Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindha Ayu Pramesti
"Makalah ini membahas fenomena geng remaja dari perspektif komunikasi. Secara khusus, mengkaji konsep konformitas dan kepercayaan diri dengan fokus pada remaja anggota geng di Jakarta: kesenangan dan kesulitan remaja menjadi bagian dari geng demi pengakuan dan rasa hormat dari orang lain, motif di balik kenakalan remaja sebagai hasil dari konformitas selama proses penyesuaian, juga konformitas dan kepercayaan diri remaja dalam geng. Melalui analisis penelitian sebelumnya (tinjauan pustaka), penelitian ini menunjukkan hal-hal berikut sehubungan dengan fenomena geng remaja: (a) geng remaja adalah fenomena yang diakui secara luas yang memiliki peran positif dan negatif; (b) terdapat memiliki faktor internal dan eksternal yang memotivasi remaja untuk bergabung dengan geng; (c) konformitas adalah upaya remaja dalam mengurangi ketidakpastian; (d) kenakalan remaja merupakan salah satu akibat konformitas; dan (e) kepercayaan diri remaja anggota geng disumbangkan dalam konformitas selama proses penyesuaian.

This paper addresses the phenomenon of adolescent gangs from a communication perspective. Specifically, it examines the concepts of conformity and self-confidence with a particular focus on adolescents gang members in Jakarta: adolescents’ excitement and difficulty in being part of a gang for the sake of validation and respect from others, the motives behind juvenile delinquency as a result of conformity during the adjustment process, also adolescents’ conformity and self-confidence in gangs. Through the analysis of previous research (literature review), this research indicates the following with respect to the adolescent gang phenomenon: (a) adolescents gang are a widely recognized phenomenon that has both positive and negative roles; (b) adolescents have internal and external factors that motivate them to join gangs; (c) conformity is adolescents’ effort in reducing uncertainty; (d) juvenile delinquency is one of the outcomes of conformity; and (e) the confidence in adolescents gang members are contributed in conformity during the adjustment process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syauqi Putra
"Background: The purpose of this study is to analyze the effect of Mental skill training (PST) to enhance self-confidence of PPLP DKI Jakarta taekwondoin athletes in competition preparation phase. Methods: Eight athletes, a coach and his asisstant are the participants of this study. Eight taekwondoin athlete were given a PST program, and self-confidence measurement were conducted before and after intervention bas completed. The coach and his assistant were asked to give their evaluation by completing Athlete’s Self-Confidence Evaluation Form. Results: This study shows that PST influences self-confidence. The results of this Study also suggests that PST should be integrated in the preparation phase; using breathing technique, positive self-talk, and imagery training before exercise, as well as breathing and relaxation after a training exercise."
Jakarta: RSON, 2015
796 IJSS 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kanza Salsabiela
"ABSTRAK
Bunuh diri adalah masalah kesehatan serius yang menyerang banyak remaja. Ide bunuh diri tersebut disebabkan karena faktor yang datang dari individu, seperti tingkat kepercayaan diri, serta faktor sosial seperti hubungan dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan kedekatan orang tua dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi cross-sectional. Penelitian ini memiliki 248 siswa sebagai responden di SMA di Jakarta Selatan dengan menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kepercayaan diri dari Self-Confidence Test, instrumen kedekatan orangtua-remaja dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), dan instrumen Beck Scale for Suicide Ideation ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja, dan terdapat hubungan antara kedekatan orang tua remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan intervensi bagi remaja dan orang tua untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kedekatan orang tua dengan remaja, sehingga dapat terhindar dari keinginan bunuh diri.
