Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisa Amira Imani
"Beberapa upaya sudah dilakukan untuk memperlambat penularan COVID-19, dan menetap di rumah sudah terbukti merupakan salah satu tindakan pencegahan yang efektif. Akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia terutama dewasa muda yang tidak melakukan perilaku tersebut. Penelitian ini menggunakan theory of reasoned action untuk melihat bagaimana peran sikap dan norma subjektif terhadap intensi menetap di rumah selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional pada mahasiswa dan karyawan berusia 18-25 tahun (M = 21,3, SD = 1,65) yang sedang melakukan pembelajaran jarak jauh atau work from home (N = 308). Mayoritas partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu sebanyak 53,2%. Penelitian ini memilih populasi dewasa muda karena memiliki kepatuhan akan tindakan preventif yang paling rendah dibandingkan kelompok usia lain (Jørgensen & Petersen, 2020). Hasil analisis multiple regression menemukan bahwa sikap (β = 0,49, p < 0,01) dan norma subjektif (β = 0,22, p < 0,01) berkorelasi secara positif dengan intensi menetap di rumah. Edukasi mengenai pentingnya menetap di rumah tidak hanya penting dilakukan kepada dewasa muda saja, tetapi juga kepada tokoh agama, orang tua, serta tokoh berpengaruh lainnya.

Several attempts have been made to slow the transmission of COVID-19, and staying at home has proven to be an effective preventive measure. However, there are still many Indonesian people especially young adults who do not practice this behavior. This study uses the theory of reasoned action to see how the role of attitude and subjective norm on the intention to stay at home during the COVID-19 pandemic. This study is a correlational study on students and employees aged 18-25 years (M = 21,3, SD = 1,65) who are doing distance learning or work from home (N = 308). The majority of participants in this study were women (53,2%). This study selected a population of young adults because they have the lowest obedience to preventive measures compared to other age groups (Jørgensen & Petersen, 2020). The results of multiple regression analysis found that attitude (β = 0,49, p < 0,01) and subjective norms (β = 0,22, p < 0,01) were positively correlated with the intention to stay at home. Education about the importance of staying at home is not only important for young adults, but also for religious leaders, parents, and other influential figures."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdah Aqilah
"Pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakpastian terhadap seluruh lapisan masyarakat, termasuk dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran efikasi diri secara umum sebagai prediktor dalam memprediksi subjective well-being dewasa muda selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan tipe kuantitatif, variabel kesejahteraan subjektif diukur dengan Subjective Happiness Scale (SHS) dan efikasi diri secara umum diukur menggunakan General Self-Efficacy Scale. Partisipan penelitian ini adalah 488 dewasa muda yang memiliki rentang usia 18 - 25 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri secara umum berperan sebagai prediktor terhadap kesejahteraan subjektif dewasa muda secara signifikan (Adjusted R² = 0.349, p<0.05). Berdasarkan hasil tersebut, semakin tinggi skor efikasi diri secara umum pada partisipan maka semakin tinggi pula skor kesejahteraan subjektif. Oleh karena itu, individu diharapkan dapat meningkat efikasi diri secara umum dengan meningkatkan pengetahuan diri dan persepsi positif mengenai kehidupan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif.

The Covid-19 pandemic has caused uncertainty for all levels of society, including young adults. Individual’s subjective well-being is thought to be a protective factor in this pandemic. This study aims to describe the role of general self-efficacy on the subjective well-being of young adults during the Covid-19 pandemic. This study used a quantitative type, the measurement of General self efficacy uses the General Self-Efficacy Scale, and subjective well-being measurement uses Subjective Happiness Scale (SHS). Participants in this study were 488 young adults who had an age range of 18-25 years. The results of this study indicate that general self-efficacy plays a significant role as a predictor of subjective well-being in young adults (Adjusted R² = 0.349, p<0.05). Based on these results, the higher the general self-efficacy score on the participants, the higher the subjective well-being score. Therefore, individuals are expected to increase their general self-efficacy by increasing their self-knowledge and positive perceptions about life so that it can increase subjective well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eska Galuh Puspita
"Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh sikap, norma subyektif, kewajiban agama, dukungan pemerintah, harga dan pengetahuan terhadap niat untuk memilih pembiayaan rumah syariah. Pengumpulan data dengan kuesioner pertanyaan terstruktur didapat dari orang-orang yang telah bekerja dan mengetahui tentang pembiayaan rumah syariah di Indonesia. Temuan menunjukkan bahwa sikap signifikan mempengaruhi niat. Sebaliknya, norma subjektif tidak signifikan mempengaruhi niat untuk memilih pembiayaan rumah syariah. Kewajiban agama, dukungan pemerintah, harga dan pengetahuan yang diambil sebagai variabel moderasi bisa menjelaskan hubungan antara sikap dan norma subyektif terhadap niat untuk memilih pembiayaan rumah syariah. Hasil menunjukan bahwa variabel moderasi hanya memperkuat hubungan antara sikap terhadap niat untuk memilih pembiayaan rumah syariah.

