Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173606 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghariza Annisa Samara
"Anak jalanan merupakan salah satu kelompok yang rentan menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Pemerintah melakukan upaya penanganan berupa rehabilitasi medis dan sosial. Yayasan Balarenik menjadi salah satu Lembaga Rehabilitasi Sosial khusus untuk anak-anak jalanan. Penyalahguna NAPZA yang sedang menjalani rehabilitasi tetap memiliki peluang untuk kambuh (relapse). Perilaku relapse pada penyalaguna NAPZA tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah motivasi diri untuk dapat sembuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi sembuh pada anak jalanan korban penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Balarenik. Pengambilan data dilakukan dari bulan Oktober-November 2021 dengan wawancara mendalam kepada 6 orang anak jalanan, 2 orang perwakilan orangtua, 1 orang perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, seorang ketua Yayasan Balarenik, Konselor serta Pekerja Sosial di Yayasan Balarenik. Hasil penelitian didapatkan bahwa lingkungan pertemanan mempengaruhi anak jalanan untuk mengenal, menggunakan, dan mendapatkan NAPZA. Kemauan dalam diri yang kuat menjadi faktor instrinsik anak jalanan untuk dapat sembuh dari penyalahgunaan NAPZA. Adapun faktor ekstrinsik motivasi untuk sembuh anak jalanan adalah adanya pengaruh dari teman yang sudah berhenti menggunakan NAPZA, peran baik dari konselor dan pekerja sosial, serta pemberian reward dari pihak Yayasan. Bentuk dukungan dari orangtua berbeda antara orangtua yang mengetahui anaknya menggunakan NAPZA dengan yang tidak mengetahui. Dukungan dan semangat yang baik lebih diberikan oleh orangtua yang memang mengetahui anaknya menggunakan NAPZA.

Street children are one of the vulnerable groups to become victims of drug abuse. The government has taken steps to overcome this by requiring medical and social rehabilitation. Yayasan Balarenik is one of the Social Rehabilitation Institution especially for street children. Drug abusers who are undergoing rehabilitation still have the opportunity to relapse. Relapse behavior in drug abusers can be influenced by various factors, included self-motivation to recover. This study aims to determine the motivation to recover for street children who are victims of drug abuse at Yayasan Balarenik. Data collection was carried out from October-November 2021 with in-depth interviews with 6 street children, 2 representatives of parents, 1 representative of the Dinkes Provinsi DKI Jakarta, a head of Yayasan Balarenik, and Counselors also Social Workers at Yayasan Balarenik. The results of the study found that the environment of friendship influenced street children to recognize, use, and obtain drugs. A strong will in self becomes an intrinsic factor for informants to be able to recover from drug abuse. The extrinsic motivational factors for recovering street children are the influence of friends who have stopped using drugs, the good role of counselors and social workers, and the provision of rewards from the Foundation. The form of support from parents differs between parents who know their children are using drugs and those who do not know. Better supports given by parents who do know their children are using drugs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Yanuarfi
"Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1.efektifitas metode dzikir dalam pendidikan akhlak adalah metode Tazkiyat an-nafs sebagai dzikir untuk menyucikan tau membersihkan hati dalam pendidikan akhlak yang diterapkan secara langsung dalam proses psikoterapi atau pembinaan.2. Anak bina mendapatkan pengaruh dzikir terhadap dirinya, mereka menjadi taat beribadah wajib dan sunnah, dan berubah sopan santun"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25574
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apituley, Patricia Febrianne
"

