Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogie Wisesa
"Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Akan tetapi, kondisi cuaca setiap harinya tidak dapat diprediksi karena pengaruh perubahan iklim yang terjadi. Hujan bisa terjadi kapan saja di musim kemarau dan begitu juga sebaliknya. Hal ini menyebabkan perbedaan suhu di setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh perubahan suhu dan cuaca terhadap penggunaan listrik di gedung kampus pendidikan khususnya penggunaan pendingin ruangan. Untuk itu dilakukan pemilihan fitur data cuaca menggunakan Pearson Correlation Coefficient (PCC) dan user behaviour modelling dengan menggunakan dua metode yaitu Long Short Term Memory (LSTM) dan penambahan lapisan convolutional neural network (CNN) pada metode LSTM. Setelah dilakukan modelling, maka akan dilakukan prediksi dan akurasinya akan untuk menentukan metode mana yang lebih cocok untuk kasus ini. Metode gabungan CNN-LSTM mendapatkan skor tertinggi dengan skor R2 sebesar 0,83 dan MAE sebesar 136,55. Penggunaan data cuaca terbukti memiliki pengaruh terhadap akurasi model. Meskipun cuaca di Indonesia tidak menentu dan penggunaan pendingin ruangan yang tidak teratur, faktor cuaca seperti rata-rata suhu masih memiliki pengaruh terhadap penggunaan pendingin ruangan di gedung institusi pendidikan.

Indonesia is a tropical country that has two seasons, namely the dry season and the rainy season. However, daily weather conditions cannot be predicted due to the influence of climate change. Rain can occur at any time in the dry season and vice versa. This causes temperature differences on a daily basis. This study aims to analyze the influence of temperature and weather changes on electricity use in educational campus buildings, especially the use of air conditioning. For this reason, weather data will be selected using Pearson Correlation Coefficient (PCC) and user behavior modeling using two methods, namely Long Short Term Memory (LSTM) and the addition of a convolutional neural network (CNN) layer to an LSTM method. After modeling, predictions will be made and the accuracy will be measured to determine which method is more suitable for this case. The combined CNN-LSTM method got the highest score with an R2 score of 0.83 and MAE of 136.55. The use of weather data has proven to have an influence on model accuracy. Although the weather in Indonesia is erratic and the use of air conditioning is unmonitored, weather factors such as average temperature and rain still have an influence on the use of air conditioning in educational institution buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Adnan Padhilah
"Makalah ini menjelaskan metode pelacakan objek bergerak berdasarkan prediksi 1 hingga 5 langkah di depan. Prediksi menggunakan jaringan syaraf tiruan dengan metode propagasi balik untuk melatih jaringan. Objek bergerak yang digunakan dalam percobaan adalah bola tenis meja kecil. Struktur JST memiliki enam neuron input dan lima neuron output dengan sepuluh neuron di lapisan tersembunyi. Menggunakan data 70 dari posisi pergerakan objek untuk pelatihan, dan 30 data untuk menguji prediksi posisi bola. Itu menunjukkan bahwa pelatihan ANN dapat mencapai berarti kesalahan persegi MSE sekecil 0,0091 untuk koordinat X dan 0,0012 untuk koordinat Y. Pada pengujian prediksi posisi bola, ditunjukkan bahwa metode dapat mencapai MSE sebesar 4,72 untuk koordinat X dan MSE sebesar 2,48 untuk koordinat Y.

