Ditemukan 146498 dokumen yang sesuai dengan query
Dewi Martha Andyani
"Intertekstualitas adalah hubungan yang muncul antara teks-teks berbeda, khususnya teks sastra. Intertekstualitas juga dapat dimaknai sebagai pengacuan dalam satu teks dengan teks yang lain. Intertekstual dalam sebuah teks sastra dapat berbentuk ekspansi dan konversi. Dalam tulisan ini, peneliti menganalisis hubungan intertekstual antara puisi Kkot karya Kim Chun-su yang merupakan puisi hipogram dan puisi Kkot-eui Paerodi karya O Gyu-won. Tulisan ini bertujuan untuk mencari tahu perbedaan dan persamaan antara teks hipogram dan teks transformasi sebagai parodinya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan intertekstual. Dari hasil analisis ditemukan adanya perbedaan dan persamaan dalam unsur intrinsik kedua puisi berupa ekspansi bentuk berupa penambahan larik dan bait dan perubahan rima serta irama, ekspansi ekspresi berupa perubahan penggunaan kalimat, bahasa kiasan, simbol, citra dan ironi, serta perubahan pemaknaan konsep secara umum yang menjadi inti utama masing-masing puisi. Selain berbentuk ekspansi, terdapat juga konversi berupa pengubahan objek serta penambahan sudut pandang pada teks transformasi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya pergeseran makna eksistensialisme dari puisi aslinya. Teks trasnformasi juga tidak meneruskan konvensi teks hipogram sehingga terjadi perubahan bentuk yang signifikan yang menghilangkan kekhasan teks hipogram yang dapat terlihat dari irama dan rima yang digunakan.
Intertextuality is the relationship that arises between different texts, especially literary texts. Intertextuality can also be interpreted as a reference in one text to another. Intertextual in a literary text can take the form of expansion and conversion. In this paper, the researcher analyzes the intertextual relationship between Kim Chun-su's Kkot poem which is a hypogram poem and O Gyu-won's Kkot-eui Paerodi poem. This paper aims to find out the differences and similarities between the hypogram text and the transformation text as a parody. The method used is descriptive qualitative method with an intertextual approach. From the results of the analysis, it was found that there were differences and similarities in the intrinsic elements of the two poems in the form of form expansion in the form of adding lines and stanzas and changes in rhyme and rhythm, expansion of expression in the form of changes in the use of sentences, figurative language, symbols, imagery and irony, as well as changes in the meaning of general concepts used. become the main core of each poem. In addition to the form of expansion, there are also conversions in the form of changing objects and adding a point of view to the transformation text. These changes caused a shift in the meaning of existentialism from the original poetry. The transformation text also does not continue the convention of the hypogram text so that there is a significant change in form that eliminates the uniqueness of the hypogram text which can be seen from the rhythm and rhyme used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Gema Akbar Riyadi
"
ABSTRAKJurnal ini membahas tentang analisis puisi Korea berjudul Kkot karya Kim Chun Su. Dibuat pada pada tahun 1955 yang termasuk karya sastra masa setelah perang Korea. Keunikan puisi ini adalah salah satu karya sastra yang mengandung aliran eksistensialisme. Pada penelitian ini, penulis menganalisis makna puisi Kkot karya Kim Chun Su tersebut melalui teori eksistensialisme Aku-Kamu Martin Buber dengan pendekatan semiotik pierce. Dalam melakukan penelitian, metode yang penulis gunakan dalam membatu mengolah data dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Selain metode tersebut penulis juga mengunakan metode studi pustaka untuk mencari teori yang berhubungan dengan topik penelitian. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah dalam puisi Kkot penyair Kim Chun Su menggunakan teori eksistensialisme yang serupa dengan Martin Buber yang mengedepankan relasi antar manusia sebagai titik pusat eksistensi di dunia. Macam relasi antar manusia tersebut adalah relasi Aku-Kamu Martin Buber yang memiliki tiga sifat yaitu, kehadiran, timbal-balik, dan keutuhan relasi. Secara tersirat makna puisi Kkot karya Kim Chun Su dan teori eksistensialisme Aku-Kamu dari Martin Buber mengajak untuk menerapkan macam relasi Aku-Kamu kepada setiap manusia agar terciptanya kedamaian di dunia karena puncak relasi Aku-Kamu tersebut berupa cinta antar sesama.