Penyalahgunaan narkotika pada anak jalanan merupakan suatu fenomena kesehatan masyarakat di Indonesia yang salah satu upaya penanganannya adalah dengan rehabilitasi. Dukungan sosial merupakan komponen penting dalam pemulihan, namun anak jalanan memiliki dukungan sosial yang rendah untuk pulih sehingga layanan rehabilitasi bagi kelompok ini merupakan tantangan tersendiri. Sejak tahun 2016, Yayasan Balarenik sebagai lembaga rehabilitasi yang dikelola oleh elemen masyarakat telah melayani anak jalanan yang sebagian besar termasuk kategori children on the street. Yayasan mampu menjangkau dan mendampingi anak menyelesaikan program rehabilitasi narkotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk dukungan sosial bagi penyelesaian program rehabilitasi narkotika anak jalanan di Yayasan Balarenik tahun 2016-2018. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan konselor & petugas penjangkau, ketua yayasan & perwakilan keluarga. Penelitian dilakukan pada bulan Maret s.d. Mei 2019 di Yayasan Balarenik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang paling dominan diberikan di yayasan adalah dukungan instrumental serta pendampingan. Dukungan sosial yang diberikan mampu membuat anak menyelesaikan program rehabilitasinya, namun kurang menunjang pencegahan relapse karena dipengaruhi faktor ekonomi, keluarga, dan peer group negatif. Beberapa jenis dukungan justru bersifat kontraproduktif karena menimbulkan permasalahan baru, salah satunya eksploitasi anak oleh orang tua demi memperoleh dukungan instrumental.


Drug abuse among street children is Indonesia`s public health phenomenon that need rehabilitation program. Social support plays huge part in recovery, but street children have low social support to recover, that makes therapy for this group is a huge challenge. Since 2016, Yayasan Balarenik as a community-managed rehabilitation centre provide services for street children, most of whom are in children on the street category. Balarenik is able to reach and assist those children to complete their program. The purpose of this study is to identify and analyze the forms of social support given to street children`s rehabilitation program completion at Yayasan Balarenik on 2016-2018. This study use a qualitative approach with case study design, by interviewing counselors and outreach officers, Yayasan Balarenik`s Chief, and family representatives. The study was conducted in March to May 2019 at Yayasan Balarenik. Results of this study show that the most dominant social support given is instrumental and companionship. Social support given is able to assist street children to complete their rehabilitation program, but not enough to prevent relapse due to economic, family, and negative peer group factors. Some form of social support is counterproductive as it creates new problems, one of which is children exploitation by parents to obtain instrumental support.

"
2019
T53690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamriana Vianti Yunilda
"ABSTRAK
Penulisan ini dibuat untuk menjelaskan pentingnya dekriminalisasi terhadap anak yang hidup di jalanan dengan penyalahgunaan narkotika. Anak yang hidup di jalanan dengan penyalahgunaan narkotika adalah korban berbagai bentuk kekerasan, dimulai dari kekerasan di dalam rumah dan kemiskinan anak. Ketika anak hidup di jalanan maka anak-anak tersebut akan rentan terhadap bentukbentuk kekerasan di jalanan, terutama dilibatkan dalam penyalahgunaan narkotika. Anak yang hidup di jalanan dengan penyalahgunaan narkotika juga akan rentan untuk dikriminalisasi sehingga dalam hal ini dekriminalisasi menjadi penting untuk dilaksanakan. Dekriminalisasi dilakukan menggunakan pendekatan costitutive criminology dan peacemaking criminology. Perubahan kebijakan dan program-program menggunakan pendekatan sosiologis diperlukan untuk mencegah anak yang hidup di jalanan dengan penyalahgunaan narkotika sebagai pelaku kejahatan.

