Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah Kamilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula dan metode pembuatan bath bomb tanpa penambahan air dengan pewarna alami dari ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.). Kayu secang diekstraksi menggunakan metode maserasi dalam pelarut etanol 96%. Penelitian ini membuat 7 sampel bath bomb yaitu sampel A (pewarna buatan), sampel B (pewarna alami 3:100, tepung jagung 11,9%), sampel C (tepung jagung 7%), sampel D (pewarna alami, tepung jagung 17%), sampel E (pewarna alami 2:100, tepung jagung 11,9%) , sampel F (pewarna alami ekstrak 1:100, tepung jagung 11,9%), dan sampel G (penambahan isopropil alkohol 91%). Variasi konsentrasi ekstrak kayu secang berpengaruh terhadap intensitas warna ekstrak kayu secang yang dihasilkan. Variasi tepung jagung berpengaruh terhadap stabilitas bath bomb disuhu ruang serta stabilitas busa yang dihasilkan. Sampel C (tepung jagung 7%) memiliki kepadatan dan tekstur yang terbaik pada pengujian suhu ruang dengan total skor 75. Sampel D (tepung jagung 17%) memiliki volume busa tertinggi yaitu 230 mL serta waktu berbusa yang paling panjang yaitu 10 menit 47 detik. Sampel G yang merupakan variasi penggantian minyak zaitun dengan isopropil alkohol 91% mengalami penurunan berat paling banyak yaitu sebesar 11.2% dan juga memiliki volume busa paling rendah yaitu 70 mL.

This study evaluate the effect of corn flour in the formulation and the use of natural dye extracted from sappan wood (Caesalpinia sappan L.). In the bath bomb formulation, the addition of corn flour (7%, 11.9%, 17% w/w) affected the stability of the bath bomb in room temperature and foaming. This study made 7 bath bomb samples, which sample A (artificial coloring), sample B (3:100 natural dye, 11.9% corn starch), sample C (7% corn starch), sample D (natural dye, corn starch 17 %), sample E (natural dye 2:100, corn starch 11.9%) , sample F (natural dye extract 1:100, corn starch 11.9%), and sample G (addition of isopropyl alcohol 91%). Variations in the concentration of sappan wood extract affect the color intensity of the sappan wood extract produced. Variations in corn starch affect the stability of the bath bomb at room temperature and the stability of the resulting foam. Sample C (7% corn starch) has the best stability at room temperature testing with a total score of 75. Sample D (17% corn starch) has the highest foam volume of 230 mL and longest effervescent time for 10 minutes 47 s. Sample G (91% isopropyl alcohol) has the most weight loss of 11.2% and also had the lowest foam volume of 70 mL.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Aswara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pewarna alami dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana linn.) dan minyak essensial pada formula tanpa penambahan air terhadap kestabilan bath bomb. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Variasi rasio serbuk kulit buah manggis dan pelarut yaitu 1:6, 1:7,5, dan 1:9 (g bahan/mL pelarut) serta jenis minyak essensial yang digunakan dalam formula bath bomb diteliti. Penelitian ini membuat 6 sampel bath bomb yaitu menggunakan jasmine oil berupa sampel A (pewarna buatan), sampel B (variasi pewarna 1:7,5), sampel C (variasi pewarna 1:6), dan sampel D (variasi pewarna 1:9) serta sampel E (variasi pewarna 1:7,5 & lavender oil), dan sampel F (variasi pewarna 1:7,5 & peppermint oil). Karakterisasi bath bomb meliputi uji pH, tinggi busa, kestabilan busa, ketahanan pada suhu ruang, dan antibakteri. Karakterisasi pewarna alami dan sampel bath bomb menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra-Red) dan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Berdasarkan hasil penelitian, bath bomb dengan warna yang optimal adalah sampel C. Semua sampel bath bomb memiliki pH asam yaitu antara 6,17 – 6,38. Berdasarkan tinggi dan kestabilan busa, bath bomb yang paling optimal adalah sampel F dengan tinggi busa 195 mL dan kestabilan busa selama 03 menit 20 detik. Sedangkan berdasarkan kehilangan massa yang paling kecil adalah sampel B sebesar 5,37 %.

