Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Perpusnas RI, 1998
297.5 AJA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam diskursus ilmu tasawuf telaah tentang muqamat adalah penting. Melalui penelitian kepustakaan kata muqamat dari bahasa arab secara bahasa berarti tahapan yang dialami oleh seseorang Sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah swt. Adapun secara istilah maqamat bisa diartikan sebagai sebuah proses panjang dengan ahwal di dalamnya yang ditempuh melalui latihan-latihan ruhaniah serta amalan dan metode tertentu untuk mencapai tingkat tertinggi dalam metode 'Irfani disebut ma'rifat Allah swt., mahabbah ila Allah atau ittihad ma'a Allah.
Dengan pengetahuan yang benar tentang istilah-istilah dalam maqamat diharapkan dapat dijadikan pedoman khususnya bagi para pelaku pemula dalam upaya mendekatkan diri kepada sang khaliq, dan umumnya bagi para peneliti yang menekuni bidang tasawuf."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"What might be the relevant approach to study tasawuf? to fully understand sufism,shoulds the scholars experience mystical practices or is it enough to simply study it? if the scho;ars simply learn sufism as a science,what might be the adequate approach to understand the statements and explanations contained in sufism literature?....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam, tasawuf berakar kuat dalam Al-Qur'an. Hadis dan tradisi islam. Ia menekankan dimensi esoteris agama, untuk mengimbangi ilmu hukum (fiqh) yang berorientasi pada dimensi eksoteris agama sehingga timbul keberagaman yang sangat formalistik. Ikhwal shalat, misalnya tasawuf berusaha untuk menangkap ruh ibadah yang dikatakan al-Qurani berpotensi menyeret pelakunya ke neraka. Melalui Ihya Ulum al-din Imam Al Ghazali memberikan ruh pada ritual peribadatan Islam. Terjadinya kontroversi tasawuf terkait soal kebersatuan 'abid dan ma'bud yang diistilahkan sebagai al-ittihad, al-hulul dan wahdat al-wujud. Ajaran terpenting tasawuf adalah membangun akhlaq mulia, mempunyai sifat-sifat terpuji sebagaimana sifat-sifat Allah, dengan melakukan amal-amal ibadah seperti digariskan syariat yang dibawa Rasulullah. Meskipun secara formal tidak bertasawuf, tetapi pada substansinya para sesepuh Muhammadiyah misalnya Buya ZAS, Buya Zul, Pak AR dan Amin Rais adalah para pelaku tasawuf akhlaqi."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam diskursus ilmu Tasawuf, telaah tentang maqamat adalah penting. Melalui penelitian kepustakaan, kata maqamat, dari bahasa Arab, secara bahasa berarti tahapan yang dialami oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. Adapun secara istilah, maqamat bisa diartikan "sebagai sebuah proses panjang dengan ahwal di dalamnya, yang ditempuh melalui latihan-latihan ruhaniah (riyadlah) serta amalan dan metode tertentu untuk mencapai tingkat tertinggi dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tingkat tertinggi ini dalam metode 'Irfani' disebut ma'rifat Allah Swt., mahabbah ila allah, atau ittihad ma'a Allah. Dalam tataran praksis, para sufi menjabarkan susunan dalam tahapan (maqamat) tersebut beragam sesuai dengan keberagaman pengalaman langsung mereka. Terlepas dari keragaman, paling tidak, ada dua tingkatan utama dalam maqamat, yaitu : tingkatan pertama terdiri dari : taubat, zuhud, sabar, tawakal, dan ridla ; sedangkan tingkatan kedua terdiri dari : al-mahabbah, al-ma'rifah, al-fana ; al-baqa ; dan al-ittihad (baik berbentuk hulul maupun wihdah al-wujud). Dengan pengetahuan yang benar tentang istilah-istilah dalam maqamat diharapkan dapat dijadikan pedoman khususnya bagi para pelaku pemula dalam upaya mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, dan umumnya bagi para peneliti yang menekuni bidang Tasawuf"
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tasawuf adalah ajaran Islam yang bertujuanmembentuk watak dan kehidupam pribadi kaum Muslimin dengan cara melaksanakan sejumlah peraturan, tugas, kewajiban dan keharusan lain yang tidak boleh ditinggalkan oleh siapa pun. Inti ajaran tasawuf adalah menahan diri dan membebaskan diri dari nafsu-nafsu dan segala macam pikiran kecuali hanya Allah. Dalam sejarahnya tasawuf adalah ilmu Islam tradisional yang telah membentuk sisi esoteris dan spiritual Islam. Dalam kehidupan modern tampaknya teme-tema spiritualitas semacam inilah yang telah menjadi alternatif bagi kehidupan modern yang materialistik. Tulisan ini mencoba memfokuskan pada Tasawuf al-Quran (dimensi spiritualitas Islam). Di samping dengan melihat alam pemikiran tasawuf, juga digali dari al-Quran."
