Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yusuf Ali Marsaoly
"Semakin meningkatnya populasi lanjut usia akhir-akhir ini memerlukan penanganan yang lebih serius baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun organisasi-organisasi sosial. Melalui kebijakan pemerintah bagi para lansia yang tidak mempunyai keluarga maupun yang mempunyai keluarga tetapi kurang memperoleh perhatian maka para lansia tersebut di santuni melalui sistem panti.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan dalam pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dimana Pekerja Sosial mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan para lanjut usia. Dikatakan penting dan strategis karena merekalah yang berhadapan langsung dengan klien yang dilayani sehingga permasalahan yang di alami klien dengan segera mereka mengetahuinya.
Selain daripada itu, dalam melaksanakan peranannya, para Pekerja Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha "Budi Mulia" diperhadapkan pada berbagai kendala seperti tidak tersedianya tenaga profesional di panti seperti dokter, psikolog, ahli, gizi, sehingga tugas yang seharusnya ditangani oleh para profesional tersebut di ambil alih Pekerja Sosial. Selain permasalahan khusus yang dihadapi Pekerja Sosial adalah tidak seimbangnya rasio antara jumlah Pekerja Sosial dengan lansia yang dilayani, sehingga dipertanyakan apakah para Pekerja Sosial dapat melaksanakan peranannya secara optimal dengan kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan yang dilakukan Pekerja Sosial dalam kegiatan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dan mengetahui hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial dalam melaksanakan peranan- peranan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara berstruktur dan tidak berstruktur, yang ditujukan kepada 21 orang informan, terdiri dari 12 orang informan Pekerja Sosial dan 9 orang infroman lansia.
Peneliti menggunakan kerangka Zastrow, yaitu bahwa ada 12 peranan yang dilakukan Pekerja Sosial dalam membantu individu, kelompok, keluarga, organisasi-organisasi serta masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah. Selain itu menggunakan kerangka Lowy, serta Compton dan Galaway guna melihat peran Pekerja Sosial.
Temuan penting dari penelitian ini menunjukkan bahwa para Pekerja Sosial di PSTW "Budi Muiia" meskipun dengan keterbatasan pendidikan profesional pekerjaan sosial telah berusaha melaksanakan peranannya. Peranan yang telah mereka laksanakan dalam memenuhi kebutuhan lansia adalah antara lain selaku koordinator: yakni mengkoordinir kegiatan dan masalah yang ada; penghubung: yakni menghubungkan klien dengan sistem sumber; perantara: yakni menengahi konflik yang terjadi antara klien, fasilitator kelompok: yaitu membantu kelompok dalam pemecahan masalah yang dihadap, dan instruktur : yakni membimbing/melatih para lansia untuk pengembangan sikap mental dan keterampilan para lansia.
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa hambatan-hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial terdiri dari beberapa hal antara lain: kondisi lansia, kondisi lembaga antara lain: tidak tersedianya tenaga dokter/perawat, psikolog, ahli gizi, dan profesionalitas atau tingkat pendidikan dan pelatihan Pekerja Sosial, belum tersedianya tempat pelatihan keterampilan yang memadai, serta dana untuk operasional kegiatan yang masih minim.
Kesimpulan penelitian ini bahwa Pekerja Sosial belum maksimal melaksanakan peranannya, karena terbentur pada beberapa faktor hambatan, baik tingkat pendidikan profesi, faktor klien, maupun kondisi lembaga itu sendiri. Saran yang dapat diajukan adalah: Perlunya peningkatan profesionalisme para Pekerja Sosial, perlunya kerjasama antar sesama Pekerja Sosial dalam melaksanakan tugas dan perananya, perlunya membangun jaringan kerjasama dengan organisasi sosial atau lembaga lain yang menangani atau mendukung pelayanan terhadap lansia seperti psikolog, dokter, ahli gizi dan lain-lain, serta perlunya hubungan dengan keluarga lansia perlu dilakukan secara efektif oleh para Pekerja Sosial guna membantu pemecahan masalah yang dihadapi lansia."
