Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Berlian
"Skripsi ini membahas mengenai Komite Nasional Kewenangan Transportasi (KNKT) dan Kepolisian yang memiliki kewenangan yang beririsan dalam hal penanganan kecelakaan transportasi kereta api, dimana KNKT memiliki kewenangan untuk melakukan investigasi kecelakaan transportasi, sedangkan Kepolisian memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan.
Untuk mempermudah pemahanan, skripsi ini mengambil contoh kasus kecelakaan KA S5 (Fajar Utama Ekspres) dan KA BBR1 (Babaranjang) pada tahun 2005. Skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif yang berfokus pada hukum positif yang mengatur mengenai kewenangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan Kepolisian Republik Indonesia dalam penanganan kecelakaan transportasi kereta api.
Pokok permasalahan dari skripsi ini adalah mengenai kewenangan yang beririsan antara KNKT dan Kepolisian dalam penanganan kecelakaan transportasi, kemudian bagaimana pelaksanaan dan pengaturan dari kewenangan yang beririsan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui KNKT dan Kepolisian dalam hal kecelakaan transportasi kereta api dan untuk mengetahui mengenai penanganan kecelakaan transportasi kereta api dalam hal kewenangan yang beririsan antara KNKT dan Kepolisian.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah bahwa KNKT dan Kepolisian perlu mengatur secara jelas mengenai kewenangan yang beririsan dalam penanganan kecelakaan transportasi kereta api dan keduanya perlu menentukan bentuk pengaturan yang tepat untuk mengatur kewenangan yang beririsan tersebut.

This thesis discusses about the National Transportation Safety Committee (NTSC) and the Police which have intersecting authority in handling railway accidents, where the NTSC has the authority to conduct transportation accident investigations, while the Police have the authority to carry out investigations.
To make it easier to understand, this thesis takes the case of the KA S5 (Fajar Utama Express) and KA BBR1 (Babaranjang) accidents in 2005. This thesis is a normative legal research that focuses on positive law governing the authority of the National Transportation Safety Committee and the Indonesian National Police in handling railway accidents.
The main problem of this thesis is about the authority which intersects between the NTSC and the Police in handling transportation accidents, then how the implementation and arrangement of the authorities intersect. The purpose of this study is to find out about the NTSC and the Police in handling the railway transportation accidents and to find out about the handling of railway transportation accidents in terms of the authority that intersected between the NTSC and the Police.
The results of this research are the NTSC and the Police need to clearly regulate the authority that intersects in handling of train transportation accidents and both of them need to determine the appropriate form of regulation to regulate the intersecting authority.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Arrasyta
"Pemerintah Kota Tangerang telah menerapkan kebijakan angkutan massal bus kecil sebagai angkutan umum sejak Desember 2016 sebagai transportasi yang nyaman, aman, bersih, dan terjangkau untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Trans Kota Tangerang dituntut untuk meningkatkan kualitas layanannya karena jumlah penumpang di beberapa tahun sebelumnya mengalami peningkatan dan juga sebagai wujud implementasi kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) akibat dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan kemungkinan menurunnya jumlah penumpang. Kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen sangat penting karena dapat mempengaruhi konsumen untuk menggunakan angkutan umum. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terhadap kualitas pelayanan angkutan Trans Kota Tangerang. Penelitian menggunakan analisis PLS-SEM untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanannya. Hasil dari penelitian terhadap pengguna angkutan Trans Kota Tangerang adalah pengguna rutin sangat puas terhadap variabel keterjangkauan yang menyebabkan pengaruh positif bagi kualitas pelayanan yang diberikan, terutama pada sistem pembayaran non-tunai dan kemudahan mengakses halte dengan berjalan kaki, serta variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan. Untuk pengguna jarang merasa tidak puas terhadap variabel-variabel kepuasan pelanggan yang diberikan angkutan Trans Kota Tangerang.

