Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Micolla Waskita
"Pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas membuat terjadinya klaster penularan Covid-19. Terdapat ribuan sekolah yang mengkonfirmasi adanya klaster penyebaran Covid-19 di semua jenjang pendidikan. Hal ini mendorong kesiapan orang tua dalam mencari informasi untuk mendapatkan jawaban terkait Covid-19 untuk mereka dan anak mereka yang sedang melangsungkan PTM Terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat konsep Theory of Planned Behavior (TPB) dalam memprediksi Health Information-Seeking Behavior (HISB) pada Orang Tua Siswa selama Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas saat Pandemi Covid- 19 di Jabodetabek. Terdapat 127 partisipan yang terlibat dengan rentang usia 24 - 55 tahun. Analisis regresi berganda dilakukan dengan menghasilkan temuan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari TPB terhadap intensi HISB, p < 0,01, R2 = 0,613, dimana Dengan demikian semakin kuat keyakinan dan tekanan sosial yang dirasakan, maka semakin kuat pula intensi HISB pada individu. Kemudian semakin kuat persepsi individu akan kemampuan mencari informasi kesehatan, maka semakin kuat pula HISB akan muncul secara aktual.

Hybrid Learning led to clusters of Covid-19 transmissions. There are thousands of schools that have confirmed the existence of clusters of the spread of Covid-19 at all levels of education. This encourages the readiness of parents to seek information to get answers related to Covid-19 for themselves and their children who are holding Hybrid Learning. This study aims to look at the Theory of Planned Behavior (TPB) concept in predicting health information-seeking behavior (HISB) in parents of students during Hybrid Learning during the Covid-19 Pandemic in Jabodetabek. There were 127 participants involved, with an age range of 24–55 years. Multiple regression analysis was carried out by producing findings that there was a significant effect of TPB on HISB intentions, F (3, 126) = 64.865, p 0.01, R2 = 0.613, where attitude toward the behavior and subjective norms had a significant effect on behavioral intention, and attitude toward the behavior was the most significant predictor. Then the perceived behavioral control that is felt directly has a significant effect on the actual HISB. Thus, the stronger the belief and the perceived social pressure, the stronger the HISB intention on the individual. Then, the stronger the individual's perception of the ability to seek health information, the stronger the HISB will actually appear."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Shahda Anisa Balqis
"Informasi kesehatan merupakan bagian penting yang sering dicari oleh kaum muda. Tujuan penelitian ini untuk memahami bagaimana kaum muda mencari informasi kesehatan, berdasarkan tiga faktor: kebutuhan informasi,persepsi, dan sumber informasi. Selain itu, studi ini juga mengkaji perbedaan gender dalam konteks tiga faktor tersebut. Pendekatan yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan 348 mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia sebagai partisipannya. Hasilnya menunjukkan bahwa isu kesehatan yang paling sering dicari oleh mahasiswa meliputi kecemasan, depresi, hubungan interpersonal, penyakit, dan penggunaan obat. Tema kesehatan dengan sensitivitas tertinggi meliputi seksualitas, kecemasan, depresi, hubungan interpersonal, dan penyakit menular seksual. Internet diidentifikasi sebagai sumber informasi kesehatan non-pribadi utama, sedangkan ibu menjadi sumber informasi kesehatan pribadi utama. Ada perbedaan signifikan berdasarkan gender dalam konteks kebutuhan informasi, persepsi, dan sumber informasi kesehatan. Penelitian ini berkontribusi bagi pemerintah dan pengelola universitas untuk merancang strategi penyebaran informasi kesehatan secara efektif melalui internet di berbagai platform yang sesuai dengan kebutuhan kaum muda, sehingga informasi kesehatan dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh kaum muda.

