Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patrick Kurnia
"Metode yang efektif untuk mencegah penyebaran Virus SARS-CoV-2/COVID-19 yang cepat sangat diperlukan untuk memulihkan kestabilan dunia. Tesis ini bertujuan untuk meneliti secara detail terkait virus seperti mekanisme penularannya untuk memastikan pemahaman pembaca tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan virus,dikombinasikan dengan risiko kesehatan yang terkait dengan Particulate Matter (PM), mekanisme HEPA Filter, serta sebagai sterilisasi sinar Ultraviolet dan peran penting Air Purifier dalam memerangi penularan virus. Serangkaian eksperimen akan dilakukan dengan tujuan merancang & membuat Air Purifier dengan Tingkat Clean Air Delivery Rate dan Filtration Efficiency yang cukup tinggi, sambil meminimalkan tingkat kebisingan dan dimensi. Percobaan akan dilakukan dengan mengukur dan membandingkan kecepatan udara, distribusi tingkat kebisingan, Filtration Efficiency dan dimensi berbagai peralatan percobaan, Reference Model Air Purifier "Puridis" Versi 2 dan Air Purifier komersial “Xiaomi Pro Model AC-M3-CA”, secara berurutan untuk menentukan blower, HEPA Filter, dan orientasi HEPA Filter mana yang menghasilkan Tingkat Clean Air Delivery Rate tertinggi, serta menunjukkan bahwa pembersih udara buatan penulis memiliki spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan Reference Model, dalam hal peningkatan Tingkat Clean Air Delivery Rate dan Filtration Efficiency, dimensi yang lebih ringkas dan tingkat kebisingan pengoperasian yang lebih tenang. Hasil eksperimen menunjukkan beberapa hasil; Kesimpulan pertama adalah bahwa memposisikan HEPA Filter setelah unit blower sedikit meningkatkan Tingkat Clean Air Delivery Rate (hingga 12,3%), kesimpulan kedua adalah bahwa menggunakan filter dengan luas permukaan yang lebih besar (round filter) menghasilkan peningkatan besar dalam Udara Bersih secara keseluruhan. Tingkat Clean Air Delivery Rate, dan itu (hingga 203%). Percobaan akhir menunjukkan bahwa pembersih udara yang diproduksi, Air Purifier Versi 9 (V9), menunjukkan Tingkat Clean Air Delivery Rate maksimum pada 138,93m3/jam, Filtration Efficiency pada 99,71%, tingkat kebisingan rata-rata pada 52,55dB dan dimensi kompak sebesar 498x278x278mm, yang memiliki spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan Reference Model Air Purifier “Puridis” Version 2 dengan Clean Air Delivery Rate maksimum yang lebih rendah yaitu 96,6m3/jam dengan Filtration Efficiency sebesar 63,87%, tingkat kebisingan rata-rata pada 54,91dB yang lebih keras dan dimensi yang lebih besar pada 1254x325x338mm.

An Effective method to contain the SARS-CoV-2/COVID-19 Virus spreading at an uncontrollable pace is required to restore global stability. This thesis aims to research the details related to the virus such as its transmission mechanism in order to ensure the reader’s understanding of the health dangers the virus poses, combined with the health risks associated with Particulate Matter (PM), HEPA Filter mechanism, as well as Ultraviolet light sterilization and the critical role of an Air Purifier in combatting virus transmission. A series of experiments will be conducted with the objective of designing & manufacturing an Air Purifier with sufficiently high Clean Air Delivery Rate and Filtration Efficiency, while minimizing noise level and dimension. The experiment will be conducted by measuring and comparing the air velocity, noise level distribution, Filtration Efficiency and dimensions of numerous experiments apparatuses, Reference Model Air Purifier “Puridis” Version 2 and commercial Air Purifier “Xiaomi Pro Model AC-M3-CA”, in order to determine which blower, HEPA filter and HEPA Filter orientation yields the highest Clean Air Delivery Rate, as well as showing that the author’s manufactured air purifier has better specifications compared to the Reference Model, in terms of increased Clean Air Delivery Rate and Filtration Efficiency, more compact dimension and quieter operating noise level. The experiment result shows several outcomes; The first conclusion is that positioning the HEPA filter after the blower unit slightly increases Clean Air Delivery Rate (up to 12.3%), the second conclusion is that using a filter with larger surface area (round filter) results in large increases in overall Clean Air Delivery Rate , and that (up to 203%). The final experiment shows that the manufactured air purifier, Air Purifier Version 9 (V9), show a maximum Clean Air Delivery Rate of 138.93m3/h, Filtration Efficiency