This study aims to determine the effect of natural dyes from mangosteen rind extract (Garcinia Mangostana Linn.) and essential oils in a formula without the addition of water on the stability of the bath bomb. Extraction using maceration method with 96% ethanol solvent. The variations in the ratio between mangosteen rind powder and solvent, there are 1:6, 1:7.5, and 1:9 (g material/mL solvent) and the type of essential oil used in the bath bomb formula was investigated. This study made 6 samples of bath bombs using jasmine oil in the form of sample A (artificial coloring), sample B (dye variation 1:7.5), sample C (dye variation 1:6), and sample D (dye variation 1:9) and sample E (dye variation 1:7.5 & lavender oil), and sample F (dye variation 1:7.5 & peppermint oil). Characterization of the bath bomb include testing of pH, foam height, foam stability, resistance at room temperature, and antibacterial. Characterization of natural dyes and bath bomb by using FTIR (Fourier Transform Infra-Red) and GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Based on the research results, the bath bomb with the optimal color is sample C. All bath bomb samples have an acidic pH between 6.17 – 6.38. Based on foam height and stability, the most optimal bath bomb was sample F with a foam height of 195 mL and foam stability for 03 minutes 20 seconds. Meanwhile, based on the smallest mass loss, sample B was 5.37%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihana Izzatinisa
"Peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tanaman herbal yang sering digunakan di Indonesia sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap profil lipid pada model hewan hiperlipidemia. Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap profil lipid plasma, hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok; kelompok normal (CMC Na 0,5%) dan kelompok negatif (CMC Na 0,5%), kelompok positif (Aspirin), dan kelompok kombinasi ekstrak dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe merah-secang menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida secara signifikan (p<0,05) pada semua kelompok dosis dari pekan ke-8 hingga 10. Selain itu, kadar kolesterol total dan trigliserida pada pekan ke-10 menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok kontrol positif, dosis I, dosis II, dan dosis III. Kelompok positif pada pekan ke-10 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p<0,05) terhadap kelompok dosis I, dosis II, dan dosis III. Dengan demikian, tiga variasi komposisi ekstrak jahe merah-secang mampu menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah, dengan dosis III (800 mg : 200 mg/200 g BB) menghasilkan penurunan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida paling tinggi.

Elevated levels of total cholesterol and triglycerides are risk factors for cardiovascular disease. Red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) and secang (Caesalpinia sappan L) are herbal plants that are often used in Indonesia as medicine. This study aimed to examine the effect of red ginger extract (Zingiber officinale var. Rubrum) and secang (Caesalpinia sappan) on lipid profiles in hyperlipidemic animal models. To analyze the effect of red ginger extract (Zingiber officinale var. Rubrum) and secang (Caesalpinia sappan L) on plasma lipid profile, the test animals were divided into 6 groups; the normal group (CMC Na 0.5%) and the negative group (CMC Na 0.5%), the positive group (Aspirin), and the combination group extract dose 1, dose 2, and dose 3. The results of the analysis showed that the administration of red ginger extract -Secang reduced total cholesterol and triglyceride levels significantly (p<0.05) in all dose groups from week 8 to 10. In addition, total cholesterol and triglyceride levels at week 10 showed a significant difference (p<0 0.05) between the negative control group and the positive control group, dose I, dose II, and dose III. The positive group at week 10 showed no significant difference (p<0.05) against the dose I, dose II, and dose III groups. Thus, three variations of the composition of red ginger-secang extract were able to reduce total cholesterol and triglyceride levels in the blood, with dose III (800 mg: 200 mg/200 g BW) resulted in the highest reduction in total cholesterol and triglyceride level."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Nabila
"ABSTRAK
Penelitian secara in vitro telah membuktikan jahe (Zingiber officinale Rosc.) dan kayu secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki aktivitas antitrombotik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat kombinasi kedua tanaman tersebut secara in vivo dengan parameter waktu perdarahan (bleeding time) dan angka harapan hidup (survival rate). Enam puluh enam (66) ekor mencit dibagi ke dalam dua percobaan (bleeding time dan survival rate). Kelompok perlakuan terdiri dari kontrol normal (CMC), kontrol negatif (CMC), kontrol positif (Aspirin), kelompok kombinasi ekstrak dosis 1, 2, dan 3. Bahan tersebut diberikan secara oral selama 7 hari. Pada kelompok percobaan bleeding time, dilakukan pengamatan bleeding time pada ekor mencit yang telah dipotong. Untuk kelompok percobaan survival rate, dilakukan induksi trombosis menggunakan kolagen ? epinefrin secara intravena, lalu dilakukan perhitungan survival rate. Hasil pada kelompok dosis 2 yang diberi ekstrak jahe ? secang dengan dosis 56 mg : 14 mg/20 g BB menunjukkan peningkatan bleeding time yang bermakna (p ≤ 0,05) dibandingkan dengan kontrol normal. Kelompok dosis 2 juga memiliki survival rate lebih tinggi dari kontrol negatif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak jahe ? secang pada dosis 56 mg : 14 mg/20 g BB berpotensi sebagai antitrombotik karena mampu meningkatkan bleeding time dan survival rate.

