Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risma Nur Hakiki
"Seperti negara lain di dunia, Indonesia turut menghadapi pandemi Covid-19. Dalam rangka percepatan penanganan pandemi dilaksanakan PPKM. Sektor non-kesehatan melaksanakan kegiatan secara terbatas dan/atau jarak jauh. Sedangkan sektor kritikal seperti kesehatan beroperasi 100% staf (termasuk tenaga kesehatan) tanpa pengecualian. Selama pandemi covid-19, beberapa negara telah melakukan penelitian tentang risiko psikologi yang harus diterima tenaga kesehatan. Di Indonesia, 83% tenaga kesehatan mengalami burnout syndrome selama pandemi covid-19. Pemerintah turut mengambil peran dalam meningkatkan semangat kerja dengan memberikan kompensasi. Kompensasi dan stres kerja dapat mempengaruhi motivasi kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan stres dan kompensasi dengan motivasi kerja tenaga kesehatan RS X di Kota Bogor selama pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Dilaksanakan di RS X Kota Bogor pada Juli 2022. Penarikan sampel dilakukan dengan purposif sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan kuesioner online. Analisis data dilakukan dengan analisis chi square. Hasilnya didapatkan adanya hubungan antara stres kerja dan kompensasi dengan motivasi kerja tenaga kesehatan RS X di Kota Bogor selama masa pandemi. Tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi koping stres dan manajemen RS dapat melaksanakan rotasi kerja rutin, mengevaluasi jadwal dan beban kerja, pelaksanaan K3RS dan komunikasi efektif terkait pemberian kompensasi pada tenaga kesehatan.

Indonesia is currently dealing with the Covid-19 outbreak, just as other nations around the globe. PPKM is implemented in order to quicken the pandemic response. Limited and/or distant activities are carried out by the non-health sector. Meanwhile, essential industries like the health sector run completely on staff, especially healthcare professionals. Several nations have researched the psychological hazards that healthcare professionals must take during the COVID-19 epidemic. During the COVID-19 epidemic, 83% of health professionals in Indonesia reported having burnout syndrome. By offering rewards, the government contributes to raising morale as well. Health professionals' motivation to work can be impacted by compensation and workplace stress. The goal of this study is to ascertain how the COVID-19 pandemic's stress and compensation levels relate to the job motivation of healthcare professionals at Bogor City's X Hospital. Cross sectional analytic design was employed in this investigation. held in July 2022 at RS X Bogor City. Purposive sampling was used to collect samples, and it was based on inclusion and exclusion criteria. An online survey is the tool used to gather the data. Chi square analysis was used to analyze the data. The findings revealed a connection between work-related stress and pay and the motivation of health professionals at RS X in Bogor City during the epidemic. Health workers must be able to use stress management techniques, and hospital management must be able to implement K3RS, carry out normal work rotations, assess workloads and work schedules, and effectively communicate with regard to health workers' compensation. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Surihayati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh Person-Job Fit terhadap Kepuasan Kerja
mediasi dari Public Service Motivation dan Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior pada Aparatur Sipil Negara Sekretariat
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dalam melakukan
penelitian ini untuk mencari dan memperoleh data peneliti dibantu oleh aparatur
sipil negara di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah RI.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang mana menggunakan teknik
non-probability sampling; convenience technique sampling. Temuan dari
penelitian ini adalah adanya pengaruh positif person-job fit terhadap kepuasan
kerja, adanya pengaruh positif person-job fit terhadap public service motivation,
adanya pengaruh tidak langsung person-job fit terhadap kepuasan kerja melalui
public service motivation, adanya pengaruh positif kepuasan kerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior, dan adanya tekanan pekerjaan akan
memoderasi pengaruh person-job fit terhadap kepuasan kerja serta adanya tekanan
pekerjaan akan memoderasi pengaruh tidak langsung person-job fit terhadap
kepuasan kerja melalui public service motivation, efeknya akan lebih kuat pada
ASN yang menghadapi tekanan pekerjaan yang rendah.

