Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Filzahanti Nuha Ramadhani
"Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan besar di dunia. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan vaskular retina yang disebut Hypertensive retinopathy (HR). HR dapat memunculkan komplikasi yang beragam seperti oklusi pada pembuluh darah retina, rusaknya saraf optik, dan kebutaan. Penelitian ini membahas bagaimana Hypertensive Retinopathy dapat dideteksi melalui citra fundus. Dalam penelitian ini, digunakan metode ekstraksi fitur Local Binary Pattern (LBP) dan metode klasifikasi Support Vector Machine (SVM) dalam mendeteksi HR. Hasil simulasi mununjukkan akurasi Support Vector Machine dalam mengklasifikasi hypertensive retinopathy dan retina normal dengan membandingkan beberapa parameter pada metode LBP, diperoleh nilai akurasi, precision, dan recall tertinggi yaitu 87,5%, 80%, dan 100% secara berturut. Hal ini terjadi pada komposisi data 90% training dan 10% testing untuk parameter LBP dengan radius R=3 dan jumlah tetangga P=24.

Hypertension is one of the biggest health problems in the world. Hypertension is one of the causes of retinal vascular damage which is called hypertensive retinopathy (HR). HR can lead to various complications such as optic nerve damage, retinal vein occlusion, and blindness. This research studies how hypertensive retinopathy can be detected using fundus image. Extraction feature method, Local Binary Pattern (LBP) and classification method, Support Vector Machine (SVM) are used in this research to detect HR. The results show the accuracy of Support Vector Machine in classifying hypertensive retinopathy and normal retina by comparing parameter in LBP. The experiment achieved the best accuracy of 87,5%. The best accuracy is achieved using 90% training data and 10% testing data with radius R=3 and number of neighbors P=24 in LBP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Auliya Shabrina
"Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama dari kematian prematur di Dunia. Angka hipertensi di Indonesia berada di peringkat ke-6 dari 10 kategori penyakit tidak menular kronis. Salah satu cara menangani hipertensi ialah dengan cara mengurangi faktor risiko yang bisa diubah mengelola stress menggunakan teknik relaksasi. Teknik relaksasi yang digunakan dalam karya tulis ini ialah kombinasi kompres hangat di tengkuk dengan relaksasi napas dalam aromaterapi lavender. Teknik relaksasi memiliki fungsi untuk memberikan rasa rileks pada tubuh sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis efektivitas asuhan kombinasi kompres hangat di tengkuk dengan relaksasi napas dalam aromaterapi lavender pada pasien hipertensi. Intervensi dilakukan selama 15 menit dalam 6 kali pertemuan dengan melihat penurunan tekanan darah sebelum dan setelah intervensi. Pelaksanaan intervensi juga didukung dengan adanya pendidikan kesehatan dan kepatuhan minum obat. Setelah pemberian intervensi selisih rata-rata penurunan TD sistolik sebanyak 4,67 mmHg dan TD diastolic sebanyak 3,00mmHg. Intervensi kompres hangat di tengkuk, relaksasi napas dalam, dan aromaterapi direkomendasikan untuk dapat dikombinasikan secara bersamaan dan diaplikasikan dirumah secara mandiri. 