of 99.71%, 52.55dB average noise level and compact dimension of only 498x278x278mm, which possess better specifications compared to Reference Model Air Purifier “Puridis” Version 2 with lower maximum Clean Air Delivery Rate of 96.6m3/h and Filtration Efficiency at 63.87%, louder 54.91dB average noise level and a larger dimension at 1254x325x338mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Monitoring system and control for P2O5 Fluid Flow Using Gamma Radioaktive.Monitoring system and control for flow density of P2O5 in SP36 fertilizer process production has been constructed by using gamma absorption technique,which the accuracy required for measurement of density amounting is 0,5 gr/dm3 to 5,0gr/dm3...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nausa Nugraha SP
"Teknologi nuklir merupakan salah satu teknologi yang menghasilkan energi yang sangat besar. Untuk itu, peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja pada lingkungan instalasi nuklir harus dipahami dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Aspek keselamatan yang menjadi perhatian adalah keselamatan terhadap potensi bahaya radiasi nuklir, limbah radioaktif dan bencana gempa. Analisis dilakukan dengan mengkaji beberapa peraturan-peraturan dan laporanlaporan, baik internasional maupun nasional, serta kesiapan bangsa Indonesia dalam aspek teknis dan kultur nasional untuk penyelenggaraan PLTN. Badanbadan yang terkait langsung, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN), telah membuat beberapa peraturan nasional mengenai aspek tersebut dan dalam waktu berjalan juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peraturan keselamatan. Dengan tercapainya hal-hal tersebut, Indonesia akan memiliki peraturan keselamatan nuklir yang signifikan dengan kapasitas base loads yang sesuai terhadap kebutuhan energi nasional.

Nuclear technology was one of the technology that generates energy with a great magnitude. For that reason, there are regulations concerning the safety which have to be understood and operated, both strongly and carefully. Aspects which paid attention here were safety aspect concerning the potential danger on nuclear radiation, radioactive waste and earthquakes. Analysis was done by studying several regulations and reports, both international and domestic, also technically and national culturally aspect preparedness of Indonesia to hold a Nuclear Power Plant (NPP). Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) and Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN), as two major institution which directly involved to the domestic nuclear activities, have made several regulations concerning those aspects and also conducted a socialization program for the society, especially for those who lived around the future NPP site. With the achievement on those mentioned points, Indonesia will have a significant regulatory with sufficient base loads capacity concerning the domestic need of energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37315
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Ramadhan
"Pengawasan distribusi bahan radioaktif atau radionuklida merupakan hal yang penting. Hal ini mengingat bagaimana serangan dan terorisme berbasis radioaktif merupakan ancaman yang nyata. Untuk itu, diperlukan suatu algoritma yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan dan jenis dari radionuklida. Algoritma identifikasi radioaktif atau RIID (Radioisotope Identification) telah disusun secara klasik menggunakan metode seperti peak-matching atau ROI (Region of Interest). Akan tetapi, performa dari algoritma tersebut sudah didahului dengan munculnya machine learning. Salah satu subdisiplin dari machine learning, yakni deep learning, melahirkan apa yang dinamakan dengan CNN atau Convolutional Neural Network. Jenis algoritma machine learning ini sudah jamak digunakan untuk permasalahan identifikasi dan pengenalan obyek. Di dalam kerangka RIID sendiri, studi yang membahas mengenai penggunaan CNN sebagai algoritma identifikasi radionuklida sudah tidak dapat dihitung menggunakan jari. Teknik baru seperti transformasi spektrum gamma dari radionuklida menjadi data 2-D seperti suatu citra mulai diperkenalkan beberapa tahun terakhir. Penelitian ini menggabungkan teknik tersebut dengan proses colormapping, yakni ‘pewarnaan’ dari data skalar yang bergantung pada nilai data tersebut. Melalui penggabungan teknik tersebut, model CNN yang disusun pada penelitian ini mampu untuk melakukan identifikasi multikelas radionuklida dengan akurasi di atas 95%.