ABSTRACT
This thesis discusses the influence of Person-Job Fit on Job Satisfaction mediatied
by Public Service Motivation and the influence of Job Satisfaction on
Organizational Citizenship Behavior a case study of civil servants on Sekretariat
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republic of Indonesia, in conducting this
research to locate and obtain data researchers assisted by officials civil state
within the Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republic of Indonesia.
This research is a quantitative research which using the non-probability;
convenience sampling technique. The findings of this research is the positive
influence person-job fit to job satisfaction, the positive influence person-job fit in
the public service motivation, the indirect effect person-job fit to job satisfaction
through public service motivation, the positive influence of job satisfaction on
Organizational Citizenship Behavior, and work pressures will moderate the
influence of person-job fit on job satisfaction and the work pressures will
moderate the influence of indirect effect person-job fit to job satisfaction through
public service motivation, the effect will be even stronger in ASN facing low work
pressure.
"
2016
S63334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nya Natalina Lukman
"Kondisi pandemi COVID-19 telah membawa dampak psikososial bagi profesional kesehatan khususnya perawat yang bertugas sebagai garda terdepan dalam pelayanan keperawatan. Peningkatan kasus COVID-19 yang terus menerus menimbulkan stres kerja bagi perawat. Stres kerja perawat akan berdampak pada kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu dukungan sosial seperti dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stres kerja dan dukungan keluarga terhadap kinerja perawat pelaksana selama pandemi COVID-19. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 87 perawat pelaksana yang diambil dengan menggunakan total sampling.Kuesioner stres kerja diukur dengan menggunakan kuesioner dari penelitian Junismar (2012) dengan r (0,893) sementara kuesioner dukungan keluarga diukur berdasarkan penelitian dari Kurniarifin (2017) dengan r (0,928) dan kuesioner kinerja diukur menggunakan kuesioner dari Royani (2019) dengan r (0,945). Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji somers’d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja (p>0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kinerja (p<0,05). Rekomendasi dari penelitian ini yaitu pertahankan manajemen stres selama masa pandemi COVID-19 dan pemberian konseling tentang stres kerja secara konsisten serta pertahankan dukungan keluarga yang sudah baik.

The COVID-19 pandemic has had a psychosocial impact on health professionals, especially nurses who serve as the front line in nursing services. The continuous increase in Covid-19 cases causes work stress for nurses. The work stress of nurses will have an impact on the performance of nurses in carrying out nursing care. Therefore we need a social support such as family support. The purpose of this study was to determine the relationship between work stress and family support on the performance of implementing nurses during the COVID-19 pandemic. The number of samples in this study were 87 nurses who were taken using total sampling. The work stress questionnaire was measured using a questionnaire from Junismar (2012) with r (0.893) while the family support questionnaire was measured based on research from Kurniarifin (2017) with r (0.928). ) and the performance questionnaire was measured using a questionnaire from Royani (2019) with r (0.945). Data analysis in this study was carried out using the Somers'd test. The results showed that there was no significant relationship between work stress and performance (p>0.05) and there was a significant relationship between family support and performance (p<0.05). Recommendations from this study are to maintain stress management during the COVID-19 pandemic and provide counseling about work stress consistently and maintain good family support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Esanda Luthfia Nashir
"Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai aspek termasuk pendidikan, mencakup tingkat stres dan motivasi belajar siswa kelas XII SMA. Prevalensi tinggi pada tingkat stres di masa pandemi maupun transisi kerap kali ditemui, terutama pada siswa-siswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat stres dan motivasi belajar siswa-siswi kelas XII SMA wilayah Jakarta Timur di masa transisi pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini adalah 434 siswa-siswi SMA di Wilayah Jakarta Timur dengan desain penelitian deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif cross-sectional. Penelitian ini menggunakan instrumen Perceived Stress Scale (PSS-10) dan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Hasil penelitian dilakukan dengan Uji T-Test menghasilkan adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dan motivasi belajar siswa-siswi kelas XII SMAN Wilayah Jakarta Timur pada Masa Transisi Pandemi COVID-19 (P Value=0,014). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan seluruh pihak termasuk institusi pendidikan untuk melakukan berbagai upaya yang dapat meminimalisir tingginya tingkat stres, meningkatkan motivasi belajar, melakukan bimbingan konseling, dan mengevaluasi program pendidikan baik secara umum maupun secara khusus melalui kebutuhan dasar, kesehatan mental keluarga, anak, dan komunitas.