Hypertension is world main reason for premature death. In Indonesia, hypertension is rank 6 from 10 for chronic non-communicable disease category. Hypertension can be managed by controlling hypertension risk factors such as
stress management using relaxation technique. In this paper, combination of warm compression on nape with lavender aromatherapy deep-breath relaxation is used as relaxation therapy. The aim of this technique is to analyses the affectivity nursing intervention with warm compression on nape, deep-breath relaxation, and lavender aromatherapy that combined. These practices are done for 15 minute a day for 6 days by observe blood pressure decrease before and after the intervention. This intervention also combined with hypertension health education and adherence medication. After the intervention was done, there was difference in average decrease of systolic blood pressure as much as 4,67 mmHg and average decrease of diastolic blood pressure as much as 3,00 mmHg. The intervention like warm compression in the nape, deep-breath relaxation, and lavender aromatherapy are recommended to be combined and applied independently.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Resmiati
"ABSTRAK
Hipertensi adalah komorbid utama namun sulit untuk dikelola pada pasien hemodialisis. Peran apoteker untuk meningkatkan hasil klinis pasien hemodialisis hipertensi perlu dievaluasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh konseling apoteker dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hemodialisis hipertensi di unit hemodialisis Rumah Sakit Fatmawati Jakarta pada tahun 2018, dengan mengendalikan beberapa perancu. Penelitian ini menggunakan desain quasi- eksperimental dengan pretest-posttest. Sampel penelitian diambil dengan metode consecutive sampling untuk 30 pasien dalam kelompok intervensi dan 28 pasien dalam kelompok kontrol. Konseling apoteker hanya dilakukan pada kelompok intervensi. Parameter yang digunakan adalah predialisis, intradialisis, dan tekanan darah sistolik dan diastolik postdialisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam pretest dan posttest (p < 0,05) untuk tekanan darah sistolik dan diastolik predialisis pada kelompok konseling. Berdasarkan analisis multivariat dengan metode backward, konseling apoteker ditemukan menjadi faktor yang paling menentukan dalam mengurangi tekanan darah sistolik predialisis (p < 0,05) yang dikontrol oleh pendidikan dan frekuensi hemodialisis. Konseling apoteker juga secara signifikan mengurangi tekanan darah diastolik predialisis (p < 0,05) dikontrol oleh jenis kelamin, tekanan darah intradialisis sistolik (p < 0,05) dikontrol oleh frekuensi hemodialisis, dan tekanan darah diastolik intradialisis (p < 0,05) dikontrol oleh usia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konseling apoteker adalah faktor yapng paling menentukan dalam menurunkan tekanan darah pra- dan intradialisis pada pasien hemodialisis dengan hipertensi.

ABSTRACT
Hypertension is a major comorbid yet difficult to manage in hemodialysis patients. Pharmacist's role to improve the clinical outcome of hypertensive hemodialysis patients needs to be evaluated. The study objective was to evaluate the effect of pharmacist counseling in lowering systolic and diastolic blood pressure in hypertensive hemodialysis patients in hemodialysis unit of Fatmawati Hospital Jakarta in 2018, by controlling some confounders. The study used a quasi-experimental with pretest- posttest design. The research sample was taken by consecutive sampling method for 30 patients in the intervention group and 28 patients in the control group. Pharmacist counseling was carried out only in the intervention group. The parameter used were predialysis, intradialysis, and postdialysis systolic and diastolic blood pressure. The results showed that there were significant differences in pretest and posttest (p < 0.05) for predialysis systolic and diastolic blood pressure in the counseling group. In multivariate analysis with backward method, pharmacist counseling was found to be the most determinant factor in reducing predialysis systolic blood pressure (p < 0.05) controlled by education and hemodialysis frequency. It also significantly reduced predialysis diastolic blood pressure (p < 0.05) controlled by gender, intradialysis systolic blood pressure (p < 0.05) controlled by hemodialysis frequency, and intradialysis diastolic blood pressure (p < 0.05) controlled by age. The conclusion of the study is pharmacist counseling was the most determinant factor in lowering pre- and intradialysis blood pressure in the hypertensive hemodialysis patient.
"
2018
T52531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasdiyanah
"Prevalensi hipertensi di usia dewasa mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hipertensi di usia dewasa disebabkan oleh berbagai faktor risiko salah satunya adalah stres, sehingga diperlukan intervensi yang tepat dalam pengendalian tekanan darah dan stres. Intervensi edukasi kelompok hipertensi dan relaksasi autogenik (EKSOTERIK) merupakan inovasi intervensi keperawatan berupa pemberian edukasi terkait manajemen hipertensi dan relaksasi autogenik. Tujuan Inovasi praktik ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh “Eksoterik” terhadap tekanan darah dan tingkat stres pada kelompok dewasa hipertensi di Kelurahan Curug Kota Depok. Metode yang digunakan adalah Evidence Based Nursing Practice (EBNP) pada 94 kelompok dewasa dengan hipertensi, selama 12 minggu dengan frekuensi pertemuan satu kali perminggu. Intervensi “Eksoterik” juga dilakukan di keluarga melalui kunjungan rumah 1-2 kali/minggu. Hasil penerapan inovasi tersebut diuji dengan menggunakan paired t test, hasil menunjukkan adanya pengaruh intervensi “Eksoterik” sebelum intervensi terhadap TDS 142,45±10,845 dan TDD 93,30±6,115 dan setelah intervensi penurunan TDS menjadi 133,49±6,566 dan TDD menjadi 85,11±4,015, serta penurunan tingkat stres sebelum intervensi 24,69±8,533 dan setelah intervensi 17,51±6,295. Kesimpulan : Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang siginifikan dari pemberian intervensi eksoterik terhadap perubahan tekanan darah dan tingkat stres kelompok dewasa dengan hipertensi.

