Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Setyorini
"Tesis ini berupaya mengisi research gap terkait employee advocacy pada konteks organisasi pemerintah dengan mencari faktor-faktor yang diduga memiliki hubungan signifikan terhadap kesediaan pegawai instansi pemerintah, yakni Kementerian Keuangan, untuk melakukan employee advocacy melalui media sosial pribadinya. Didasarkan pada Social Exchange Theory, employee advocacy dilihat sebagai hubungan pertukaran yang terjadi antara pegawai dengan organisasi pemberi kerja dan juga hubungan antarindividu antara pegawai dengan pimpinannya, dan juga dengan rekan kerjanya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, di mana data dikumpulkan melalui survei online (Google Form) kepada pegawai Kementerian Keuangan yang merupakan pengguna media sosial. Sejumlah 240 data bersih berhasil dikumpulkan dan kemudian diolah dengan menggunakan metode SEM-PLS dengan bantuan software SmartPLS3. Hasilnya, variabel yang signifikan mempengaruhi employee advocacy baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungan pegawai-organisasi adalah: tiga motivasi intrinsik individu (self enhancement, enjoyment, altruism); Employee-Organization Relationship; Symmetrical Internal Communication, dan Transformational Leadership Style. Adapun hubungan yang terjadi adalah faktor organisasi yaitu Transformational leadership style merupakan prediktor kuat dari symmetrical internal communication dan Employee-Organization Relationship. Kualitas dari Employee-Organization Relationship yang baik akan dapat menghasilkan pertukaran berupa peningkatan motivasi intrinsik individu, yang pada akhirnya mendorong kesediaan pegawai untuk melakukan employee advocacy. Selanjutnya, variabel yang signifikan mempengaruhi employee advocacy baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungan antarindividu adalah Organizational Commitment; Co-worker’s Support; dan Supervisor’s Support. Adanya dukungan dari atasan langsung dan rekan kerja dapat mendorong pertukaran dari pegawai berupa peningkatan organizational commitment, yang kemudian dapat meningkatkan kesediaan melakukan employee advocacy. Secara praktis, bukti empiris yang dihasilkan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan selanjutnya terkait penerapan employee advocacy di instansi pemerintah yang saat ini masih dalam tahap awal.

This thesis seeks to fill the research gap related to employee advocacy in the context of government organizations by looking for factors that are suspected to have a significant relationship to the willingness of government institution employees, namely the Ministry of Finance, to conduct employee advocacy through their personal social media. Based on the Social Exchange Theory, employee advocacy is seen as an exchange relationship that occurs between employees and the employer's organization and the relationship between individuals, which are occur between employees and their leaders, as well as with their co-workers. This research was conducted with a quantitative approach, where data was collected through an online survey (Google Form) to employees of the Ministry of Finance who are social media users. A total of 240 clean data were collected and processed using the SEM-PLS method with the SmartPLS3 software. As a result, the variables that significantly affect employee advocacy both directly and indirectly in employee-organization relationships are: three individual intrinsic motivations (self enhancement, enjoyment, altruism); Employee-Organization Relationship; Symmetrical Internal Communication, and Transformational Leadership Style. The relationship that occurs is described below. Organizational factors, namely Transformational leadership style is a strong predictor of symmetrical internal communication and Employee-Organization Relationship. The quality of a good Employee-Organization Relationship will be able to generate exchanges in the form of increasing individual intrinsic motivation, which in turn will encourage employees' willingness to do employee advocacy. Furthermore, the variables that significantly influence employee advocacy, either directly or indirectly in the relationship between individuals, are Organizational Commitment; Co-worker's Support; and Supervisor's Support. The existence of support from direct superiors and co-workers can encourage exchanges from employees in the form of increased organizational commitment, which can then increase the willingness to do employee advocacy. Practically, the empirical evidence produced can be used as a basis for further decision making regarding the implementation of employee advocacy in government agencies which is currently still in its early stages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alice Raga Dewi
"Tesis ini berupaya untuk mengisi research gap terkait employee advocacy pada konteks organisasi pemerintah dengan menguji model komunikasi terkait faktor-faktor yang diduga memiliki hubungan signifikan terhadap kesediaan pegawai organisasi pemerintah yakni Kementerian Pertanian (Kementan) dalam melakukan tindakan advokasi di media social dengan pertimbangan mediator Employee Organization Relationship (EOR). Survei online dilakukan terhadap 338 pegawai Kementan yang menggunakan media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang dapat memfasilitasi kesediaan pegawai dalam melakukan tindakan advokasi di media sosial adalah : Individual motif (Altruism dan Enjoyment), EOR, Transparansi Komunikasi, Employee Empowerment, Identifikasi Organisasi dan Social Media Engagement. Sementara EOR tidak terbukti menjadi mediator dalam penelitian ini. Untuk itu upaya organisasi melalui praktik komunikatif organisasi dan pendekatan manajemen hubungan dalam mempromosikan motif individu, dapat mengarah pada advokasi pegawai di media sosial. Secara praktis, bukti empiris yang dihasilkan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan terkait penerapan employee advocacy pada instansi pemerintah untuk memberikan dampak signifikan bagi komunikasi publik.