This paper described a method of tracking a moving object based on 1 to 5 step ahead prediction. The prediction was using the artificial neural network with back propagation method for training the network. The moving object used in the experiments is a small table tennis ball. The ANN structures have six inputs neurons and five outputs neurons with ten neurons in the hidden layer. Using 70 data of the object movement positions for training, and 30 data for testing the prediction of the ball positions. It was shown that the training of the ANN can achieved means square error MSE as small as 0.0091 for the X coordinate and 0.0012 for the Y coordinate. At the ball position prediction testing, it was shown that the method can achieved the MSE of 4.72 for X coordinate and MSE of 2.48 for Y coordinate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafieq Ridho
"Di dalam dunia industri, operasi pencampuran banyak digunakan untuk mengolah bahan mentah menjadi suatu produk seperti minyak bumi, bahan kimia, dan lainnya. Biasanya, pada plant skala industri digunakan PID kontroler sebagai sistem pengendaliannya, akan tetapi PID kontroler ini akan menjadi kurang baik ketika menghadapi sistem non-linear, sehingga pada penilitian ini dirancang suatu sistem kendali berbasis neural network yang diharapkan dapat memberikan performa yang lebih baik dan efisien dibandingkan PID konvensional. Model plant yang digunakan untuk simulasi di dalam penelitian ini adalah proses pencampuran air, dimana temperatur dan level air akan dikendalikan. Dibuat dua jenis sistem pengendali neural network (NN) dengan perbedaan pada input-nya, yaitu NN dengan input SP, PV(n), PV(n-1) dan NN dengan input SP, error, dan perubahan error. Kedua sistem pengendali neural network ini dibuat dengan menggunakan metode feed-forward neural network dan simulasinya dibuat dengan menggunakan Simulink. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian dengan menggunakan neural network memberikan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan sistem pengendalian PID konvensional, yaitu dengan settling time dan rise time yang lebih cepat, serta menghasilkan respon sistem yang tidak memiliki overshoot sama sekali.

In the industrial world, blending operations are widely used to process raw materials into products such as petroleum, chemicals, and others. Usually, in industrial-scale plants, the PID controller is used as a control system, but this controller will be less good when dealing with non-linear systems. In this study, a neural network-based control system is expected to provide better and more efficient performance compared to conventional PID control. The plant model used for simulation in this study is the process of mixing water, where the temperature and water level will be controlled. Created two types of neural network (NN) control systems with differences in the input, the first is a NN with SP, PV(n), PV(n-1) for the input, and the second is a NN with SP, error, and change of error for the input. Both of these neural network control systems are made using a feed-forward neural network method, and the simulation was created by using Simulink. Based on the test results, it can be concluded that the control system using a neural network provides better performance when compared to conventional PID control systems with a faster settling time and rise time, and produces a system response that has no overshoot at all.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rievanda Putri
"Salah satu metode deteksi penyakit Diabetes mellitus ialah dengan mengukur kadar glukosa pada darah dengan mengambil sejumlah darah untuk dilakukan pengukuran. Selain itu, metode pengukuran bersifat non-invasif juga sedang mengalami perkembangan, di antaranya ialah iridologi. Penelitian ini memfokuskan pada perancangan suatu sistem prediksi Diabetes mellitus melalui citra iris (iridologi) yang bersifat non-invasif. Pemetaan organ yang berkorespondensi pada wilayah iris dapat dimanfaatkan untuk memprediksi kerusakan jaringan organ, khususnya pada pankreas sebagai penghasil insulin.
Sistem yang dikembangkan terdiri atas instrumen akuisisi citra iris dan algoritma pengolahan citra yang berbasis pada ciri tekstur. Pemrosesan citra yang dilakukan ialah peningkatan kualitas melalui metode FFT filtering dan grayscaling, lokalisasi iris dengan circular hough transform (CHT), dan normalisasi dengan rubber-sheet normalization. Kemudian dilakukan segmentasi daerah pankreas pada iris sejumlah satu ROI di mata kanan dan dua ROI di mata kiri.
Akuisisi citra iris dilakukan sebanyak tiga kali pada 15 subjek tidak Diabetes dan 11 subjek Diabetes. Ekstraksi ciri yang dilakukan menggunakan filter Gabor pada bagian ROI tersebut. Model ANN digunakan untuk klasifikasi kelas Diabetes dan non-Diabetes menggunakan metode SCG dan cross validation menghasilkan akurasi sebesar 87.6%, misclassification error (MR) 12.4%, false positive rate (FPR) 8.26%, false negative rate (FNR) 18.8%, sensitivity 81.2% dan specificity 91.7%. Nilai tersebut menggambarkan bahwa sistem secara umum dapat bekerja untuk membantu prediksi seseorang berpenyakit Diabetes.

