Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athira Naura Chairunissa
"Pasar merupakan tempat melakukan jual beli dan akan menghasilkan timbulan sampah yang membutuhkan tempat pembuangan sementara sebelum sampah diangkut ke TPA. Penelitian ini membahas mengenai kinerja pengelolaan sampah pada TPS Pasar Kemiri Muka yang merupakan pasar tradisional di Kemiri Muka, Beji, Depok. Tujuannya adalah mengukur besar timbulan dan komposisi sampah pada TPS Pasar Kemiri Muka serta evaluasi kinerja pengelolaan sampahnya. Metode pengumpulan data untuk timbulan dan komposisi sampah berdasarkan pedoman SNI 19-3964-1994, observasi, serta wawancara kepada narasumber yang terkait. Sehingga rata-rata volume timbulan sampah di TPS Pasar Kemiri Muka yang berasal dari pasar adalah 17,50 m3, rata-rata berat jenis sampah 240,67 kg/m3 dan berat timbulan sampah pasar adalah 4208,93 kg. Sementara komposisi sampah pasar di TPS Pasar Kemiri Muka didominasi oleh sampah dapur 62,06%, sampah kebun 15,58%, plastik 7,04%, lainnya 4,80%, tekstil 3,97%, absorben 2,57%, kertas 2,10%, infeksius 0,67%, B3 0,42%, logam 0,39%, elektronik 0,16%, kaca 0,15%, dan karet/kulit 0,09%. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat beberapa hal yang belum diterapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti tidak adanya ketersediaan fasilitas pemilahan, fasilitas pengomposan, gudang untuk penyimpanan, adanya potensi pencemaran, pengangkutan sampah yang belum keseluruhan sampah menyebabkan masih ada sampah yang 24 jam di TPS, ketiadaan pelataran berdinding, dan gangguan estetika.

The market is a place for buying and selling and will generate waste that requires a temporary disposal site before the waste is transported to the TPA. This study discusses the performance of waste management at TPS Pasar Kemiri Muka which is a traditional market in Kemiri Muka, Beji, Depok. The aim is to measure the amount of waste generated and composition at the Pasar Kemiri Muka TPS and evaluate the performance of waste management. The method of collecting data for the generation and composition of waste is based on the guidelines of SNI 19-3964-1994, observation, and interviews with relevant sources. So that the average volume of waste generated at TPS Pasar Kemiri Muka originating from the market is 17.50 m3, the average density of waste is 240.67 kg/m3 and the weight of market waste generation is 4208.93 kg. Meanwhile, the composition of market waste at TPS Pasar Kemiri Muka is dominated by kitchen waste 62.06%, garden waste 15.58%, plastic 7.04%, others 4.80%, textiles 3.97%, absorbent 2.57%, paper 2.10%, infectious 0.67%, B3 0.42%, metal 0.39%, electronics 0.16%, glass 0.15%, and rubber/leather 0.09%. Based on the results of the evaluation, there are several things that have not been implemented in accordance with applicable regulations, such as the absence of availability of sorting facilities, composting facilities, warehouses for storage, potential for contamination, transportation of waste that has not been completely filled with waste causing 24 hours of waste at TPS, the absence of a walled courtyard, and aesthetic disturbances"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamima Nurindra Prameswari
"Fenol dan Cr(VI) merupakan salah satu limbah organik dan anorganik yang memiliki tingkat toksisitas yang tinggi dikarenakan sifatnya yang beracun sehingga dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk itu diperlukan sebuah pengolahan limbah simultan yang dapat mendegradasi limbah agar dapat aman jika diteruskan ke lingkungan. Teknologi untuk mengolah kembali limbah tersebut ialah teknologi elektrolisis plasma. Pengujian dengan kondisi optimum diperlukan agar dapat mengetahui kondisi yang optimal dalam mendegradasi limbah Fenol dan Cr(VI). Dengan menguji konsentrasi awal limbah fenol, penambahan aditif Fe2+ dan adanya injeksi udara. Degradasi limbah berhasil terukur dengan alat Spektrofotometer UV-VIS dengan kondisi optimum limbah awal Fenol 400 ppm, limbah awal Cr(VI) 100 ppm, konsentrasi Fe2+ 30 ppm, injeksi udara 0.4 L/min, Na2SO4 0.01 M pada tegangan 650 V selama 120 menit menghasilkan persentase degradasi limbah fenol sebesar 61,7% dan limbah Cr(VI) sebesar 97%. Nilai mmol terdegradasi untuk limbah fenol sebesar 1,639 mmol dan limbah Cr(VI) sebesar 0,961 mmol. Serta konsumsi energi 3467,88 kJ dan energi spesifik 1333,80 kJ/mmol.