The purpose of this paper is to investigate the effect of attitude, subjective norm, religious obligation, government support, pricing and knowledge on the intention to choose Islamic home financing. A structured questionaire was used to collect the data from people who have worked and have awareness on Islamic home financing in Indonesia. Finding shows that attitude significantly influence on intention. In contrast, subjective norm was not significantly influence on intention to choose Islamic home financing. Religious obligation, government support, pricing and knowledge were taken as moderating variables could explain the relationship between attitude and subjective norm on intention to choose Islamic home financing. The results shows that the moderating variables only strengthen the relationship between attitude toward intention to choose Islamic home financing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridzeki Akbar
"Di antara banyak industri yang terkena dampak pandemi COVID-19, pariwisata dan perjalanan adalah salah satu yang paling terpengaruh oleh situasi pandemi. Industri penerbangan, khususnya angkutan penumpang sebagai salah satu industri utama di bidang pariwisata dan perjalanan menghadapi tantangan dalam pemulihan dari situasi pandemi dengan berkurangnya orang yang terbang karena risiko yang ditimbulkan oleh virus COVID-19. Teori utama dari kerangka penelitian ini adalah menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk memprediksi kesediaan konsumen penerbangan untuk terbang. Dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis Partial Least Square (PLS), penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pemahaman dan persepsi konsumen tentang pandemi COVID-19 dengan kesediaan mereka untuk terbang selama situasi pandemi COVID-19.

Amongst many industries impacted by the COVID-19 pandemic, tourism and travel has been one of the most affected by the pandemic situation. Aviation industry, specifically passenger carriers as one of the key industries in the tourism and travel is facing a challenge in recovering from the pandemic situation with less people flying due to risks imposed by the virus. The main theory of the research framework is using Theory of Planned Behavior (TPB) to predict aviation consumer’s willingness to fly. Using Structural Equation Modeling (SEM) based on Partial Least Square (PLS), this research will analyze the correlation between consumer’s understanding and perception of the COVID-19 pandemic and their willingness to fly during the COVID-19 pandemic situation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Amaliah
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti peranan komponen sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control (PBC) dalam memprediksi intensi mahasiswa bersepeda di dalam kampus. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori planned behavior (TPB).
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Sampel penelitian adalah 134 mahasiswa Universitas Indonesia dari 10 fakultas yang diambil melalui metode quota sampling. Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur komponen TPB, yaitu sikap, norma subyektif, PBC, dan intensi.
Hasil analisis korelasi berganda menunjukkan bahwa: (a) intensi diprediksi oleh sikap, norma subyektif dan PBC.;(b) Hanya sikap yang berperan signifikan menjelaskan intensi, sementara norma subyektif dan PBC tidak. Implikasi dari penemuan ini terkait isu teoritis dan praktis, dan implikasi untuk desain intervensi didiskusikan kemudian.

This thesis is aimed to examine role of attitude, subjective norm, and perceived behavioral control (PBC) to predict students cycling intention in campus route. Theory of Planned Behavior (TPB) is used to analyze this problem.
This research is excluded on quantitative research, which use ex post facto field study as the design research. The study sample was composed of 134 college students of University of Indonesia, come from ten faculty, which is taken through quota sampling methods. They were administered a questionnaire designed to measure the components of the TPB, consist of attitude, subjective norm, perceived behavioral control (PBC) and intention.
Multiple regression analyses demonstrated that: (a) Behavioral intention was significantly predictable from attitudes, subjective norm and PBC; (b) Only attitude have a fairly accurate explanation of intention to cycling in campus route, neither have subjective norm and PBC. The implications of this finding in relation to theoretical and practical issues, also implication for designing interventions were discussed later."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
152.4 AMA p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Yuthi Andrisha
"Periode stay-at-home dan terbatasnya interaksi yang dapat dilakukan akibat Pandemi COVID-19, membuat kelompok usia dewasa muda berisiko mengalami kesepian. Dalam keadaan seperti ini, peran keluarga menjadi sangat penting dalam membantu individu mengatasi rasa kesepiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran keberfungsian keluarga sebagai prediktor dari kesepian pada dewasa muda di masa Pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengambilan data dilakukan secara daring dengan menggunakan dua alat ukur, yaitu Family Assessment Device (FAD) untuk mengukur keberfungsian keluarga dan UCLA Loneliness Scale Short Version (ULS-6) untuk mengukur kesepian. Partisipan penelitian ini adalah 488 dewasa muda terdiri dari perempuan dan laki-laki belum menikah dengan rentang usia 18-25 tahun. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, ditemukan bahwa keberfungsian keluarga secara simultan dan signifikan dapat memprediksi kesepian pada dewasa muda di masa Pandemi COVID-19 (R2 = 0,203, p<0.05). Peneliti juga menemukan bahwa dimensi komunikasi, peran, dan keterlibatan afektif secara signifikan mampu memprediksi rasa kesepian pada dewasa muda. Hasil ini menandakan bahwa semakin baik keberfungsian keluarga maka semakin rendah tingkat kesepian yang dirasakan individu. Maka dari itu, keluarga dianjurkan untuk meningkatkan keberfungsian keluarganya dengan mengoptimalkan fungsi komunikasi, peran dan keterlibatan afektif untuk membantu dewasa muda dalam mengatasi rasa kesepian yang dirasakan selama Pandemi COVID-19.