One of Diabetes mellitus detection method is to measure the blood glucose by drawing small amount of blood. Other than that, some non-invasive methods also have been developed, one of the alternative methods is iridology. This research focus on development of non-invasive Diabetes mellitus prediction system through iris image. The mapping of organs that corresponded in iris image can be used to detect damaged tissues of an organ, particularly in pancreas where insulin hormone is made.
The developed system consists of image acquisition instrument and image processing algorithm using texture characteristics. The processing starts with image enhancement using filter FFT and grayscaling, iris localization using circular hough transform (CHT), and normalization using rubber-sheet normalization. Segmentation on pancreas in iris image then resulted as followed, one ROI of right eye image and two ROIs of left eye image.
Image acquisition was done with maximum of three images taken and used from 15 health subjects and 11 Diabetes subjects. Feature extraction method that used is Gabor filter. Classification model ANN is used to classify between Diabetes and health subjects with SCG function and cross validation results in accuracy number of 87.6%, misclassification error (MR) 12.4%, false positive rate (FPR) 8.26%, false negative rate (FNR) 18.8%, sensitivity 81.2% and specificity 91.7­­%. Those results show that, system in general has worked to help in prediction of Diabetes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hakim Mustaqim
"ABSTRAK

Kanker Payudara (KPD) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar. Indonesia merupakan negara dengan jumlah KPD cukup besar. KPD ini merupakan benjolan. Benjolan ini dapat diperiksa menggunakan cara manual yaitu diraba bagian dekat dengan putting susu. Jika benjolan tidak kunjung mengecil dianjurkan untuk memeriksa ke dokter. Pendektesian KPD ini dapat dilakukan dengan menggunakan proses pencitraan. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari website Pilot European Image Processing Archive (PEIPA) yaitu dataset Mammographic Image Analysis Society (MIAS). Pendektesian dilakukan dengan menganalisa gambar payudara (mammography) pasien dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) mengubah gambar dalam bentuk matriks. Matriks ini akan digunakan sebagai data yang akan digunakan dalam Neural Network (jaringan saraf tiruan) dengan metode Backpropagation Neural Network (BNN). Dari hasil Percobaan dapat diketahui bahwa metode ini menghasilkan nilai akurasi pembelajaran dari deep learning supervised sebesar 98%.


ABSTRACT
Breast Cancer is one of the biggest causes of death. Indonesia is a country with a large number of KPDs. This KPD is a lump. This lump can be examined using a manual method that is palpated near the nipple. If the lump does not go away it is recommended to see a doctor. This breast cancer assessment can be done using the imaging process. . The data used in this study was taken from the website of the Pilot European Image Processing Archive (PEIPA) namely the Mammographic Image Analysis Society (MIAS) dataset. The assessment is done by analyzing the breast image (mammography) of the patient using the Principal Component Analysis (PCA) method to change the image in the form of a matrix. This matrix will be used as data to be used in Neural Networks with the Backpropagation Neural Network (BNN) method. From the results of the Experiment it can be seen that this method produces the value of accuracy of learning from supervised deep learning about 98%.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adam Bachtiar
"Memprediksi Pergerakan Harga Saham selalu menjadi isu yang menarik dan memiliki implikasi yang signifikan dalam membuat keputusan investasi, khususnya di Bursa Efek Indonesia sebagai pasar yang menggeliat. Penelitian membahas prediksi pergerakan harga saham dengan menggunakan Artificial Neural Network (ANN) atau jaringan syaraf tiruan dan Box-Jenkins Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan tergolong dalam studi eksplanatif. Rentang waktu yang digunakan ialah dari Januari 2008 hingga Desember 2012. Penelitian ini berusaha menganalisis signifikansi dari metode ANN dalam peramalan harga saham LQ45 di Indonesia.
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu para investor dan pihak lain yang berkepentingan dalam memilih metode peramalan yang terbaik dan juga keputusan bisnis terbaik. Terdapat empat faktor yang dipilih sebagai variabel independen, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), volume perdagangan harian tiap saham, kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dan harga minyak dunia. Penelitian ini menemukan bahwa metode ANN lebih signifikan dibandingkan dengan metode ARIMA dalam peramalan harga saham LQ45 di Indonesia.