ABSTRACT
This thesis explains the importance of decriminalization on street children with drug abuse. Street children are victims of various forms of violence, from domestic violence and poverty. When the children live on the street, they are vulnerable from various forms of violence especially, one of which is being involved in drug abuse. They also will be vulnerable to be criminalized. Therefore, it will be important to decriminalize them. It is done using constitutive criminology and peacemaking criminology approach. The change of policies and programs using sociological approach is needed to prevent those children to be defined as offenders.
"
2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Dwi Aprilianti
"Skripsi ini dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang berdampak menimbulkan kendala pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza berupa adanya peran pekerja sosial yang tidak dapat dilakukan secara langsung. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan solusi yang dilakukan terkait peran pekerja sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada remaja korban penyalahgunaan Napza pada masa pandemi Covid-19 di BRSKPN Bambu Apus, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Desember 2021 - November 2022, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan sembilan informan. Informan dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria kebutuhan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pandemi Covid-19 kegiatan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza yang terpaksa diberhentikan sementara adalah bimbingan fisik, visit keluarga, konseling terapi kelompok, kegiatan vokasional dan kegiatan di luar balai. Kegiatan tersebut diganti dengan alternatif berupa kegiatan secara daring/online, dinamika kelompok dan kegiatan di luar ruangan. Terdapat pula pembatasan waktu pada setiap kegiatan, dari biasanya 1 jam menjadi hanya 30 menit. Dengan adanya penyesuaian terhadap kegiatan yang dilakukan, maka hal ini berdampak pada perubahan penerapan peran pekerja sosial dalam melakukan manajemen kasus, sebagai edukator, enabler, fasilitator dan expert. Pekerja sosial memperhatikan perspektif person-in-environment tentang bagaimana menilai situasi klien dan mengidentifikasi alternatif solusi bagi mereka. Dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial di masa pandemi Covid-19, pekerja sosial menghadapi kendala eksternal maupun internal. Kendala tersebut diantaranya kegiatan assessment menjadi terbatas, kegiatan pelayanan secara daring, dilema perasaan, penggunaan teknologi masih sulit. Agar pelayanan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza tetap berjalan dengan baik sesuai standar operasional, maka pekerja sosial melakukan solusi berupa menjaga kesehatan fisik dan mental, saling sharing pengalaman dan memotivasi, mengikuti pelatihan atau workshop, rekomendasi rawat jalan dan lain sebagainya, Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan rehabilitasi sosial pada masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa penyesuaian dan peran pekerja sosial pun mengalami beberapa penyesuaian dalam melakukan proses rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza. Kontribusi skripsi ini pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan bagaimana peran pekerja sosial dan bagaimana cara menghadapi situasi tak terduga sebagaimana pandemi Covid-19.

This study is motivated by the Covid-19 pandemic which has had an impact on the provision of social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse in the form of the role of social workers who cannot be carried out directly. The urgency of conducting this research is to reveal the solutions made regarding the role of social workers in carrying out social rehabilitation for adolescent victims of drug abuse during the Covid-19 pandemic at BRSKPN Bambu Apus, which are discussed from the Social Welfare discipline. This research was carried out in the period December 2021 - November 2022, using a descriptive qualitative approach. Data collection was carried out through documentation studies and interviews with nine informants. Informants are selected by purposive sampling based on the criteria of the needs of this research. Data analysis is done by open coding, axial coding, and selective coding. The results of the research show that during the Covid-19 pandemic the social rehabilitation activities for adolescent victims of drug abuse who had to be temporarily suspended were physical tutoring,visit family, group therapy counseling, vocational activities and activities outside the hall.These activities were replaced with alternatives in the form of online activities/online, group dynamics and outdoor activities. There is also a time limit on each activity, from the usual 1 hour to only 30 minutes. With adjustments to the activities carried out, this has an impact on changes in the implementation of the role of social workers in carrying out case management, as educators, enabler, facilitator andexpert. Social workers pay attention to perspective person-in-environment about how to assess client situations and identify alternative solutions for them. In providing social rehabilitation services during the Covid-19 pandemic, social workers faced external and internal constraints. These obstacles include activities assessment become limited, online service activities, feeling dilemmas, the use of technology is still difficult. In order for social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse to continue to run well according to operational standards, the social worker provides a solution in the form of maintaining physical and mental health, sharing experiences and motivating each other, attend training or workshop, recommendations for outpatient care and so on. The conclusion of this study is that social rehabilitation activities during the Covid-19 pandemic underwent several adjustments and the role of social workers also experienced several adjustments in carrying out the social rehabilitation process for adolescent victims of drug abuse. The contribution of this study to the development of social welfare science is to reveal and describe the role of social workers and how to deal with unexpected situations such as the Covid-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Cahyadi Nugroho
"Penelitian ini dititikberatkan pada pembahasan mengenai kewenangan pemerintah dalam rehabilitasi sosial dan implementasi pelaksanaan rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu melakukan analisa dengan pendekatan peraturan perundang-undangan di bidang administrasi pemerintahan serta penggunaan teori kewenangan dalam lingkup hukum administrasi negara. dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka secara atribusi berdasarkan ketentuan undang-undang narkotika dan undang-undang pemerintah daerah kewenangan pemerintah dalam rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza termasuk dalam urusan pemerintahan bidang sosial. kemudian secara delegasi pengaturannya diserahkan pada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang sosial, yang menurut Perpres 24 tahun 2010 dan Perpres 46 tahun 2015 menteri yang dimaksud adalah menteri sosial. tetapi dalam implementasinya ada lembaga lain yaitu Badan narkotika nasional ikut melaksanakan fungsi rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza, kondisi ini tentunya dapat menimbulkan potensi tumpang tindih kewenangan, dan menurut undang-undang administrasi pemerintahan termasuk kategori penyalahgunaan kewenangan karena melaksanakan kewenangan diluar tujuan diberikannya wewenang. Oleh karena itu diperlukan koordinasi antar lembaga untuk membahas bagaimana sebaiknya pelaksanaan rehabilitasi sosial apakah tetap mengikuti ketentuan undang-undang narkotika atau ada perjanjian kerjasama antar lembaga yang bersangkutan sehingga terjadi keselarasan dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza.