The stay-at-home period and the limited interaction that is caused by the COVID-19 Pandemic, puts the young adult at risk of experiencing loneliness. In these conditions, the role of the family becomes more important in helping young adults to overcome their loneliness. The aim of this study was to examine the role of family functioning as the predictor of young adults’ loneliness during the COVID-19 pandemic. This study is a quantitative study. Data were collected online using two measuring tools, Family Assessment Device (FAD) to measure family functioning and UCLA Loneliness Scale Short Version (ULS-6) to measure loneliness. The participants of this study were 488 young adults consisting of unmarried women and men with an age range from 18-25. Based on the multiple regression analysis, it was found that family functioning simultaneously and significantly predicts young adults’ loneliness during the COVID-19 pandemic (R2 = 0,203, p<0.05). Researcher also found that the communication, role, and affective involvement dimensions were significant to predict young adults’ loneliness. These results indicate that the better the family functioning, the lower loneliness felt by the young adults. Therefore, families are encouraged to improve their family functioning by optimizing communication, roles, and affective involvement functions to help young adults overcome their loneliness during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Anindya Nariswari Rokhanan
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran mindful eating terhadap kecenderungan binge eating pada dewasa muda di masa pandemi COVID-19. Total partisipan pada penelitian ini berjumlah 118 partisipan dengan rentang usia dewasa muda, yaitu 19-40 tahun serta berdomisili dan berkewarganegaraan Indonesia. Pengukuran mindful eating menggunakan alat ukur Mindful Eating Questionnaire (MEQ) sedangkan kecenderungan binge eating diukur menggunakan Binge Eating Scale (BES). Kedua alat ukur tersebut sudah diadaptasi dan sudah pernah digunakan dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mindful eating memiliki peran yang signifikan terhadap kecenderungan binge eating (R2= 0.262; F(1,116) = 41.102, p < 0.05).

This study was conducted to determine the role of mindful eating on binge eating propensity in young adults during COVID-19 pandemic. The total participants in this study amounted to 118 participants with an age range of young adults (19-40 years), also domiciled and citizens of Indonesia. Mindful eating was measured using the Mindful Eating Questionnaire (MEQ) while binge eating propensity was measured using the Binge Eating Scale (BES). Both instruments have been adapted and have been used in Indonesian. The results of this study indicate that mindful eating has a significant role in binge eating propensity (R2 = 0.262; F(1.116) = 41.102, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Mutia Ghofarany
"Suatu negara membutuhkan banyak wirausahawan untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Mahasiswa merupakan segmen yang diharapkan dapat menjadi wirausahawan dan meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia. Dampak dari pandemi Covid-19, seperti resesi ekonomi dan meningkatnya penggunaan teknologi, dapat dilihat sebagai hambatan atau peluang bagi mahasiswa untuk memiliki niat menjadi wirausahawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui niat berwirausaha pada mahasiswa selama masa pandemi Covid-19. Data 290 mahasiswa dari berbagai tingkat pendidikan dan perguruan tinggi dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh dukungan relasional, dukungan pendidikan, dan dukungan struktural terhadap intensi berwirausaha mahasiswa perlu dimediasi oleh sikap dan kontrol perilaku yang dirasakan. Hasil penelitian ini menyoroti dalam meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa, perguruan tinggi perlu meningkatkan dukungan dalam penggunaan TIK sehingga mahasiswa dapat merasa memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mengkontrol bisnis. Penelitian ini juga menyoroti dalam meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa, pemerintah perlu meningkatkan dukungan, khususnya dukungan dalam digitallisasi ekonomi, sehingga dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa terhadap kewirausahaan. Penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa penggunaan teknologi digital dapat memaksimalkan dukungan yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk memiliki niat menjadi wirausahawan dalam situasi yang tidak terduga seperti pandemi.