Predicting Stock Price Movement is always considered as an interesting issues and has significant impacts in creating investment decision, particularly in the Indonesian Stock Exchange as an emerging market. This research discusses the prediction of stock price movements using Artificial Neural Networks (ANN) method and Box Jenkins Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) in Indonesian Stock Exchange.
This research is quantitative and explanation in nature. The time scope of this research was from January 2008 up to December 2012. This research intends to analyze the significant of ANN method in forecasting Indonesian LQ45 Stock prices.
It is expected that the results of this research might assist the investors and other interested parties in selecting best forecasting methods and also best investment decision. There are four factors selected as independent variables, such as: Indonesian Composite Index, trading volume of each stocks, local currency exchange rate to USD and oil spot price. The research reveals that ANN is statistically more significant compared.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Dewi
"Pengenalan wajah merupakan salah satu bidang dalam pengenalan pola. Pengenalan pola adalah disiplin ilmu yang bertujuan untuk mengklasifikasikan objek menjadi sejumlah kategori atau kelas. Seperti halnya pengenalan pola, pengenalan wajah bertujuan untuk mengklasifikasikan citra wajah menjadi sejumlah kategori wajah. Yang dimaksud dengan kategori wajah di sini adalah, siapakah pemilik wajah tersebut atau wajah tersebut termasuk kategori wajah siapa. Selama ini, umumnya feature untuk sistem pengenalan wajah berupa nilai grayscale per-pixel. Dalam tugas akhir ini, dilakukan uji coba untuk meneliti apakah feature kedalaman per-pixel dari gambar wajah memiliki pengaruh atau seberapa pentingnya feature kedalaman ini terhadap hasil pengenalan wajah. Representasi feature nilai grayscale dan kedalaman per-pixel ini adalah sebagai input untuk 2*32*32 neuron. Untuk mengetahui seberapa penting feature kedalaman ini, maka dilakukan perbandingan antara 3 macam hasil pengenalan yaitu hasil pengenalan dengan feature nilai grayscale saja, hasil pengenalan dengan feature kedalaman saja, dan hasil pengenalan dengan feature nilai grayscale dan feature kedalaman. Untuk pengujian, pengenalan wajah dilakukan dengan menggunakan Jaringan Neural Buatan (JNB) propagasi balik. Selanjutnya dilakukan pengenalan wajah dengan menggunakan JNB propagasi balik yang dioptimasi dengan algoritma genetika. Untuk memampatkan data masukan, maka digunakan transformasi Karhunen-Loéve. Pengujian dilakukan untuk data yang tidak ditransformasi dan data yang ditransformasikan dengan Karhunen-Loéve. Hasil uji coba menunjukkan bahwa feature kedalaman memiliki arti penting, yaitu dalam hal meningkatkan hasil pengenalan dengan memanfaatkan feature nilai grayscale digabung dengan feature kedalaman."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sangky Aryadhi
"Dalam skripsi ini dibuat perangkat lunak yang dapat mengenali tipe ABO golongan darah manusia melalui pengolahan citra berbasiskan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Pola sampel darah yang direaksikan dengan reagen akan memiliki hasil pasangan penggumpalan yang berbeda. Jenis reagen yang direaksikan adalah antigen-A dan antigen-B. Pola pasangan darah dan reagen serta bentuk penggumpalan citra darah menjadi ciri dan kombinasi yang unik untuk membedakan tipe-tipe darah yang ada.
Data sampel darah berupa citra digital yang diperoleh menggunakan kamera digital. Sampel darah direaksikan dengan reagen di atas preparat dengan urutan reagen anti-A ditempatkan pada bagian kiri preparat dan reagen anti-B pada bagian kanan. Sebelum diolah dalam sistem JST, data melewati pra-proses, yaitu proses perbaikan citra digital yang terdiri dari proses pencuplikan, gray-level quantization, dan normalisasi dalam bentuk matriks. Hasil akhirnya berupa citra fitur hitam putih dalam matriks berukuran 5×5. Hasil pra-proses kemudian dihitung nilai parameter karakteristiknya, yaitu nilai rata-rata matriks tersebut. Nilai ini selanjutnya akan dijadikan input bagi proses pelatihan jaringan syaraf tiruan dengan metode backpropagation.