ABSTRACT
In vitro studies have proven that ginger (Zingiber officinale Rosc.) And sappan wood (Caesalpinia sappan L.) have antithrombotic activity. This study aimed to prove efficacy of the combination of both these plants by doing in vivo antithrombotic activity test with bleeding time and survival rate as the parameters. Sixty-six (66) mice were divided into two experimental groups (bleeding time and survival rate). The treatment groups consisted of normal control (CMC), negative control (CMC), positive control (Aspirin), extract groups divided into dose 1, 2, and 3. All substances were administered orally for 7 days. For the experimental groups of bleeding time, bleeding time was observed on mice tail that had been cut. For the experimental groups of survival rate, trombosis induction was done by injecting collagen ? epinephrine intravenously, then calculation of survival rate was performed. Results showed that bleeding time of mice in dose 2 group that was given ginger ? sappan extract at dose 56 mg : 14 mg/20 g BW increased significantly (p ≤ 0.05) compared with the normal control. Dose 2 group also has survival rate which is higher than the negative control. Based on these results, it can be concluded that the combination of ginger ? sappan extract at dose 56 mg : 14 mg/20 g has a potential as antithrombotic drugs because it can increase bleeding time and survival rate;"
2016
S65075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arikadia Noviani
"[Caesalpinia sappan L. lignum atau kayu secang adalah anggota suku
Fabaceae. Kayu secang secara empiris dapat mengobati berbagai penyakit yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak kayu secang dapat menghambat aktivitas enzim arginase. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa dengan aktivitas penghambatan terhadap enzim arginase secara in vitro. Isolasi dilakukan berdasarkan bioassay-guided isolation dengan kromatografi kolom. Dari ekstrak etil asetat didapatkan subfraksi dengan potensi penghambatan terhadap enzim arginase, yaitu subfraksi J dan K yang masing-masing mempunyai nilai IC50 67,02 μg/mL dan 75,57 μg/mL. Identifikasi golongan senyawa menunjukkan subfraksi J dan K mengandung senyawa golongan flavonoid dan terpenoid. Dari
ekstrak metanol didapatkan isolat dengan IC50 265,03 μg/mL. Hasil elusidasi struktur isolat dari data spektroskopi UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, dan 2D-NMR menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7-trihidroksikroman-4-on atau kuersetin.;Caesalpinia sappan L. lignum or kayu secang is the member of Fabaceae family. Kayu secang is empirically used as a treatment for various disease related to vascular dysfunction. Previous research reported that the extract of kayu secang was able to inhibit arginase enzyme activity. This research’s aim is to isolate and identicate compound with arginase inhibitory activity in vitro. Isolation is
conducted based on bioassay-guided isolation by column chromatography. From ethyl acetate extract, potential inhibition of arginase enzyme activity was exhibited by subfraction J and K with IC50 67,02 μg/mL and 75,57 μg/mL, respectively. Identification showed that subfraction J and K contains flavonoid and terpenoid compounds. From methanol extract, there is an isolate with IC50 265,03 μg/mL. Structure elucidation by spectroscopy UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, and 2D-NMR showed that the isolate is 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7-
trihidroksikroman-4-on or quercetin;Caesalpinia sappan L. lignum or kayu secang is the member of Fabaceae
family. Kayu secang is empirically used as a treatment for various disease related
to vascular dysfunction. Previous research reported that the extract of kayu secang
was able to inhibit arginase enzyme activity. This research’s aim is to isolate and
identicate compound with arginase inhibitory activity in vitro. Isolation is
conducted based on bioassay-guided isolation by column chromatography. From
ethyl acetate extract, potential inhibition of arginase enzyme activity was
exhibited by subfraction J and K with IC50 67,02 μg/mL and 75,57 μg/mL,
respectively. Identification showed that subfraction J and K contains flavonoid