This research focuses on the discussion on government authority in socialrehabilitation and implementation of addicts and drug abuse victims usingnormative juridical research method that is to analyze with regulation approach ingovernment administration and the use of authority theory within the scope ofstateadministrationlaw.from the results of research that has been done then theattribution based on the provisions of the narcotics laws and local governmentlaws government authorities in social rehabilitation of addicts and victims of drugabuse included in the affairs of social government. then the delegation arrangements submitted to the minister who organizes social government affairs,according to Perpres 24 of 2010 and Presidential Regulation 46 of 2015 the minister in question is a social minister. but in the implementation there is another institution that is the National Narcotics Agency participate in implementing the social rehabilitation function of addicts and drug abuse victims, this condition can certainly lead to potential overlapping of authority, and according to the law of government administration including the category of abuse of authority forexercising authority outside the purpose of granting authority. Therefore, interinstitutional coordination is needed to discuss how best to implement socialrehabilitation whether to follow the provisions of narcotics law or there is cooperation agreement between institutions concerned so that there is harmony in the implementation of social rehabilitation of addicts and drug abuse victims"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nazmi Kartika
"Skripsi ini membahas mengenai motivasi anak jalanan korban eksploitasi ekonomi tetap bertahan dijalanan kepada empat anak jalanan kategori Children on The Street binaan Yayasan Sahabat Anak Kota Tua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitianya mengatakan bahwa orang tua, lingkungan sekitar, minimnya gambaran orientasi masa depan, yang dibalut dengan motivasi membuat mereka dapat mempertahankan kehidupannya dijalan. Sehingga peran lembaga diperlukan untuk memberikan upaya perlindungan anak terhadap mereka.