2001
T4431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 1996
362 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raju Tanzil Aprizan
"Skripsi ini membahas Peranan Pekerja Sosial dalam proses Rehabilitasi Sosial bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum. Namun dalam melaksanakannya tugasnya masih banyak hambatan yang dihadapi baik oleh Pekerja Sosial. Skripsi ini mengambil lokasi penelitian di Panti Sosial Parmadi Putra Handayani Bambu Apus Jakarta Timur dan Panti Sosial Marsudi Putra Galih Pakuan Ciseeng Bogor sebagai perbandingan. Permasalahannya bagaimana Pekerja Sosial menjalankan fungsinya dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, bagaimana hubungan antara Pekerja Sosial dengan Balai Pemasyarakatan dan apa saja hambatan yang dihadapi Pekerja Sosial dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan Perlindungan melalui Rehabilitasi Sosial. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis empiris, dengan menggunakan data sekunder.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam proses Peradilan Pidana Anak Pekerja Sosial tidak hanya bertugas untuk membina dalam Rehabilitasi Sosial tetapi juga mempunyai tugas dan fungsi lain. Penulis juga mendapat kesimpulan bahwa Dilihat dari hubungan kerjasama terutama dengan pihak Balai Pemasyarakatan belum terlihat adanya kerjasama yang baik, karena dalam banyak kasus Pekerja Sosial selalu dilibatkan setelah proses peradilan selesai. Selain itu dalam menjalankan tugasnya untuk membina dan menangani anak yang berkonflik dengan hukum masih banyak kendala yang dihadapi oleh Pekerja Sosial.

This thesis discusses the Role of Social Workers in the Social Rehabilitation of Children in Conflict with the Law. But in doing its job still many obstacles faced by Social Workers. This thesis research took place at the Social Institution Parmadi Putra Handayani Bambu Apus, East Jakarta and Social Institutions Marsudi Putra Galih Pakuan Ciseeng Bogor as a comparison. The problem is how Social Workers function in the Children Criminal Justice System, how the relationship between the Social Worker with the Correctional Center and what are the barriers faced by Social Workers in their duty to provide protection through Social Rehabilitation. The author uses empirical legal research methods, using secondary data.
The study concluded that in the process of Children's criminal justice Social Workers not only served to foster the Social Rehabilitation but also has other duties and functions. The author also gets the conclusion that the terms of cooperation, especially with the Correctional Centres have not seen a good cooperation, because in many cases Social Workers are always involved after the judicial process is completed. In addition, in carrying out their duties to develop and handle children in conflict with the law are still many obstacles faced by Social Workers.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunit Agus Tri Cahyono
Yogyakarta: Departemen Sosial, 2004
361.37 SUN u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Arliza Juairiani
"Manusia ditakdirkan untuk hidup dalam suatu lingkungan dan bergaul dengan orang Iain untuk mendapatkan dukungan sosial. Sumber dari dukungan sosial disebut caregiver. Menjadi caregiver seringkali menimbulkan stres serta psikiatrik dan fisik yang tidak disadari atau diabaikan. Padahal Pekerja Sosial harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi dirinya, terrnasuk tentang keburuhannya. Jika Pekerja Sosial dapat memahami kebutuhan pribadinya, maka ia akan lebih dapat memberikan pelayanan sosial yang lebih berkuaiitas.
Untuk membantu mengenali kebutuhan ini, dipakai aiat tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Kebutuhan yang diukur adalah Achievement, Deference, Order. Exhibition, Autonomy Ajiiliation, Intraceptton, Succorance, Dominance, Abasement, Nurturancc, Change, lindurance, Heterosex dan Aggression. Socara umum kebutuhan ajiliation, intraception, endurance dan nurturance Pekerja Sosial tidak tinggi sementara exhibition dan autonomy tinggi. Berdasarkan jenis kelamin ada perbedaan antam laki-laki dan perernpuan. Pada laki-laki Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Dominance, Nurturance, Endurance dan Aggression rcndah. Pada perernpuan Achievement. Autonomy, Ajiiiation dan Change tinggi sementara Intraception, Dominance e& Aggression rendah.