ABSTRACT
Suicide is a serious health problem that affects many teenagers. The idea of ​​suicide is caused due to factors that come from individuals, such as level of self-confidence, as well as social factors such as relationships with parents. This study aims to determine the relationship between self-confidence and the closeness of parents with suicidal ideation in adolescents. This research is a quantitative study with a cross-sectional correlation descriptive design. This study had 248 students as respondents in high schools in South Jakarta using stratified random sampling. The instruments used in this study were the self-confidence instrument from the Self-Confidence Test, the parent-adolescent closeness instrument from the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), and the Beck Scale for Suicide Ideation instrument of suicide ideas. This study uses the gamma correlation test. The results showed that there was a relationship between adolescent self-confidence and suicidal ideation in adolescents, and there was a relationship between the closeness of adolescent parents with suicidal ideation in adolescents. The results of this study are expected to be used as a consideration for interventions for adolescents and parents to increase self-confidence and closeness between parents and adolescents, so that they can avoid suicidal thoughts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Argaputri
"Self-confidence adalah keyakinan terhadap diri serta kemampuan yang dimiliki (Webster's Dictionary, 1996). Gejala tidak percaya diri pada anak erat kaitannya dengan persepsi anak terhadap konsep dirinya (Surya. 2007). Orangtua yang mempersepsikan anaknya sebagai 'segalanya buruk'dapat menciptakan konsep diri yang menekankan pada anak bahwa anak kurang diterima, buruk, den tindakannya tidak disetujui oleh orangtuanya (Frenkei-Bronswilk, dalam Burns, 1993) Cognitille-llehavior Therapy (CB1) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bentuk intervensi yang bersifat psikoterapeutik den bertujuan untuk mengurangi distress paikologis dan perilaku mal adaptif dengan cara mengganti proses kognitif (Kaplan et al., dalam Stallard, 2002). Program CBT pada dasamya didasari oleh pemyataan bahwa keyakinan negatif mengenai hidup dan seseorang adalah hasil dari self-talk negatif yang berujung pada perasaan negatif mengenai diri sendiri, selfesteem rendah, dan kepada perilaku yang bersifat menghambat individu mencapai basil yang diinginkan (Burnett, 1996). lntervensi cognitive behavioral dinilai paling snkses meningkatkan harga diri dan konsep diri.Program diososiasikan dengan peningkatan positive self talk dan CBT dihuhungken dengan penganangan negative self-talk (Burnett, Craven, den Marnh, 1999). Program CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri seorang anak berusia 9 tahun dengan tingkat kecerdasan rata-rata. Ia merasa kurang pereaya diri menjawab pertanyaan guru atau orangtua saat belajar. Ia takut menjawab dengan sa1ah. Setelah intervensit anak mampu menyadari kesalahan berpikirnya, menjadi lebih percaya diri di sekolah. Di sisi lain, sikap ayah yang marab saat anak melakukan kesalahan membuat anak sulit menunjukkan perubahan positif di rumah.

Self-confidence is faith about oneself and one's own ability (Webster's Dictionary, 1996). Lack of confidence of symptom in a child is tight with the child's perception of bislber self-concept (Surya, 2007). Parents, who perceive their child as "all bad1create a self-concept that emphasize the child that be/she is less accepted, bad, and does not hove any approval of his action from the parent (Frenkel-Brunswilk, in Bums, 1993). Cognitive-Behavior Therapy (CBI) is an intervention that aims to psychological distress and Maladaptive behavior by altering cognitive processes (Kaplan et al., in Stallard, 2002). CBT program is baaod on the notion that negative beliefs about life and oneself is the result of negative self-talk which lands to negative feelings about oneself; low self-esteem, and self-defeating behavior {Burnett, 1996). Cognitive behavioral based interventions were the most successful enhancers of self-esteem and self-concepts.The program was associated with an increase in positive self-talk a.nd CBT was linked to a decrease in negative self-talk (Burnett, Cmven, and Marsh, 1999). CBT's program on this final assignment was aimed to improve the self­ confidence of a nine year old girl with an average intelligence. She feels little of confidence in answering the teacher's or parent's questions. She was afraid that she might give a wrong answer. As the result of the intervention, the child now is aware of her faulty Chink and become more confident In school. On the other side, - her father's attitude that always become angry whenever she gives a wrong' answer make her more difficult to show some improvement at home setting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T32434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ratu Rosari
"Penulisan tugas akhir ini mengenai program pelatihan bagi narapidana dalam hal tehnik meningkatkan rasa percaya diri narapidana menjelang bebas di Lapas Terbuka. Minat untuk memilih judul tulisan ini berawal dari kenyataan bahwa pada dasarnya narapidana yang kurang percaya diri itu enggan untuk bergaul, tidak mempunyai gairah untuk menghasilkan karya sendiri. Di samping itu khususnya narapidana yang akan bebas, mereka tidak mempunyai pandangan atau cita-cita setelah bebas nanti. Kurang percaya ini disebabkan karena adanya sikap pesimis, mereka masih khawatir atau ragu kalau tidak diterima di lingkungan masyarakat. Apalagi stigma masyarakat masih bersifat negatif. Berdasarkan wawancara dan pengisian kuesioner, diperoleh hasil bahwa mereka berkeinginan untuk melakukan usaha setelah bebas nanti, akan tetapi mereka masih kurang percaya diri, apakah bisa terlaksana dengan baik. Sedangkan masyarakat mungkin sebagian belum percaya dengan eks narapidana. Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut maka menurut penulis, program untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap narapidana yang akan bebas menjadi penting untuk dilakukan. Hal tersebut didasari oleh pandangan bahwa dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mereka akan menjadi manusia yang kreatif, akan dapat menciptakan sendiri lahan kerja bagi dirinya dan bahkan mungkin bagi orang lain. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini penulis memilih pelatihan tehnik meningkatkan rasa percaya diri sebagai upaya memberikan bekal mental bagi narapidana yang akan bebas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Lorraine
"Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia menetapkan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dengan pendekatan student-centered learning di mana partisipasi mahasiswa merupakan hal yang penting agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Partisipasi mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pola komunikasi orang tua-anak, persepsi mengenai sikap pengajar, dan kepercayaan diri mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pola komunikasi orang tua-anak dan persepsi mengenai sikap pengajar terhadap partisipasi mahasiswa di Indonesia yang dimediasi oleh kepercayaan diri. Kuesioner penelitian disebarkan pada mahasiswa S1 yang mengikuti pendidikan di universitas di Indonesia (N = 126) dengan metode convenience dan snowball sampling. Empat alat ukur yang dipakai adalah Oral Participation Scale, RFCP-child version, 24-item Classroom Experience Questionnaire dimensi faculty behavior, dan ABC Scale. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS menemukan bahwa persepsi mengenai sikap pengajar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kepercayaan diri dan partisipasi mahasiswa (IE = 0,3306) dibandingkan dengan pola komunikasi orang tua-anak (IE = 0,1662). Sikap pengajar yang dipersepsikan positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan partisipasi di kelas. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis masing-masing dimensi, yaitu conversation orientation dan conformity orientation pada RFCP terhadap kepercayaan diri dan partisipasi mahasiswa pada mahasiswa yang merepresentasikan perguruan tinggi di Indonesia.

The Ministry of Education, Culture, Research, and Technology Indonesia established program called Merdeka Belajar-Kampus Merdeka using student-centered learning approach where student participation has important role for effective learning. Student participation can be influenced by parent-child communication pattern, students’ perception towards lecturers’ attitudes, and self-confidence. This research aims to investigate the effect of parent-child communication pattern and students’ perception towards lecturers’ attitudes on undergraduate student participation in Indonesia mediated by self-confidence. Questionnaire was shared to undergraduate students who study in university in Indonesia (N = 126) through convenience and snowball sampling. Four instruments used in this research are Oral Participation Scale, child version, 24-item Classroom Experience Questionnaire dimension of faculty behavior, and ABC Scale. Based on analysis results using PROCESS, it was found that perception towards lecturers’ attitudes has bigger effect on self-confidence and classroom participation (IE = 0,3306) than parent-child communication pattern (IE = 0,1662). Lecturers’ attitudes that perceived positive could increase self-confidence and classroom participation. Further study is suggested to analyze each dimension of RFCP, which is conversation orientation and conformity orientation with self- confidence and classroom participation in undergraduate students that represent higher education in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Demira Kodratiah
"Latar Belakang: Kepercayaan diri merupakan aspek yang penting dan harus dimiliki oleh mahasiswa profesi dalam melakukan suatu prosedur, terutama dalam bidang kedokteran gigi anak yang mencakup banyak prosedur khusus dan dibutuhkan banyak pengalaman. Adanya perubahan metode pembelajaran menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi COVID-19 di akademik dapat berdampak pada tingkat kepercayaan diri mahasiswa profesi dalam pembelajaran klinis di unit kedokteran gigi anak. Tujuan: Mengetahui persepsi kepercayaan diri mahasiswa profesi tahun pertama dalam pembelajaran klinis di unit kedokteran gigi anak pada masa pandemi
COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan studi analisis cross sectional dan dilakukan kepada 63 orang mahasiswa profesi kedokteran gigi tahun pertama yang telah melewati stase Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) dengan menggunakan kuesioner melalui Google Form yang terbagi menjadi tiga domain pertanyaan, yaitu keterampilan klinis, manajemen pasien, dan
pengembangan profesional dan pengelolaan klinis. Pengukuran kepercayaan diri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) diwakili dari poin '0' tidak percaya diri sama sekali dan '10' penuh percaya diri. Hasil Penelitian: Dari total 63 responden, keseluruhan analisis kepercayaan diri yang
dinilai positif dengan median VAS ≥ 5. Rata-rata median VAS pada keterampilan klinis 7.83±0.83 (range=2–10; n=63; 100%) manajemen pasien 7.83±0.83 (range=2–10; n=63; 100%), dan pengembangan profesional serta pengelolaan klinis 8,37±0.51 (range=2–10; n=63; 100%). Kesimpulan: Secara keseluruhan, mahasiswa profesi tahun pertama kedokteran gigi Universitas
Indonesia memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran klinis di unit kedokteran gigi anak pada masa pandemi COVID-19.