Health information is a crucial topic that is frequently sought after among the younger generation. This study aims to comprehend the manner in which young individuals seek health-related information, concentrating on three elements: information needs, perceptions, and information sources. Moreover, it explores the role gender plays in these three elements. The research employs a quantitative approach, with 348 participants being undergraduate students from the Universitas Indonesia. The findings reveal that the primary health topics students frequently search for involve anxiety, depression, interpersonal relationships, disease, and medication use. Health subjects bearing the most sensitivity are sexuality, anxiety, depression, interpersonal relationships, and sexually transmitted diseases. The internet is identified as the primary source for impersonal health information, whereas mothers serve as the key source for personal health information. The study finds notable gender disparities in relation to the need for information, perceptions, and sources of health information. The insights gained from this study can assist government and university administrators in crafting strategies for effective health information dissemination through the internet across various platforms that align with the needs of the youth, ensuring that health information is efficiently communicated and well-accepted among them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regan Changa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku pencarian informasi mahasiswa Universitas Indonesia sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Penelitian menggunakan jenis analisis deskriptif untuk menggambarkan pola perilaku pencarian informasi mahasiswa serta mengidentifikasi perubahan yang terjadi setelah pandemi. Responden dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Universitas Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang berisi pertanyaan tentang sumber-sumber informasi yang mereka akses sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa tidak mengalami perubahan signifikan sebelum dan sesudah pandemi. Meskipun demikian, terdapat kecenderungan bahwa mahasiswa lebih sering menggunakan perilaku pencarian aktif, seperti mencari informasi melalui internet atau bertanya kepada teman, daripada perilaku pencarian mendalam yang melibatkan analisis dan evaluasi lebih mendalam terhadap sumber informasi. Selain itu jenis kelamin juga menentukan jenis informasi apa yang mereka akses.Penemuan ini memberikan wawasan penting terkait pola perilaku pencarian informasi mahasiswa Universitas Indonesia pasca pandemi COVID-19. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya upaya pendidikan dan pengembangan kompetensi informasi bagi mahasiswa guna meningkatkan keterampilan mereka dalam melakukan pencarian informasi secara efektif dan kritis.

This research aims to explore the information seeking behavior of University of Indonesia students before and after the COVID-19 pandemic. The study employs a descriptive analysis method to depict the patterns of students' information seeking behavior and identify any changes that occurred after the pandemic. The respondents for this research consist of 100 University of Indonesia students. Data were collected through questionnaires containing inquiries about the information sources they accessed before and after the COVID-19 pandemic. The analysis results indicate that the information sources used by the students did not undergo significant changes before and after the pandemic. However, there is a tendency for students to engage in more active information seeking behaviors, such as searching for information on the internet or asking their peers, rather than adopting deeper information seeking behaviors that involve analysis and more thorough evaluation of information sources. Additionally, the research finds that gender also influences the type of information accessed by students. These findings offer essential insights into the information seeking behavior patterns of University of Indonesia students in the post-COVID-19 era. The implications of this research highlight the necessity for educational efforts and information competency development for students to enhance their skills in conducting effective and critical information searches."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdan Kamil
"Perilaku informasi memainkan peran signifikan dalam mengurangi risiko pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku informasi melalui setiap fase pandemi COVID-19 pada masyarakat Indonesia yang dikenal erat dengan budaya kolektifnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sensemaking, yakni menekankan proses yang dijalani individu untuk memahami situasi dan memberikan makna pada informasi yang diterima dari lingkungan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 partisipan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku informasi selama pandemi COVID-19. Analisis data dilakukan menggunakan open, axial dan selective coding yang merupakan bagian dari analisis metode grounded theory. Penelitian ini menemukan perubahan perilaku informasi, termasuk pencarian, pencegahan, dan pembatasan paparan informasi yang bersifat acak pada awal pandemi berangsur menjadi lebih teratur di fase-fase berikutnya. Perubahan ini dipengaruhi oleh “pemenuhan kesenjangan pengetahuan” dan “penggunaan pengetahuan lokal” di antara partisipan sepanjang pandemi. Penelitian ini juga menemukan pada masyarakat Indonesia terdapat beberapa karakteristik khusus yang dipengaruhi oleh budaya kolektif yang kuat dalam melakukan perilaku informasi seperti penggunaan sumber informasi terkait pandemi sebagian besar berasal dari keluarga, tetangga, dan rekan kerja yang dominan sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan pengetahuan. Mereka saling bertukar informasi berdasarkan perkembangan terkini dari otoritas kesehatan mengenai situasi pandemi, pertukaran informasi seperti pengetahuan lokal mencakup minuman herbal dan panduan dalam melaksankan ibadah selama pandemi, serta melakukan validasi informasi dari berbagai sumber yang seringkali dipenuhi dengan informasi tidak akurat dan misinformasi. Penelitian ini mengusulkan sebuah kerangka kerja perilaku informasi berbasis sensemaking untuk mitigasi risiko dan pengurangan dalam krisis kesehatan berkelanjutan. Kerangka tersebut terdiri atas empat komponen, yaitu: pemahaman krisis pandemi, identifikasi kebutuhan dan proses perilaku informasi, sumber pengetahuan krisis, serta hasil untuk menentukan tindakan kesehatan. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan bukti empiris gambaran perilaku informasi kesehatan, proses sensemaking dan penggunaan pengetahuan lokal yang dilakukan para partisipan seiring dengan perubahan situasi, risiko, dan pengelolaan protokol kesehatan selama enam fase pandemi COVID-19. Temuan awal dan kerangka kerja yang dikembangkan dapat digunakan dalam penelitian masa depan guna memahami perubahan dalam perilaku informasi individu yang relevan dengan krisis-krisis lainnya, seperti bencana alam, krisis ekonomi, atau krisis sosial-politik di wilayah tertentu dan diperluas pada kelompok partisipan lain yang belum dikaji dalam penelitian ini seperti kelompok marjinal yang belum mendapatkan akses informasi kesehatan yang memadai.

