Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahratul Hayati Nurzain
"Tugas Karya Akhir ini membahas tentang mekanisme resiliensi sosial yang dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan selama pandemi COVID-19 dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perempuan pekerja rumahan yang menghadapi kondisi kerentanan dari aspek ekonomi, sosial, dan hukum selama masa pandemi COVID-19. Perempuan pekerja rumahan mengalami kehilangan pendapatan karena rantai pasok yang terganggu selama masa pandemi COVID-19. Mekanisme resiliensi sosial dibutuhkan oleh perempuan pekerja rumahan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama pandemi. Penelitian ini mendeskripsikan kondisi kerentanan, mekanisme resiliensi sosial, serta faktor-faktor resiliensi sosial dari perempuan pekerja rumahan di Indonesia, India, dan Thailand pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan non-reaktif melalui kajian literatur. Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa perempuan pekerja rumahan berada dalam kondisi yang semakin rentan, dari aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Untuk menghadapi kerentanan tersebut, perempuan pekerja rumahan di Indonesia, India, dan Thailand melakukan berbagai mekanisme resiliensi sosial, di antaranya memanfaatkan bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar, mempertahankan hubungan sosial melalui bergabung dengan koperasi, diskusi, kerja sama, dan advokasi, serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri dengan mengikuti pelatihan dan memulai pekerjaan atau usaha baru. Dalam melakukan mekanisme resiliensi sosial ini, diidentifikasi persamaan dan perbedaan faktor pelindung dan faktor risiko di antara perempuan pekerja rumahan di Indonesia, India, dan Thailand. Persamaan yang signifikan adalah adanya budaya patriarkis yang memengaruhi peran gender dalam pekerjaan serta pendidikan yang rendah bagi perempuan sebagai faktor risiko, serta peran organisasi pendamping yang memberikan bantuan sosial dan pelatihan sebagai faktor pelindung. Sedangkan, perbedaan yang signifikan adalah dalam aspek regulasi pekerja rumahan yang sudah ada di Thailand, tetapi belum ada atau masih terbatas di Indonesia dan India. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masing-masing faktor pelindung dan risiko yang telah diidentifikasi memengaruhi perempuan pekerja rumahan untuk melalui ketiga proses resiliensi sosial, yaitu recovery, sustainability, dan growth.

This study aims to explain social resilience mechanisms adapted by women home-based workers during the COVID-19 pandemic in the view of Social Welfare Science. The background of this research is the economic, social, and legal vulnerability faced by women home-based workers during the COVID-19 pandemic. Women home-based workers experienced loss of income due to disrupted supply chains during the COVID-19 pandemic. Social resilience mechanisms are needed by women home-based workers to meet their basic needs during the pandemic. This study describes the vulnerability conditions, social resilience mechanisms, and social resilience factors of women homeworkers in Indonesia, India, and Thailand during the COVID-19 pandemic. This research is a descriptive and non-reactive research that uses literature review method. The finding of this research shows that women home-based workers are even in more vulnerable conditions while COVID-19 pandemic, both in the aspect of economic, social, and health. To face that vulnerability, women home-based workers in Indonesia, India, and Thailand are doing various social resilience mechanisms, such as fulfilling basic needs from social assistance, maintaining social relationships through cooperatives, discussion, and advocacy, and also improving their knowledge and skills through training and starting new job or small business. This research also identified similarities and differences in protective and risk factors contributing to women home-based workers’ social resilience mechanisms in Indonesia, India, and Thailand. The significant similarity is patriarchy culture in these three countries as a risk factor that affect strong gender role in labour and also affect low education for women. Another similarity is the non-government organization’s significant role in these three countries as a protective factor in facilitating social assistance and various trainings for women home-based workers. Meanwhile, the significant difference is regulation aspect, where Thailand already established an act, while there is still limited to none regulation in Indonesia and India. This study concludes that each of the identified protective and risk factors influenced the women homeworkers to go through the three processes of social resilience, namely recovery, sustainability, and growth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Ainina Balqis
"Penelitian ini membahas mengenai adaptasi yang dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan kupas bawang di Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur terhadap perubahan-perubahan yang dialami selama pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan teknik purposive sampling sebagai teknik pemilihan informan. Pemilihan informan tersebut menyasar pada perempuan peekrja rumahan kupas bawang yang sudah berkeluarga di Kelurahan Kebon Pala sebagai informan utama dan anggota keluarga dari perempuan pekerja rumahan kupas bawang sebagai informan triangulasi untuk meningkatkan kualitas penelitian. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara semi-terstruktur (wawancara mendalam), dan observasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan pekerja rumahan kupas bawang di Kelurahan Kebon Pala melakukan pola strategi adaptasi di masa pandemi Covid-19 dengan menambah penghasilan seperti dengan membuka usaha dan mencari pekerjaan lain, berhemat, dan mendaftarkan diri pada bantuan pemerintah yang mana pada prosesnya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menghambat maupun mendukung. Perempuan pekerja rumahan kupas bawang yang melakukan adaptasi selama pandemi Covid-19 menghasilkan perubahan yang terjadi pada keluarga mereka baik perubahan yang signifikan maupun tidak yang membuat keluarga mereka dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera II. Hal tersebut sama dengan kondisi keluarga mereka sebelum pandemi Covid-19 yang juga dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera II.