Monitoring the distribution of radioactive materials or radionuclides is important. This is because radioactive attacks and terrorism are a real threat. To solve this problem, it is imperative to build an algorithm that can be used to detect and identify the presence of radionuclides. Radionuclide identification or (RIID) algorithm has been made classically using methods such as peak-matching or ROI (Region of Interest). However, the performance of these algorithms has been superseded by the emergence of machine learning. One of the sub-disciplines of machine learning, that is deep learning, has given birth to what is called CNN or Convolutional Neural Network. This machine learning algorithm has been used far and wide to solve object detection and identification problems. Within the RIID framework itself, studies discussing the use of CNN as a radionuclide are already plentiful. New techniques such as transforming the gamma spectrum of radionuclides into 2-D data have been introduced in recent years. This study attempts to combine this technique with color mapping, which is the pseudo-coloring of scalar data which depends on the value of the data. Through this combined technique, CNN models that are devised in this study can perform multiclass radionuclide identification with an accuracy higher than 95%."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Yuniarto
"ABSTRAK
Ketahanan energi nasional merupakan aspek penting di dalam kelangsumgan
pembangunan nasional. Ketergantungan terhadap energi fosil yang
ketersediaannya semakin berkurang telah menyebabkan peningkatan harga bahan
bakar minyak. Nuklir merupakan pilihan alternatif sumber energi listrik yang
dapat dipertimbangkan dalam konteks bauran energi. Studi pemilihan tapak PLTN
di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1990-an di Jepara. Pada tahun 2010, studi
awal tapak PLTN dilakukan di Provinsi Bangka Belitung, tepatnya di Bangka
Barat dan Bangka Selatan. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
konstruksi PLTN adalah adanya dampak radiologi terhadap masyarakat akibat
potensi lepasan material radioaktif ke atmosfer melalui cerobong. Dalam kajian
radiologi lepasan zat radioaktif ke lingkungan dari suatu instalasi nuklir, pola
sebaran polutan merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Penelitian
ini mengkaji pengaruh tinggi lepasan efektif dan jumlah sumber lepasan terhadap
pola sebaran zat radioaktif. Dari hasil perhitungan, dispersi zat radioaktif pada tiap
lokasi tapak (Bangka Barat dan Bangka Selatan) memiliki pola yang berbeda.
Pola sebaran zat radioaktif pada masing-masing tapak dipengaruhi oleh frekuensi
distribusi arah dan kecepatan angin. Distribusi spasial zat radioaktif untuk variasi
ketinggian lepasan (40, 60 dan 80 meter) pada lokasi tapak yang sama memiliki
kecenderungan yang sama, namun tinggi lepasan yang lebih rendah menghasilkan
konsentrasi maksimum zat radioaktif yang lebih tinggi. Konsentrasi zat radioaktif
di udara baik di Bangka Barat maupun Bangka Selatan jauh di bawah baku tingkat
radioaktivitas yang ditetapkan oleh badan pengawas. Semakin banyak jumlah
sumber lepasan menyebabkan dosis individual yang diterima oleh representative
person semakin besar. Selain dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi zat radioaktif
di udara, besarnya dosis individual juga dipengaruhi oleh perilaku (habit) dari
representative person. Pada kajian ini, representative person di Bangka Barat dan
Bangka Selatan adalah anak-anak yang tinggal dan bersekolah di dekat tapak serta
memakan produk lokal dengan dosis maksimum 3,40 μSv/tahun dan 6,29
μSv/tahun. Pembatas dosis untuk lepasan atmosferik zat radioaktif ditentukan 0,08
mSv/tahun yang diturunkan dari nilai batas dosis anggota masyarakat dan
pembatas dosis anggota masyarakat yang ditetapkan oleh BAPETEN serta
mempertimbangkan kontribusi kegiatan pada tapak yang berpotensi memberikan
dosis radiologi dan lepasan akuatik zat radioaktif. Berdasarkan pembatas dosis
lepasan atmosferik yang ditetapkan, perhitungan batas lepasan atmosferik
dilakukan untuk pedoman operasional fasilitas PLTN sebagai bentuk optimisasi
proteksi dan keselamatan radiasi.