ABSTRACTThis journal discusses about analysis of Korean poem entitled Kkot written by Kim Chun Su back in 1955 which was classified into a literary period of post Korean war. The uniqueness of this poem is one of the literary that contains the theory of existentialism. In this research, the writer analyzed the meaning of the Kkot poem written by Kim Chun Su based on the theory of existentialism called I You by Martin Buber with Peirce rsquo s semiotic approach. In conducting the research to petrification process data, the writer used descriptive qualitative method. In addition to these methods, the writer also used study of literature method to find the theory of literature related to the research topic. The conclusion of this research is Kim Chun Su with the Kkot poem uses the existentialism theory similar to Martin Buber which emphasizes human relations as the central point of existence in the world. Varieties of such human relations is the relationship theory called I You by Martin Buber that has three characteristics, presence, mutual relation, and whole being. The implied meaning of Kkot poem written by Kim Chun Su and the theory of existentialism called I You by Martin Buber is to invite us to apply this I You relation to every relationship with human being in order to make peace in the world, as the peak of this relation itself is love between people."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Virgia Maulida Andaria
"Dampak psikologis yang dialami oleh masyarakat Korea Selatan pasca Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950-1953 cukup signifikan dalam mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari, termasuk pandangan mereka mengenai jati diri mereka. Selama masa perang tersebut, banyak karya sastra yang lahir, salah satunya adalah puisi karya Kim Chun Su yang berjudul Kkocheul Wihan Seosi. Puisi ini masih memiliki hubungan dengan puisi representatif Kim Chun Su yang berjudul Kkot. Puisi ini ditulis beberapa tahun setelah Perang Korea berakhir, sehingga latar belakang di mana puisi ini ditulis masih berkaitan erat dengan kondisi Korea Selatan pasca perang pada saat itu.
Jurnal ini bertujuan untuk menginterpretasikan puisi Kkocheul Wihan Seosi yang dikaitkan dengan kondisi masyarakat Korea Selatan pasca perang. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan berdasarkan pada studi kepustakaan seperti buku dan artikel jurnal terkait. Hasil penelitian dari jurnal ini adalah puisi Kkocheul Wihan Seosi menggambarkan pencarian jati diri masyarakat Korea Selatan yang berkaitan erat dengan faham eksistensialisme yang sedang berkembang pada masa itu.
The psychological impact experienced by South Korean people after Korean War which happened in 1950-1953 was significant enough in affecting their daily lives, including their views about their identity. During the war, there were many literature works being made, one of it was a poem by Kim Chunsu titled Kkocheul Wihan Seosi. This poem is still related to Kim Chun Su's representative work titled Kkot. This poem was written a few years after Korean War ended, thus, the background where this poem was written still has a close relation to South Korea's post-war condition at that time. This journal aims to interpret poem Kkocheul Wihan Seosi linked to South Korean people's post-war condition. The research method used in this journal is qualitative descriptive method, whereas for the data source is based on literature study, such as books and related journal articles. The result from this research is poem Kkocheul Wihan Seosi depicts the search for South Korean people's identity which is closely connected to existentialism theory at that time. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nina Triana
"Jurnal ini membahas mengenai makna bunga dalam puisi Sanyunhwa hasil karya Kim Sowol dan puisi Kkot yang ditulis oleh Kim Chunsu. Di Korea, ada banyak puisi yang menggunakan kata bunga dalam bahasa puisinya, namun interpretasi makna bunga dalam setiap puisi-puisi tersebut berbeda. Begitu pula dengan kedua puisi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan makna bunga yang terdapat dalam kedua puisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik puisi.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara makna bunga dalam kedua puisi terlepas dari perbedaan penulis dan latar belakang waktu penulisan. Dalam puisi Sanyuhwa makna bunga yang dimaksud adalah bunga sebagai tumbuhan namun dalam puisi Kkot, makna bunga yang dimiliki adalah sebagai kiasan. Hasil ini didapatkan berdasarkan analisis dengan menggunakan teori relasi makna dan medan makna.
This paper explains about the meaning of flower in a poetry entitled Sanyuhwa by Kim Sowol and a poetry entitled Kkot written by Kim Chunsu.In Korea, there are many poetries that use „flower‟ word for the lyrics, but with different interpretation in every poetry. So do these two poetries. The purpose of this research is to analyze and compare the meaning of "flower" between two poetries. The method of this research is qualitative methods approached with intrinsic and extrinsic theory related to poetry. The result of this result is that there is a difference in the meaning of flower between Sanyuhwa and Kkot regardless both poetries are written by two different poets and both poetries are made from different time. In Sanyuhwa, the meaning of flower is the real flower as a plant but in Kkot, the meaning of flower is only metaphor. The result is from analyze based on semantic relations and semantic fields theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Lyria Anandari
"Skripsi ini mengkaji unsur-unsur pembangun puisi pada beberapa puisi Korea yang ditulis oleh penyair Kim Gwang-seop dalam kumpulan buku puisi Seongbukdong Bidulgi (The Dove of Seongbukdong). Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai gagasan-gagasan yang mendukung unsur-unsur puisi, seperti tema, nilai rasa, nada, amanat, pemilihan kata, dan sebagainya). Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks puisi. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan yang muncul pada puisi-puisi Kim Gwang-seop dapat dilihat melalui pemilihan kata yang digunakan oleh penyair.