Phenol and Cr(VI) are one of the organic and inorganic wastes that have a high level of toxicity due to their toxic nature so that they can cause adverse effects on human health and the environment. For this reason, a simultaneous waste treatment is needed that can degrade waste so that it can be safely forwarded to the environment. The technology for reprocessing the waste is plasma electrolysis technology. Testing with optimum conditions is needed in order to determine the optimal conditions in degrading Phenol and Cr(VI) waste. By testing the initial concentration of phenol waste, the addition of Fe2+ additives and the presence of air injection. Waste degradation was successfully measured using a UV-VIS Spectrophotometer with optimum conditions for initial waste Phenol 400 ppm, initial waste Cr(VI) 100 ppm, Fe2+ concentration 30 ppm, air injection 0.4 L/min, Na2SO4 0.01 M at a voltage of 650 V for 120 minutes resulted in the percentage of phenol waste degradation of 61.7% and Cr(VI) waste of 97%. The degraded mmol value for phenol waste is 1.639 mmol and Cr(VI) waste is 0.961 mmol. And energy consumption is 3467.88 kJ and specific energy is 1333.80 kJ/mmol"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Alexander
"Pengolahan limbah menjadi bahan bernilai tambah sangat penting bagi lingkungan. Minyak jelantah hasil kegiatan rumah tangga dimanfaatkan sebagai sumber karbon untuk kemudian disintesis menjadi bahan aktif untuk aplikasi superkapasitor. Residu char adalah produk sampingan dari proses pirolisis, yang diaktivasi secara kimia menggunakan NaOH menjadi karbon aktif. Karbon aktif digunakan sebagai material aktif karbon pada elektroda superkapasitor. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kondisi aktivasi kimia prekursor karbon yang berasal dari minyak goreng bekas terhadap kinerja superkapasitor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan karbon yang disintesis dari minyak jelantah memiliki kinerja penyimpanan energi yang baik ketika digunakan untuk merakit superkapasitor simetris. Kapasitansi spesifik tertinggi (pada 0,5 Ag−1) adalah 78,98 Fg−1 dan rapat energi superkapasitor simetris mencapai 3,95 Whkg−1 dan rapat daya 97 Wkg−1. Hasil ini menunjukkan bahwa residu karbon hasil dari pirolisis dapat digunakan sebagai bahan aktif material.

Processing waste into value-added material is critical to the environment. The waste cooking oil produced by household activities was utilized as a carbon source and then synthesized into active materials for supercapacitor applications. Char is the by-product of pyrolysis, which is chemically activated by NaOH into activated carbon. Activated carbon was used as active material in the supercapacitor electrode. This study aims to study the effect of chemical activation conditions of carbon precursors derived from used cooking oil on the performance of supercapacitors. The results showed that the carbon material synthesized from waste cooking oil had good energy storage performance when used to assemble the symmetric supercapacitor. The highest specific capacitance (at 0,5 Ag−1) was 78,98 Fg−1 and the energy density of the symmetrical supercapacitor reached 3,95 Whkg−1 and a power density of 97 Wkg−1. These results show that char residue from pyrolysis can be used as active material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashma Nur Afifah
"

Pemilahan sampah masih menjadi masalah yang terjadi di kantin Asrama UI dan diperlukan intervensi kepada penjual maupun pengunjung untuk mengatasi hal ini. Dalam studi baseline, yang menggunakan kerangka theory of planned behavior ditemukan bahwa faktor yang memengaruhi intensi memilah adalah norma subjektif. Intensi dan Perceived Behavioral Controlsecara signifikan berkontribusi terhadap perilaku pemilahan sampah dan kedua variabel ini berkontribusi sebanyak 47% terhadap perilaku memilah sampah di asrama. Berdasarkan hasil baseline, penulis mengembangkan desain intervensi berbentuk kuasi eksperimen within subject design, dengan pemberian dua treatment. Pemberian treatmentpertama adalah meningkatkan PBC melalui penyuluhan, pemberian signage pada tempat sampah dan juga peletakkan prompt informasi program memilah di kantin. Intervensi kedua adalah bertujuan meningkatkan norma subjektif, yang dilakukan dengan pemberian surat dan prompt berisifeedback normatif. Dari hasil analisis ditemukan bahwa hanya treatmentpertama yang secara signifikan meningkatkan perilaku pemilahan sampah organik pada penjual kantin dan sampah anorganik dari pada pengunjung kantin. Tidak ada perbedaan perilaku memilah sampah pada partisipan ketika diberikan feedback normatif. Dapat disimpulkan bahwa pemberian informasi mengenai cara memilah sampah dan keberadaan program pemilahan dapat dipertimbangkan sebagai cara meningkatkan perilaku memilah sampah di sebuah universitas.