The Tangerang City Government has implemented mass transportation policy as public transportation since December 2016 as convenient, safe, clean, and affordable transportation to reduce the use of a private vehicle. Trans Kota Tangerang is demanded to improve the quality of its services because the number of passengers in each year has been increased and also as a form of implementation of the PSBB policy as a COVID-19 pandemic that causes a possible decrease in the number of passengers. Service quality has an influence on customer’s satisfaction. Consumer’s satisfaction is very important because it can influence consumers to use public transportation.Therefore, research is carried out on the quality of Trans Kota Tangerang services. The research using PLS-SEM analysis to find out customer’s satisfaction with the quality of service. The result of research on Trans Kota Tangerang users is regular users are very satisfied with affordability variables that cause a positive influence on the quality of services provided, especially in the cashless payment system and the ease of accessing the bus stop on foot, and these variabel have a significant influence on quality of service. For users rarely feel dissatisfied with the variables of customer’s satisfaction given by Trans Kota Tangerang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gloriastuti Sumanto Sampetoding
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang implementasi standar pelayanan keselamatan Transjakarta di DKI Jakarta. Aspek keselamatan merupakan salah satu aspek dari Standar Pelayanan Minimal yang harus diterapkan oleh PT Transportasi Jakarta. Aspek keselamatan harus dipenuhi agar terhindar dari risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia, sarana dan prasarana. Jumlah kecelakaan Transjakarta pada tahun 2016 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis implementasi standar pelayanan keselamatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi standar pelayanan keselamatan Transjakarta di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara kepada informan terkait. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi standar pelayanan keselamatan Transjakarta belum sepenuhnya memenuhi standar pelayanan keselamatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Faktor yang paling mempengaruhi implementasi standar pelayanan keselamatan berdasarkan The 7S McKinsey Framework adalah gaya manajemen style dan keterampilan skill.

ABSTRACT
This thesis discusses the implementation of Transjakarta safety service standard in DKI Jakarta. Safety aspect is one aspect of Minimum Service Standard that must be applied by PT Transportasi Jakarta. Safety aspects must be met in order to avoid the risk of accidents caused by human factors, facilities and infrastructure. The number of Transjakarta accidents in 2016 which increased from the previous year caused by internal and external factors. The purpose of this research is to analyze the implementation of safety service standard and factors influencing the implementation of Transjakarta safety service standard in DKI Jakarta. The method used in this research is to conduct interviews to the relevant informants. This research uses post positivist approach with qualitative data analysis technique. The results of this study indicate that the implementation of the Transjakarta safety service standards has not fully met the safety service standards set by the government. The factors that most influence the implementation of safety service standards based on The 7S McKinsey Framework is the style of management and skill."
2017
S68543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amantha Wijaya Kusuma
"KRL commuter line sebagai salah satu moda transportasi yang digunakan warga Jabodetabek, sampai saat ini belum optimal dalam menerapkan manajemen sekuriti. Walaupun sudah dilakukan perubahan saat masa sebelumnya, namun hingga saat ini ancaman dan gangguan masih berpeluang besar terjadi. Terkait dengan hal ini penulis berusaha ingin menganalisis penerapan manajemen sekuriti di PT. KCI, faktor pendukung dan penghambat serta manajemen sekuriti ideal yang diterapkan. Penulis menggunakan Situasional Crime Prevention sebagai Grand Theory, Teori Kebutuhan yang menjadi Middle Theory dan Model Analisa SWOT sebagai Applied Theory. Selanjutnya metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode purposive sampling, sumber data primer dan sekunder, teknik pengumpulan melalui wawancara, pengamatan dan studi kepustakaan, serta dianalisis secara reduksi, sajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penulisan ini pertama menyimpulkan bahwa PT. KCI telah menerapkan manajemen sekuriti walaupun belum berjalan optimal. Kedua terdapat faktor pendukung (penyediaan fungsi manajemen dan sinergitas TNI dan Polri melalui penempatan jabatan struktural) dan penghambat (minimnya fasilitas pengamanan di stasiun dan KRL dan jumlah petugas satpam yang sedikit).