This thesis attempts to fill the research gap related to employee advocacy in the context of government organizations by testing a communication model concerning factors that are suspected to have a significant relationship with the willingness of government employees, specifically at the Ministry of Agriculture, to engage in advocacy actions on social media, with consideration of the mediator Employee-Organization Relationship (EOR). An online survey was conducted with 338 Ministry of Agriculture employees who use social media. The research results indicate that the variables significantly influencing employee advocacy, both directly and indirectly, are: Individual Motives (Altruism and Enjoyment), EOR, Communication Transparency, Employee Empowerment, Organizational Identification, and Social Media Engagement. Organizational efforts through communicative practices and relationship management approaches to promote individual motives can lead to employee advocacy on social media. Practically, the empirical evidence generated can serve as a foundation for decision-making regarding the implementation of employee advocacy in government institution to have a significant impact on public communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Widya Sari
"Tesis ini berupaya untuk mengisi kesenjangan literatur dengan mereplikasi penelitian terdahulu terkait perilaku komunikasi pegawai (Employee Communication Behavior) berupa megaphoning yakni pembagian informasi secara sukarela pegawai tentang pencapaian organisasi (megaphoning positif) dan kelemahan organisasi (megaphoning negatif) pada instansi pemerintah, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada situasi krisis. Penelitian ini berdasarkan komunikasi organisasi dalam membangun dan memelihara hubungan yang dapat memengaruhi perilaku publik yakni perilaku pegawai sebagai publik internal. Karena komunikasi saja tidak dapat menjamin hubungan yang baik dalam jangka panjang, diperlukan strategi yang dapat membangun hubungan secara menyeluruh. Strategi manajemen hubungan dalam penelitian ini berupa keaslian organisasi (organizational authenticity), pemberdayaan pegawai (employee empowerment), kualitas hubungan pegawai organisasi (employee-organization relationship) untuk membangun hubungan antara organisasi dan pegawai. Penelitian ini dilakukan karena belum ada yang menguji tentang Employee Communication Behavior pada lembaga pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada pegawai di Sekretariat DJP, sebanyak 202 data terkumpul untuk diolah menggunakan metode SEM-PLS. Hasilnya, variabel yang memiliki keterkaitan signifikan dengan megaphoning positif maupun negatif secara langsung ialah organizational authenticity dan employee-organization relationship. Sedangkan employee empowerment tidak signifikan secara langsung berkaitan dengan megaphoning positif maupun negatif. Employee-organization relationship terbukti signifikan memediasi hubungan organizational authenticity dan employee empowerment dengan megaphoning positif maupun negatif.