Hypertension prevalence in adult age increases every year. Hypertension in adult age is caused by various risk factors, one of them is stress. It requires an appropriate intervention strategy to control blood pressure and stress changes. Eksoterik is a combination of self-management education intervention and autogenic relaxation exercise. Self-management education includes the education about things that the adult group needs to do in controlling hypertension. Autogenic relaxation is given by "heavy" and "warm" suggestions on body parts. The purpose of the study was to identify the effect of "Eksoterik" on blood pressure and stress levels in adult hypertension group at Curug subdistrict, Depok City. The application was conducted in 94 adults with hypertension for 12 weeks with once-a-week meetings. The result of the study with paired t test showed the decrease of blood pressure systole mean 6,49-8,35 mmHg and diastole mean 6,33-7,02 mmHg and the decrease of stress level mean 3,53-8,3. Conclusions: The result showed a significant effect of eksoterik intervention on blood pressure and stress levels changes in adult group with hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Aliyah
"Kota Bogor merupakan salah satu dari17 kab./kota dengan prevalensi hipertensi lebih tinggi dari prevalensi Jawa Barat yaitu 41,0%, menempati urutan pertama di antara semua penyakit PTM di Kota Bogor. Dari 25 Puskesmas di Kota Bogor, baru 24% yang mencapai target SPM dengan rentang nilai capaian antara 23,7% hingga 126,4%. Malcolm Baldrige National Quality Award merupakan kerangka kerja sistem manajemen mutu organisasi yang mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dari semua aspek dalam organisasi terkait kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran analisis dan manajemen pengetahuan, fokus pada sumber daya manusia, dan fokus pada proses untuk melihat hubungan dengan hasil kinerja program pencegahan dan pengendalian Hipertensi di Puskesmas Kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja program pencegahan dan pengendalian hipertensi di Puskesmas Kota berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige serta melihat hubungan kriteria Malcolm Baldrige dengan hasil kinerja program pencegahan dan pengendalian hipertensi di Puskesmas Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain potong lintang menggunakan instrumen kuesioner Malcolm Baldrige National Quality Award. Populasi penelitian adalah seluruh Puskesmas di Kota Bogor yang berjumlah 25 Puskesmas dengan responden 6 karyawan setiap Puskesmas.Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square. Hasil kinerja program P2 hipertensi berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik dari 6 kriteria Malcolm Baldrige terhadap kinerja program P2 Hipertensi dengan nilai p value <0,05. Hasil analisis juga menunjukkan nilai OR tertinggi adalah variabel fokus pada SDM (OR = 60,0; CI 95%: 4,72-763,01). Untuk meningkatkan program P2 Hipertensi di Puskesmas Kota Bogor diharapkan dapat mengoptimalkan pembinaan Puskesmas melalui Tim Pembina Cluster Binaan secara terpadu menggunakan acuan self-assessment yang telah dibuat oleh Puskesmas dengan pendekatan Malcolm Baldrige.

