Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2004
639.2 Lap
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cotel, D. Petit P.
Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2003
639 Aku
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Herunadi
Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2004
639 Ipt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
California: Annual Review, 1996
R 577.05 ANN XXVII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Semar Loputra
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Keselamatan bertujuan agar mahasiswa program profesi apoteker dapat (1) Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab seorang apoteker dalam pengelolaan apotek, dan (2) Memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Selain itu, pembuatan tugas khusus bertujuan agar mahasiswa program profesi apoteker dapat (1) Memahami farmakoterapi faringitis, dan (2) Mengetahui aplikasi farmakoterapi faringitis dan pelayanan kefarmasian pada pasien faringitis di Apotek Keselamatan.

Pharmacist Internship at Apotek Keselamatan aims to apothecary professional program student can get the information about (1) To know and understand about roles and responsibilities of apothecary in pharmacy management, and (2) Understand and implementing activities at pharmacy, both technically and non technically. Moreover, special assignment was made in order to apothecary professional program student can get the information about (1) To understand about pharyngitis's pharmacotherapy, and (2) To know pharyngitis's pharmacotherapy application and pharmaceutical care for pharyngitis patient at Apotek Keselamatan.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Fakultas Teknik Jurusan Sipil Teknik Sipil Universitas Katolik Parahiyangan, 2002
624.151 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Tanuredjo
"Transisi politik dari sebuah negara dengan pemerintahan otoriter menuju negara dengan pemerintah demokratis, menyisakan sebuah persoalan pelik. Persoalan itu adalah bagaimana pemerintahan yang baru terbentuk menyelesaikan warisan pelanggaran HAM yang dilakukan rezim otoriter. Penelitian Stepan, Donnel dan Schmitter menunjukkan adanya resistensi militer yang sangat kuat terhadap upaya-upaya masyarakat yang menuntut pengungkapkan pelanggaran HAM masa lalu. Namun, pada sisi lain, pemerintahan baru dihadapkan pada kondisi dilematis. Pada satu sisi ia harus mampu memberikan keadilan transisional yang dituntut masyarakat, khususnya kelompok korban. Namun langkah itu bukan tanpa risiko. Pemenuhan keadilan transisional dapat mengancam stabilitas pemerintahan karena resistensi dari militer. Kondisi serupa terjadi juga di Indonesia. Setelah Soeharto mundur kursi kepresidenan, muncul tuntutan dari keluarga korban Tanjung Priok dan Kasus 27 Juli untuk menuntaskan kedua kasus itu. Namun, pertanyaannya adalah mengapa hingga tiga Presiden setelah lima tahun Soeharto tak berkuasa, kedua kasus itu belum bisa diselesaikan. Sejauh mana relevansi teoritis Donnel dan Schmitter yang menyebutkan bahwa militer akan mencari jalan agar masalah pelanggaran HAM masa lalu tak diungkapkan, berlaku di Indonesia. Teori mengenai ideologi, konflik, keadilan transisional, transisi demokrasi serta resistensi militer dan hubungan sipil militer akan digunakan dalam kajian ini.
Sedang pendekatan komparatif dengan melihat pengalaman Afrika Selatan dan Argentina akan dicoba digunakan untuk melihat kasus di Indonesia. Dari hasil kajian ini tampak bahwa tuntutan pengungkapan pelanggaran HAM Tanjung Priok dan Kasus 27 Juli barulah menjadi agenda komunitas korban serta konstituennya. Setelah Soeharto turun dari panggung kekuasaan, terciptanya sebuah masyarakat sosial yang terfragmentasi begitu luas. Pada masa menjelang turunnya Soeharto, elite politik di Indonesia, tidak menempatkan masalah pelanggaran HAM pada era Orde Baru sebagai sebuah prioritas untuk diselesaikan. Masalah pemenuhan keadilan transisional terkesampingkan. Akibat dari itu semua, tidak ada pola baku di Indonesia untuk menyelesaikan warisan pelanggaran HAM masa lalu. Aktivisme justru dilakukan oleh korban dan keluarganya dengan pihak-pihak yang disangka melakukan pelanggaran HAM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Enggar Rakhmatiyas
"Seni populer memiliki peran yang sangat diperlukan dalam menyebarkan pemahaman tentang gangguan psikologis. Makalah ini bertujuan untuk melihat apakah penggambaran May dalam film 27 Steps of May (2019) sudah cukup baik dalam menggambarkan seseorang yang menderita Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Ia dianalisis dengan melihat elemen visual seperti penggunaan warna, pemilihan busana, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan teknik sinematografi. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan semiotika, makalah ini menganalisis makna dari setiap elemen visual menggunakan teori Barthes `Three Orders of Signification` (1972). Analisis dilanjutkan dengan melihat keterkaitan antara PTSD-nya dengan elemen visual dan menganalisis apakah penggambaran media ini akurat atau tidak. Penggunaan warna, gaya rambut, pemilihan pakaian, unsur sinematografi, ekspresi wajah, dan gerak tubuh dilihat dari tingkat denotasi, konotasi, dan mitosnya secara berurutan. Temuan menunjukkan bahwa penggunaan elemen visual mengindikasikan May sebagai seseorang yang depresi, kesepian, ketakutan, kurang dominan, dan terisolasi. Sifat-sifat ini menunjukkan gejala penderita PTSD, yang menyatakan bahwa penggambaran identitas dalam film ini akurat. Dari temuan tersebut, masing-masing elemen visual menyampaikan makna yang membangun ciri khas May dan terdapat keterkaitan antara penggambaran May melalui elemen visual dengan PTSD-nya. Temuan ini kemudian menambah kontribusi baru di bidang semiotika dan psikologi dengan menganalisis tokoh film diam yang menderita PTSD dengan pendekatan semiotika

Popular art has an indispensable role in disseminating an understanding about psychological disorders. This paper aims to see if the portrayal of May in the film 27 Steps of May (2019) is a good enough rendering of a person suffering from Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). She is analysed by looking at the visual elements, such as the use of colours, fashion selection, facial expressions, body gestures, and cinematography techniques. Using the descriptive qualitative method and semiotics approach, this paper analyses the meanings of each visual element using Barthes` theory `Three Orders of Signification` (1972). The analysis is continued by seeing any relation between her PTSD with the visual elements and analysing whether the media portrayals are accurate or not. The use of colours, hairstyle, clothes selection, cinematography elements, facial expressions, and body gestures are looked at from the level of denotation, connotation, and myth respectively. The findings show that the use of visual elements indicates May as someone who is depressed, lonely, fearful, less dominant, and isolated. These qualities indicate the symptoms of a PTSD sufferer, which shows that the identity portrayals in this film are accurate. From the findings, each visual element delivers meanings which build the characteristics of May, and there is a relation between the portrayal of May through visual elements with her PTSD. These findings, then, add a new contribution to semiotics and psychology field by analysing a silent film character suffering from PTSD with semiotics approach"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>