This research discusses the adaptation did by peel onion women home-based workers in Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur towards the changes during Covid-19 pandemic. This research is a descriptive research with qualitative approach. This research also using purposive sampling technique as informants selection. The selection of these informants targeted on the peel onion women home-based workers as main informant and their family member as triangulation informant to improve the quality of the research. Data collection of this research was done by literature study, semi-structured interview (in-depth interview), and observation. The result of this research explain that peel onion women home-based workers in Kelurahan Kebon Pala have adopted a pattern of adaptation strategies during Covid-19 pandemic by increasing their income such as making a business and looking for another job, saving money, and registering for public assistances, which in process of the adaptation is inseparable of many obstacles and supports. The peel onion women home-based workers have been adapted during Covid-19 pandemic, there are many changes that peel onion women home-based workers’ families got, whether it is significant or not. The changes resulting from the adaptation of the peel onion women home-based workers made their family categorized as Keluarga Sejahtera II. This condition as same as their previous condition before Covid-19 pandemic which their families categorized as Keluarga Sejahtera II too."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinny Sausanti Havi
"Dalam situasi bencana, resiliensi komunitas menjadi aspek fundamental yang membantu anggota komunitas untuk dapat bangkit kembali. Untuk membangun resiliensi komunitas, dukungan sosial menjadi sumber daya penting untuk mengurangi dampak negatif yang dirasakan anggota komunitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial (perceived social support) dan resiliensi komunitas pada tipe komunitas berbasis minat dan kegiatan di Jabodetabek selama masa pandemi COVID-19. Total partisipan sebanyak 164 partisipan. Pengukuran resiliensi komunitas dilakukan menggunakan CCRAM-28, sedangkan pengukuran perceived social support (PSS) menggunakan F-SozU K-14. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara PSS dan resiliensi komunitas (r= 0.594, p < 0.001). Artinya, semakin tinggi PSS pada anggota komunitas maka semakin tinggi tingkat resiliensi komunitas mereka.

In disaster situations, community resilience is a fundamental aspect of encouraging community members to bounce back. In order to build community resilience, social support as an important resource can decrease the negative impacts that community members suffer. This study was conducted to determine the relationship between perceived social support and community resilience in the community of practice and interest in Jabodetabek during pandemic COVID-19. There are 164 participants in total. Community resilience measurement was carried out using CCRAM-28, whereas perceived social support (PSS) measurement was carried out using F-SozU K-14. The result showed that there was a significant and positive relationship between PSS and community resilience (r= 0.594, p < 0.0001). That is, the higher the PSS in community members, the higher their community resilience would be."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdiel Ergusto Nisah Pih
"Guru merupakan profesi yang penting, namun mereka memiliki tanggung jawab yang banyak serta keterikatan emosional dengan siswa yang diajar. Faktor tersebut membuat guru rentan akan stres dan burnout. Kerentanan tersebut meningkat oleh adanya masa perubahan COVID-19, yang mewajibkan guru untuk selalu siap mengadaptasikan metode pembelajarannya. Adaptasi tersebut memerlukan proses trial and error, sehingga tinggi kemungkinan guru mengalami kegagalan sebelum ia berhasil. Untuk membantu guru mengatasi stres dan kegagalan tersebut, diperlukan resiliensi. Untuk memastikan resiliensi dapat berfungsi dengan baik di tengah stres yang berlebih, dibutuhkan dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berasal dari significant other, keluarga, serta teman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari dukungan sosial dengan resiliensi pada guru DKI Jakarta. Dukungan sosial dan resiliensi pada guru DKI Jakarta (N=101) diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan Brief Resilience Scale. Hasil analisis menemukan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan resiliensi. Dari ketiga sumber dukungan sosial, hanya dukungan sosial dari keluarga yang berhubungan positif dan signifikan dengan resiliensi, sedangkan sisanya tidak berhubungan signifikan.