The COVID-19 pandemic impacted various aspects such as education, stress levels, and learning motivation of class XII high school students. A high prevalence of stress levels during pandemics and transitions is often found, especially among students. This study aims to identify the relationship between stress levels and learning motivation of class XII students at East Jakarta regional high school during the transition period of the COVID-19 pandemic. The sample of this research was 434 high school students in East Jakarta with a correlational descriptive research design and a cross-sectional quantitative approach. This study used the Perceived Stress Scale (PSS-10) and Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) instruments. The results of the research were carried out using the T-Test which resulted in a significant relationship between stress levels and learning motivation of class XII students in East Jakarta Regional Public High School during the COVID-19 Pandemic Transition Period (P Value = 0.014). Based on the research findings, the researchers recommend all parties together with educational institutions to make various efforts in order to minimize high levels of stress, increase learning motivation, conduct counseling, and evaluate educational programs both in general and specifically through basic needs, family mental health, children, and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrix Angelina Haryono
"Latar belakang. Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 sehingga diberlakukan aturan Work From Home (WFH) bagi dunia kerja. Saat kasus Covid-19 mulai menurun, perkantoran perlahan mulai kembali ke Work From Office (WFO). Perubahan sebelum dan selama pandemi Covid-19 menimbulkan tekanan yang membuat persepsi tertentu terhadap stres dan stressor kerja setiap saat.
Metode. Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Tangerang dengan menggunakan metode campuran, metode kuantitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran deskriptif stres kerja dan stresor menggunakan kuesioner SV-NBJSQ (Short Version New Brief Job Stres Questionnaire) versi bahasa Indonesia dan metode kualitatif dengan wawancara mendalam semi terstruktur untuk mendapatkan gambaran persepsi pekerja terhadap stres kerja dan stresor di masa sebelum dan selama pandemi Covid-19.
Hasil. Prevalensi stres kerja saat WFO masa pandemi Covid-19 sebesar 28%, dengan gejala stres kerja yaitu kurangnya vigor sebesar 18.3 %, kelelahan 12.2%, kecemasan 9.8%, dan stres reaksi fisik 3.7%. Hasil stresor kerja adalah tuntutan emosional 31.7%, konflik peran 28 % , keseimbangan kerja negatif  24.4%, dan kelebihan beban kuantitatif 15.4%. Didapatkan kategori persepsi stres dan stresor kerja di masa sebelum pandemi Covid-19, WFH dan WFO masa pandemi Covid-19 sesuai dengan kata kuncinya.
Kesimpulan. Wawancara mendalam dapat menggali jawaban kuesioner tentang gejala stres yang ada dan penyebab stres yang mendasarinya. Terdapat perbedaan dan persamaan persepsi stres dan stresor kerja pada pekerja pelayanan publik saat sebelum dan selama pandemi Covid-19 yang selanjutnya dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan yang akan terus dapat mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.

Background. The Covid-19 pandemic has brought changes  that made by the government to suppress the spread of Covid-19 so that Work From Home (WFH) regulation were held for the world of work. As  Covid-19 cases began to decline, offices slowly began going back to the Work From Office (WFO). Changes before and during the Covid-19 pandemic created a pressure that made certain perceptions of stress and work stressors at all times.
Method. The research was carried out at the Tax Service Office in Tangerang using a mixed method where quantitative methods are used to get a descriptive picture of work stress and stressors using the Indonesian version of the SV-NBJSQ ( Short Version New Brief Job Stres Questionnaire) and qualitative methods with semi-structured in-depth interviews to obtain in period before, during the WFH, along with the WFO Covid-19 pandemic to workers in public service offices.