This study examined the elements of poetry on a few of Korean poem by Kim Gwang-seop in his poem collection book titled Seongbukdong Bidulgi (The Dove of Seongbukdong). This research also explain about the ideas that support elements of poetry (such as idea, feeling, tone, intention, word's selection, etc). The methods used in this study is close reading method that analysis the text that contained in the poems. The result from this study tells about the sadness expression that contained in Kim Gwang-seop's poem can be seen from word?s selection that used by the poet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63500
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratih Pratiwi Wate
"Puisi merupakan pemikiran dan ekspresi dari diri penyair baik itu tersirat maupun tersurat. Sama halnya dengan puisi Sanyuhwa yang ditulis oleh Kim Sowol. Sekilas puisi ini hanya bertemakan keindahan alam yang menggunakan lambang-lambang seperti gunung, bunga, dan burung. Akan tetapi, ketika dianalisa melalui pendekatan semiotik Riffaterre, dihasilkan kesimpulan bahwa puisi Sanyuhwa ini bukanlah sekadar puisi tentang keindahan alam melainkan terdapat makna tentang siklus kehidupan di dalamnya. Terlebih lagi ketika dilakukannya analisis hubungan intertekstual puisi dengan sejarahnya yang menyimpulkan bahwa puisi Sanyuhwa ini menggambarkan sejarah, peristiwa, dan apa yang dirasakan oleh masyarakat Korea pada tahun 1920-an. Dilakukannya analisis puisi ini agar masyarakat tidak lagi memandang puisi hanya sebagai kata kiasan semata.
Poetry is an expression and self thought of poet , either express or implied. Similarly, the Sanyuhwa's poem written by Kim Sowol. Overview, the poetry is just the natural beauty theme that uses symbols such as mountains, flowers, and birds. However, when analyzed through a Riffaterre's semiotic approach, Sanyuhwa resulting conclusion that the poetry is not simply a poem about the beauty of nature, but there is a sense of the cycle of life in it. Even more, when doing analyzes intertextual relationship of poetry to history, Sanyuhwa conclude that the poem describes the history, events, and what is perceived by the people of Korea in the 1920's. Analysis of this poem is done, so that people no longer think of poetry only as a mere figure of speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia;, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Chitra Claudia Salsabila
"Penelitian ini membahas tentang citra Indonesia yang terdapat dalam buku kumpulan puisi berjudul Indonesia karya Kim Ju-myeong pada tahun 2015. Kumpulan puisi ini secara umum bertemakan tentang kehidupan penyair dan pandangannya tentang hidup yang berlatarkan di Indonesia. Dari buku tersebut, tujuh puisi dipilih sebagai representasi citra negara Indonesia, terutama mengenai alam dan masyarakat yang hidup di dalamnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui citra negara Indonesia yang ditampilkan dalam puisi dan bagaimana citra tersebut ditampilkan melalui perspektif orang Korea. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktural dan metode close reading, serta didukung dengan teori citra.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra yang ditampilkan umumnya bersifat positif dan dapat dikategorikan sebagai citra perusahaan organisasi , kini, serta ganda. Citra tersebut dibangun dari ide dan pengalaman penyair kemudian dirangkai dengan metafora serta penggunaan diksi yang bernilai keindonesiaan.
This research discusses the image of Indonesia as it appears in a book of poetry collection titled Indonesia by Kim Ju myeong in 2015. This book in general tells about the writer's life and his view of life in Indonesia. Seven poems have been selected that are considered to represent the image of Indonesia, especially its nature and the people who live in it. The purpose of this research is to figure out the image of Indonesia as it is depicted in his poetry and how that image is displayed through the perspective of Koreans. This study was done by the structural approach and close reading method, also supported by the theory of image. Through this research, it is observed that the image shown generally as positive can be categorized as corporate, current, and multiple image. The image was constructed from the poet's ideas and experiences, and then assembled with figurative and imaginative metaphor as well as the use of diction which has an Indonesian nuance to it. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pelangi Ratna Hidayat
"Masa penjajah Jepang bagi para penulis dan seniman Korea memang merupakan masa kelam. Mereka secara langsung tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui hasil karya mereka. Memang pada jaman tersebut baik sastrawan maupun seniman sering menjadi penderitaan, kekejaman Jepang, kebencian akan Jepang sebagai tema inspirasi mereka dalam berkarya meski mayoritas penulis menjadikan hal-hal tersebut terdapat pula penulis yang mengambil tema inspirasi yang berbeda. Adapula jenis puisi murni (sun-su si) yang dikaryakan atas keindahan, rasa kasih sayang dan lain sebagainya. Di mana tema – tema tersebut tentu jauh berbeda dibandingkan dengan puisi yang ada. Salah satu puisi yang bertemakan keindahan dan cinta ialah karya Kim Yong Rang yang berjudul
. Melalui studi ini penulis bermaksud menganalisis tema dan gaya bahasa dari puisi ini.