Bogor City is one of 17 regencies/cities with a prevalence of hypertension higher than the prevalence of West Java, namely 41.0%, ranks first among all PTM diseases in Bogor City. Of the 25 Puskesmas in Bogor City, only 24% achieved the Minimum Service Standards target with a range of achievement values ​​between 23.7% to 126.4%. Malcolm Baldrige National Quality Award is an organizational quality management system framework that is able to identify the strengths of all aspects of the organization related to leadership, strategic planning, customer focus, measurement analysis and knowledge management, focus on human resources, and focus on processes for see the relationship with the results of the performance of the Hypertension prevention and control program at the Bogor City Health Center. The purpose of this study was to determine the performance of the hypertension prevention and control program at the City Health Center based on the Malcolm Baldrige criteria and to see the relationship between the Malcolm Baldrige criteria and the results of the performance of the hypertension prevention and control program at the Bogor City Health Center. The research method used is a quantitative method with a cross-sectional design using the Malcolm Baldrige National Quality Award questionnaire instrument. The research population was all Public Health Centers in Bogor City, totaling 25 health centers with 6 employees in each Puskesmas. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square statistical test. The results of the performance of the P2 hypertension program based on the Malcolm Baldrige criteria found that there was a statistically significant relationship from the 6 Malcolm Baldrige criteria to the performance of the P2 Hypertension program with a p value <0.05. The results of the analysis also showed that the highest OR value was the variable focused on HR (OR = 60.0; 95% CI: 4.72-763.01). To improve the P2 Hypertension program at the City Health Center, it is hoped that it can optimize the development of the Community Health Center through the Integrated Development Cluster Development Team using the self-assessment reference that has been made by the Puskesmas with the Malcolm Baldrige approach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferawaty
"Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak diderita, terutama oleh lanjut usia (lansia). Beberapa penelitian menunjukkan vitamin D berperan dalam tekanan darah. Pada lansia kadar 25(OH)D menurun karena kurangnya paparan sinar matahari dan asupan makanan yang mengandung vitamin D. Kekurangan vitamin D dapat dicegah, salah satunya dengan suplementasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain uji acak terkendali tersamar ganda pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 bulan April sampai Juni 2023 dengan tujuan menganalisis pengaruh suplementasi vitamin D terhadap kadar 25(OH)D dan tekanan darah. Kadar 25(OH)D serum diperiksa menggunakan metode Chemiluminescent Immunoassay (CLIA), tekanan darah diperiksa menggunakan sphygmomanometer digital. Suplementasi diberikan 1 kali perhari selama 8 minggu, untuk kelompok kontrol diberikan plasebo sedangkan untuk kelompok perlakuan diberikan vitamin D dengan dosis 2000IU (subjek Insufisiensi) dan 4000IU (subjek defisiensi). 62 subjek penelitian berusia 60-89 tahun (median 67 tahun) ikut serta dalam penelitian ini dan terbagi secara random menjadi 30 subjek kelompok kontrol dan 32 subjek kelompok perlakuan. Peningkatan kadar 25(OH)D pada kelompok kontrol 23 ± 4,87 ng/mL menjadi 27,3 ± 7,34 ng/mL (p=0,000), pada kelompok perlakuan 17,9 ± 4,38 ng/mL menjadi 36,07 ± 9,84 ng/mL (p=0,000). Analisis rerata perubahan menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D meningkatkan kadar 25(OH)D secara bermakna (D = 4,2 ± 2,47 ng/mL pada kelompok kontrol dan D = 18,17 ± 5,46 ng/mL pada kelompok perlakuan; p = 0.000). Penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol 133,9(121 – 159,5) mmHg menjadi 129,3(96 – 159) mmHg (p=0,027), pada kelompok perlakuan 135,3(121 - 180) mmHg menjadi 126(101 - 153) mmgHg (p=0,000). Penurunan tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol 89,6(80 - 105) mmHg menjadi 82,4(64 - 103) mmHg (p=0,000), pada kelompok perlakuan 89,2(81,5 – 98,5) mmHg menjadi 80,8 (67 – 90) mmHg (p=0,000). Akan tetapi, analisis rerata perubahan menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D tidak menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik (D = -4,6(-25 - -0,5) mmHg pada kelompok kontrol dan D = -9,2 (-20 - -27) mmHg pada kelompok perlakuan; p = 0.109) dan tekanan darah diastolik secara bermakna (D = -7,2 (-16 - -2) mmHg pada kelompok kontrol dan D = -8,4 (-14,5 - -8,5) mmHg pada kelompok perlakuan; p=0,559). Suplementasi vitamin D dapat meningkatkan kadar 25(OH)D secara bermakna, tetapi tidak menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara bermakna pada lansia.

