Energi terbarukan tenaga surya memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia karena matahari dapat bersinar cenderung lebih lama dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia memiliki potensi tenaga surya mencapai sebesar 207.898 GW, selain itu pemerintah juga mendukung pembangunan tenaga surya di Indonesia demi mencapai target bebas emisi di tahun 2050. Namun, meskipun tenaga surya menghasilkan energi bersih, saat menyentuh masa habis pakainya, komponen sistem PV akan di decommissioning karena efisiensi produk dari tahun ke tahun akan semakin menurun yang disebabkan oleh degradasi. Riset ini membahas proyeksi limbah sistem PV yang akan dihasilkan pada tahun 2033-2052 dan menganalisis pengaruh faktor pengelolaan limbah sistem PV terhadap ekonomi sirkular. Dengan menggunakan metode time series, didapatkan bahwa metode Single Exponential Smoothing dan Holt Winter’s adalah metode yang paling akurat. Penulis menggunakan metode kuesioner untuk mengetahui perspektif responden yang berasal dari perusahaan Independent Power Producer, EPC, dan supplier sistem PV lalu dilanjutkan dengan pengolahan data dengan metode Spearman’s Correlation untuk menganalisis faktor pengelolaan limbah sistem PV yang berpengaruh terhadap ekonomi sirkular, tiga dimensi yang diukur adalah dimensi teknologi, ekonomi, dan lingkungan. Dimensi yang memiliki hubungan terhadap ekonomi sirkular adalah dimensi teknologi dan lingkungan.
Solar renewable energy has considerable potential to be developed in Indonesia because the sun tends to shine longer than other countries. Indonesia has a 207,898 GW potential for solar energy, and the government actively encourages its growth in order to meet the country's 2050 goal of zero emissions. However, even though solar energy generates clean energy, PV systems will be decommissioned when they reach the end of their productive lifespans since the product efficiency will degrade with time. This research discusses the projection of PV system waste that will be produced in 2033-2052 and analyzes the effect of PV system waste management factors on the circular economy. By using the time series method, Single Exponential Smoothing and Holt Winter’s method is the most accurate method for this projection. This study used the questionnaire method to determine the perspective of respondents from the Independent Power Producer company, EPC, and PV system suppliers then proceed with data processing using Spearman's Correlation method to analyze the PV system waste management factors that affect the circular economy, the three dimensions measured are the dimensions of technology, economy, and environment. The dimensions that have a relationship to the circular economy are the technological and environmental dimensions.
"
Industri elektronik merupakan salah satu sektor terbesar yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia dan diproyeksikan kebutuhan elektronik oleh masyarakat dunia akan terus meningkat. Hasil limbah elektronik di Indonesia semakin meningkat yang diperkirakan akan meningkat sebesar 39% di tahun 2030. Limbah elektronik termasuk sampah B3 yang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Umumnya industri saat ini masih menggunakan model ekonomi linear yang mana tidak memperhatikan terhadap sisi lingkungan, sehingga industri khususnya sektor elektronik membutuhkan model ekonomi sirkular yang dapat memberikan manfaat terhadap sisi lingkungan, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi faktor pendorong dan penghambat kunci implementasi konsep ekonomi sirkular pada industri elektronik di Indonesia serta menyusun struktur hirarki hubungan antarfaktor dengan metode Interpretive Structural Modelling (ISM). Dari 25 faktor pendorong diperoleh faktor kunci yaitu instrumen hukum yang terintegrasi dan regulasi dan standarisasi (ISO 14001); dan 23 faktor penghambat diperoleh faktor kunci yaitu biaya investasi yang tinggi. Faktor- faktor kunci ini akan menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan untuk memudahkan pengambilan keputusan, khususnya pihak industri dan pemerintah dalam upaya mengoptimalkan dan memaksimalkan transisi implementasi konsep ekonomi sirkular khususnya sektor elektronik di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Setiap tahun produksi minyak kelapa sawit Indonesia terus meningkat dan menjadi salah satu komoditas andalan untuk ekspor. Namun, industri ini menghadapi tekanan khususnya dari masalah lingkungan dan sosial karena peningkatan produksi akan berjalan beriringan dengan peningkatan produksi limbah. Ekonomi sirkular menawarkan solusi potensial untuk masalah ini, karena mempromosikan penggunaan sumber daya yang efisien dan pengurangan limbah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat penerapan ekonomi sirkular pada industri kelapa sawit di Indonesia. Penelitian ini mengkaji faktor pendorong dan faktor penghambat dengan menggunakan metode CVI dan modified kappa dengan mewawancarai beberapa ahli. Dari 32 faktor pendorong dan 38 faktor penghambat ditanyakan kepada para ahli dan hasilnya menunjukkan bahwa 27 faktor pendorong dan 3 faktor penghambat dinyatakan valid. Hasil kajian menunjukkan bahwa faktor pendorong yang paling relevan adalah pengurangan biaya, regulasi dan kebijakan pemerintah, serta tekanan sosial. Faktor penghambat yang relevan yang teridentifikasi adalah kurangnya pemahaman tentang ekonomi sirkular, kurangnya manfaat ekonomi, dan kendala keuangan. Selain itu, penelitian ini juga melakukan pembobotan terhadap faktor pendorong dan penghambat, dimana kehadiran industri pengelola limbah dan peningkatan isu ekonomi sirkular di masyarakat merupakan bobot tertinggi pada faktor pendorong dan kurangnya keuntungan ekonomi merupakan bobot tertinggi faktor penghambat. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk berhasil menerapkan ekonomi sirkular di industri kelapa sawit di Indonesia.