The Japanese invasion in South Korea was indeed acknowledged as the dark times for writers across the country. Korean writers couldn’t directly express their actual feeling through their works. Many of them used agony, cruelty that happened during the Japanese invasion, also they used hatred to the Japanese itself as their theme of inspiration in making their work of artistry. Although in some cases writers had also used other themes that were the opposite of it. There was also a pure poem (sun-su si) whereas this style of poetry was made with beauty, love, and other cheerful theme as the soul of the poem itself. One of the example from this style of poetry is Yong-Rang Kim’s poem called . Through this study the theme and the literature metaphor will be analyzed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Imah Puspitasari
"Penelitian ini membahas kesatuan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi dalam menemukan makna puisi karya Imhwa yang berjudul Uri Oppawa Hwaro. Dalam menganalisis makna puisi ini penulis menggunakan metode deskriptif-analitis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dari puisi Uri Oppawa Hwaro melalui analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi. Hasil analisis struktural menunjukkan bahwa puisi Uri Oppawa Hwaro memiliki makna tentang perjuangan kesetaraan kelas kaum buruh. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan diksi pada puisi ini yang menggunakan kata-kata sederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan majas, tetapi tersirat semangat perjuangan yang tinggi untuk memperjuangkan kesetaraan kelas. Puisi ini bertema perjuangan yang diamanatkan untuk masyarakat Korea khususnya para kaum buruh agar memiliki semangat juang yang tinggi dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Berdasarkan analisis unsur ekstrinsik menunjukkan bahwa biografi Imhwa dan latar belakang pembuatan puisi ini juga berpengaruh dalam membentuk makna puisi ini.
This study examines the unity of the intrinsic and extrinsic elements poetry to find the meaning of the Uri Oppa Wa Hwaro poetry by Imhwa. The method used in this study is the descriptive-analytic. This study attemps to find the meaning of the Uri Oppawa Hwaro poetry through intrinsic and extrinsic elements poetry analysis. The result of the structural analysis show that the poetry Uri Oppawa Hwaro by Imhwa has the meaning about the equality of class struggle of the labour. This can be seen from the using of diction in this poetry thas uses simple words and do not use too much figure of speech, but implied a high spirit of struggle to fight for equality class. The theme of this poetry is about struggle that mandated for Koreean people. Especially for the labours to have high spirit of struggle to fighting their rights. Based on the extrinsic elements analysis show that Imhwa biography and background of this poetry also influence within the meaning of this poetry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Brigitta Adriana
"Penelitian ini mengkaji karakteristik romantik yang ditemukan pada puisi-puisi romantik Korea pada tahun 1920-an. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan aliran romantisisme di Korea persamaan dan perbedaan tema dan karakteristik pada penyair romantik Korea pada tahun 1920- an.
Penelitian ini mengangkat tiga penyair yaitu Yi Sang Hwa, Han Yong Un, dan Kim So Wol. Dari masing-masing penulis diambil tiga karya yang mewakili gaya penulisan mereka. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergeseran istilah romantisisme di Korea dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik dan tema dominan pada puisi-puisi romantik Korea. Hal ini berkaitan dengan faktor sejarah yakni keterbatasan ilmu modern yang diterima oleh masyarakat Korea atas kontrol ketat dari Jepang.
This research discusses the romantic characteristics found on Korean romantic poems from the 1920s. This research aims to describe the development of romanticism in Korea as well as the difference in theme and characteristics on Korean romantic poets of 1920s. On this research three poets that are to be analyzed are Yi Sang Hwa, Han Yong Un, and Kim So Wol. From each poets, three works that represents their writing styles will be discussed. Qualitative method is applied on this research. The result of this research shows that the shift in the term romantisicm in Korea could be caused by the difference in characteristics and dominant themes of Korean romantic poems. This relates to the historical factor that there is a modern knowledge limitations imposed by the strict control of Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65850
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library