Information behavior plays a significant role in mitigating the risks of the COVID-19 pandemic. This research explores information behavior throughout each phase of the COVID-19 pandemic in Indonesia, known for its strong collective culture. Employing a sensemaking approach, which emphasizes the process individuals undergo to comprehend situations and attribute meaning to the information received from their environment. Data were collected through in-depth interviews with 10 participants to gain insights into information behavior during the COVID-19 pandemic. Data analysis was conducted using open, axial, and selective coding, which are part of the grounded theory analysis method. The study found changes in information behavior strategies, including information seeking, prevention, and limiting exposure to random information, transitioning from disorderly at the onset of the pandemic to more organized in subsequent phases. These changes were influenced by "knowledge gap fulfillment" and "use of local knowledge" among participants throughout the pandemic. Findings also revealed specific characteristics within Indonesian society influenced by its strong collective culture in conducting information behavior, such as reliance on sources of information primarily from family, neighbors, and colleagues dominantly as efforts to fill knowledge gaps. They exchanged information based on the latest developments from health authorities regarding the pandemic situation, information exchange such as local knowledge including herbal drinks and guidance in practicing religious rituals during the pandemic, as well as validating information from various sources often filled with inaccurate information and misinformation. This research proposes a framework for sensemaking-based information behavior strategies for risk mitigation and reduction in ongoing health crises. The framework consists of four main components: understanding the pandemic crisis, identification of information behavior needs and strategies, crisis knowledge sources, and outcomes to determine health actions. In conclusion, this research provides empirical evidence of the depiction of health information behavior, sensemaking processes, and the utilization of local knowledge by participants amidst the evolving situations, risks, and management of health protocols during the six phases of the COVID-19 pandemic. The initial findings and framework developed can be utilized for future research to comprehend changes in individual information behaviors relevant to other crises such as natural disasters, economic crises, or socio-political crises in specific regions, and can be expanded to other participant groups not examined in this study, including marginalized populations who may not have adequate access to health information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Iman
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya arus informasi dan kesadaran masyarakat terkait isu kesehatan mental yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami perilaku pencarian informasi Generasi Z mengenai psikopatologi atau yang dikenal sebagai gangguan jiwa. Penelitian ini disusun menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan data yang diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner disusun dan disebar secara daring menggunakan teknik accidental sampling dan diisi oleh 124 responden. Penyusunan kuesioner didasarkan pada model Information Behavior oleh T.D. Wilson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi utama dalam melakukan pencarian informasi psikopatologi adalah dipicu oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk mempelajari hal baru. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan untuk mencari dan mendapatkan informasi tersebut. Beberapa alasan mengapa informasi psikopatologi tidak dicari antara lain: tidak/belum merasa perlu melakukan pencarian informasi gangguan jiwa, tidak/belum tertarik dengan informasi gangguan jiwa, tidak/belum siap menerima informasi gangguan jiwa, tidak/belum percaya pada fenomena gangguan jiwa.

This research is motivated by the increasing flow of information and public awareness regarding mental health issues, aiming to understand the information-seeking behaviors of Generation Z concerning psychopathology or mental disorders. The study employs a descriptive quantitative method with data collected through a questionnaire distributed online using accidental sampling techniques, with 124 respondents participating. The questionnaire design is based on T.D. Wilson's Information Behavior model. Findings indicate that the primary motivations for seeking information on psychopathology include curiosity and a desire to learn new things. Moreover, the research highlights Instagram as the most frequently used social media platform for obtaining such information. Reasons why information on psychopathology is not sought include not feeling the need to search for mental disorder information, lack of interest or readiness to accept such information, and disbelief in mental health issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Andhini
"Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan sektor yang hard to control dari segi kepatuhan pajak. Kepatuhan Wajib Pajak dapat dilihat sebagai perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi UMKM ditinjau dari Theory of Planned Behavior. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan survei sebagai teknik pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sikap memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berperilaku patuh, norma subjektif tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap intensi berperilaku patuh, persepsi kendali perilaku memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berperilaku patuh, intensi berperilaku patuh memiliki pengaruh dan signifikan terhadap perilaku kepatuhan pajak orang pribadi UMKM.