This thesis attempts to fill the gap in the literature by replicating previous research to employee communication behavior, megaphoning, the voluntary sharing of information by employees about organizational achievements (positive megaphoning) and organizational weaknesses (negative megaphoning) in government, the Directorate General of Taxes (DJP) in crisis situations. This research is based on organizational communication in building and maintaining relationships that can influence employee behavior as internal public. Communication cannot guarantee a good relationship in long term, a strategy is needed that can build relationships as a whole. The relationship management strategy in organizational authenticity, employee empowerment, and the quality of employee-organization relationships to build relationships between the organization and employees. This research was conducted because no one had tested employee communication behavior in government institutions. This research using a quantitative approach through a survey of employees at the DJP, 202 data were collected to be processed using the SEM-PLS method. Variables that have a significant relationship with positive or negative megaphoning directly are organizational authenticity and employee-organization relationship. Meanwhile, employee empowerment is not directly related to megaphoning positive or negative. Employee-organization relationship is proven to significantly mediate the relationship between organizational authenticity and employee empowerment with megaphoning positive and negative."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danita Siti Ismirani
"ABSTRAK
Di tengah persaingan yang semakin ketat, hotel dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan mereka agar mampu menarik dan mempertahankan para customer. Salah satu faktor penting dalam mewujudkannya adalah dengan menjalin hubungan yang baik dan menciptakan iklim komunikasi yang baik dengan para karyawan, karena kinerja karyawanlah yang akan menentukan kualitas dari hotel tersebut. Begitu pula yang dirasakan oleh hotel Inna Garuda Yogyakarta. Sebagai salah satu hotel tertua di Yogyakarta, Inna Garuda telah menyadari pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan karyawan dengan menerapkan berbagai kegiatan employee relations. Meskipun terdapat berbagai hambatan, Inna Garuda mampu mengatasi berbagai hambatan tersebut dan mempertahankan predikat sebagai hotel terbaik melalui rangkaian prestasi yang diraihnya. Inna Garuda terbukti mampu mempertahankan eksistensinya. Di dalam makalah ini akan digambarkan berbagai strategi employee relations yang dilakukan oleh humas Inna Garuda dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik serta iklim komunikasi pada hotel Inna Garuda Yogyakarta.

ABSTRACT
In the midst of increasingly intense competition, the hotel is required to be able to improve the quality of their services to attract and retain customers. One important factor in realizing it is to establish a good relationship and creating a good communication climate with the employees, because their performance will determine the quality of the hotel. Similarly, it is perceived by Inna Garuda Yogyakarta. As one of the oldest hotel in Yogyakarta, Inna Garuda has realized the importance of establishing a good relationship with employees by implementing various activities employee relations. However, despite many obstacles, Inna Garuda is able to overcome these barriers and to retain the title as the best hotel through a series of accomplishments that they achieved. Inna Garuda has proven to maintain its existence. This paper will describe various employee relations strategies undertaken by PR Inna Garuda in creating a good communication climate and describe organizational communication climate in Inna Garuda Yogyakarta."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Enno Rizkya Farahzehan
"Perubahan terjadi pada organisasi. Guna menyukseskan perubahan, organisasi perlu memerhatikan komitmen individu untuk berubah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh komunikasi perubahan dan kepercayaan pada organisasi terhadap komitmen untuk berubah, serta untuk melihat perbedaan pengaruh diantara kedua faktor tersebut terhadap komitmen untuk berubah. Pengukuran komitmen untuk berubah menggunakan Commitment to Change Inventory Herscovitch dan Meyer, 2002 . Sementara itu, pengukuran komunikasi perubahan menggunakan Change Communication Questionnaire Harp, 2011 dan kepercayaan pada organisasi menggunakan Organizational Trust Inventory Cummings dan Bromiley, 1996 . Penelitian dilakukan pada 238 karyawan perusahaan perbankan dan non-perbankan asuransi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komunikasi perubahan terhadap komitmen untuk berubah ? = .236, p = .000, p

Changes occur in the organization. In order to succeed the change, organization need to pay attention to individual commitment to change. This study was conducted with the aim of seeing the effect of change communication and organizational trust on commitment to change, and which of the two factors that have greater effect. Measurement of commitment to change using Commitment to Change Inventory Herscovitch and Meyer, 2002 . Meanwhile, the measurement of change communication using Change Communication Questionnaire Harp, 2011 and organizational trust using Organizational Trust Inventory Cummings and Bromiley, 1996 . The study was conducted on 238 employees of banking and non banking insurance companies in Jakarta. The results of the study indicate the effect of change communication on commitment to change .236, p .000, p"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrina Nur Isyani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh media komunikasi internal terhadap kinerja karyawan melalui budaya perusahaan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dalam penelitian kali ini, ada tiga media komunikasi internal BRI yang akan diuji, yaitu Digital Office, BRISmart, dan BRIShare. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survey dengan menyebarkan kuesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 204 orang yang merupakan karyawan BRI yang berada di kantor pusat, mulai dari karyawan tetap, kontrak, dan trainee.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa ketiga media komunikasi internal tersebut berpengaruh langsung terhadap kinerja. Ketiga media komunikasi internal tersebut juga berpengaruh terhadap budaya perusahaan. Selain itu, dengan menggunakan causal steps yang dikembangkan oleh Baron & Kenny (1986) untuk menentukan hasil mediasi, diketahui bahwa dua media dimediasi secara parsial oleh budaya perusahaan dan satu media dimediasi secara penuh oleh budaya perusahaan.