Jumlah data sampel sebanyak 120 set, dimana 80 di antaranya digunakan untuk melatih JST, dan sisanya digunakan untuk menguji JST. Hasil simulasi menunjukkan sistem mampu mengenali golongan darah dengan tingkat akurasi hingga 90%.

In this research, an identification system of human blood type is designed using image processing techniques and the Artificial Neural Network (ANN) with backpropagation algorithms. The pattern of human blood type was formed using a chemical reaction between the blood and a reagent. The reagent that used in the reaction process are anti-A and anti-B reagent. Using a flat glass preparat as a media, the anti-A reagent is mixed to the blood sample on the left side and the anti-B reagent on the right side. Combination of blood coagulation pairs could distinguish the blood type.
The blood coagulation pair is converted into digital images after taken by a digital camera. The image is then pre-processed and normalized to 50×50 matrix size. The matrix is divided to different blocks and reduced to 5×5 grayscale image. The preprocessing involved sampling, gray-level quantization, and normalization. After preprocessing, the mean of 5×5 gray scale image will be calculated and used as the input for the ANN.
The total number of blood sample data is 140 pairs, 80 set of them are used for training process of the ANN and the rest are used for identification. The simulation result shows that the system is able to identify up to 90% level of accuracy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Agustina
"Untuk mengindentifikasi kondisi janin di dalam kandungan, dewasa ini masih dilakukan tindakan konvensional yang dapat menyakiti janin dalam kandungan dan si ibu.
Di dalam penelitian ini dirancang bangun program identifikasi kondisi janin dengan near infrared spectroscopy yang dikenal melalui metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Gelombang cahaya yang diterima dari proses penyinaran NIRS ke jaringan otak dikonversi ke gelombang audio, selanjutnya gelombang audio tersebut dihubungkan ke komputer melalui input audio. Pada tahap awal pendeteksian gelombang, pertama-tama dilakukan pra-pengolahan terlebih dahulu. Gelombang spektroskopi diperbesar untuk mendapatkan bentuk gelombang yang baik, dan selanjutnya gelombang ini dipotong- potong hingga didapat spektrum yang dapat mewakili karakteristik gelombang dalam bentuk matriks 75x1. Nilai karakteristik dilatih dan dimasukkan ke dalam database sebagai input pembanding untuk proses identifikasi. JST terdiri dari 100 layer tersembunyi dan 1 layer keluaran, dengan fungsi aktifasi tansig dan purelin.
Setelah dilakukan pelatihan untuk 30 gelombang audio yang masing?masing terdiri dari 10 gelombang audio kondisi janin normal, 10 gelombang audio kondisi janin asfiksia dan 10 gelombang audio janin preasfiksia, identifikasi kondisi janin ini mencapai tingkat akurasi rata-rata sebesar 66,67% dengan 4 kali pengukuran pada 15 sampel input.

To identifying fetal condition on the womb nowadays, some people still using conventional method that can harm the fetal it self and the mother.
The objective of this research, we try to build up a program to identify fetal condition through spectroscopy that also known as Artificial Neural Network method. Light wave that collected from NIRS to the fetal's brain cell converted to be audio wave, then we connect this audio wave to the computer with the audio input tools. In the first step of the wave detection, we should do the pre-processing of the wave. The signal wave from spectroscopy are zoomed out to get a good specific wave. And then we broke it down to get specific charasteristic spectrum of the wave in the form of matrix 75x1. The value of its charasteristic is trained and input on the database as the input comparator for the identify process. ANN is contain of 100 layer as the hidden layer and 1 layer as the output layer, with tansig function and purelin function as the activation function.