Hypertension is the most common cardiovascular disease, especially in the elderly. Previous studies have reported that vitamin D play a role in blood pressure. In elderly, serum 25(OH)D levels decrease due to lack of sun exposure and intake of food sources of vitamin D. Vitamin D deficiency can be prevented by supplementation. This is an experimental study with double-blind randomized placebo-controlled trial (RCT) on elderly subjects at the Tresna Werdha Budi Mulia 1 Social Institution from April until June 2023 to analyze the effect of vitamin D supplementation on serum 25(OH)D levels and blood pressure. Serum 25(OH)D levels were examined using Chemiluminescent Immunoassay (CLIA) method, blood pressure was checked using digital sphygmomanometer. Supplementation was given once per day for 8 weeks, control group was given a placebo while treatment group was given vitamin D3 supplementation at dose of 2000IU (insufficiency subjects) and 4000IU (deficiency subjects). A total of 62 research subjects aged 60-89 years (median 67 years) participated in this study and randomized into 30 control group subjects and 32 treatment group subjects. The increase in serum 25(OH)D levels in the control group was 23 ± 4,87 ng/mL to 27,3 ± 7,34 ng/mL (p = 0.000), the treatment group was 17,9 ± 4,38 ng/mL to 36,07 ± 9,84 ng/mL (p = 0.000). Data analysis showed that vitamin D supplementation significantly increased 25(OH)D levels in the treatment group compared to the control group (D = 4,2 ± 2,47 ng/mL for control group and D = 18,17 ± 5,46 ng/mL for treatment group; p = 0.000). The decrease in systolic blood pressure in the control group was 133,9(121 – 159,5) mmHg to 129,3(96 – 159) mmHg (p = 0.027), the treatment group was 135,3(121 - 180) mmHg to 126(101 - 153) mmgHg (p = 0.000). The decrease in diastolic blood pressure in the control group was 89,6(80 - 105) mmHg to 82,4(64 - 103) mmHg (p = 0.000), the treatment group was 89,2(81,5 – 98,5) mmHg to 80,8 (67 – 90) mmHg (p = 0.000). However, data analysis showed that vitamin D supplementation did not cause a significant reduction in systolic blood pressure (D = -4,6(-25 - -0,5) mmHg for control group and D = -9,2 (-20 - -27) mmHg for treatment group; p = 0.109) and diastolic blood pressure in the treatment group compared to the control group (D = -7,2 (-16 - -2) mmHg for control group and D = -8,4(-14,5 - -8,5) mmHg for treatment group; p = 0.559). Vitamin D supplementation significantly increase serum 25(OH)D levels, but not significantly reduce systolic and diastolic blood pressure in the elderly."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Srie Ambari
"ABSTRAK Rujuk Balik merupakan program BPJS yang bertujuan untuk mengendalikan serta mengelola penyakit-penyakit kronis termasuk Diabetes Melitus dan Hipertensi. pengobatan terhadap pasien penyakit kronis tersebut diberikan seumur hidup sehingga hal ini tentu saja dapat mengakibatkan adanya peningkatan biaya pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan Permenkes No. 28 tahun 2014 BPJS menerapkan prinsip kendali mutu dan kendali biaya dengan cara memberikan pelayanan secara berjenjang, efektif dan efisien. Salah satu program yang mewakili konsep tersebut adalah Program Rujuk Balik (PRB). Dengan adanya Program Rujuk Bali diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas, kualitas pelayanan kesehatan dan efisiensi biaya. Program rujuk balik
seharusnya memudahkan pelayanan promotif preventif terhadap penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Namun, pada pelaksanaannya, program Rujuk Balik di Rumah Sakit IMC Bintaro masih jauh dibawah target capaian Nasional. Hal ini akan berdampak kepada penumpukan pasien poli internist dan juga menjadi resiko atas kekosongan persediaan obat di rumah sakit. Dalam menganalisis implementasi pelaksanaan program rujuk balik diabetes mellitus dan hipertensi dilakukan dengan menggunakan teori kebijakan Van Horn Van Meter serta Edward III dengan variable : Standard dan Tujuan Kebijakan; Sumber Daya; Komunikasi antar Organisasi; Karateristik Agen Pelaksana; Disposisi
Implementor ; Lingkungan Social Ekonomi dan Politik.