This research discusses about motivation of street child who are at economic exploitation, can still alive on the street. The research method which is used is qualitative research with study cases to four children on the street in Yayasan Sahabat Anak Kota Tua. The Result that parents, environment, and less expectation of their future orientation, motivate them to still on the street. Until the human organisation needed for giving an effort to children protection."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Hoshea Jefferson
"Kecelakaan lalu lintas adalah masalah kesehatan yang serius. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia yang umumnya menyerang orang-orang pada usia produktif. Salah satu faktor risiko dari kecelakaan lalu lintas adalah keadaan intoksikasi atau keadaan yang terganggu akibat pengaruh NAPZA. Pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap 1415 data laporan pemeriksaan forensik dari korban meninggal kecelakaan lalu lintas yang diperiksa oleh Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI RSCM. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang melihat tingginya penyalahgunaan NAPZA dan hubungannya dengan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 1415 subjek yang diperiksa, hanya 56 subjek (3,96%) yang diuji toksikologi. Dari 56 subjek yang diuji 83,93% di antaranya adalah laki-laki yang menunjukkan kecenderungan penyalahgunaan zat oleh laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kelompok usia yang paling mengalami kecelakaan dan dilakukan uji toksikologi merupakan kelompok usia 18-30 tahun menunjukkan jumlah subjek paling banyak yaitu 26 subjek (46,43%) yang menunjukkan angka penyalahgunaan zat yang lebih besar pada usia dewasa muda hingga dewasa. Penelitian memberikan hasil positif toksikologi sebanyak 7 subjek (12,5% dari yang diuji toksikologi). Hasil terbanyak didapat oleh Metamfetamin yang didapat pada 4 subjek, kedua terbanyak adalah benzodiazepine, positif didapat pada 3 subjek, opioid pada 2 subjek, lalu ganja, amfetamin, dan MDMA masing-masing pada 1 subjek. Selain itu tidak ditemukannya hubungan antara penyalahgunaan NAPZA dengan jenis kelamin korban. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa penyalahgunaan NAPZA tidak berhubungan dengan jenis kelamin korban kecelakaan.

Traffic Accident is a major medical problem around the world including Indonesia. It is the third leading cause of death in the world and oftenly happens to those who are in productive age.
One of the risk factors of traffic accident is intoxicated driver due to the abuse of certain substances such as benzodiazepine, cannabis, and other psychotropics substances. In this research, the author looked into 1415 forensics report of traffic accidents victims that were examined at the Department of Forensics and Medicolegal at RSCM. This research is a cross-sectional study that show the characteristics of drug abuse in Jakarta and its correlation with victims gender. The result showed that out of 1415 subject reports there were only 56 subjects that were tested for toxicology examination (3.96%). Out of those 56 subjects, 83.93% of them were male. This shows that male are more likely to do substance abuse than female. There were 26 subjects out of 56 that are from the age 18-30 that shows us the trend of substance abuse is more common to the young adults. From the 56 subjects that were tested, only 7 (12.5%) subjects that came out positive in toxicology tests for several substance. The positive result for methamphetamine abuse was 4 subjects, benzodiazepine abuse was 3, opioid was 2, and amphetamine, cannabis, and MDMA (ecstasy) each with 1 subject. Other result showed that there was no correlation between victims gender and drug abuse in traffic accidents in Jakarta during 2012-2014 span. This shows us that there is no correlation between gender and drug abuse in traffic accident.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Antasari
"Pendahuluan: Pekerja merupakan salah satu kelompok rentan penyalahgunaan narkoba. Penggunaan narkoba oleh pekerja dapat menyebabkan hilangnya produktivitas, kecelakaan dan cedera di tempat kerja, peningkatan ketidakhadiran karyawan, penurunan semangat kerja dan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan demografi dan psikososial penyalahgunaan narkoba pada pekerja di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Pekerja Tahun 2017 dengan jumlah responden sebanyak 34.397. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik.
Hasil: Uji multivariat menunjukkan perilaku penyalahgunaan narkoba pada pekerja berhubungan dengan karakteristik demografi (pendidikan), karakteristik psikologis (sikap setuju terhadap penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, perilaku minum minuman beralkohol, perilaku seks berisiko dan melakukan pekerjaan berisiko tinggi/ berbahaya), dan karakteristik sosial (lingkungan rumah rawan narkoba, kemudahan mendapatkan narkoba, keluarga menggunakan narkoba, teman kerja menggunakan narkoba, teman sepergaulan menggunakan narkoba, konflik dengan keluarga, konflik dengan rekan kerja, usia pertama kali bekerja kurang dari 15 tahun dan jarang/ tidak pernah melakukan kegiatan beribadah).
Kesimpulan: Banyak faktor yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba pada pekerja, oleh karena itu perlu adanya upaya komprehensif untuk mendorong terciptanya program pencegahan penyalahgunaan narkoba pada pekerja di Indonesia.