[Arab, Universitas Indonesia], 2005
UI-ARABIA 7(14-15) 2004/2005
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini membicarakan secara umum perkembangan sejarah tasawuf dengan sebuah overview yang membahas dua"aliran' tasawuf yaitu sunni dan tasawuf falsafi (syi'i). Juga dikemukakan melalui permasalahan-permasalahan tematis atau pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh dari kedua aliran tasawuf tersebut. Ada perbedaan bendasar antara kedua tasawuf tersebut dari latar belakang sejarah dan karateristiknya. Tokoh utama tasawuf sunni adalah Al-Ghazali dan tokoh utama falsafi adalah Ibn'Arabi'. Kendati kedua macam"aliran" tasawuf ini memilikiperbedaan yang kadang-kadang prinsipal, namun keduanya masih tetap berada dalam Islam, karena sama-sama berlandasakan pada soal penafsiran antara yang literer(lafdzi) dan metafora(majazi).
"
[Arab, ], 2005
UI-ARABIA 7(14-15)2004/2005
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Para sufi menafsirkan teks-teks suci dengan kaidah hermeneuik, untuk mencari makna konot erlatif, denotatif, terutama sugestif. Hamzah Fansuri—sufi dan sastrawan besar yang hidup semasa kerajaan Aceh berlimpah materi dan mengalami dekadensi moral, memaknai kata faqr sebagai memerlukan dan kemiskinan. Keduanya khas manusia, sehingga karena kemiskinan manusia perlu Tuhan, dan karena ke Maha-kaya-an-Nya Tuhan merdeka. Faqir adalah orang yang merdeka dari selain Allah. Sebagai maqam tertinggi, faqir berkenaan dengan jiwa yang fana, lenyapnya jiwa yang rendah sebab yang ada hanya cinta ilahi. Faqir berarti hidup zuhud dalam menggumuli, bukan menolak, kehidupan duniawi. Sementara M.Iqbal-Fisuf dan penyair Pakistan yang hidup ketikka peradaban Islam dlam kemunduran, memaknai kata faqr sebagai pribadi yang kuat karena cintanya pada Tuhan dan manusia merdeka, manusia unggul sebab kesadaran intelektualnya yang dalam dan jiwanya hidup. Hamzah Fansuri dan M. Iqbal memberikan makna yang hampir sama pada kata faqr, juga kritik mereka terhadap penyimpangan-penyimpngan agama dan tasawuf. Perbedaannnya, M. Iqbal memberikan takwil baru dan memperluasnya hingga mencakup bukan hanya agama dan tasawuf tetapi juga sosial dan politik, serta dengan jargon modern."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Para sufi lazim menafsirkan teks-teks suci dengan kaidah hermeneutik, untuk mencari makna konotatif denotatif terutama sugestif. Hamzah Fansuri, sufi dan sastrawan besar yang hidup semasa kerajaan Aceh berlimpah materi dan mengalami dekadensi moral, memaknai kata faqr sebagai memerlukan dan kemiskinan. Keduanya khas manusia, sehingga karena kemiskinan manusia perlu Tuhan dan karena ke-Maha-Kaya-an-Nya Tuhan merdeka. Faqir adalah orang yang merdeka dari selain Allah. Sebagai maqam tertinggi faqir berkenaan dengan jiwa yang fana', lenyapnya jiwa yang rendah sebab yang ada hanya cinta Ilahi. Faqir berarti hidup zuhud dalam menggumuli, bukan menolak kehidupan duniawi. Sementara M. Iqbal filsuf dan penyair Pakistan yang hidup ketika peradaban Islam dalam kemunduran, memaknai kata faqr sebagai pribadi yang kuat karena cintanya pada Tuhan dan manusia merdeka, manusia unggul sebab kesadaran intelektualnya yang dalam dan jiwanya hidup. Hamzah Fansuri dan M. Iqbal memberikan makna yang hampir sama pada kata faqr. Juga kritik mereka terhadap penyimpangan-penyimpangan agama dan tasawuf tetapi juga sosial politik serta mengemasnya dengan jargon modern."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chittick, William C.
Yogyakarta: Qalam, 2000
297.4 CHI st (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>