Hasil penelitian menunjukan adanya kekosongan obat di FKTP, tidak adanya link pendataan secara system diantara Rumah Sakit dan FKTP, sosialisasi serta koordinasi yang kurang diantara BPJS, Rumah Sakit dan FKTP menjadi hambatan dalam pelaksanaan program rujuk balik diabetes mellitus dan hipertensi di Rumah Sakit IMC, Bintaro

ABSTRACT
Back-Refferal is a BPJS program that aims to control and manage chronic diseases including Diabetes Mellitus and Hypertension. The treatment of patients with chronic diseases is given for long term periods and lead to an increase the cost of health
services. In accordance with Permenkes No. 28 of 2014 BPJS applies the principles of quality control and cost control by providing services in stages, effective and efficient. One program that represents the concept is Back Referral Program (BRP). With the
existence of the Back-Referral Progra is expected to improve accessibility, quality of health services and cost efficiency. The referral program should facilitate preventive promotive services for Diabetes Mellitus and Hypertension. However, the implementation of Back-Referral Program in IMC Bintaro Hospital was still far below
the National achievement target. This will have an impact on the accumulation of patients in internist station and also be a risk for drugs availabilities supplies in hospitals.
In analyzing the implementation of the program of back-refferal program diabetes mellitus and hypertension was carried out using the policy theory of Van Horn Van Meter and Edward III with variables: standard and policy objectives; resource; Communication between organizations; Characteristics of implementing agents;
Implementor Disposition; Socio-economic and political environment.
The results showed that there was a drug shortage in the FKTP, there was no system data link between the Hospital and FKTP, lack of socialization and coordination among BPJS, hospitals and FKTP as obstacles in implementing back-refferal program diabetes
mellitus and hypertension in IMC Hospital, Bintaro
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Tiffany Leslie
"Hipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah yang mendorong dinding pembuluh darah menjadi lebih besar dari seharusnya. Penderita hipertensi biasanya memiliki durasi tidur yang lebih rendah daripada orang biasa. Durasi tidur kurang pada penderita hipertensi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti asupan zat gizi, gaya hidup, dan lain-lain. Skripsi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara asupan zat gizi dan faktor lain dengan durasi tidur penderita hipertensi di Puskesmas Tegal Gundil pada tahun 2017. Desain penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Durasi tidur ditentukan berdasarkan pengakuan responden, asupan zat gizi melalui Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire SFFQ , aktivitas fisik dengan kuesioner GPAQ, stress dengan kuesioner PSS, serta pengukuran antropometri untuk IMT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata durasi tidur penderita hipertensi 6,39 jam lebih rendah dari populasi umum pada penelitian sebelum 6,8 jam. Selain itu, sebanyak 54 responden memiliki durasi tidur kurang dari rekomendasi. Uji Korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan positif bermakna antara asupan protein dan stress dengan durasi tidur. Sedangkan uji Chi-Square menunjukkan variabel teman sekamar memiliki perbedaan bermakna dengan durasi tidur. Untuk bisa memperbaiki durasi tidur, disarankankan untuk mengonsumsi protein dengan triptofan tinggi dan kadar garam rendah, serta menurunkan gangguan dari teman sekamar.

Hypertension is a condition when the pressure in the blood vessels is higher than it should be. Hypertensive patients usually have shorter sleep duration than normal people. Short sleep duration in hypertensive patients could be caused by dietary intake, lifestyle, or other factors. This undergraduate thesis aims to find the relationship between dietary intake and other factors with hypertensive patients rsquo sleep duration in Puskesmas Tegal Gundil in 2017. This study used cross sectional method, with 100 people as sample size. Sleep duration is determined by using self reported method, dietary intake using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire SFFQ , physical activity using GPAQ, stress using PSS, and anthropometric measurements for BMI.