After training for 30 spectroscopy wave, that contains of 10 audio wave of the fetal condition in normal, 10 audio wave in asphyxia and 10 audio wave in pre-asphyxia condition, identification of the fetal condition reach average of the accuracy in 66,67% with 4 times measuring for 15 input sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42652
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hutomo Nugroho
"Proses segmentasi organ secara manual memakan waktu dan hasilnya subyektif terhadap definisi batas-batas kontur. Pemanfaatan teknologi Machine Learning (ML) berjenis 3D convolutional neural network (3D CNN) untuk mensegmentasi organ secara otomatis dapat mempercepat dan menstandarisasi hasil segmentasi organ. Penelitian ini mengimplementasilan network ML berbasis VoxResNet dan memanfaatkan 60 dataset CT Scan toraks dari Grand Callenge AAPM 2017 untuk melatih, memvalidasi, dan menguji model-model ML dengan berbagai variasi hyperparameter. Pengaruh variasi hyperparameter terhadap hasil segmentasi model juga dipelajari. Dataset dibagi menjadi 3 yaitu, 36 untuk perlatihan, 12 untuk validasi, dan 12 untuk pengujian. Dalam penelitian ini paru-paru kiri dan paru-paru kanan dijadikan satu jenis OAR bernama paru-paru, esophagus dan spinal cord dijadikan satu OAR bernama ESP, sedangkan jantung tetap OAR tersendiri. Variasi hyperparameter adalah variasi ukuran patch, jumlah batch, dan weight class. Hasil segmentasi model-model dievaluasi dan diperbandingkan untuk mencari model terbaik dengan hyperparameter-nya yang mampu menghasilkan kualitas hasil segmentasi organ terbaik. Kemampuan network dalam proses perlatihan dan validasi dievaluasi menggunakan kurva pembelajaran. Kualitas hasil segmentasi model organ dievaluasi menggunakan boxplot distribusi populasi nilai metrik Dice Similiarity Coefficient (DSC) dan Housdorf Distance (HD) setiap slice. Peningkatan atau penurunan kinerja model akibat variasi hyperparameter dinilai menggunakan skor peningkatan metrik. Terakhir, metrik DSC dan HD95 secara 3D hasil segmentasi model terbaik dibandingkan dengan hasil segmentasi oleh interrater variability AAPM 2017 dan hasil segmentasi team virginia. Hasil kurva pembelajaran tidak mengalami underfitting menunjukkan bahwa network mampu mempelajari data perlatihan dengan baik. Overfitting terjadi pada model organ jantung dan ESP. Hasil eksperimen variasi ukuran patch menunjukkan bahwa besar ukuran patch tidak selalu linier dengan kinerja moukuran patch menunjukkan bahwa besar ukuran patch tidak selalu linier dengan kinerja model. Model ukuran patch tengah memberikan kualitas distribusi metrik dan skor paling baik dibandingkan model ukuran patch terkecil dan terbesar pada semua OAR dengan skor 11, 13, dan 13 dari 16. Hasil eksperimen variasi jumlah batch menunjukkan bahwa peningkatan jumlah batch tidak selalu berdampak positif terhadap kinerja model. Untuk model jantung ukuran patch terbesar, peningkatan batch dapat meningkatkan skor dari 2 menjadi 12. Untuk model ESP ukuran patch terbesar, peningkatan batch menurunkan skor dari 13 menjadi 2. Hasil eksperimen variasi weight class (W) menunjukkan bahwa baik model jantung maupun ESP cenderung memberikan distribusi metrik dan skor terbaik di sekitar W = [1,3.67] atau W = [1, C1 < 11]. Dibandingkan dengan interrater variability AAPM, model jantung terbaik menghasilkan nilai metrik yang comparable, yaitu untuk DSC 3D 0.932 ± 0.016 = 0.931 ± 0.015 dan untuk HD95 4.00 ± 0.25 < 6.42 ± 1.82. Sedangkan untuk model paru-paru memberikan metrik lebih baik, yaitu 0.964 ± 0.025 > 0.956 ± 0,019 dan 4,72± 0,21 < 6.71 ± 3,91. Dibandingkan dengan team virginia, model jantung terbaik berhasil memberikan nilai metrik yang lebih baik. yaitu 0.932 ± 0.016 > 0.925 ± 0.015 dan 4.00 ± 0.25 < 6.57 ± 1.50, sedangkan model ESP terbaik menghasilkan metrik yang comparable, yaitu 0.815 ± 0.049 = 0,810 ± 0,069 dan 4,68 ± 0,17 < 8,71 ± 10,59. Dari hasil-hasil ini memberikan potensi adanya perpaduan ukuran patch, jumlah batch, dan weight class tertentu yang dapat menyebabkan hasil segmentasi model ukuran patch lebih kecil dapat mengimbangi hasil segmentasi model ukuran patch lebih besar sehingga tuntutan akan perangkat dengan spesifikasi tinggi dan mahal dapat berkurang.