Commuter line KRL as one of the modes of transportation used by Jabodetabek residents, until now has not been optimal in implementing security management. Although changes have been made in the previous period, until now threats and disturbances are still likely to occur. Related to this, the writer tries to find out the analyze of security management at PT. KCI, supporting and inhibiting factors and ideal security management applied. The author uses Situational Crime Prevention as the Grand Theory, the Theory of Needs as the Middle Theory and the SWOT Analysis Model as the Applied Theory. Furthermore, the research method used is a qualitative approach with purposive sampling method, primary and secondary data sources, collection techniques through interviews, observations and literature studies, and analyzed by reduction, presentation and drawing conclusions. The results of this paper first conclude that PT. KCI has implemented security management even though it has not run optimally. Second, there are supporting factors (providing management functions and synergy between the TNI and Polri through the placement of structural positions) and inhibiting factors (lack of security facilities at stations and KRL and a small number of security guards)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Universitas Indonesia, 2000
R 388 Uni s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Mitra Abadi, 2009
R 363.12 Und
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Romansyah
"Kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada saat ini telah mencapai kondisi yang sangat memprihatinkan. Selama periode tahun 1989-1999, walaupun tingkat kecelakaan di Indonesia masih tergolong tinggi, namun pada beberapa wilayah di Indonesia terlihat bahwa tingkat fatalitas kecelakaan yang terjadi telah mengalami penurunan, antara lain: DKI Jakarta penurunan rata-rata 14,44 persen pertahun, Jawa Barat 13,85 persen pertahun, Jawa Timur 10,00 persen pertahun, Jawa Tengah 9,82 persen pertahun dan Bali 7,64 persen pertahun.
Skripsi ini merupakan suatu studi awal untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat kecelakaan dan jumlah korban yang terjadi akibat kecelakaan itu sendiri pada 5 propinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Kriteria pemilihan lokasi studi, antara lain: (1) Untuk DKI Jakarta sebagai kota metropolitan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah secara keseluruhan dapat melihat kondisi data kecelakaan pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia, (2) Sedangkan propinsi Bali merupakan daerah wisata yang memiliki jumlah pendatang/pelancong dari luar negeri (tourist) yang paling besar dibanding propinsi lainnya di Indonesia.
Data kecelakaan diolah dengan menggunakan aplikasi teknik statistika yaitu metode korelasi dan regresi dengan perangkat bantu program SPSS versi 10. Setiap model kecelakaan (model jumlah kecelakaan dan model jumlah korban) sebagai variabel dependennya, akan ditentukan faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhinya (jumlah mobil penumpang, mobil beban, mobil bus, sepeda motor, panjang jalan dan jumlah penduduk) sebagai variabel independennya. Kesignifikanan bahwa faktor-faktor independen tersebut mempengaruhi model yang terjadi, ditunjukkan oleh nilai probability model. Parameter lain yang menunjang antara lain: nilai R-square, nilai Durbin-Watson, nilai t-hitung serta koefisien korelasi. Kesemua parameter tersebut harus menunjang satu sama lainnya. Dan untuk mendapatkan suatu model kecelakaan yang baik, maka perlu dilakukan beberapa uji model sebelumnya, yang terdiri dari: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas maupun uji signifikansi model.
Berdasarkan data dari DITLANTAS POLRI untuk periode 1989-1999 jumlah kecelakaan DKI Jakarta dipengaruhi oleh jumlah mobil bus dan penduduk, Jawa Barat oleh jumlah mobil penumpang dan penduduk, Jawa Tengah oleh jumlah mobil penumpang, mobil bus dan penduduk, Jawa Timur oleh jumlah mobil penumpang, mobil bus dan penduduk, dan Bali oleh jumlah mobil bus dan penduduk. Sedangkan fatalitas kecelakaan yang terjadi di DKI Jakarta dipengaruhi oleh jumlah sepeda motor dan penduduk, Jawa Barat oleh jumlah mobil penumpang, sepeda motor dan penduduk, Jawa Timur olehjumlah sepeda motor dan penduduk, Jawa Tengah oleh jumlah mobil beban, sepeda motor dan penduduk, dan Bali oleh jumlah mobil bus dan penduduk.