Results. The prevalence of work stress during WFO during the Covid-19 pandemic was 28%, with the results of work stress in the form of low vigor of 18.3%, fatigue of 12.2%, anxiety of 9.8%, stress of physical reactions 3.7%. The results of work stressors are emotional demands 31.7%, role conflict 28%, negative work balance 24.4%, and quantitative load 15.4%. The categories of perception stress and work stressors were obtained before the Covid-19 pandemic, WFH and WFO during the Covid-19 pandemic according to the keywords.
Conclusion. In-depth interviews could explore the questionnaire answers about existing stress symptoms and the underlying stressors. There are differences and similarities between perceptions of stress and work stressors for public service workers before, and during the Covid-19 pandemic which could then be a factor of consideration for companies that will necessarily continue to experience changes due to the Covid-19 pandemic which currently is still happening.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Sania
"Penelitian ini membahas Pengaruh Motivasi dan Reward terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Office (Non Medis) Rumah Sakit Bogor Medical Center. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja, pengaruh reward terhadap kepuasan kerja , dan pengaruh motivasi dan reward terhadap kepuasan kerja Karyawan Bagian Office (Non Medis) Rumah Sakit Bogor Medical Center. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis deskriptif. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yang berjumlah 51 responden. Hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linear dan regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja Karyawan Bagian Office (Non Medis) Rumah Sakit Bogor Medical Center. Pengujian pengaruh reward terhadap kepuasan kerja, diperoleh hasil temuan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara reward terhadap kepuasan kerja kerja Karyawan Bagian Office (Non Medis) Rumah Sakit Bogor Medical Center. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan reward terhadap kepuasan kerja Karyawan Bagian Office (Non Medis) Rumah Sakit Bogor Medical Center.

This study examines The Influence of Motivation And Rewards Towards The Job Satisfaction of Non Medical Employees at Bogor Medical Center Hospital. The goal of the study is to find out the influence of motivation towards the job satisfaction of ,Influence of rewards towards job satisfaction and the Influence of Motivation And Rewards Towards The Job Satisfaction of Non Medical Employees at Bogor Medical Center Hospital. The research adopts quantitative, descriptive analysis methodology. Total sampling which held to 51 respondents was used. Hypothesis was tested by using linear regression and doubled regression.
The result of the study indicates that there is significant influence of motivation towards the job satisfaction of Non Medical Employees at Bogor Medical Center Hospital. Meanwhile, the test result of the influence of rewards towards job satisfaction shows that there is significant influence of rewards towards job satisfaction of Non Medical Employees at Bogor Medical Center Hospital. There is also a significant influence of Motivation And Rewards Towards The Job Satisfaction of Non Medical Employees at Bogor Medical Center Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elind Sekar Indah
"Perusahaan yang berada dalam sistem perekonomian nasional dan perekonomian dunia tidak Iepas dari pengaruh ekonomi dunia yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang sulit diramalkan, persaingan yang semakin ketat, dan isu-isu Iainnya dalam mencari dan mempertahankan peluang pasar. Dalam kondisi seperti ini, salah satu tantangan yang harus dihadapi perusahaan adalah produktivitas. Tinggi rendahnya produktivitas ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor kemauan bekerja (motivasi) dari para pekerja.
Motivasi kerja merupakan suatu variabel yang harus mendapat perhatian pihak perusahaan, karena dengan motivasi kerja yang tinggi setiap pekerja bisa mencapai produktivitas sesuai dengan harapan pihak perusahaan. Motivasi kerja itu sendiri bersumber dari berbagai faktor antara lain ialah rancangan pekerjaan, dalam hal ini karakteristik pekerjaan, dan iklim organisasi.