and terpenoid compounds. From methanol extract, there is an isolate with IC50
265,03 μg/mL. Structure elucidation by spectroscopy UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR,
13C-NMR, and 2D-NMR showed that the isolate is 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7-
trihidroksikroman-4-on or quercetin, Caesalpinia sappan L. lignum or kayu secang is the member of Fabaceae
family. Kayu secang is empirically used as a treatment for various disease related
to vascular dysfunction. Previous research reported that the extract of kayu secang
was able to inhibit arginase enzyme activity. This research’s aim is to isolate and
identicate compound with arginase inhibitory activity in vitro. Isolation is
conducted based on bioassay-guided isolation by column chromatography. From
ethyl acetate extract, potential inhibition of arginase enzyme activity was
exhibited by subfraction J and K with IC50 67,02 μg/mL and 75,57 μg/mL,
respectively. Identification showed that subfraction J and K contains flavonoid
and terpenoid compounds. From methanol extract, there is an isolate with IC50
265,03 μg/mL. Structure elucidation by spectroscopy UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR,
13C-NMR, and 2D-NMR showed that the isolate is 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7-
trihidroksikroman-4-on or quercetin]"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T44660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Resmi Liyana
"Nanorods ZnO telah menarik minat banyak peneliti karena memiliki karakteristik unik yang berpotensi untuk diaplikasikan pada berbagai divais seperti light-emitting diode (LED), dye-sensitized solar cells (DSSC), dan field-effect transistor. Pengaturan parameter-parameter sintesis untuk mendapatkan karakteristik nanorods ZnO yang sesuai dengan aplikasi-aplikasi strategis tersebut telah dilakukan oleh banyak peneliti. Namun, belum banyak penelitian yang berkaitan dengan karakteristik nanorods ZnO yang sesuai untuk aplikasi pemanasan transparan yang menggabungkan performa panas dan transparansi optik yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh variasi waktu pertumbuhan dan temperatur larutan bibit pada sifat optik dan elektrotermal lapisan tipis nanorods ZnO untuk aplikasi pemanas transparan. Untuk keperluan investigasi, larutan bibit disiapkan pada suhu 0, 30, dan 60 ℃ selama 1 jam dengan menggunakan seng nitrat tetrahidrat dan hexamethylenetetramine sebagai prekursor. Lapisan bibit tersebut kemudian diteteskan ke atas substrat kaca ITO dan didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya, kaca ITO yang telah ditetesi larutan bibit tersebut diputar menggunakan spin coater dengan kecepatan 2000 rpm selama 20 detik lalu dianil pada temperatur 200℃ selama 5 menit. Setelah proses spin coating, lapisan nanorods ZnO ditumbuhkan menggunakan metode chemical bath deposition (CBD) pada suhu 90 ℃ dengan variasi waktu pertumbuhan yang berbeda (3, 4, dan 5 jam). Sampel yang telah disintesis dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD), scanning electron microscope (SEM), ultraviolet-visible (UV-Vis) spectrophotometry. Untuk melihat hubungan antara struktur dan morfologi sampel dengan karakterisik optik dan elektrotermalnya, resistivitas listrik diukur menggunakan four-point probe dan performa panas menggunakan termokopel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pemanas transparan optimal yang menggabungkan transmitansi tinggi dan resistivitas rendah ditemukan dalam sampel yang disiapkan dengan temperatur larutan bibit 30°C dan waktu pertumbuhan 3 jam dengan resistivitas sekitar 0,882×10−4 ohm.cm dan transmitansi sebesar 60,01%. Selain itu, nanorods ZnO dengan waktu pertumbuhan yang lebih lama, kristalinitas yang lebih baik, cakupan substrat yang baik dengan ukuran diameter yang seragam menunjukkan suhu keadaan tunak (steady-state temperature) dan laju pemanasan/pendinginan yang tinggi. Namun, transparansi optiknya menurun secara bertahap dengan pertambahan waktu tumbuh yang diduga sebagai konsekuensi dari peningkatan cakupan nanorods ZnO pada substrat

