SPSS 22 and factor analysis method, it was found that the factors influencing students in faculty of economics and business, university of indonesia in selecting sharia-based selective courses are teachers role, learning value, group influence, future interests and goals, and readiness and easiness. Of the five factors, the teachers role has the greatest influence, thus FEB UI is expected to be able to improve the quality and quantity of sharia-based teachers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salawat Fatih Ibrahim
"Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia disertai prosentase belanja produk halal yang tinggi, Indonesia sudah selayaknya bertransformasi menjadi sentra industri halal dunia. Langkah yang dapat dilakukan adalah memastikan kelayakan sumber daya manusia sebagai pemberdayanya serta didukung peran pemerintah dalam manajemen berkala dan produktif. Kesadaran masyarakat Indonesia dalam memahami nilai-nilai Islami salah satunya tidak terlepas dari Pondok Pesantren dan sampai sekarang masih menduduki posisi vital dalam menciptakan SDM yang Islami. Selain itu, isu pembangunan berkelanjutan yang sedang berlangsung memiliki kesesuaian dengan prinsip ekonomi pesantren terkait pemberdayaan. Tentunya penciptaan kondisi kewirausahaan muda Islami berkelanjutan harus memperhatikan semua pihak yang terlibat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap informan ahli pondok pesantren, akademisi, lembaga negara, dan wirausahawan atau santri senior. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang selanjutnya diproses menjadi transkrip wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan dua tipe, yaitu (i) tatap muka di tempat narasumber dan (ii) melalui media online. Jangka waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2021. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan aplikasi QSR NVIVO 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekonomi pesantren dapat menjadi sentra pengembangan industri halal dengan menciptakan sumber daya manusia Islami berkualitas terutama pada Pondok Pesantren Salafiyah dan Khalafiyah. Keunggulan ekonomi pesantren adalah adanya konsep tolong menolong (pemberdayaan sosial), ekonomi mandiri (pemberdayaan ekonomi), dan adaptif (pemberdayaan lingkungan) yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, terciptanya kondisi tersebut tidak terlepas dari adanya dukungan pemerintah dan lembaga, akademisi, pelaku usaha, serta lembaga keuangan yang merupakan stakeholder dalam ekosistem kewirausahaan muda Islami berkelanjutan

As a country with the largest Muslim population in the world accompanied by a high percentage of spending on halal products, Indonesia should transform into a center for the world's halal industry. Steps that can be taken are to ensure the feasibility of human resources as the enablers, supported by the government's role in periodic and productive management. The awareness of the Indonesian people in understanding Islamic values ​​is inseparable from Pesantren and until now they still occupy a vital position in creating Islamic human resources. This is supported by the existence of economic learning in religious theory and competence from its involvement in Pesantren economies activities. In addition, the ongoing issue of sustainable development is compatible with the Pesantren economies principles regarding empowerment. Of course, the creation of conditions for sustainable youth Islamic entrepreneurship must pay attention to all parties involved. This research is a qualitative research using in-depth interviews with expert informants from Pesantren, academics, state institutions, and entrepreneurs or senior students. The resulting data were analyzed using the NVIVO 12 QSR application. The results of the study show that the pesantren economy can become a center for the development of the halal industry by creating quality Islamic human resources, especially in salafiyah and khalafiyah pesantren. The economic advantages of Islamic boarding schools are the concepts of mutual help (social empowerment), independent economy (economic empowerment), and adaptive (environmental empowerment) which are in accordance with the principles of sustainable development. Furthermore, the creation of these conditions is inseparable from the presence of government and institutional entrepreneurship, academics, business actors, and financial institutions which are stakeholders in a sustainable young Islamic ecosystem."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Siti Rizqiyah
"Penelitian ini membahas tentang empat lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi asal Lebanon, yaitu Maher Zain. Lagu-lagu yang dinyanyikan Maher Zain memiliki nilai religi Islam yang begitu kental. Dari beberapa lagu yang dinyanyikan, peneliti mengambil empat sampel lagu berdasarkan lagu yang bernuansa religi. Keempat lagu yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu Ra?iitu Billaahi Rabbaa, Rama?aan, Yaa Nabi Salaam lsquo;Alaika, dan Jannah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan analisis struktur, isi, dan nilai religi pada lagu Ra?iitu Billaahi Rabbaa, Rama?aan, Yaa Nabi Salaam lsquo;Alaika, dan Jannah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka. Penulis mengunduh keempat lagu tersebut di Internet, kemudian penulis menyesuaikan teks lirik lagu dengan akun resmi Awakening Records yaitu manajemen yang menaungi Maher Zain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat lagu yang dibahas oleh penulis memiliki nilai religi akidah, syariah, dan akhlak. Empat lagu yang diteliti lebih mengedepankan rasa cinta terhadap Allah, Rasul, agama Islam, serta menyajikan tema seputar kehidupan di akhirat. Lagu Ra?iitu Billaahi Rabbaa menunjukkan nilai religi berupa akidah Ilahiah dan Nubuwwah, nilai religi syariah, dan akhlak. Pada lagu Rama?aan terdapat nilai religi berupa syariah karena lagu ini erat kaitannya dengan ibadah. Lagu ketiga yaitu Yaa Nabi Salaam lsquo;Alaika mengandung nilai akidah Nubuwwah. Lagu terakhir yaitu Jannah memiliki nilai religi yaitu aspek akidah, karena erat kaitannya dengan beriman kepada hari kiamat.

This study discusses four song lyrics which are popularized by Lebanese singer, Maher Zain. The songs have very strong Islamic values. From the songs that are being analyzed, the writer take only four songs based on religious songs as samples. The four songs being used as research samples are Radhiitu Billaahi Rabbaa, Ramadhaan, Yaa Prophet Salaam 39 Alaika, and Jannah. This study aims to explain the analysis of structure, content, and religious values on songs that have been mentioned. This research uses qualitative method with literature study. The author downloaded the four songs on the Internet, and the author adjusted the lyrics of the song with the official account of Awakening Records, the management that overshadowed Maher Zain. The results showed that the four songs discussed by the author has religious values of creed, sharia, and akhlaq. The four songs studied put forward the love of Allah, the Prophet, the religion of Islam, and presents the theme about life in the afterlife. The song Radhiitu Billaahi Rabbaa shows religious values of Divine and Nubuwwah aqidah, shariah religious values, and morals. In Ramadhaan song, there is a religious value of sharia because this song is closely related to worship. The third song is Yaa Prophet Salaam 39 Alaika contains the value of the creed of Nubuwwah. The last song, Jannah, has a religious value which is aspect of aqidah because it is closely related with the faith of the Muslims to the doomsday.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>