Karakteristik pekerjaan memiliki lima dimensi yang terdiri dari variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Kehadiran kelima dimensi inti karakteristik pekerjaan ini dapat menimbulkan kondisi psikologis kritis pada individu pekerja yang menuntun pada penumbuhan motivasi kerja. Sedangkan iklim organisasi sebagai suatu Iingkungan internal perusahaan dalam bentuk peraturan, kebijakan pimpinan, prosedur serta cara pelaksanaan kegiatan perusahaan, relatif bersifat tetap dan dialami setiap pekerja dalam dimensi-dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi pada struktur, orientasi imbalan, perhatian dan kehangatan serta dukungan, serta perkembangan dalam kemajuan. Sebagai lingkungan perusahaan, maka iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi kerja.
Kemudian, pemasalahan pokok yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap motivasi kerja; bagaimanakah pengaruh iklim organisasi terhadap motivasi kerja; serta bagaimanakah pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap motivasi kerja. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh infomlasi berdasarkan data empiris mengenai besaran dan arah pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi terhadap motivasi kerja.
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner Job Diagnostic Survey, kuesioner iklim organisasi, dan kuesioner motivasi kerja, yang diberikan kepada 124 pekerja operator PT. Dian Semangat lnsani. Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 11.5, untuk analisis korelasi, dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap variabel motivasi adalah tidak secara langsung tetapi melalui suatu pengalaman psikologis yaitu kondisi psikologis kritis yang menuntun pada perubahan motivasi dan perilaku pekerja. Sedangkan dari setiap dimensi variabel karakteristik pekerjaan, ada satu dimensi (yaitu: dimensi otonomi) yang memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap dimensi tanggung-jawab pekerjaan. Variabel iklim organisasi pun memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pihak manajemen perlu mempertahankan rancangan pekerjaan yang memungkinkan para pekerja merasa termotivasi sehingga dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas. Di samping itu, kondisifltas iklim organisasi juga perlu dipelihara karena berkaitan erat dengan motivasi kerja yang dirasakan pekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Norma Dewi
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan penyebab masalah menurunnya kinerja Divisi SDM & Umum PT. X dan mendesain sebuah rancangan intervensi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan diagnostik. Wawancara dan diskusi dilakukan untuk memperkuat analisis penyebab permasalahan kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi merupakan penyebab menurunnya kinerja Divisi SDM & Umum. Berdasarkan kajian terhadap hasil pengukuran menggunakan kuesioner role perceptions dan two factor theory yang mengukur hygiene dan motivators, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat permasalahan hubungan antara atasan dengan bawahan, terkait dengan pengakuan atasan terhadap kinerja bawahan. Pengakuan tersebut mengarah pada pemberian umpan balik dalam penilaian kinerja. Oleh karena itu, intervensi yang diberikan berfokus untuk memberikan pelatihan penilaian kinerja bagi para atasan di Divisi SDM & Umum agar dapat meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan di Divisi SDM & Umum PT. X.

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the cause of employee’s job performance problem in Human Resources and General Affairs Department (HRD & GA Department) and design an intervention program to overcome it. This study used diagnostic approach. Focus Group Discussion and interviews were used to reinforce the cause of job performance problem. Results show that motivation is the cause of job performance problem. Based on FGD, interviews, and measurement (role perceptions and two factor theory questionnaires), the results show that there is a relationship problem between supervisor and subordinates, especially recognition. Recognition is given in performance appraisal feedback. Therefore, the intervention is focused on giving performance planning and evalution training for supervisors to improve employee`s motivation and performance in HRD & GA Department of PT. X."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amita Rahma Shintyar
"Stres kerja adalah kondisi yang menyebabkan karyawan merasa tertekan, bosan, dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sekitar 50-60% dari hari kerja yang hilang disebabkan oleh stres kerja dan jumlah ini cenderung meningkat di Eropa. Semenjak merebaknya COVID-19, seluruh negara di dunia mulai memberlakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Oleh karena situasi yang mendesak, WFH dapat berpotensi menjadi stressor bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan hubungan antara karakteristik pekerja serta penerapan WFH pada pekerja PT LTI yang bekerja dari rumah selama masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner stres kerja NIOSH Generic Job Stres Questionnaire dan kuesioner pelaksanaan WFH dari ILO yang didistribusikan secara daring kepada 62 responden. Sebanyak 66,1% responden mengalami stres kerja ringan. Variabel karakteristik pekerja yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja pada penelitian ini adalah jumlah anak, usia anak dan lokasi kerja. Pada variabel penerapan WFH variabel yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja adalah kesejahteraan dan produktivitas pekerja yaitu pada elemen pertanyaan: digitalisasi dan implikasi hukum serta kontrak kerja. Hambatan dalam bekerja memiliki hubungan yang signifikan sedangkan variabel kepercayaan dan budaya organisasi tidak memilki hubungan yang signifikan dengan stres kerja.