ABSTRACT
National energy sustainability is an important aspect in the continuity of national
development. Dependency on fossil energy which is getting smaller in its
availability has led to an increasing of fuel prices. Nuclear energy is an alternative
source of electricity that can be considered in the context of energy mix. Study on
site selection of nuclear power plant in Indonesia has been started since 1990 in
Jepara. In 2010, initial studies on nuclear power plant sites conducted in the
province of Bangka Belitung, especially in the West and South Bangka. One of
considered aspect in the construction of nuclear power plants is the radiological
impacts on the community due to the potential discharges of radioactive material
to the atmosphere through the reactor stack. When determination on radiological
impact of radioactive material into the environment, the distribution pattern of the
pollutants is an important factor that should be considered. This study examines
the effect of effective release height and the number of discharge sources on the
radioactive materials distribution. Based on calculation results, dispersion of
radioactive materials at each site (West Bangka and South Bangka) have a
different pattern. The dispersion pattern of radioactive materials in each site is
influenced by the frequency distribution of wind direction and speed. Spatial
distribution of radioactive materials for variable of release height (40, 60 and 80
meters) on the same site has same tendency, but lower release height causes
higher maximum concentration of radioactive materials. Air concentration in the
West Bangka and South Bangka are below radioactivity standard level determined
by the regulatory body. Number of sources contribute to individual doses received
by the representative person. In addition influenced by air concentration of
radioactive materials, individual dose is also influenced by habit of representative
person. In this study, representative person in the West Bangka and South Bangka
are children who live and school near the site and consuming local products with a
maximum dose of 3.40 μSv/year and 6.29 μSv/year. Dose constraint for
atmospheric releases of radioactive materials is specified of 0.08 mSv/year
derived from dose limit and dose constraint for members of the public set by
regulatory body and consider public activities at the site that could potentially
contribute to radiological doses and aquatic releases of radioactive materials.
Based on this dose constraint, calculation of discharge limit is performed as a
operational guidance for nuclear power facility and a form of optimization on
radiation protection and safety."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi karakteristik Air Tanah Dangkal Sekitar TPA Bantar Gebang, Bekasi, dengan Metode Sumur Tunggal dan Ganda. Teknik perunut radioaktif dengan menggunakan metode sumur tunggal dan ganda untuk menentukan karakteristik akuifer air tanah dangkal telah dilakukan di tiga desa sekitar tempat pembuangan air (TPA) Bantar gebang, Bekasi. Penentuan arah dan kecepatan filtrasi dilaksanakan dengan metode sumur tunggal, dan parameter akuifer lainnya dilaksanakan dengan metode sumur ganda. Aplikasi kedua metode dapat dipakai untuk mengevaluasi arah gerakan dan kecepatan air tanah serta parameter lain yang akan memberikan informasi yang bermanfaat terhadap manajemen sumberdaya air tanah dan lingkungan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pada musim hujan air tanah dangkal di daerah TPA bergerak ke sekeliling lokasi, sedangkan pada musim kemarau bergerak dari TPA pada desa Ciketing udik dan untuk desa Sumur Batu dan Cikiwul dipengaruhi oleh kondisi hidrologi dan topografi lokasi. Hasil dari parameter lainnya memperlihatkan bahwa desa Ciketing Udik adalah daerah yang mempunyai potensi sumberdaya air tanah dangkal yang lebih baik dibandingkan dengan desa di sebelah utara TPA."
AIDR 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mailani
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengawasan TENORM di Indonesia serta pengelolaan TENORM. TENORM sebagai produk samping zat radioaktif alam yang mengalami peningkatan karena kegiatan bukan hanya dihasilkan pada kegiatan pemanfaatan nuklir, namun juga pada kegiatan non nuklir lainnya, seperti energi dan sumber daya mineral pada kegiatan penambangan, pengolahan, pemurnian dan industri. Di mana dalam hal ini, pengawasan terhadap zat radioaktif menjadi kewenangan dari BAPETEN, namun selama ini pengawasan hanya terhadap pemegang izin pemanfaatan sehingga dalam hal ini terdapat bisa lepasnya pengawasan terhadap zat radioaktif berupa TENORM. Selain itu Undang-undang B3 juga mengatur tentang pengawasan dan pelarangan pemanfaatan TENORM dikecualikan bila tidak melewati batas yang telah ditetapkan. Setiap Pengusaha yang menghasilkan TENORM harus melakukan intervensi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat paparan radiasi.