ZnO nanorods have been attracting much interest of researchers owing to their unique properties and extensive potential for various applications including light-emitting diode, dye-sensitized solar cells, and field-effect transistor. Controlling synthesis parameters to obtain the desired characteristics of ZnO nanorods for those strategic applications has been done by many investigators. However, there has not been much research related to the suitable characteristics of ZnO nanorods required for a transparent heating application combining high thermal performance and optical transparency. Therefore, this study was aimed at investigating the effect of different growth time and seeds solution temperature on the optical and electrothermal properties of ZnO nanorods thin films. For investigation purposes, the seed solutions were initially prepared at the temperature of 0, 30, and 60℃ for 1 hour by using zinc nitrate tetrahydrate and hexamethylenetetramine as precursors. The ZnO seed layers were subsequently deposited onto ITO glass substrates by spin coating technique before the chemical bath deposition (CBD) growth at temperature of 90℃ for three different growth times (3, 4, and 5 hours). The synthesized ZnO nanorods were characterized by field-emission scanning electron microscopy, x-ray diffraction, and ultraviolet-visible spectrophotometry. To investigate the relationship between the structural and morphological characteristics of the synthesized ZnO nanorods with its electrothermal properties, we measured electrical resistivity using the Four Point Probe and heat performance using thermocouples. The results showed that optimum transparent heater performance combining high transmittance and low resistivity was found in samples prepared with seeds solution temperature of 30°C and growth time of 3 hours with resistivity of 0.882×10−4 ohm.cm and transmittance of 60.01%. In addition, the films for longer growth time with better crystallinity, good substrate coverage, and uniformity in their size exhibited a higher steady-state temperature with higher heating/cooling rate. However, its optical transparency decreased gradually with the prolongation of the growth time, which was expected as a consequence of the increase in ZnO nanorods coverage on the substrates."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Sindu Sakti
"ABSTRAK
Kayu secang dan kayu manis yang dilaporkan memiliki efek menguntungkan terhadap diabetes melitus dapat ditemukan dalam bentuk kombinasi pada sejumlah minuman tradisional khas Indonesia seperti wedang uwuh dan bir plethok. Natural deep eutectic solvents (NADES) berbasis kolin klorida-gliserol merupakan pelarut hijau dengan memiliki daya solvatasi tinggi dan sangat prospektif digunakan sebagai pelarut ramah lingkungan pada ekstraksi bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh parameter-parameter ekstraksi untuk mengekstraksi senyawa marker yang terkandung dalam kombinasi kayu secang dan kayu manis dengan pelarut NADES berbasis kolin klorida-gliserol secara optimal. Box-Behnken design digunakan untuk optimasi dengan menggunakan response surface methodology. Ekstrak yang diperoleh dilakukan uji aktivitas penghambatan DPP-4 pada λem/eks= 360/450 nm dan molecular docking dilakukan menggunakan aplikasi LigPlot+. Penetapan kadar dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada panjang gelombang 280 nm. NADES berbasis kolin klorida-gliserol berhasil mengekstraksi senyawa marker yang terkandung dalam kombinasi kayu secang dan kayu manis secara simultan, secara signifikan (p > 0,001) lebih efektif dibandingkan dengan pelarut konvensional. Ekstrak yang dihasilkan memiliki aktivitas penghambatan DPP-4 dengan nilai IC50 sebesar 36,49 dan 360,79 µg/ml, secara berurutan untuk ekstrak yang diperoleh dengan metode ekstraksi kayu secang dan kayu manis. Molecular docking yang dilakukan menunjukkan bahwa mekanisme aktivitas penghambatan diperantarai oleh senyawa brazilin yang berikatan pada subsite S1, S1', S2, dan S2' dari DPP-4. NADES berbasis kolin klorida-gliserol cocok digunakan untuk mengekstrak senyawa marker yang terkandung dalam kombinasi kayu secang dan kayu manis, senyawa brazilin yang merupakan senyawa marker kayu secang terbukti memiliki aktivitas penghambatan DPP-4 secara in vitro dan in silico.