Introduction: Workers are one of the vulnerable groups for drug abuse. Drugs use by workers can lead to loss of productivity, workplace accidents and injuries, the increase of employee absenteeism, the decrease in morale and health problems. The purpose of this study was to determine the demographic and psychosocial determinants of drug abuse among workers in Indonesia.
Methods: This study was an analysis of secondary data from the 2017 National Survey on Drug Abuse in the Working Group with a total of 34,397 respondents. Data analysis was performed using logistic regression.
Results: The multivariate test showed that drug abuse behavior among workers was related to demographic characteristics (education), psychological characteristics (the agreeable attitude towards drug abuse, smoking behavior, drinking behavior, risky sex behavior and doing high-risk/dangerous work), and social characteristics. (drug-prone home environment, easy access to drugs, family consuming drugs, coworkers consuming drugs, friends consuming drugs, conflict within the family, conflict with the co-workers, age at the first time working less than 15 years and rarely/never doing religious activities). Conclusion: Many factors influence drug abuse among workers, therefore there is a need for comprehensive efforts to encourage the creation of a drug abuse prevention programs for workers in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardha Raya
"Tujuan: Perawat sebagai salah satu bagian dari multidisiplin yang memiliki peran penting dalam menangani individu dual diagnosis. Tujaan penelitian untuk mengetahui penanganan individu dual diagnosis dari perspektif perawat selama ini. Metode: Desain deskriptif kualitatif dengan wawancara in-depth interview semi terstruktur via daring. Total partisipan 31 perawat di 4 tempat penelitian yaitu BNN LIDO Bogor, RSKO Jakarta Selatan, RS Marzoeki Mahdi Bogor dan Puskesmas Tebet, dengan menggunakan convenience sampling. Analisis data dengan pendekatan analisis tematik. Penelitian ini disetujui oleh komite etik. Hasil: Penelitian ini menghasilkan 5 tema; (1) gambaran pelayanan kesehatan individu dual diagnosis belum ada ke khasan saat ini (2) dominasi peran interkolaborasi perawat pada penanganan dual diagnosis (3) kondisi emosional perawat saat merawat individu dual diagnosis (4) faktor pendukung dan penghambat perawat saat penanganan individu (5) harapan pemenuhan kebutuhan perawat untuk peningkatan kualitas pelayanan dual diagnosis. Kesimpulan: Penanganan individu dual diagnosis belum ada ke khasan saat ini dikarenakan individu bergabung dengan individu NAPZA murni dalam perawatan program rehabilitasi NAPZA dan masih sedikit perhatian terhadap masalah gangguan jiwa yang dialaminya. Belum adanya pedoman, panduan ataupun standar keperawatan khusus untuk dual diagnosis perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut berbagai sektor, sehingga individu dual diagnosis dapat ditangani secara tepat dan terstandar.

Aims: Nurses as part of multidisciplinary have an important role in dealing with individual dual diagnosis. The research objective is to determine the individual handling of dual diagnoses from the perspective of nurses so far. Methods: Qualitative descriptive design with semi structured in-depth interviews online. The total participants were 31 nurses in 4 research sites, namely BNN LIDO Bogor, RSKO South Jakarta, Bogor Marzoeki Mahdi Hospital and Tebet Public Health Center, using convenience sampling. Data analysis with a thematic analysis approach. This study was approved by the ethics committee. Results: This study resulted in 5 themes; (1) the description of dual diagnosis individual health services has no specificity at this time (2) the dominance of the inter-collaboration role of nurses in handling dual diagnosis (3) the emotional condition of nurses when caring for dual diagnosis individuals (4) supporting and inhibiting factors for nurses when handling individuals (5) ) the hope of fulfilling the needs of nurses to improve the quality of dual diagnosis services. Conclusion: The treatment of dual diagnosis individuals is not specific at this time because the individual joins a pure drug individual in the treatment of a drug rehabilitation program and there is still little attention to the mental problems they experience. The absence of specific nursing guidelines or standards for dual diagnosis requires further discussion of various sectors, so that individual dual diagnoses can be handled appropriately and in a standardized manner."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>