Background: Self-confidence is an important aspect and must be owned by professional students
in carrying out a procedure, especially in the field of pediatric dentistry which includes many
special procedures and requires a lot of experience. The change in learning methods to Distance
Learning during the COVID-19 pandemic in academics can have an impact on the level of
professional student confidence in clinical learning in the pediatric dentistry unit. Objective: To
find out the perception of self-confidence of first-year professional students in clinical learning in
the pediatric dentistry unit during the COVID-19 pandemic. Methods: This study used a crosssectional
analysis study and was conducted on 63 first-year dental professional students who had
passed the Pediatric Dentistry stage by using a questionnaire via Google Form which was divided
into three domain questions, namely clinical skills, patient management , and professional
development and clinical governance. Self-confidence is measured by Visual Analog Scale (VAS)
which is represented from the point '0' is not confident at all and '10' is full of confidence. Results:
From a total of 63 respondents, the overall confidence analysis was assessed as positive with
median VAS ≥ 5. Median VAS mean in clinical skills 7.83 ± 0.83 (range = 2–10; n = 63; 100%)
patient management 7.83 ± 0.83 (range=2–10; n=63; 100%), and professional development and
clinical management 8.37±0.51 (range=2–10; n=63; 100%). Conclusions: Overall, first year
professional students of dentistry at the University of Indonesia have confidence in clinical
learning in the pediatric dentistry unit during the COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivany Triany Dewi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dan kecanduan smartphone dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif korelatif dengan pendekatan secara cross-sectional. Responden yang digunakan adalah 445 mahasiswa reguler di DKI Jakarta yang sedang menyusun skripsi dan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan empat bentuk kuesioner, yaitu kuesioner data demografi, Self-Confidence Test, Smartphone Addiction Scale (SAS), dan Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan dengan tingkat keeratan sedang dan bersifat negatif antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik (P-value=0,000; r=0,471) serta terdapat hubungan dengan tingkat keeratan sedang dan bersifat positif antara kecanduan smartphone dengan prokrastinasi akademik (P-value=0,000; r=0,426). Penelitian ini merekomendasikan untuk menjadi salah satu pertimbangan intervensi kepada mahasiswa untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, serta meningkatkan wawasan bagi mahasiswa dan dosen terkait dengan faktor protektif munculnya perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

The purpose of this study was to determine the relationship between self-confidence and smartphone addiction with academic procrastination behavior in students who are preparing their thesis. This study uses a correlative descriptive quantitative research method with a cross-sectional approach. The respondents used were 445 regular students in DKI Jakarta who were preparing their thesis and were selected using a purposive sampling technique. Data were collected using four forms of questionnaires, namely the demographic data questionnaire, the Self-Confidence Test, the Smartphone Addiction Scale (SAS), and the Tuckman Procrastination Scale (TPS). The results of the study, using the Spearman correlation test, shows that there was a moderate and negative relationship between self-confidence and academic procrastination (P-value = 0.000; r = 0.471) and there was a moderate and positive relationship between smartphone addiction and academic procrastination (P-value = 0.000; r = 0.426). This study is recommended as one of the intervention considerations for students to increase their self-confidence, as well as to increase insight for students and lecturers related to protective factors for the emergence of academic procrastination behavior in students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : a) kecerdasan emosional , kepercayaan diri da produktivitas kegiatan penelitian dosen STT YBSI Tasikmalaya, (b) pengaruh dimensi-dimensi dalam kecerdasan emosional terhadap produktivitas kegiatan penelitian dosen STT YBSI Tasikmalaya ."