Perbandingan kondisi kecelakaan pada masing-masing daerah dapat juga dilakukan dengan mengacu pada parameter yang dikembangkan oleh Smeed, yaitu menghubungkan antara besarnya fatalitas kecelakaan yang terjadi dengan jumlah kendaraan bermotor dan populasi. Nilai-nilai indeks kecelakaan terbagi dalam 2 kelompok yaitu Traffic Safety Index dan Personal Safety Index. Traffic Safety Index untuk DKI Jakarta sebesar 1,93; Jawa Barat 15,89; Jawa Timur 8,18; Jawa Tengah 6,58 dan Bali sebesar 10,20. Sedangkan Personal Safety Index untuk DKI Jakarta sebesar 0,53; Jawa Barat 0,44; Jawa Timur 0,51; Jawa Tengah 0,59 dan Bali 2,33. Disamping itu nilai a dan _ (parameter Smeed) untuk DKI sebesar 0,00007 dan 0,0760; Jawa Barat 0,00003 dan 1,078; Jawa Timur 0,00002 dan 1,440; Jawa Tengah 0,00001 dan 1,481; serta Bali 0,00023 dan 0,572. Dengan mengamati tingkat fatalitas kecelakaan yang terjadi, maka dapat ditentukan upaya yang tepat untuk menguranginya di masa mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Laili Khairina
"Kecelakaan transportasi darat menjadi penyebab kematian urutan ke-8 di dunia dengan jumlah kematian mencapai 1,35 juta orang per tahun (WHO, 2021). Data Korlantas Polri tahun 2019 – 2021 menunjukkan kasus kecelakaan transportasi darat di Indonesia berada di atas angka 100 ribu setiap tahunnya. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan secara komprehensif, penelitian ini mengidentifikasi faktor kegagalan laten dan kegagalan aktif yang berkontribusi pada kasus kecelakaan transportasi darat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu 320.084 laporan kasus kecelakaan lalu lintas tahun 2019 – 2021 milik NTMC Korlantas Polri. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan analisis berdasarkan Swiss Cheese Model. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor kegagalan laten pada kecelakaan transportasi darat di Indonesia tahun 2019 – 2021 yaitu kondisi awal kendaraan rem tidak berfungsi (5,7%), terjadi di jalan dengan kondisi baik (92,5%), terjadi pada kondisi cuaca cerah (92,3%), dan kondisi pencahayaan terang/jelas (79,1%). Faktor kegagalan aktif pada kecelakaan kecelakaan transportasi darat di Indonesia tahun 2019 - 2021 adalah usia pengendara berusia 22 – 29 tahun (15,7%), pengendara berpendidikan SLTA/sederajat (48,4%), pengendara yang tidak memiliki SIM (28,3%), dan pengendara yang ceroboh terhadap lalu lintas dari depan (19,0%).

Road transportation accidents are the eighth leading cause of death worldwide, reaching 1.35 million people annually (WHO, 2021). Data from the NTMC Korlantas Polri for 2019-2021 shows that the number of road transportation accidents in Indonesia is above 100 thousand every year. This study identifies latent and active failure factors contributing to Indonesia's land transportation accidents to determine the causes of accidents comprehensively. This study uses secondary data with 320,084 traffic accident case reports in 2019-2021 belonging to the NTMC Korlantas Polri. The method used is qualitative by analyzing based on the Swiss Cheese Model. The results of this study indicate latent failure factors in road transportation accidents in Indonesia in 2019-2021, namely the initial condition of the brake vehicle not functioning (5.7%), occurring on roads with suitable conditions (92.5%), occurring in sunny weather conditions ( 92.3%), and bright/clear lighting conditions (79.1%). Active failure factors in land transportation accidents in Indonesia in 2019 - 2021 are the age of drivers aged 22 – 29 years (15.7%), drivers with a senior high school education/equivalent (48.4%), drivers who do not have a driver's license (28.3 %), and drivers who are careless towards traffic from the front (19.0%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrain Munir
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pipa bawah laut milik PT. AZ yang terdampak proyek reklamasi kilang PT. XY berlokasi di perairan Jawa Barat. Menggunakan penilaian risiko proteksi pipa bawah laut DNVGL-RP-F107, penelitian memperhatikan Skenario Bahaya Besar yang teridentifikasi, yaitu: kejatuhan jangkar (dropped anchor) dan pengerukan tanah (soil excavation). Objek penelitian difokuskan pada pipa bawah laut berdiameter 12” dari GG A ke OPF (Onshore Processing Facilities) dalam kondisi terkubur dengan tingkat kedalaman 2 meter dari KP 24,6 ke KP 34,713 dekat area Reklamasi kilang seluas 280 Ha. Penelitian menggunakan data sekunder yang melingkupi karakteristik dan properti pipa bawah laut, karakteristik kapal serta jangkar yang melintas, dan aktivitas pengerukan tanah. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif analitik yang mengutamakan indepth-analysis. Hasil penelitian menunjukkan konsekuensi dropped anchor mendapat level kerusakan pipa D1, yang artinya tidak diperlukan tambahan safeguard untuk menurunkan residual risk. Untuk penilaian risiko soil excavation nilai initial risk yang dihasilkan adalah 9 (medium) dengan tingkat kerusakan D3 sehingga direkomendasikan safeguard tambahan untuk menurunkan residual risk menjadi Tolerable (ALARP). Beberapa saran ditambahkan untuk menjamin keselamatan operasi pasca proyek.