The results of this study showed that the average of hypertensive patients rsquo sleep duration is shorter than normal population. In addition, 54 subjects had sleep duration that is shorter than recommendation. Pearson Correlation Test stated that there were positive correlation between protein intake and stress with sleep duration. Meanwhile, Chi Square test showed that roommate had significant differences with sleep duration. In order to repair sleep duration, it is recommended to consume protein with high tryptophan but low sodium and to minimalize disruption from roommate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Ibnu
"Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang dan menurut WHO hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi terbentuknya model dan teridentifikasi efektifitas model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi. Desain penelitian menggunakan operasional riset yang terdiri dari 3 tahap yaitu : tahap pertama penelitian eksploratif dengan menggunakan desain kualitatif fenomenologi dengan 22 partisipan, tahap kedua pengembangan model dan tahap ketiga uji coba model dengan menggunakan quasi eksperiment Non-Randomized Control Group Pre Test Post Test Design dengan 120 klien hipertensi dan keluarga (intervensi) dan 120 klien hipertensi dan keluarga (kontrol). Hasil penelitian tahap pertama didapatkan empat tema yaitu persepsi tentang hipertensi, akibat hipertensi, upaya mengatasi hipertensi dan sistem pendukung penanganan hipertensi. Tahap kedua diperoleh model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi. Hasil penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi efektif meningkatkan PENSIKU serta meningkatkan kemampuan klien hipertensi dan keluarga dalam melaksanakan 5-M perawatan hipertensi. Hasil peneitian juga menunjukkan bahwa model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi efektif menurunkan tekanan darah klien hipertensi. Rekomendasi bagi pelayanan keperawatan agar model keperawatan mandiri keluarga dengan klien hipertensi ini dapat diimplementasikan di seluruh wilayah kerja puskesmas.

Hypertension is still a major problem and is the first cause of death in the world today. This study aims to develop and test the effectiveness of family independent nursing models with hypertensive clients. The research design uses operational research which has three stages, namely exploratory research with phenomenological qualitative design on 22 participants, model development and, model testing using a quasi-experimental Non-Randomized Control Group Pre Test Post Test Design on 120 hypertensive clients and 120 families. The results of the first stage of the study obtained four themes (perceptions of hypertension, the impact of hypertension, efforts to overcome hypertension and, support systems for handling hypertension). The results of the second stage are the formation of a family independent nursing model with hypertensive clients and in the third stage, the effectiveness of the model is known in increasing knowledge, attitudes, behavior and abilities of hypertensive clients and their families in implementing hypertension care using the family health task approach. The effectiveness of this model is also indicated by a decrease in blood pressure in hypertensive clients in the family. This model is recommended to be implemented in all Public health center work areas so that indicators of healthy families related to hypertension control can be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Herawati
"Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta cukup tinggi yakni sebesar 33,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kejadian hipertensi baik faktor yang dapat dimodifikasi maupun tidak dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Surveilans penyakit tidak menular di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Jagakarsa tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode total sampling dengan kriteria inklusi penduduk berusia 15-59 tahun yang terdaftar dan data pemeriksaan tercatat legkap sesuai variabel penelitian dan minimal melakukan satu kali pengukuran hipertensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yaitu 10%. Aktivitas fisik yang cukup memiliki risiko 0,5 kali, cukup konsumsi sayur memiliki resiko 0,27 kali lebih rendah, tidak merokok memiliki risiko 0,73 kali lebih rendah, tidak bekerja memiliki risiko lebih rendah 0,43 kali daripada responden yang bekerja untuk terjadi hipertensi. Oleh karena itu perlu ditingkatkan peran serta masyarakat dan pengaplikasian perilaku GERMAS serta pengoptimalan Skrinning PTM

Hypertension is still a health problem in the world including in Indonesia. The prevalence of hypertension in DKI Jakarta Province is quite high at 33.4% (Indonesian Ministry of Health, 2018). There are several factors that contribute to the incidence of hypertension, both factors that can be modified or cannot be modified. This study aims to determine the factors that can influence hypertension. The design of this study was cross sectional using secondary data Surveillance of non-communicable diseases in the working area of ​​Puskesmas subdistrict Jagakarsa in 2019. The sample in this study was selected using the total sampling method with the inclusion criteria of population aged 15-59 years registered and the inspection data recorded according research variables and at least one measurement of hypertension. The results showed that the proportion of hypertension in the working area of ​​Jagakarsa District Health Center is 10%. Enough physical activity has a risk of 0.5 times, enough consumption of vegetables has a risk of 0.27 times lower, not smoking has a risk of 0.73 times lower, does not work has a lower risk of 0.43 times than respondents who work to occur hypertension. Therefore it is necessary to increase community participation and the application of GERMAS behavior as well as optimizing Screening NCDs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>