330 JMM 6:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Macika Aradinsya Patty
"Anak yang Berhadapan dengan Hukum ditempatkan pada Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) untuk menjalani rehabilitasi sosial dan menyandang status sebagai ABH. Kasus yang melibatkan ABH mengakibatkan munculnya stigma negatif dari lingkungan sekitar anak, ABH seringkali dianggap sebagai anak nakal terutama pada ABH yang berstatus sebagai pelaku. Stigma negatif berpengaruh pada kurangnya rasa percaya diri anak. Kurangnya rasa percaya diri pada ABH memungkinkan terlibatnya kembali anak dalam tindakan hukum setelah masa rehabilitasi, khususnya jika anak merasa kurang percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Sedangkan semestinya, anak memiliki rasa percaya diri sehingga dapat mengembangkan kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki untuk hal positif seperti melanjutkan pendidikan dan menghindari kembali terjadinya keterlibatan dengan hukum. Untuk dapat meningkatkan maupun menumbuhkan rasa percaya diri pada ABH, Pekerja Sosial dalam LPKS memiliki peran penting. Salah satu peran Pekerja Sosial dalam rehabilitasi sosial adalah untuk mengembalikan kepercayaan diri anak untuk menumbuhkan rasa optimis pada anak terhadap masa depannya setelah rehabilitasi. ABH saat awal masuk lembaga tergolong kurang percaya diri berdasarkan perilaku ABH yang cenderung menarik diri, kurang mampu mengungkapkan perasaan dan keluhan yang dirasakan, serta kurang aktif dalam berpendapat di kegiatan berkelompok. Maka dari itu, terdapat urgensi untuk dapat meneliti bagaimana pekerja sosial berperan dan berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada ABH. Penelitian ini membahas tentang upaya Pekerja Sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 16 bulan sejak September 2022 s/d Desember 2023, dimulai dari proses perizinan, pengambilan data hingga penulisan laporan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kondisi kepercayaan diri ABH di Sentra Handayani dan mengetahui bagaimana pekerja sosial berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri ABH selama rehabilitasi. Untuk dapat memenuhi tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu, wawancara, observasi dan studi literatur. Penelitian ini melibatkan setidaknya empat belas informan yang diwawancarai yang terdiri dari lima orang Pekerja Sosial, enam orang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Psikolog Lembaga, Koordinator Residensial, dan Penanggungjawab Residen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH melalui pemberian konseling individu, bimbingan sosial dan kegiatan vokasional. Dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH, Pekerja Sosial berperan sebagai konselor, edukator, fasilitator dan broker. Dalam ketiga kegiatan tersebut, Pekerja Sosial memberikan motivasi, apresiasi dan membuat ABH mampu mengemukakan pendapat, perasaan serta kesulitan yang dialami selama masa rehabilitasi serta mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan selama rehabilitasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Setelah mendapatkan dukungan dari Pekerja Sosial, kepercayaan diri ABH diperlihatkan melalui ABH yang lebih mudah terbuka dalam konseling individu, mampu mengungkapkan perasaan dan kesulitannya serta aktif berpartisipasi dalam diskusi kelompok saat bimbingan sosial.

Children in Conflict with the Law (CICL) are placed in the Social Welfare Institution to undergo social rehabilitation and have the status of CICL. Cases involving CICL result in the emergence of negative stigma from the environment around children, CICL are often considered as delinquents, especially for ABH who are offenders. Negative stigma affects children's lack of self-confidence. Lack of self-confidence in CICL allows them to be re-involved in legal action after the rehabilitation period, especially if the child lacks self-confidence and is not sure of their abilities or potential. Children should have self-confidence so that they can develop their abilities and skills for positive things such as continuing their education and avoiding re-involvement with the law. To be able to increase or foster CICL’s self-confidence, Social Workers in Social Welfare Institution have an important role. One of the roles of Social Workers in social rehabilitation is to restore children's confidence to create a sense of optimism in children about their future after rehabilitation. CICL when they first entered the institution were classified as lacking confidence based on their behavior, which tended to be withdrawn, less able to express their feelings and complaints, and less active in expressing their opinions in group activities. Therefore, there is an urgency to be able to examine how social workers play a role and try to increase CICL’s self-confidence during rehabilitation. This research discusses the efforts of Social Workers in increasing self-confidence of Children in Conflict with the Law during rehabilitation period. This research uses a qualitative approach with descriptive type of research. This research was conducted for 16 months from September 2022 to December 2023, starting from the licensing process, data collection to writing research reports. This research objective is to identify self-confidence of CICL in Sentra Handayani and to identify Social Worker’s role in increasing CICL’s self-confidence during rehabilitation. To be able to fulfill the research objectives, this research uses three ways, which are interviews, observations and literature studies. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. At least fourteen informants were involved in this research to be interviewed, including five Social Workers, six Children in Conflict with the Law, Institution Psychologist, Residential Coordinators, and Resident in Charge. Results showed that Social Workers efforts in increasing CICL self-confidence provided through individual counselling, social guidance and vocational activities. In increasing self-confidence of CICL, Social Workers acts as counsellors, educators, facilitators and brokers. In these three activities, Social Workers provide motivation, appreciation, and make CICL able to express their opinions, feelings and difficulties experienced during the rehabilitation period also encourage children to actively participate in activities during rehabilitation to grow children’s self-confidence. After receiving support from Social Workers, CICL's confidence is shown through ABH who are more open in individual counseling, able to express their feelings and difficulties and actively participate in group discussions during social guidance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>