This study aims to analyze the risk on subsea pipeline of PT. AZ affected by the PT. XY refinery reclamation project located on West Java Coastal. Using the DNVGL-RP-F107 subsea pipeline protection risk assessment, the study pays attention to the identified Major Accident Event, i.e., dropped anchor and soil excavation. The object of this research is focused on the 12” diameter subsea pipeline from GG A to OPF (Onshore Processing Facilities) with 2 meters burial depth from KP 24.6 to KP 34,713 near the 280 Ha refinery vii Universitas Indonesia reclamation area. This study uses secondary data covering the characteristics and properties of the subsea pipeline, the passage ships/tugboat and deployed anchors, and the soil excavation activity. The approach used is quantitative descriptive analytic which prioritizes in-depth analysis. The results shows that the consequence of dropped anchor is with pipe damage level of D1 which means that no additional safeguard is needed to further reduce the residual risk. On soil excavation risk assessment, the initial risk value generated is 9 (medium) with pipe damage level of D3, therefore some additional safeguards recommended so that the residual risk becoming Tolerable (ALARP). Some additional advises are provided to ensure post-project operational safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Cuaca merupakan salah satu aspek signifikan yang berpengaruh dalam keselamatan transportasi penerbangan. Informasi mengenai cuaca yang mudah diakses dan akurat menjadi penting untuk mendukung aktivitas penerbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Automatic Weather Station berbasis Internet of Things guna mendukung layanan informasi cuaca penerbangan. Sistem dirancang menggunakan sensor suhu dan kelembapan HMP155A, sensor tekanan udara PTB110, serta sensor arah dan kecepatan angin RMY 03002. Data dari sensor diproses oleh data logger CR1000 dan dikirimkan ke server menggunakan NodeMCU ESP8266 menggunakan protokol pengiriman MQTT. Sistem rancangan akan mengolah data dari sensor menjadi berita meteorologi penerbangan dalam bentuk sandi METAR. Data yang dikirimkan server akan ditampilkan dalam bentuk website dashboard dan MQTT dashboard untuk memudahkan operator dalam memperoleh informasi meteorologi penerbangan. Kalibrasi sistem rancangan menunjukkan nilai koreksi dibawah ambang batas yang ditetapkan oleh WMO. Nilai kalibrasi sensor suhu menunjukkan koreksi paling besar 0.15ºC. Nilai koreksi yang dihasilkan dari pengujian sensor kelembaban sebesar 1.9%. Sensor tekanan udara menghasilkan nilai koreksi sebesar -0.1 mb. Kecepatan angin memiliki nilai koreksi terbesar -0,31 m/s, sedangkan arah angin 0,2 derajat pada set point 270 derajat. Analisis delay menunjukkan nilai 0,32678949 ms yang masuk dalam kategori bagus dengan troughput 1416,428835 bytes/detik. Hasil penelitian ini menunjukkan sistem dapat diimplementasikan untuk menyediakan informasi aktual cuaca penerbangan berbasis Internet of Things.

Weather is one of the significant aspects that have a major role in the aviation transportation safety and operation. Information about weather that is easily accessible and accurate is important to support flight activities. This research aims to develop an Automatic Weather Station based on the Internet of Things to support aviation meteorological information services. The system is designed using the HMP155 temperature and humidity sensor, PTB110 air pressure sensor, and RMY03002 direction and wind speed sensor. Data from the sensor is processed using a CR1000 data logger and sent to the server with the NodeMCU ESP8266 communication platform using the MQTT protocol. The system will process data from sensors into a meteorological report on aviation in the form of METAR code. Data sent to the server can be accessed through the website and MQTT dashboard. The temperature sensor calibration correction result is 0.15ºC. Correction value resulting from humidity sensor calibration is 1.9%. The air pressure sensor has a correction of -0.1 mb. The wind speed has the largest correction value of -0.31 m/s, while the wind direction is 0.2 degrees at the set point of 270 degrees. Delay analysis shows the value of 0.32678949 ms which is included in the good category with a throughput of 1416.428835 bytes/sec. The results of this study indicate the system can be implemented to provide actual information on aviation based on the Internet of Things."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>