This study aims to examine the effect of internal communication media on employee performance through corporate culture at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. There are three internal communication media of BRI to be tested in this research, namely Digital Office, BRISmart, and BRIShare. This study uses quantitative methods with survey as the data collection technique by distributing questionnaires. The number of respondents in this study are 204 people who are employees of BRI located at head office, starting from permanent employees, temporary employees, and the trainees as well.
From the data analysis, it is known that these internal communication media have an effect on the employee performance. These media also affect the corporate culture. Furthermore, using the causal steps developed by Baron & Kenny (1986) to determine the outcome of mediation, it is known that there are two media that are mediated partially by the corporate culture and the other one are fully mediated by the corporate culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Aldila Safitri
"Tesis ini membahas tentang komunikasi internal dalam mewujudkan employee engagement pada lembaga pemerintahan non profit. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif kausal. Hasil penelitian menyatakan bahwa komunikasi internal memiliki peran penting dalam pembentukan employee engagement. Semakin lancar atau tinggi komunikasi internal yang dilakukan oleh pegawai terhadap atasan, atasan terhadap bawahan, pegawai satu dengan pegawai lainnya, serta sesama pegawai yang berbeda satuan tugas lain yang saling memiliki hubungan maupun bersinggungan dalam pekerjaan yang dilaksanakan maka employee engagement yang ada pada diri pegawai akan semakin tinggi, begitu pun sebaliknya.

This thesis discusses about internal communication in realizing employee engagement on non profit governance institution. The study was conducted by a causal quantitative method. The results of the study stated that internal communication has an important role in the formation of employee engagement. The smoother or higher the internal communication carried out by employees to superiors, superiors to subordinates, employees with other employees, and fellow employees who are different from other task forces that have relationships and intersect in the work carried out, the employee engagement that exists in the employee will be higher, and vice versa."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Prasetya
"Tesis ini berupaya mengisi celah penelitian terkait dengan loyalitas pegawai pada konteks organisasi sektor publik dan dari perspektif komunikasi dengan melihat hubungan antara komunikasi internal dan loyalitas pegawai dengan dimediasi oleh keterlibatan, kepercayaan, dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan di organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang sedang mengalami peningkatan pada tren pengunduran diri pegawai dalam beberapa tahun terakhir. Didasarkan pada Teori Pertukaran Sosial, loyalitas pegawai dilihat sebagai hubungan pertukaran yang terjadi antara pegawai dengan organisasi tempat mereka bekerja. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada 376 pegawai DJBC yang tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia. Hasil survei dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS) menggunakan bantuan perangkat lunak SmartPLS 3. Hasil penelitian menemukan bahwa komunikasi internal memiliki hubungan langsung positif yang sangat signifikan dengan keterlibatan, kepercayaan, dan kepuasan kerja. Komunikasi internal juga memiliki hubungan tidak langsung yang signifikan dengan loyalitas pegawai melalui keterlibatan sebagai mediator. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa beberapa aspek pada praktik komunikasi internal DJBC seperti arus informasi, transparansi, dan dukungan interaktif dapat mendorong pertukaran dari pegawai berupa peningkatan loyalitas dan intensi untuk bertahan di organisasi.