Berdasarkan Kelompok Usia diternukan Autonomy tinggi pada semua ke1ompok. Berdasarkan tingkat pendidikan SLTA dan diatas SLTA ada perbedaan dalam Achievement, Ajfiliation, Nurturance, Change dan Heterosex. Pada SLTA terlihat Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Dominance dan Aggression rendah. Pada diatas SLTA terlihat Achievement, Exhibition,_Autonomy, Ajiiiation dan Change tinggi sementara. Dominance, Nurturance, dan Heterosex clan Aggression rcndah. Gambaran di PSBL mcnunjukkan Order, Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Intraception, Dominance, Nurturance dan Aggression rendah; Gambaran di PSMP menunjukkan Achievement, Exhibition, Autonomy dan Ajiliation tinggi sementara Dominance, Endurance, Heterosex dan Aggression rendah. Gambaran di PSBR menunjukkan Autonomy Succorance dan Change tinggi sementara Order, Dominance, dan Nurturance rendah.
Perbedaan-perbedaan yang muncul memerlukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam. Sebagai saran untuk mendapatkan gambaran kebutuhan yang lebih akurat maka responden perlu diperbanyak serta dilakukan wawancara mendalam pada beberapa responden. Ada baiknya penclitian dilakukan pada beberapa panti sosial yang beragam sehingga hasil yang didapatkan lebih menggambarkan kebutuhan Pekerja Sosial secara lebih meluas.
Penelilian juga dapat dilakukan secara terfokus pada panti sosial yang memiliki karakteristik khusus sehingga bisa didapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kebutuhan Pekerja Sosial pada panti sejenis. Dengan dilemukannya perbedaan hasil anlara Pekerja Sosial laki-laki dan wanita, bidang ini juga dapat menjadi topik penelitian yang menarik untuk digali lebih mcndalam.
Selain gambaran umum yang didapat lewat nilai rata-rata dan pergentase umum dalam bentuk grafik, hasil dapat pula diperkaya dengan menambahkan analisa persentase Pekerja Sosial per kcbutuhan yang terbagi kedalam kelompok tinggi, sedang atau rendah. Bagi lembaga yang terkail, penting sekali unluk meningkatkan perhatian pada caregiver pada umumnya dan Pekenja Sosial di Panti Sosial pada khususnya dalam setiap bidang kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, diharapkan caregiver dapat meningkatkan kemampuan dirinya yang akan mempertinggi kualitas bantuan yang dapat ia berikan pada kliennya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhisty Prahastiwi Basuki
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan pengaruh dukungan sosial terhadap work-life balance pada Generasi Z yang bekerja di startup e-commerce. Studi-studi terdahulu menjelaskan work-life balance cenderung berfokus pada pekerja yang berasal dari Generasi Milenial dan individu perempuan yang telah berkeluarga. Akan tetapi, penelitian yang menjelaskan hubungan antara work-life balance dengan dukungan sosial pada level individu yang berasal dari Generasi Z menjadi hal baru dalam penelitian ini. Saat ini, Generasi Z merupakan generasi yang mulai banyak memasuki dunia kerja dan permasalahan akan keseimbangan kehidupan kerja merupakan aspek penting bagi kesejahteraan pekerja itu sendiri. Selain itu, adanya perkembangan ekonomi pasar digital yang membentuk pekerjaan baru, juga telah memunculkan persaingan dalam kehidupan kerja. Karena hal tersebut, Generasi Z mengalami permasalahan terkait dengan kesehatan mental karena tidak dirasakannya work-life balance akibat budaya kerja yang mereka jalani dalam hidupnya. Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa terwujudnya work-life balance dalam kehidupan pekerja dipengaruhi oleh tingginya dukungan sosial yang diberikan keluarga, teman, hingga institusi/perusahaan kepada individu. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif guna mengukur tingkat dukungan sosial terhadap tingkat work-life balance Generasi Z yang bekerja di startup e-commerce saat ini. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan work-life balance pekerja startup e-commerce wilayah DKI Jakarta. Namun, salah satu dimensi dukungan sosial yaitu dukungan informasi tidak terlalu berpengaruh terhadap terwujudnya work-life balance. Di lain sisi, sumber dukungan perusahaan menjadi sumber dukungan paling penting bagi terciptanya work-life balance pekerja dengan memberikan hasil yang signifikan.