Waste segregationis aproblem that occuredin the canteen of UI`s dormitory, hence there was a need for intervention which will be addressed to the canteen sellers andthevisitors. Based ona baseline study using the framework of theory of planned behavior, it was found that subjective norm was the only factor that affect intention to sort the waste significantly.It was also found that intention and perceived behavioral control(PBC)significantly contributed to waste segregationbehavior and both of these variables contributed 47% of waste segregationbehavior in the canteen.Based on the baseline study, quasi experimental within subject design was developed for the intervention. Firstly, intervention was carried outto increasethe PBC by providing the information throughtrainingto sort the waste, putting signage onthe waste binand also placing a prompt containing information of thewaste segregation program. Secondly, intervention to increase subjective normswas conductedby giving letters and placing prompt containing normative feedbackof waste segregation behavior. Thestudy found that only the provision of information wassignificantly increasing the segregationbehavior of organic waste from canteen sellersand anorganic waste from canteen visitors. There is no difference in the segregation behavior in participants when they were given normative feedback.Providing information to segregate the waste and the program itself can be considered as way to increase waste segregation behavior.

"
2019
T53136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowe, R. Kerry
London: E & FN Spon, 1995
363.728 ROW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muthia Ulfa
"Inefisiensi pada aktivitas dalam proyek konstruksi menciptakan pemborosan. Penelitian ini berfokus padaidentifikasi faktor-faktor pemborosan dari aktivitas dalam proyek konstruksi. Kemudian membentuk desain penerapan lean construction tools sebagai sarana meminimalkan pemborosan waktu proyek konstruksi perumahan di PT XYZ. Tujuan dari penelitian ini diharapkan menghasilkan rekomendasi tanggapan terhadap faktor-faktor pemborosan yang dapat terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi perumahan di PT XYZ untuk selanjutnya dilakukan penerapan manajemen proyek konstruksi dengan pendekatan lean construction. PT XYZ merupakan perusahaan subkontraktor proyek konstruksi yang jasa pekerjaanya dominan pada proyek konstruksi perumahan dengan skala kecil dan menengah. Waktu penyelesaian proyek menjadi faktor signifikan dalam penentuan keberhasilan proyek. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dengan pertanyaan tertulis dan wawancara mendalam dengan beberapa responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 aktivitas yang tepat dikategorikan sebagai faktor pemborosan waktu dalam pelaksanaan proyek konstruksi perumahan. Dengan membentuk desain penerapan Last Planner System penghematan waktu dapat dihasilkan selama 3 hari dari total 120 hari kalender. Hasil penelitian juga menunjukkan kesiapan perusahaan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip lean construction menunjukkan nilai 3.5 dari skala 5 hal tersebut mengindikasikan prinsip-prinsip tersebut telah dinyatakan dalam setiap proyek namun jarang diterapkan dalam proyek yang dikerjakan