The process of manual organ segmentation is time consuming and the results are subjective in term of definition of contour boundaries. The utilization of Machine Learning (ML) technology using 3D convolutional neural network (3D CNN) to segment organs automatically can speed up the procces as well as standardizing the results of organ segmentation. This study implements a VoxResNet-based ML network and utilizes 60 thoracic CT scan datasets obtained from Grand Callenge AAPM 2017 to train, validate, and test ML models with various hyperparameter variations. The effects of hyperparameter variations on the segmentation results of models are also studied. The dataset is divided into 3 parts, namely 36 for training, 12 for validation, and 12 for testing. In this study the left lung and right lung were combined into one type of OAR called the lung, the esophagus and spinal cord were combined into one OAR called ESP, while the heart remained a separate OAR. Hyperparameter variations are variations in patch size, number of batches, and weight loss. The segmentation results of the models are evaluated and compared each other to find the best model and it’s hyperparameters which is able to produce the best segmentation’s quality. The ability of the network in training and validation procceses is evaluated using learning curve. The quality of the organ model’s segmentation results is evaluated using boxplot of population’s distribution of the Dice Similiarity Coefficient (DSC) and Housdorf Distance (HD) metrics for each slice. The increases or decreases in model performance due to variations in hyperparameters are assessed using the metric improvement score. Finally, the 3D DSC and HD95 metrics of the best model’s segmentation results are compared to the results of segmentation by the AAPM 2017’s interrater variability and to the segmentation results by team virginia. There is no underfitting of learning curve indicates that the network is able to learn the training data. Overfitting occurs in the heart and ESP models. The experimental results from patch size variations show that the size of the patch is not always linear with the performance of the model. The middle patch sized models give the best metric distribution’s quality as well as scores compared to the smallest and largest patch sized models for all OARs with scores of 11, 13, and 13 out of 16. The experimental results from batch number variations show that an increase in batch does not always have a positive impact on model performance. For the largest patch sized heart’s model, the increase increases the score from 2 to 12. For the largest patch sized ESP's model, the increase reduces the score from 13 to 2. The results from variations in weight loss (W) experiment show that both heart’s and ESP's models tend to provide the best distributions in term of metrics and scores around W = [1, 3.67] or W = [1, C1 < 11]. By comparing with AAPM's interrater’s variability, the best heart model produces comparable metric's result, that is 0.932 ± 0.016 = 0.931 ± 0.015 for DSC 3D and 4.00 ± 0.25 < 6.42 ± 1.82 for HD95. The best lungs model produces better metrics, that is 0.964 ± 0.025 > 0.956 ± 0,019 and 4,72 ± 0,21 < 6.71 ± 3,91. By comparing with team virginia's results, the best heart model produces better results that is 0.932 ± 0.016 > 0.925 ± 0.015 and 4.00 ± 0.25 < 6.57 ± 1.50. Meanwhile the best ESP model produces comparable results that is 0.815 ± 0.049 = 0,810 ± 0,069 and 4,68 ± 0,17 < 8,71 ± 10,59. The results of this study suggests that there is a certain combination of patch size, batch, and weight class by which enables smaller patch sized model to produce comparable metric's result produced by larger patch sized model thus decreasing the need to use higher specificationed and expensive computer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>