This thesis discusses how TENORM supervises in Indonesia and TENORM management. TENORM as a by-product of natural radioactive substances that have increased due to activities not only generated in nuclear utilization activities, but also on other non-nuclear activities, such as energy and mineral resources in mining, processing, refining and industrial activities. Where in this case, the monitoring of radioactive substances becomes the authority of BAPETEN, but so far only done to the license holder in the case of this could be the release of the monitoring of TENORM radioactive substances. In addition, B3 Law also regulates the supervision and prohibition of utilization of TENORM except if it does not exceed the established limits. Any Entrepreneur who produces TENORM should intervene aimed at lowering radiation exposure levels."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Suci Ramadhanti
"PT. Berau Coal membutuhkan area kerja baru untuk menunjang operasional penambangan di blok 7 hingga akhir 2025 sesuai dengan kontrak PKP2B. Wilayah yang berpotensi untuk ditambang adalah wilayah OPD C2 yang memiliki seam batubara sebesar 14 mMT dengan streeping ratio (SR) 14.96 yang ditutup dengan disposal yang harus dilakukan cutback. SR ini mempengaruhi dalam nilai ekonomis suatu batu bara. Sehingga, dibutuhkan desain rekomendasi yang efisien sehingga mengurangi SR. Penelitian ini dilakukan pada tambang terbuka di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Menurut geologi regional daerah penelitian termasuk pada Cekungan Tarakan khususnya pada Formasi Latih yang terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung, batulanau dan batubara di bagian atas dan bersisipan serpih dan pasiran di bagian bawah. Metode penelitian yang diakukan adalah pengolahan data 23 titik SPT pada disposal yang bernama OPD (Out Pit Dump) C2 yang didukung dengan data lainnya seperti kajian geoteknik sebelumnya, data piezometer, data general stratigraphy dan model geologi blok 7E. Data ini diolah menggunakan aplikasi Minescape dan Rocscience Slide. Kemudian, akan dihasilkan model geoteknik. Jika dihasilkan nilai faktor keamanan >1,3 dan sudut lereng <15° maka model akan dioptimasi dengan batas bawah FK sebesar 1,3 dan sudut kemiringan lereng <15°. Penampang yang digunakan adalah penampang dengan anomali data SPT yang memiliki N-SPT yang memiliki titik lemah. Titik lemah ini merupakan lubang bor yang memiliki N-SPT yang dinilai memiliki anomali. Biasanya, semakin dalam suatu lubang bor memiliki ketukan N-SPT akan lebih besar. Namun, pada kedalaman 8 hingga 50 m pada lubang bor ini memiliki sisipan daya dukung/strength dari very soft hingga stiff. Sehingga, ditariklah penampang C dan E sebagai penampang yang berpotensi mengalami keruntuhan jika dilakukannya optimasi. Penampang C dan E dihitung menggunakan metode limit equilibrium yang merupakan metode ini merupakan pembagian lereng yang menjadi beberapa irisan atau bagian. Dari analisis yang sudah dilakukan, penampang C dan E terhadap desain LoM aman, sehingga dapat di optimasi. Optimasi yang dilakukan pada OPD C2 adalah penegakan lereng hingga ±11° dengan faktor keamanan 1,3.

PT. Berau Coal requires a new work area to support mining operations in block 7 until the end of 2025 in accordance with the PKP2B contract. The area that has the potential to be mined is the OPD C2 area which has a coal seam of 14 mMT with a streeping ratio (SR) of 14.96 which is closed with a disposal that must be cutback. This SR affects the economic value of a coal. Thus, an efficient recommendation design is needed so as to reduce SR. This research was conducted at an open pit in the province of East Kalimantan, Indonesia. According to the regional geology, the research area includes the Tarakan Basin, especially the Latih Formation which consists of quartz sandstone, claystone, siltstone and coal at the top and inserts shale and sand at the bottom. The research method used is data processing of 23 SPT points at disposal named OPD (Out Pit Dump) C2 which is supported by other data such as previous geotechnical studies, piezometer data, general stratigraphy data and geological model of block 7E. This data is processed using Minescape and Rocscience Slide applications. Then, a geotechnical model will be generated. If the safety factor value is >1.3 and the slope angle is <15°, the model will be optimized with a lower FK limit of 1.3 and a slope angle of <15°. The cross-section used is a cross-section with SPT data anomalies that have N-SPT which has a weak point. This weak point is a drill hole that has N-SPT which is considered to have anomaly. Usually, the deeper a borehole has the larger the N-SPT knock will be. However, at a depth of 8 to 50 m, this drill hole has an insertion of bearing capacity/strength from very soft to stiff. Thus, sections C and E are drawn as sections that have the potential to collapse if optimization is carried out. Cross sections C and E are calculated using the limit equilibrium method, which is this method of dividing the slope into several slices or sections. From the analysis that has been done, the C and E sections of the LoM design are safe, so they can be optimized. The optimization carried out on OPD C2 is slope enforcement up to ±11° with a safety factor of 1.3. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldillah Larasati Wafiqah
"Latar belakang penelitian ini didasari oleh tingginya kasus kanker tiroid di Indonesia dan secara global, serta pentingnya penentuan aktivitas yang akurat dalam terapi molekuler untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan meminimalkan risiko toksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketidakpastian nilai Recovery Coefficient (RC) dalam kuantifikasi nilai aktivitas pada terapi molekuler menggunakan radionuklida Iodin-131. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dosimetri internal dengan mempertimbangkan ketidakpastian nilai RC, yang merupakan rasio antara konsentrasi aktivitas dari perhitungan dengan konsentrasi aktivitas yang sebenarnya. Data diperoleh dari citra SPECT pasien terapi tiroid pasca ablasi di salah satu rumah sakit di Jakarta Selatan. Hasil penelitian memperoleh aktivitas sebesar (2,076±0,312) MBq, (7,860±1,081) MBq, (69,879±10,243) MBq, (8,046±1,290) MBq, (812,197±2,183) MBq, pada Tiroid untuk 5 pasien. Ketidakpastian dalam nilai RC mempengaruhi akurasi nilai aktivitas, yang berdampak pada efektivitas terapi. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan strategi untuk meningkatkan akurasi dosimetri pada terapi, khususnya dengan menggunakan Iodin-131, sehingga dapat meningkatkan keefektifan pengobatan bagi pasien kanker tiroid.