Inefficient construction project operations produce waste. This research focuses on the identification of waste factors from activities in construction projects. Then form a design to apply lean construction tools to minimize the waste of time for housing construction projects at PT XYZ. This study aims to produce recommendations for responses to waste factors that can occur in housing construction projects at PT XYZ for further implementation of construction project management with a lean construction approach. PT XYZ is a construction project subcontractor whose work services dominate small and medium-scale residential construction projects. Project completion time is a significant factor in determining project success. This research is qualitative research with a case study approach. Data were obtained by written questions and in-depth interviews with several respondents. The results showed that four activities were rightly categorized as time-wasting factors in the implementation of housing construction projects. By designing the implementation of the Last Planner System, time savings can be generated for three days out of a total of 120 calendar days. The results also show the company's readiness to implement lean construction principles, showing a score of 3.5 out of 5, indicating that these principles have been stated in every project but are rarely applied in their projects. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulandari
"ABSTRAK
Tidak semua material, pada setiap proyek konstruksi, digunakan dalam proses pembangunan proyek tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan dan kehilangan material selama proses konstruksi berlangsung. Kedua hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan program pencegahan pencemaran sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan penghematan biaya.
Pengamatan dilakukan pada proyek rumah tinggal, khususnya pada tahap pembuatan dinding di lantai satu, yag difokuskan pada pemakaian batu bata, semen, pasir dan cat serta kondisi lingkungan kerja yang ada di lokasi penelitian.
Persentase limbah yang terjadi selama proses pengerjaan dinding diperoleh dengan membandingkan antara nilai pekerjaan secara teoritis dan pada pelaksanaan. Persentase pemakaian lebih besar jika dibandingkan dengan teoritis (bata = 6-27%, semen = 7-99% dan pasir = 21-271%). Selain itu, dibandingkan juga nilai yang tercantum pada dokumen penawaran (RAB) dengan nilai pada pelaksanaan dengan hasil persentase pemakaian lebih kecil jika dibandingkan dengan TAB (bata = 5-12%, semen = 0-115%, pasir = 4-179%), sedangkan untuk pemakaian cat didapat hasil yang lebih besar dari RAB (31-40%). Dari hasil-hasil tersebut, diusulkan beberapa solusi untuk mengurangi maupun untuk menghilangkan masalah yang ada. Sedangkan untuk kondisi lingkungan kerja yang diamati, diusulkan untuk memperbaiki kondisi yang masih kurang baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan program pencegahan pencemaran dapat meminimisasi pemakaian material bangunan, menghemat pengeluaran dan biaya operasional serta memperbaiki kondisi lingkungan kerja proyek.

"
2001
S34799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nuriswarawati
"PT Kawasan industri Jababeka merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengembangan kawasan industri di daerah Cikarang, kabupaten daerah tingkat II Jawa Barat. Pada kawasan ini terdapat 1008 buah industri yang bergerak di berbagai bidang. Limbah cair yang dihasilkan bermacam-macam. Pengolahan Limbah cair ini dilakukan secara terpadu dengan menggunakan proses Lumpur aktif dengan menggunakan oxidation ditch.
Efluen Iimbah cair ini harus memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 6 Tahun 1999. Efluen ini dibuang ke saluran Cikarang Bekasi Laut. Menurut data analisis Laboratorium Jababeka, nilai COD masih di atas baku mutu sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Selain itu limbah Lumpur aktif (waste activated sludge) yang dihasilkan cukup banyak sehingga menjadi beban ekonomi bagi pengelola karena biaya pembuangannya cukup mahal.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Jababeka dalam hal limbah cair industri di Jababeka.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair industri di VVWTP Jababeka.
3. Untuk mengetahui kemampuan aktivator biologis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam Oxidation flitch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri di Jababeka.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksperimental dengan membuat pilot oxidation ditch yang merupakan scale down oxidation ditch VVWTP Jababeka. Eksperimen dilakukan dengan ulangan sebanyak empat kali dalam berbagai variasi dosis (0,5 ml, 2,5 mf, 5 ml) dengan waktu detensi 24 jam. Kemudian eksperimen dilakukan dengan variasi waktu detensi (24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam) untuk dosis aktivator biologis 0,5 ml dan 5 ml. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan penurunan parameter dengan variasi dosis.
Kesimpulan dari penelitian ini:
1. Pengelolaan Iimbah cair di Kawasan Industri Jababeka sudah mengikuti arahan yang terdapat dalam Amdal Kawasan namun hasilnya tidak efektif terutama dalam hal pemantauan limbah cair industri.
2. Proses pengolahan limbah cair Kawasan industri Jababeka yang menggunakan metode lumpur aktif dengan oxidation ditch plant menghasilkan efluen yang sudah memenuhi baku mutu SK Gubernur Jawa Barat kecuali nilai COD yang masih di atas baku mutu. Selain itu, Oksigenasi oxidation ditch kurang, tidak adanya emergency plant menyebabkan rotor oxidation ditch tripped. Nilai MISS lumpur aktif pun cukup tinggi.
3. Kemampuan aktivator biologis dalam berbagai dosis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam oxidation ditch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri menghasilkan kesimpulan bahwa dosis tidak berpengaruh pada kenaikan TVS dan penurunan TSS namun dosis berpengaruh pada kenaikan TS dan penurunan COD. Namun, perlu ada yang perlu digarisbawahi, dalam percobaan ini, masih dalam skala laboratorium sehingga untuk bisa dioperasionalkan harus di scale up dengan menggunakan pickle number.
Penelitian ini menghasilkan saran:
1. Beban pemantauan lingkungan yang selama ini ditanggung PT Kawasan Industri Jababeka hendaknya dipindahkan ke masing-masing industri dengan mengirimkan efluen limbahnya ke laboratorium yang ditunjuk dan memberikan laporan langsung kepada Jababeka
2. Perlu ada perbaikan dari sistem oxidation ditch seperti penambahan tangki ekualisasi untuk menghindari shock loading, perbaikan oksigenasi pada oxidation ditch dengan menambah jumlah rotor.
3. Dalam pengelolaan limbah dapat ditambah aktivator biologis 0,5 mill agar dapat menurunkan COD sampai dengan di bawah baku mutu lingkungan.