ABSTRACT
Sappan wood and Indonesian cassia was reported have beneficial effects to diabetes mellitus, this ingredient commonly found as combination in various number of traditional Indonesian herb drinks such as wedang uwuh and bir plethok. Choline chloride-glycerol based Natural deep eutectics solvents (NADES) is a green solvent with high solvation power that very prospective as solvent for ecofriendly natural products extraction process. The aim of this study was to optimize extraction parameters process that involved to marker compounds level extracted using choline chloride-glycerol based NADES, all parameters were designed using the Box-Behnken design of response surface methodology. The extract obtained then was determined dipeptitidil peptidase-4 (DDP-4) inhibitory assay fluorometricaly at λem/ex= 360/450 nm and molecular docking was performed using LigPlot+. Determination of marker compounds content performed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) at 280 nm. The results revealed that Choline chloride-glycerol based NADES applicable to extract marker compounds contained in the combination of sappan wood and Indonesian cassia simultaneously. This solvent significantly (p > 0,001) more effective than conventional solvent, resulting extract with DPP-4 IC50 values 36,49 and 360,79 µg/ml, respectively for sappan wood and Indonesian cassia extraction method. Molecular docking revealed that inhibitory activity due to brazilin interaction on subsites S1, S1', S2, and S2 ext from DPP-4. Choline chloride-glycerol based NADES was suitable for extracting marker compounds from Indonesian cassia and sappan wood, moreover Brazilin as sappan wood marker compound was proven in vitro and in silico have inhibitory activity against DPP-4."
2019
T54828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Balqis
"Salah satu terapi pada penderita diabetes melitus adalah dengan obat-obatan penghambat enzim α-glukosidase. Penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase dapat menunda penyerapan glukosa sehingga dapat mengendalikan hiperglikemia post-prandial. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dapat menginhibisi enzim α-glukosidase secara in vitro dan in vivo. Ekstrak etanol 90% kayu secang pada konsentrasi 250 ppm memberikan inhibisi alfa-glukosidase sebesar 15% dengan kinetika inhibisi bersifat kompetitif, sementara akarbosa 48% pada konsentrasi yang sama. Uji hipoglikemik dilakukan dengan metoda oral glucose tolerance test secara in vivo pada hewan tikus jantan galur Sprague Dawley yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu 3 kelompok dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB, kelompok kontrol positif acarbose, kontrol sakit dan kontrol normal. Ekstrak uji pada ketiga dosis uji mampu menekan peningkatan glukosa post-prandial dengan aktivitas bersifat dose dependent. Hasil penapisan fitomikian menunjukan terdapat senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, terpen, dan saponin. Ekstrak etanol 90% secang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sediaan alternatif antidiabetes.

One kind of the therapy for Diabetes Mellitus is by medicines that act as intestinal α-glucosidase inhibitor. Inhibition of this enzyme can directly delay the degradation and absorption of glucose so that the post-prandial hyperglichemia can be controlled. The aim of this study is to prove whether the 90% ethanolic extract of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) showed the inhibitory activity against α-glucosidase in vitro and in vivo. The extract at the concentration of 250 ppm gave 15% of inhibitory activity and the type of inhibitory activity is competitive inhibition, while positive control acarbose was 48% at the same concentration. The hypoglichemic activity was evaluated by the oral glucose tolerance test in Sprague-Dawley male rats. The rats were randomly divided into six groups namely, normal control, negative control, positive control with acarbose, and three treated groups that each was supplemented with 50, 100, and 200 mg/kg BW of extract. The result showed that three level doses of sappanwood extract could suppress the increase of post-prandial glucose with dose dependent activity. The phytochemical screening demonstrated the presence of alkaloids, flavonoids, tannins, terpens, and saponins compounds. It could be concluded that 90% ethanolic extract of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) is potential to be developed as an alternative agent for antidiabetes."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S47616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
"Model tikus hiperlipidemia yang diberikan high fat diet dapat mengalami aktivasi platelet akibat plak aterosklerosis yang ruptur dan dapat berkembang menjadi penyakit kardiovaskular. Kandungan 6-Shogaol dan 6-Gingerol pada jahe merah serta brazilin pada ekstrak secang terbukti secara in vitro berperan sebagai zat antiplatelet. Penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat jahe merah dan secang secara in vivo dengan parameter waktu pendarahan pada model tikus hiperlipidemia. Delapan belas ekor tikus dibagi ke dalam enam kelompok, yakni kelompok kontrol normal serta kelompok hiperlipidemia yang terdiri atas kelompok kontrol negatif, kontrol positif, varian dosis 1, 2, dan 3. Pemberian high fat diet yang terdiri dari 50% lemak kambing, 15% mentega, 20% fruktosa, 2% kolesterol murni, 0,5% asam kolat, dan 12,5% minyak kelapa diberikan pada kelompok induksi hiperlipidemia hingga minggu ke-10 dan diberikan dosis sesuai jenis kelompok di minggu ke-8 induksi. Kadar kolesterol total dan trigliserida mencapai cut off pada kelompok tikus hiperlipidemia di minggu ke-8 induksi dengan berbeda bermakna (p < 0,05). Waktu pendarahan yang dihasilkan semakin meningkat seiring peningkatan dosis ekstrak, dimana durasi terlama waktu pendarahan terjadi pada dosis 3 dengan perbandingan jahe merah dan secang sebesar 800 mg : 200 mg per 200 gram BB tikus, yakni selama 15,99 menit.