Teacher is an important profession, yet they have a large amount of responsibility and emotional attachments with their students. These factors make teachers vulnerable to stress and burnout. This vulnerability is increased by the COVID-19 changing period, which requires teacher to constantly be ready in adapting their study methods. The adaptation requires a trial and error process, so it is highly likely for teachers to fail before they succeed. In order to help teachers cope with stress and failure, resilience is needed. To ensure resilience can function well in the midst of high stress, social support is needed. Social support may come from significant others, families, and friends. This study aimed to see the relationship of social support and resilience of DKI Jakarta teachers. Social support and resilience in DKI Jakarta teachers (N=101) were measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support and the Brief Resilience Scale. Analysis showed that social support had a positive and significant correlation with resilience. From the three sources of social support, only social support from family showed a positive and significant correlation with resilience, while the others do not."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Ningrum
"Studi resiliensi komunitas menjadi kajian strategis dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana di berbagai level khususnya di negara dengan sistem sosial yang beragam. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan membangun model penanganan bencana melalui pendekatan pembelajaran sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus pada komunitas di Bali dan Jakarta. Temuan kunci studi ini menunjukan bahwa kerentanan komunitas akibat Pandemi COVID-19 diakibatkan oleh kerentanan internal seperti kondisi kognitif dan kerentanan eksternal akibat sistem ekonomi dan kemampuan institusi negara menangani bencana. Model pembelajaran sosial dibangun dengan memperkuat aspek kognitif dan interaksional komunitas dalam penanganan bencana. Pembelajaran sosial dapat mendorong adanya aksi kolektif di dalam komunitas untuk menuju transformasi sosial yang berkelanjutan. Studi ini merekomendasikan bahwa model pembelajaran sosial perlu dimasukkan dalam aspek kelembagaan di dalam sistem penanggulangan bencana nasional dan dapat menjadi alternatif konsep upaya pengurangan risiko bencana yang digerakkan oleh faktor kultural khususnya pada negara dengan keberagaman sistem sosial.

Community resilience studies have become a strategic area of research for strengthening disaster management systems at various levels, particularly in countries with diverse social systems. This study aims to analyze and develop a disaster management model through social learning. The research adopts a qualitative methodology, using case studies in grassroots communities in Bali and Jakarta. The key findings of this study reveal that community vulnerability during the COVID-19 pandemic was caused by internal vulnerabilities, such as cognitive conditions, and external vulnerabilities, such as economic systems and the institutional capacity of the state to handle disasters. A social learning model focuses on strengthening communities' cognitive and interactional aspects of disaster management. Social learning can promote collective action within communities, paving the way for sustainable social transformation. This study recommends that the social learning model should be integrated into the institutional framework of the national disaster management system and can serve as an alternative concept for culturally driven disaster risk reduction efforts, particularly in countries with diverse social systems."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Fitri Xaviera Gunawan
"Penelitian ini membahas peningkatan bunuh diri yang terjadi di kalangan pekerja perempuan Jepang yang terjadi tahun 2020 sampai 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh situasi pandemi COVID-19 yang menimbulkan perubahan struktur sosial dan masalah sosial gender terhadap faktor- faktor yang menyebabkan risiko bunuh diri di kalangan perempuan Jepang. Teori interseksionalitas digunakan untuk mengkaji fenomena bunuh diri kalangan pekerja perempuan Jepang. Tesis ini menggunakan metode kualitatif bersifat studi literatur dengan menggunakan data resmi yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah Jepang, buku, artikel jurnal, video dan catatan hasil wawancara dalam berita. Hasil studi menunjukkan bahwa kebijakan masa pandemi COVID-19 menimbulkan kegelisahan semua masyarakat Jepang karena perubahan pola hidup secara drastis. Berbagai pembatasan dialami perempuan Jepang menyebabkan mereka menjalani banyak peran (multi roles) di satu ranah domestik. Selain itu, sistem patriarki Jepang yang telah mengakar dan bertahan di Jepang semakin membatasi ruang gerak perempuan di masa pandemi COVID-19 sehingga terjadi ketimpangan kekuasaan yang merugikan perempuan dan menimbulkan kekerasan yang berujung pada perilaku bunuh diri.