Job stress is a condition that causes employees to feel pressured, bored, and uncomfortable when doing work. About 50-60% of all lost workdays are caused by work stress and this number is increased in Europe. Since the outbreak of COVID-19, all countries in the world have started implementing WFH (work from home). Due to the urgency of the situation, WFH can potentially be a stressor for workers. This study aims to analyze the level of work stress and the relationship between worker characteristics and the application of WFH to PT LTI Work From Home Worker’s during pandemic COVID-19. This study used a cross sectional approach using the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire and the ILO's WFH implementation questionnaire distributed using G-form to 62 respondents. As many as 66,1% of respondents experienced mild work stress. Variables of worker characteristics that were shown to have a significant relationships with work stress in this study were the number of children, children's age and work location. Meanwhile, in the variable of WFH implementation that were shown to have a significant relationship with work stress are the well-being and productivity of workers, on the question elements: digitalization, legal and contractual implications. The work obstacles have a significant relationship, while trust and organizational culture don’t have a significant relationship with work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amita Rahma Shintyar
"Stres kerja adalah kondisi yang menyebabkan karyawan merasa tertekan, bosan, dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sekitar 50-60% dari hari kerja yang hilang disebabkan oleh stres kerja dan jumlah ini cenderung meningkat di Eropa. Semenjak merebaknya COVID-19, seluruh negara di dunia mulai memberlakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Oleh karena situasi yang mendesak, WFH dapat berpotensi menjadi stressor bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan hubungan antara karakteristik pekerja serta penerapan WFH pada pekerja PT LTI yang bekerja dari rumah selama masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner stres kerja NIOSH Generic Job Stres Questionnaire dan kuesioner pelaksanaan WFH dari ILO yang didistribusikan secara daring kepada 62 responden. Sebanyak 66,1% responden mengalami stres kerja ringan. Variabel karakteristik pekerja yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja pada penelitian ini adalah jumlah anak, usia anak dan lokasi kerja. Pada variabel penerapan WFH variabel yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja adalah kesejahteraan dan produktivitas pekerja yaitu pada elemen pertanyaan: digitalisasi dan implikasi hukum serta kontrak kerja. Hambatan dalam bekerja memiliki hubungan yang signifikan sedangkan variabel kepercayaan dan budaya organisasi tidak memilki hubungan yang signifikan dengan stres kerja.

Job stress is a condition that causes employees to feel pressured, bored, and uncomfortable when doing work. About 50-60% of all lost workdays are caused by work stress and this number is increased in Europe. Since the outbreak of COVID-19, all countries in the world have started implementing WFH (work from home). Due to the urgency of the situation, WFH can potentially be a stressor for workers. This study aims to analyze the level of work stress and the relationship between worker characteristics and the application of WFH to PT LTI Work From Home Worker’s during pandemic COVID-19. This study used a cross sectional approach using the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire and the ILO's WFH implementation questionnaire distributed using G-form to 62 respondents. As many as 66,1% of respondents experienced mild work stress. Variables of worker characteristics that were shown to have a significant relationships with work stress in this study were the number of children, children's age and work location. Meanwhile, in the variable of WFH implementation that were shown to have a significant relationship with work stress are the well-being and productivity of workers, on the question elements: digitalization, legal and contractual implications. The work obstacles have a significant relationship, while trust and organizational culture don’t have a significant relationship with work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>