A country needs large numbers of entrepreneurs to strengthen the resilience of national economic and improve the socio-economic welfare of the community. Students are a segment that is expected to become entrepreneurs and increase the number of entrepreneurs in Indonesia. The impact of the Covid-19 pandemic, such as the economic recession and increasing use of digital technology, can be seen as an obstacle or opportunity for students to have the intention of becoming entrepreneurs. This study aims to determine the entrepreneurial intention of students during the Covid-19 pandemic. Data on 290 students from various education levels and universities were analyzed using the Structural Equation Model (SEM). The results showed that the influence of relational support, educational support, and structural support on students' entrepreneurial intentions needs to be mediated by perceived attitudes and behavioral control. The results highlight greater attention to encouraging student entrepreneurial intentions by increasing the ICT usage in universities to increase perceived student's ability to control the business. This study also highlights greater attention to encouraging student entrepreneurial intentions by increasing structural support for economic digitalization to increase the student's interest in entrepreneurship. This study also confirms that the use of digital technology can maximize the support needed by students to have the intention to become entrepreneurs in unexpected situations like a pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Savira Attamimi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran terkait peran self-compassion terhadap regulasi emosi pada dewasa muda dalam situasi pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 138 partisipan dengan kriteria berusia 18-40 tahun dan berdomisili di Indonesia. Pengukuran regulasi emosi menggunakan alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) (Gross dan John, 2003) dan pengukuran self-compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003b). Hasil penelitian ini menunjukkan self-compassion secara umum ditemukan dapat memprediksi regulasi emosi secara signifikan (F(1,136) = 5.776, p < 0.05, R² = 0.041). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-compassion yang dimiliki individu, akan semakin tinggi pula kemungkinan individu tersebut memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik.

This study was conducted to describe the role of self-compassion on emotion regulation in young adults in the Covid-19 pandemic situation. This study is a quantitative study involving 138 participants with criteria aged 18-40 years and domiciled in Indonesia. The measurement of emotion regulation uses the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) (Gross and John, 2003) and self-compassion measurement using the Self-Compassion Scale (Neff, 2003b). The results of this study indicate that self-compassion is generally found to be able to significantly predict emotion regulation (F(1.136) = 5.776, p < 0.05, R² = 0.041). From these results, it can be concluded that the higher the individual's self-compassion, the higher the possibility that the individual has good emotional regulation abilities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Salsabilla Ibrahim
"Fenomena COVID-19 menimbulkan distres pada dewasa muda. Distres dewasa muda salah satunya disebabkan oleh interaksi di dalam keluarga, saat dewasa muda harus tinggal bersama keluarga selama masa pandemi. Studi kuantitatif ini bertujuan untuk melihat keberfungsian keluarga sebagai prediktor distres psikologis pada dewasa muda selama pandemi COVID-19. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 411 orang berusia 18 sampai 25 tahun (M=20,7). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Family Assessment Device (FAD) dan General Health Questionnaire (GHQ-12). Ditemukan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi distres psikologis pada orang dewasa muda (R2 = 0,235, p<0,05) dan dimensi komunikasi dalam keberfungsian keluarga dapat memprediksi secara signifikan distres psikologis dewasa muda (β= -0,245, p<0,05). Lebih lanjut, ditemukan distres psikologis yang lebih tinggi pada dewasa muda perempuan dibandingkan laki-laki dan laki-laki mempersepsikan keberfungsian keluarganya lebih baik dari perempuan.

The COVID-19 phenomenon causes distress in young adults. One of the causes of young adults distress is due to interactions within the family, when young adults have to live with their families during the pandemic. This quantitative study aims to look at family functioning as a predictor of psychological distress in young adults during the COVID-19 pandemic. The participants in this study were 411 people aged 18 to 25 years (M=20,7). The measuring instruments used in this study were the Family Assessment Device (FAD) and the General Health Questionnaire (GHQ-12). It was found that family functioning significantly predicts psychological distress in young adults (R2 = 0.235, p<0.05) and the communication dimension in family functioning can significantly predict psychological distress in young adults (β= -0.245, p<0.05). Furthermore, it was found that psychological distress was higher in young adult women than men and men perceived their family functioning as better than women. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>