This study discusses the increase in suicide that occurred among Japanese female workers that occurred in 2020 to 2021. The purpose of this study was to analyze the influence of the COVID-19 pandemic situation which caused changes in social structure and gender social problems on the factors that caused the risk of suicide Among Japanese women. The theory of intersectionality is used to examine the phenomenon of suicide among Japanese female workers. This thesis uses a qualitative method of literature study using official data published by Japanese government institutions, books, journal articles, videos, and notes on the results of interviews in the news. The results of the study show that the pandemic COVID-19 policy raises anxiety among the people of Japan due to a drastic change in lifestyle. Various restrictions experienced by Japanese women caused them to undergo many roles (multi roles) in a domestic domain. In addition, the Japanese patriarchal system that has been rooted and survived in Japan increasingly limits the space for women in the COVID-19 pandemic so that there is an imbalance in power that harms women and causes violence which results in suicidal behavior."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Ghania
"Salah satu dampak pandemi COVID-19 terhadap Pekerja Migran Indonesia adalah menurunnya pendapatan Pekerja Migran Indonesia. Namun, dampak tersebut cukup bervariasi antar kelompok pekerja migran karena dipengaruhi oleh karakteristik sosial-ekonomi diantaranya; sektor lapangan kerja, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, usia, jenis kelamin serta umur. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis probabilitas penurunan pendapatan Pekerja Migran Indonesia selama COVID-19 berdasarkan karakteristik sosial-ekonomi. Unit analisis pada penelitian ini adalah 109 individu yang teridentifikasi sebagai Pekerja Migran Indonesia pada data Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) periode agustus 2020. Dengan menggunakan regresi probit, hasil penelitian ini menunjukan bahwa pekerja migran yang memiliki probabilitas penurunan pendapatan yang tinggi adalah pekerja pada sektor perdagangan, hotel dan restaurant, pekerja dengan tingkat pendidikan dibawah SMA/SMK/Sederajat sedangkan pekerja migran yang bekerja sebagai teknisi dan operator dan pekerja migran dengan masa kerja 5-10 tahun memiliki probabilitas yang lebih rendah untuk mengalami penurunan pendapatan. Tidak ditemukan hasil yang signfikan mengenai perbedaan pendapatan bedasarkan jenis kelamin dan umur.