Hyperlipidemic rat model given high fat diet can experience platelet activation due to ruptured atherosclerotic plaque and develop into cardiovascular disease. 6-Shogaol and 6-Gingerol in red ginger and brazilin in sappan extract was proven in vitro to act as antiplatelet substances. This study aims to examine the efficacy of red ginger and sappan in vivo with bleeding time parameters in hyperlipidemic rat model. Eighteen rats were divided into six groups, namely the normal control group and the hyperlipidemic group consisting of negative control group, positive control group, dose variants 1, 2, and 3. The administration of high fat diet consisting of 50% goat fat, 15% butter, 20% fructose, 2% pure cholesterol, 0.5% cholic acid, and 12.5% ​​coconut oil were given to the hyperlipidemic group until the 10th week and given the dose according to the type of group at the 8th week of induction. Total cholesterol and triglyceride levels reached the cut off in the group of hyperlipidemic rats at the 8th week of induction with significantly different (p < 0.05). The resulting bleeding time increased with the increase in the dose of the extract, where the longest duration of bleeding time occurred at dose 3 with a ratio of red ginger and sappan of 800 mg: 200 mg per 200 grams of body weight of rats, which was 15.99 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ofiati Wijaya
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk menggantikan pelarut organik yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini NADES digunakan untuk mengekstrak brazilin dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.) dan ekstrak tersebut digunakan untuk menentukan penghambatan aktivitas DPP IV. Komposisi NADES yang dipilih adalah kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan gliserol, sorbitol, juga xylitol sebagai donor ikatan hidrogen. Optimalisasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor yang dioptimalkan untuk kondisi ekstraksi termasuk persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan NADES dilakukan oleh Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan kadar brazilin diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Choline chloride-gliserol adalah NADES terbaik untuk mengekstraksi brazilin dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh brazilin dengan level tertinggi adalah 50% dari penambahan air dan 50 menit waktu ekstraksi dengan level brazilin 114,04 mg / g. Tingkat Brazilin dari ekstrak kayu sappan (NADES-UAE) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tingkat brazilin dari refluks (116,70 mg / g). Ekstrak kayu sappan yang diekstraksi menggunakan NADES-UAE dengan konsentrasi 50 ppm memiliki penghambatan lebih tinggi terhadap aktivitas DPP IV dengan nilai penghambatan 84,24%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-gliserol dapat mengekstraksi brazilin dari kayu sappan dan ekstrak kayu sappan yang diperoleh dengan menggunakan NADES sebagai pelarut dapat menghambat aktivitas DPP IV.

Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk menggantikan pelarut organik yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini NADES digunakan untuk mengekstrak brazilin dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.) dan ekstrak tersebut digunakan untuk menentukan penghambatan aktivitas DPP IV. Komposisi NADES yang dipilih adalah kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan gliserol, sorbitol, dan xylitol sebagai donor ikatan hidrogen. Optimalisasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor-faktor yang dioptimalkan untuk kondisi ekstraksi termasuk persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan NADES dilakukan oleh Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan kadar brazilin diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Choline chloride-gliserol adalah NADES terbaik untuk mengekstraksi brazilin dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh brazilin dengan tingkat tertinggi adalah 50% dari penambahan air dan 50 menit waktu ekstraksi dengan tingkat brazilin 114,04 mg / g. Tingkat Brazilin dari ekstrak kayu sappan (NADES-UEA) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tingkat brazilin dari refluks (116,70 mg / g). Ekstrak kayu safan yang diekstraksi menggunakan NADES-UEA dengan konsentrasi 50 ppm memiliki penghambatan aktivitas DPP IV yang lebih tinggi dengan nilai penghambatan 84,24%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-gliserol dapat mengekstraksi brazilin dari kayu sappan dan ekstrak kayu sappan yang diperoleh dengan menggunakan NADES sebagai pelarut dapat menghambat aktivitas DPP IV."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>