Jababeka Industrial Estate is private company which develops industrial area in Cikarang, Bekasi, West Java. There are 1008 industries operate in Jababeka that produce wastewater everyday. The wastewater treatment of these industries is integrated in one plant using activated sludge process.
According to the laboratory annual report, COD of supernatant is over the standard of Governor Decree of West Java No. 6 Year 1999. The
activated sludge process also produces wasted sludge that cost a lot of money because the disposal is expensive.
The aims of this research are:
1. To know environmental management in wastewater industry that implemented in Jababeka.
2. To know wastewater treatment process in Jababeka.
3. To know the removal of TS, TVS, TSS and COD by addition of Bio-Activator.
This research used descriptive and experiment method by using two oxidation ditch pilot which a scale down of Jababeka oxidation ditch. This experiment is repeated four times with various dosage of Bio-Activator (0,5 m11L, 2,5 mi1L and 5 ml1L).
The results are:
1. Jababeka has implemented environmental management in wastewater industry that stipulated in the environmental impact assessment of Jababeka but environmental control isn't goad enough,
2. Lack of oxygenation in oxidation ditch, sometimes oxidation ditch is tripped because there is no equalization tank, MLSS of sludge is very thick, because the activated sludge process is not in optimum condition.
3. There is no significant removal differences in various dosage except COD but can be used to reduce COD.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Novian Siddik
"Dunia konstruksi telah berkembang dengan pesatnya, sehingga dimana-mana kita dapat melihat proses konstruksi atau proses perubuhan bangunan sedang berlangsung. Proses ini akan menghasilkan limbah konstruksi dan perubuhan yang dapat dikelompokkan menjadi : material yang dapat didaur ulang (recyclable), limbah berbahaya (hazardous waste), dan landfill material (Johnston dan Mincks, 1992). Limbah konstruksi dan perubuhan yang dihasilkan semakin besar terutama di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat yaitu sebesar 23 % dari total volume limbah padat (Johnston dan Mincks, 1992). Karena itu industri konstruksi merasakan kebutuhan untuk mengurangi besarnya limbah yang dihasilkan proyek-proyek mereka, sehingga perusahaan-perusahaan konstruksi dapat mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan limbah tersebut. Selain itu potensi penghematan biaya pada proyek-proyek mereka dapat diperbesar antara lain dengan cara pemanfaatan kembali material sisa ataupun material bekas pakai dengan baik. Penelitian kali ini difokuskan pada masalah pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proyek perubuhan di Jakarta, terutama untuk mengidentifikasikan aliran material limbah kayu dari pihak yang menghasilkan sampai pemanfaatan kembali. Dari data-data yang didapat berdasar hasil pengamatan langsung ke proyek-proyek perubuhan dan interview terhadap pihak-pihak yang terkait, seperti tukang bongkar bangunan, penjual dan pengrajin material limbah bekas, diketahui terdapat kecenderungan-kecenderungan penggunaan kembali material limbah kayu dari sumbernya pada bangunan sampai dengan konsumen penggunanya.
Hasil penelitian mi memberikan identifikasi aliran material limbah kayu dari pihak yang menghasilkan sampai pemanfaatan kembali, yang dihasilkan dari proyek perubuhan di Jakarta. Aliran tersebut adalah sebagai berikut: Proyek perubuhan akan menghasilkan limbah kayu bekas yang akan dibeli oleh tukang bongkar. Apabila tukang bongkar tersebut memiliki tempat pengrajinan, maka kayu bekas tersebut akan diolah sendiri. Jika tidak atau ketika tukang bongkar tersebut sedang membutuhkan uang cash, maka kayu bekas tersebut akan dijual kepada pedagang atau pengrajin lain untuk diolah. Pengolahan yang dilakukan bermacam-macam sehingga menghasilkan perabotan untuk kalangan menengah atas, kusen untuk bangunan menengah atas, kayu yang dijual secara satuan untuk bangunan kelas bawah dan proyek-proyek konstruksi, kayu bakar untuk industri pembuat batu bata."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>