This thesis seeks to fill the research gap related to employee loyalty in the context of public sector organizations and communication perspective by determining the relationship between internal communication and employee loyalty mediated by employee engagement, employee trust, and job satisfaction. This research was conducted at the Directorate General of Customs and Excise (DGCE) due to the increasing number of employee’s resignation. Based on the Social Exchange Theory, employee loyalty is seen as an exchange relationship that occurs between employees and the organization. The research used quantitative approach through a survey of 376 DGCE employees from various city and province of Republic of Indonesia. The research method employed was Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-PLS) using SmartPLS 3 software for data analysis. The findings indicate that internal communication has a direct positive relationship with employee engagement, employee trust, and job satisfaction. Internal communication also has an indirect positive relationship with employee loyalty mediated by employee engagement. The research results revealed that several aspects of DGCE’s internal communication practices such as information flow, transparency, and interactive support can encourage exchanges from employees in the form of increased loyalty and intention to stay in the organization."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Indah Lestari
"ABSTRAK
Iklim komunikasi internal yang baik dapat diciptakan salah satunya melalui penerapan kegiatan employee relations dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kegiatan employee relations dalam kurun waktu Januari 2010 hingga Maret 2012 dalam mendukung kualitas iklim komunikasi internal di dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif dengan strategi studi kasus. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan employee relations yang diterapkan di perusahaan X adalah program penghargaan, program pelatihan, acara khusus, rangsangan berbicara, konferensi karyawan, dan obrolan langsung. Kegiatan-kegiatan ini mampu mendukung iklim komunikasi internal yang bersifat suportif. Ditunjukkan pula dari pemenuhan karakteristik saling mendukung, adanya kepercayaan, keterbukaan dan kejujuran, partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, dan perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.

ABSTRACT
An excellent internal communication climate can be created from the existence of employee relations? activity. This study aims to recognize the application of employee relations? activities effective as from January 2010 to March 2012 in supporting an excellent internal communication climate at X Public Relations Consultant. This study uses constructivist paradigm and descriptive qualitative approach using case study strategy. Data collection methods used are in-depth interviews and documentation study. The results suggest that the application of activities such as awards, trainings, special events, opinion stimulations, staff conferences, and direct conversations support an excellent internal communication climate. It fulfils supportive nature depicted by characteristics such as mutual assistance, trust, openness and honesty, participation in decision making, and attention to high performance objectives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Izzati Zata Lini
"Proses transformasi yang dilakukan dari Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan menuntut adanya pemenuhan sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan engagement yang tinggi. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh Kecerdasan Emosional Pemimpin dan komunikasi internal organisasi terhadap employee engagement pada BPJS Ketenagakerjaan.
Penelitian ini menggunakan sub variabel kecerdasan emosional pemimpin sesuai dengan model kecerdasan emosional pemimpin dari Daniel Goleman yang terdiri dari 5 sub variabel: Self Awareness, Self Regulation, Motivation, Empathy, dan Social Skill. Sub variabel Komunikasi Internal Organisasi merujuk pada konsep yang dikembangkan Clampitt dan Downs, terdiri dari 6 sub variabel: Organizational Integration, Personal Feedback, Corporate Information, Communication Climate, Horizontal, Subordinate dan Supervisory Communication serta Media Quality. Sedangkan, sub variabel employee engagement merujuk pada model employee engagement yang dikembangkan oleh AON Hewwit yang terdiri dari 3 sub variabel: Say, Stay, dan Strive.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksplanatif, penelitian dilakukan di BPJS Ketenagakerjaan yang melibatkan sekitar 1006 responden dengan menggunakan convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner penelitian skala likert dan didistribusikan secara online melalui google form. Pengujian hipotesis menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel kecerdasan emosional pemimpin dan komunikasi internal organisasi terhadap employee engagement, baik secara simultan ataupun parsial.

The transformation process from Jamsostek to BPJS Ketenagakerjaan requires the fulfillment of human resources with high quality and engagement. This research discusses the influence between Leader's Emotional Intelligence and Internal Communication of Organization on Employee Engagement in BPJS Ketenagakerjaan.
This research uses 6 sub variable of leader's emotional intelligence according to leader's emotional intelligence model from Daniel Goleman which consist of 5 sub variable Self Awareness, Self Regulation, Motivation, Empathy, and Social Skill. Sub variable of internal communication of organization refers to the concept which developed by Clampitt and Downs, consisting of 6 sub variable Organizational Integration, Personal Feedback, Corporate Information, Communication Climate, Horizontal, Subordinate and Supervisory Communication and Media Quality. Meanwhile, sub variable of employee engagement refers to employee engagement model that developed by AON Hewwit, consisting of 3 sub variable Say, Stay, and Strive.
By using quantitative approach and explanatory research, the research was conducted at BPJS Ketenagakerjaan involving 1006 respondents using convenience sampling. The Data is collected through questionnaire likert scale which distributed online by google form. Hypothesis testing is using multiple regression method. The results of this research showed that have the positive and significant effect between leader's emotional intelligence and internal communication of organization on employee engagement, partially and simultaneously.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
T51587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>