Micro, Small, and Medium Enterprises is a sector that hard to control in terms of tax compliance. Tax compliance can be seen as behavior. This study aims to analyze tax compliance behavior viewed from Theory of Planned Behavior. This descriptive research was conducted by using quantitative approach with survey method. The result of this research show that attitudes has positive correlation and significant toward intention to comply, subjective norms has negative correlation and not significant toward intention to comply, perceived behavioral control has positive correlation and significant toward intention to comply, and intention to comply has positive correlation toward individual SME?s tax compliance behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharpe, Tom
California: Sage, 2003
;300.72 SHA b (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Salna Mulyadi Putri
"Artikel ini membahas mengenai perilaku pencarian informasi dewasa awal terkait vaksinasi Covid-19. Penelitian ini akan mengkaji perilaku pencarian informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi, khususnya dewasa awal di Perumahan Harapan Pesona. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran secara rinci perilaku pencarian informasi dewasa awal dalam memenuhi kebutuhan informasi serta pengetahuan mengenai vaksinasi Covid-19. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengidentifikasi hambatan yang ditemui dewasa awal saat melakukan pencarian informasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan mendalam secara online. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat kategori perilaku pencarian informasi dewasa awal Perumahan Pesona yaitu perhatian pasif, pencarian pasif, pencarian aktif, dan pencarian berkelanjutan. Namun, terdapat hambatan psikologi yang dialami dewasa awal dalam melakukan pencarian informasi adalah rasa malas dan kesibukan yang membuat stress. Kemudian hambatan lingkungan tempat tinggal yang kurang memberikan sosialisasi dan penyuluhan terkait vaksinasi Covid-19, juga dewasa awal yang kurang mampu menilai keakuratan informasi yang diperoleh.

This article discusses the information seeking behavior of young adulthood related to the COVID-19 vaccination. This study will examine information seeking behavior in meeting information needs, especially young adulthood in Harapan Pesona Housing. The purpose of this study is to describe in detail the information-seeking behavior of young adulthood in meeting the information and knowledge needs of COVID -19 vaccination. In addition, this study also aims to identify the barriers that young adulthood encounter when searching for information. The method in this study uses a qualitative approach with a case study method. Data was collected by means of semistructured and in-depth online interviews. The results of this study indicate that there are four categories of information seeking behavior for young adulthood at Pesona Housing, namely passive attention, passive search, active search, and continuous search. However, there are psychological barriers experienced by young adulthood in searching information, such as a sense of laziness and a stressful busy life. Then the obstacles in the living environment that do not provide socialization and counselling related to COVID-19 vaccination, as well as young adulthood who are less able to assess the accuracy of the information obtained."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Sri Kuntjoro
"ABSTRAK
Pasien skizofrenia merupakan salah satu jenis pasien psikosis yang berat, dengan sumber gangguan dasarnya adalah kepribadiannya, karena itu mereka memiliki proses pikir, alam perasaan serta kemampuan psikomotorik terganggu. Secara praktis dalam pelayanan klinik pasien skizofrenia di tandai adanya 6 "a" yaitu terjadinya gangguan dalam assosiasi, afek, aktivitas, atensi, serta timbulnya ambivalensi dan autisma. Karena itu dalam diagnosis, terapi, prognosis serta upaya penanggulangannya banyak menimbulkan masalah, bahkan sering dianggap pasien skizofrenia itu tak dapat diobati atau menimbulkan keputus-asaan dari para petugas rumah sakit.
Keadaan tersebut mendorong penulis untuk meneliti dengan mengadakan eksperimen dalam terapi tingkahlaku yang diterapkan adalah pemberian hadiah (reward berupa token economy) melalui pendekatan instruksi terhadap Kelompok Eksperimen 1 (KE 1) dan melalui pendekatan persuasi terhadap Kelompok 2 (KE 2). Di samping itu juga menggunakan Kelompok Kontrol (KK); pada Kelompok Kontrol ini tidak diberikan terapi akan tetapi memperoleh perawatan biasa (perawatan sekarang).