This study aims to explain the effect of social support on work-life balance in Generation Z working in startup e-commerce. Previous studies explain that work-life balance tends to focus on workers from the Millennial Generation and individual women who have families. However, research that describes the relationship between work-life balance and social support at the individual level from Generation Z is new in this research. Currently, Generation Z is the generation that is starting to enter the world of work, and the issue of work-life balance is an essential aspect of the welfare of the workers themselves. In addition, developing the digital market economy that forms new jobs has also created competition in work life. Because of this, Generation Z experiences problems related to mental health because they do not feel a work-life balance due to the work culture they lead in their lives. This study hypothesizes that the realization of work-life balance in workers' lives is influenced by the high social support provided by family, friends, institutions/companies to individuals. The research method used in this study is quantitative to measure the social support level to the work-life balance of Generation Z working in startup e-commerce. The study found a significant relationship between social support and work-life balance among workers startup e-commerce DKI Jakarta area. However, one dimension of social support, namely information support, is the only one that not affects the realization of work-life balance. On the other hand, the company's source of support is the most critical for creating a work-life balance for workers with significant results."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Ivan Martin
"Penelitian ini membahas tentang dukungan psikososial yang diberikan oleh Pekerja Sosial kepada anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi. Hal ini menjadi upaya Pekerja Sosial untuk memulihkan keberfungsian sosial anak agar dapat berperan kembali dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam secara semi terstruktur, studi literatur tersistematis, diskusi kelompok terpumpun, dan observasi. Penelitian ini melibatkan setidaknya 13 informan, yang terdiri dari 6 Pekerja Sosial, 6 anak berhadapan dengan hukum (ABH), dan Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial. Sebagai pendukung, peneliti turut melibatkan Psikolog dalam penggalian data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat ragam bentuk dukungan psikososial yang diberikan oleh Pekerja Sosial kepada ABH selama masa rehabilitasi sosial. Bentuk dukungan psikososial dapat diberikan melalui kegiatan bermain bersama, pelantunan musik, dan kegiatan kesenian yang diperuntukkan bagi ABH berusia di bawah 15 tahun. Selain itu, layanan dukungan psikososial juga dapat diberikan melalui kegiatan terapi psikososial. Kegiatan vokasional dan konseling juga menjadi alternatif dukungan bagi ABH. Dari berbagai bentuk dukungan psikososial yang diberikan, diketahui berdampak positif terhadap perkembangan anak secara psikologis dan sosial selama masa rehabilitasi di Sentra Handayani. Mulai dari ABH memiliki keterampilan vokasional, manajemen emosi yang baik, kemampuan adaptasi dan sosialisasi yang optimal, hingga pulihnya dari rasa trauma dan stres yang dialami. Oleh sebab itu, ABH menjadi berfungsi kembali secara sosial dan dapat berperan dalam lingkungan masyarakat.

This study discusses at the type of psychosocial support that Social Workers typically provide to children who have run afoul of the law during their rehabilitation period. This is one of the Social Worker's efforts to restore their social functioning so that they can play a role in society once the process of social reintegration has begun. This study employs a qualitative approach with descriptive research. In-depth semi-structured interviews, systematic literature studies, focus group discussion, and observation are also used in this study to collect data. At least there 13 informants were involved in this study, including 6 Social Workers, 6 children in conflict with the law (CICL), and the Head of Social Rehabilitation Services. In addition to research data, researchers involve Psychologists in interview process. The study's findings concluded that various forms of psychosocial support were provided by Social Workers to CICL during the social rehabilitation period. For CICL under the age of 15, psychosocial support can be provided through activities such as playing together, singing music, and performing arts. Furthermore, psychosocial support can be provided through psychosocial therapy activities such as cognitive behavioral therapy, emotional freedom techniques, empty chair therapy, reality therapy, and meditation relaxation therapy. Counseling and vocational activities can also provide psychosocial support. It is known that the various types of psychosocial support provided have a positive impact on children's psychological and social development during their rehabilitation at the Sentra Handayani. From CICL to having vocational skills, good emotional management, optimal adaptability, and socialization, to recovering from trauma and stress. As a result, CICL is socially functional again and can contribute to the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hawari
Yogyakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1988
361 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>