The background of this study is based on the high number of thyroid cancer cases in Indonesia and globally, as well as the importance of accurate activity determination in molecular therapy to improve treatment effectiveness and minimize the risk of toxicity. This study aims to analyze the effect of uncertainty in the Recovery Coefficient (RC) value in quantifying activity values in molecular therapy using Iodine-131 radionuclide. The method used in this study is an internal dosimetry analysis by considering the uncertainty of the RC value, which is the ratio between the activity concentration from the calculation and the actual activity concentration. Data were obtained from SPECT images of post-ablation thyroid therapy patients in one of the hospitals in South Jakarta. The results obtained activities of (2,076±0,312) MBq, (7,860±1,081) MBq, (69,879±10,243) MBq, (8,046±1,290) MBq, (812,197±2,183) MBq, in thyroid for 5 patients. The uncertainty in RC values affects the accuracy of activity values, which impacts the effectiveness of therapy. This study makes an important contribution to the development of strategies to improve the accuracy of dosimetry in therapy, especially using Iodine-131, so as to improve the effectiveness of treatment for thyroid cancer patients."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Prihastuti
"Dalam rangka mendorong pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan yaitu pembangunan PLTN, yang menimbulkan limbah radioaktif Cs-137 dengan T1/2 = 30 tahun. Cs-137 harus ditempatkan pada fasilitas disposal limbah radioaktif dengan bahan penghalang alami yang cocok untuk menghambat transport radionuklida ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu kontak variasi 1-11 hari, konsentrasi Cs 10-8 ? 10-4 M, kekuatan ion yang diwakili NaCl dan KCl 0,1M, 0,5M dan 1 M pada sorpsi Cs-137 dengan tanah lempung formasi Karawang.
Hasil sorpsi dengan metode batch, didapatkan waktu kesetimbangan pada hari ke-8 untuk TK-3 dan TK-5 dengan nilai koefisien distribusi (Kd) 21.714 ml/g dan 4.035 ml/g. Meningkatnya konsentrasi Cs-137 di larutan telah menurunkan nilai Kd. Keberadaan ion lain di larutan telah menurunkan nilai Kd Cs-137 dan kekuatan ion K+ lebih besar dibandingkan ion Na+ dalam menurunkan nilai Kd. Pada kedua jenis tanah lempung formasi Karawang menunjukkan kecocokan dengan isoterm Freundlich dan model kinetika orde dua semu.

In order to encourage the utilization of new and renewable energy sources from construction of nuclear power plants, which generate radioactive waste Cs-137 with T1/2 = 30y. Cs-137 should be placed on radioactive waste disposal facility with a natural barrier (hostrock) that suitable for inhibiting the transport of radionuclides into the environment. The purpose of this research was to analyze the effects of contact time in variation of 1-11 days, the concentration of CsCl 10-8 ? 10-4 M, ionic strength represented NaCl and KCl 0,1M, 0,5M and 1M on Cs-137 sorption with clay of Karawang formation.
Results of sorption with batch methods, obtained equilibrium time on 8 days for the TK-3 and TK-5 with the value of the distribution coefficient (Kd) 21,714 ml/g and 4035 ml/g. The increasing concentrations of Cs-137 in solution had reduced the value of Kd. The presence of existence of other ions in solution had reduced the Kd value Cs-137 and the ionic strength of K+ is greater than Na+ on decreased the value of Kd. In both types of clay of formation Karawang were closely fit to Freundlich isotherm and pseudo-order kinetic model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>