Dalam eksperimen tersebut yang menjadi tingkahlaku sasaran (target behaviour) adalah tingkahlaku keterampilan sosial dan tingkahlaku penyesuaian diri. Keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang untuk bersikap dan bertingkahlaku yang dapat diterima lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyelaraskan antara tuntutan pribadinya dalam memenuhi kebutuhan dengan tuntutan masyarakatnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang berbeda dalam peningkatan keterampilan sosial dan penyesuaian diri pasien skizofrenia yang memperoleh terapi tingkahlaku bila dibandingkan dengan pasien skizofrenia yang mendapat perawatan biasa. Di samping itu juga untuk mengetahui apakah terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi berbeda dengan pendekatan persuasi, dalam meningkatkan keterampilan sosial dan penyesuaian diri pasien skizofrenia. Salah satu bentuk terapi yang lebih efektif akan dipilih sebagai model terapi tingkahlaku yang dapat diterapkan di
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen; eksperimen dilaksanakan selama tiga bulan terhadap dua kelompok eksperimen yaitu KE 1 dan KE 2 dan dibandingkan dengan satu kelompok kontrol atau KK. Sebelum eksperimen dijalankan, terhadap tiga kelompok dilakukan prates untuk menilai tingkahlaku keterampilan sosial dan penyesuaian diri, terhadap semua pasien dalam masing-masing kelompok. Setelah eksperimen dilakukan selama 3 bulan diakhiri dengan postes. Selanjutnya dari masing-masing pasien dari semua kelompok dihitung kenaikan nilai pre dan postes dan dari nilai peningkatan inilah yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan untuk diperbandingkan.
Treatment yang dilakukan adalah memberikan hadiah (reward yang berupa token economy) melalui pendekatan instruksi (perintah dan larangan) terhadap kelompok eksperimen I (KE 1); sedangkan pada kelompok eksperimen 2 (KE 2) dilakukan dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi (propaganda) agar pasien timbul keinginan untuk berbuat. Contoh-contoh instruksi dan persuasi terlampir pada tesis ini. Pada Kelompok Kontrol (KK) tidak dilakukan treatment akan tetapi mereka memperoleh perawatan seperti biasanya dan keterampilan sosial serta penyesuaian diri dinilai baik pada pretes maupun pastes.
Instrumen yang dipergunakan untuk mengukur tingkahlaku sasaran yaitu keterampilan sosial dan penyesuaian diri adalah rating scale yang disusun oleh peneliti. Sebelum alat tersebut dipergunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba (try out) untuk menguji validitas dan reliabilitas alat tersehut. Di samping itu para rater yang melakukan penilaian sebelumnya jugs dilakukan uji coba untuk mengukur kesamaan ketajaman penilaian di antara mereka.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah:
1. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dan pendekatan persuasi lebih efektif dibandingkan dengan cara perawatan biasa, dalam meningkatkan keterampilan sosial pasien skizofrenia.
2. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi lebih efektif dibandingkan dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dalam meningkatkan keterampilan sosial pasien skizofrenia.
3. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dan pendekatan persuasi lebih efektif dibandingkan dengan cara perawatan biasa, dalam meningkatkan penyesuaian diri pasien skizofrenia.
4. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi lebih efektif dibandingkan dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dalam meningkatkan penyesuaian diri pasien skizofrenia.
Kesimpulan
1. Terapi tingkahlaku lebih efektif dibandingkan dengan perawatan biasa dalam meningkatkan keterampilan sosial pasien skizofrenia.
2. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi lebih efektif bila dibandingkan dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dalam meningkatkan keterampilan sosial pasien skizofrenia.
3. Terapi tingkahlaku lebih efektif dibandingkan dengan perawatan biasa dalam meningkatkan penyesuaian diri pasien skizofrenia.
4. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi lebih efektif bila dibandingkan dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dalam meningkatkan penyesuaian diri pasien skizofrenia.
5. Terapi tingkahlaku sesuai untuk dipilih sebagai salah satu alternatif terapi dalam memperbaiki tingkahlaku pasien skizofrenia.
6. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi lebih sesuai untuk diterapkan sebagai salah satu alternatif terapi untuk meningkatkan tingkahlaku keterampilan sosial dan penyesuaian diri pasien skizofrenia.