One of the impacts during  COVID-19 Pandemic experienced by Indonesian Migrant Workers is the income loss of Indonesian Migrant Workers, the impact is varied between groups of migrant workers depending from socio-economic characteristics which include the employment sector, education level, type of work, age, gender and tenure. This study aims to analyze the income loss probability of Indonesia Migrant Worker based on socio economics during COVID-19. The unit of analysis in this study is 109 individuals identified as Indonesian Migrant Workers in National Labor Force Survey (SAKERNAS) data for the period of August 2020. Using probit regression, the results of this study indicate that migrant workers who have high probability of income loss is the migrant worker  in trade, hotels and restaurants sectors workers with education level below SMA/SMK/equivalent. Meanwhile, migrant workers who work as technicians and operators, and migrant workers who works for 5-10 years have a lower income loss probability during pandemic. Meanwhile, there are no significant results regarding differences in income based on gender and age."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresha Utami Hanggarini
"Dukungan sosial keluarga, teman, atau significant other yang dipersepsikan tersedia saat dibutuhkan dapat menjadi salah satu faktor penting untuk mengembangkan resiliensi selama pandemi COVID-19. Bagi mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi, salah satunya mahasiswa penerima Bidikmisi, dukungan sosial memperkuat kapabilitas diri untuk menghadapi keadaan yang dialami sehingga tetap mampu berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dukungan sosial yang dipersepsikan secara umum memprediksi resiliensi, sekaligus mengetahui apakah dukungan sosial keluarga, teman, dan significant other masing-masing memprediksi resiliensi mahasiswa penerima Bidikmisi selama pandemi. Sebanyak 336 mahasiswa penerima Bidikmisi berusia 18-22 tahun diuji dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) untuk melihat nilai dukungan sosial yang dipersepsikan dan resiliensi, secara berurutan. Analisis simple regression menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan secara umum memprediksi resiliensi. Analisis multiple regression juga menunjukkan bahwa dukungan sosial dari keluarga dan significant other memprediksi resiliensi, sementara dukungan sosial dari teman tidak memprediksi resiliensi. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang dipersepsikan oleh mahasiswa penerima Bidikmisi, semakin tinggi pula resiliensi dalam menghadapi berbagai kesulitan selama pandemi.
.....Family, friend, and significant other social support which perceived as available when needed can be one of the important factors to develop resilience during the COVID-19 pandemic. For college students with economic hardship, one of which is college students of Bidikmisi scholarship, social support strengthens their capability to face life difficulties so that they still can function optimally in everyday life. Therefore, this study aims to find out whether overall perceived social support predicts resilience and whether family, friend, and significant other social support each predicts the resilience of college students of Bidikmisi scholarship during the pandemic. 336 college students of Bidikmisi scholarship aged 18-22 years were tested using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) to see perceived social support and resilience scores, respectively. Simple regression analysis shows that overall perceived social support predicts resilience. Multiple regression analysis also shows that perceived social support from family and significant other predict resilience, meanwhile perceived social support from friend does not predict resilience. Based on these findings, it can be concluded that the higher social support perceived by college students of Bidikmisi scholarship, the higher the resilience in facing various difficulties during the pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Andini
"Pandemi COVID-19 merupakan fenomena yang memberikan dampak besar terhadap komunitas terutama sense of community (SOC) anggota komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara SOC terhadap resiliensi komunitas di masa pandemi COVID-19. Penulis berhipotesis bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara SOC dan resiliensi komunitas sehingga komunitas yang resilien mampu beradaptasi selama pandemi. Pengambilan data menggunakan CCRAM dan SCI-2 kepada 165 partisipan yang merupakan anggota dari komunitas berbasis minat dan kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (r=0,737) antara SOC dan resiliensi komunitas pada komunitas berbasis minat dan kegiatan di masa pandemi COVID-19.

The COVID-19 pandemic is a phenomenon that has a major impact on the community, especially the sense of community (SOC) of community members. This study aims to investigate the relationship between SOC and community resilience during the COVID-19 pandemic. Researchers hypothesize that there is a positive and significant relationship between SOC and community resilience therefore resilient communities are able to adapt during a pandemic. There are 165 participants who are members of community of practice and interest that was carried out using CCRAM and SCI-2. The results showed that there was a positive and significant relationship (r=0,737) between SOC and community resilience in community of practice and interest during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Putri Adyan
"Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada perempuan dari keluarga pengasuh lansia. Sebanyak 146 family caregiver perempuan yang sedang merawat lansia, baik yang tinggal bersama lansia maupun tidak, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat ukur Zarit Burden Interview (ZBI) digunakan untuk mengukur beban pengasuhan, sedangkan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga. Berdasarkan uji korelasi menggunakan teknik analisis Pearson Correlation dengan metode bootstrap, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada family caregiver perempuan yang mengasuh lansia (r(146) = 0,36; p < 0,01). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kuat resiliensi keluarga yang dimiliki oleh family caregiver, semakin rendah beban pengasuhan yang dipersepsikan. Begitu pula sebaliknya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dalam mengembangkan intervensi beban pengasuhan yang fokus pada pengembangan resiliensi keluarga bagi family caregiver perempuan.

This correlational research aims to examine the relationship between caregiver burden and family resilience on female family caregivers of elderly during the COVID-19 pandemic. A total of 146 female family caregivers participated in this research. Zarit Burden Interview (ZBI) is used to measure caregiver burden and Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) is used to measure family resilience. According to the correlation test using the Pearson Correlation technique with bootstrap method, it is found that there’s a significant, negative relationship between caregiver burden and family resilience amongst female family caregivers of elderly (r(146) = 0,36; p < 0,01). This result indicates that the higher family resilience, the lower caregiver burden will be perceived, and vice versa. Therefore, this research can be used as a reference for practitioners in developing caregiving interventions that focus on developing family resilience for female family caregivers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>