7. Instrumen untuk menilai keterampilan sosial dan penyesuaian diri dapat dipergunakan sebagai salah satu tolok ukur untuk menilai kemajuan pasien skizofrenia dalam proses perawatan di rumah sakit jiwa.
Saran-saran
1. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan instruksi dapat meningkatkan keterampilan sosial dan penyesuaian diri pasien skizofrenia, sehingga dapat dikembangkan sebagai salah satu alternatif terapi dalam penanggulangan pasien skizofrenia ataupun pasien psikosis ]ainnya.
2. Terapi tingkahlaku dengan pemberian hadiah melalui pendekatan persuasi dapat meningkatkan keterampilan sosial dan penyesuaian diri pasien skizofrenia, sehingga dapat dikembangkan sebagai salah satu alternatif terapi dalam penanggulangan pasien skizofrenia ataupun pasien psikosis lainnya.
3. Terapi tingkahlaku ternyata mempunyai etek terapi yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan biasa, sebaiknya terapi tingkahlaku diterapkan dan dikembangkan di rumah sakit jiwa.
4. Instrumen penilaian keterampilan sosial dan penyesuaian diri, dapat dipergunakan bagi perawat/petugas rumah sakit jiwa untuk mengukur kemajuan tingkahlaku sebagai hasil terapi, yang dapat. dipergunakan sebagai titik tolak untuk memulangkan pasien.
5. Mengingat bahwa penelitian ini sangat terbatas sehingga banyak kekurangannya, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang serupa dengan mengambil sampel yang lebih banyak dan bervariasi.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Clarissa
"Fenomena metode ajar yang terus berubah selama pandemi Covid-19 mendorong para tenaga pendidik untuk terus mengadaptasikan strategi pembelajarannya, dan juga beradaptasi secara fisik dan mental dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Situasi yang tidak pasti ini berdampak pada kesehatan mental tenaga pendidik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran psychological distress para tenaga pendidik, khususnya tingkat PAUD atau SD sederajat, dan hubungannya terhadap help-seeking intention dalam konsep Theory of Planned Behavior. Pengukuran menggunakan Mental Help Seeking Intention Scale (MHSIS-3), Inventory of Attitudes Towards Seeking Mental Health Services (IASMHS-24), dan General Health Questionnaire (GHQ-12) dilakukan pada 234 partisipan (usia 18-66 tahun, M = 31, 90.6% perempuan). Hasil penelitian menunjukkan psychological distress berkorelasi negatif secara signifikan terhadap help-seeking intention (R2 = 0,023, p < 0,05). Selain itu, hasil analisis menunjukkan TPB memiliki pengaruh sebesar 35,3% terhadap varians help-seeking intention (R2 = 0,353, p < 0,05) dengan prediktor perceived behavioral control (β = 0,588, p < 0,05) dan attitudes toward the behavior (β = 0,276, p < 0,05) yang menjadi prediktor yang signifikan dalam memprediksi help-seeking intention tenaga pendidik. Maka, program preventif maupun intervensi yang berfokus pada peningkatan attitudes toward the behavior dan perceived behavioral control sangat didukung untuk meningkatkan help-seeking intention tenaga pendidik.

The phenomenon of ever-changing teaching methods during the Covid-19 pandemic urges teachers to constantly adapt their teaching strategy, and adapt physically and mentally in facing the Covid-19 pandemic situation. Such an uncertain situation affects teachers’ mental health. This research aims to understand psychological distress on teachers, particularly preschool or elementary school teachers, and its relation to help-seeking intention within Theory of Planned Behavior concept. This research utilizes Mental Help Seeking Intention Scale (MHSIS-3), Inventory of Attitudes Towards Seeking Mental Health Services (IASMHS-24), and General Health Questionnaire (GHQ-12) on 234 participants (aged 18-66, M = 31, 90.6% female). The findings show that psychological distress correlates significantly negatively with help-seeking intention (R2 = 0,023, p < 0,05). In addition, results of the analysis reveal that TPB has a considerable influence of 35.3% on help-seeking intention variants (R2 = 0,353, p < 0,05), with perceived behavioral control (β = 0,588, p < 0,05) and attitudes toward the behavior (β = 0,276, p < 0,05) as significant predictors in figuring the help-seeking intention rate in teachers. Therefore, any prevention and intervention program that is focused on increasing attitude towards the behavior and perceived behavioral control to foster teachers’ help-seeking intention is highly encouraged."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>