Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elza Putri Ajustisias
"Penelitian ini membahas mengenai problematika reifikasi seniman sebagai tenaga kerja immaterial-artistik pada industri budaya. Penelitian ini menggunakan metode analisis konseptual. Industri budaya merupakan bentuk industri yang bertujuan menciptakan suatu bentuk komoditas berupa barang budaya. Sejak kehadiran industri budaya, seniman dan seni telah kehilangan independensinya. Industri budaya telah memaksa seniman untuk tunduk dan patuh, menciptakan seni, sesuai keinginan masyarakat pemilik modal. Dalam kegiatan memproduksi komoditas budaya, seniman bekerja sebagai tenaga kerja immaterial-artistik. Seniman merupakan tenaga kerja immaterial yang bekerja dalam lokus dan waktu kerja yang tidak terbatas melalui praktik artistiknya. Meskipun sebagai tenaga kerja immaterial-artistik, seniman telah direifikasi oleh pemilik modal sebagai alat untuk menciptakan komoditas budaya terus-menerus melalui praktik artistiknya.

This research discusses the problems of the reification of artists as immaterial-artistic labour in the cultural industry. This research uses a conceptual analysis method. The cultural industry is a form of industry that aims to create a form of commodity in the form of cultural goods. Since the arrival of the cultural industry, artists and arts have lost their independence. The cultural industry has forced artists to submit and obey, creating art, according to the wishes of the capitalist community. In the activity of producing cultural commodities, artists work as immaterial-artistic labour. Artists are immaterial labour who work in unlimited lociAlthough as an immaterial-artistic labour, artists have been reified by the owners of capital as a tool to create cultural commodities continuously through their artistic practices"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Toety Heraty Noerhadi Rooseno, 1933-
"Bahwa manusia dan budaya tak dapat dipisahkan adalah suatu kenyataan universil yang tak perlu langsung dimasalahkan. Tetapi bila kita dalam budaya mutakhir melihat derap pembangunan disertai arus pengalihan teknologi, kemudian dihadapkan pada pola-pola dan gaya hidup konsumtif, maka sudah saatnya kiranya untuk memperhatikan masalah manusia dalam budaya, sebagai suatu subyek menghadapi obyek-obyek dalam lingkungannya.
Di sinilah letak sumbangan suatu orientasi filsafat yang sebagai orientasi teoretis dapat memberi suatu kerangka referensi untuk meneliti fenomena budaya dalam lingkungan kita, khususnya di mana di satu fihak pengalihan teknologi menjadi sumber daya utama bagi pembangunan. Di lain fihak manusia harus meningkatkan daya seleksi terhadap pengalihan teknologi ini.
Dalam sistematik filsafat, maka bidang filsafat tentang manusia mengetengahkan kodrat manusia adalah pada subyektivitas, sebagai suatu subyek atau aku di satu fihak. Di lain fihak pula pada kehidupan budayanya, sehingga semakin menariklah untuk memasalahkan bersama kedua kodrat manusia, akte dalam budaya ini.
Suatu pembedaan budaya dalam tahap ontologis, fungsional dan mitis menyertai pembedaan aku ontologis, fungsional, dan mitis pula yang menampilkan bersama berbagai hakekat dan dimensi aku pada umumnya.
Aku ontologis mendasari dimensi aku yang mengambil jarak dari obyek, meneliti, dan kemudian cenderung untuk menguasai, bersikap intrumentil-teknologis. Teknologi sebagai penerapan sistematis akal-budi kolektif manusia memang ingin mencapai pcnguasaan yang lebih besar atas alam dan atas semua proses manusiawi. Aku ontologis merupakan dimensi aku yang mutlak untuk suatu aku teknologis dalam ruang lingkup budaya.
Aku ontologis mengambil jarak dari lingkungan secara absolut tetapi pada filsafat Rene Descartes dan Maine de Biran keduanya, akan nyata bahwa aku ontologis yang semula dianggap bersifat terpisah murni dan mandiri, menunjuk pada unsur lain, ialah unsur nonaku. Rupanya aku ontologis menampilkan selalu aspek fungsional, subyek selalu menunjuk kehadiran hal yang lain, subyek ataupun obyek lain.
Filsafat analitik menanggapi filsafat sebagai kumpulan pernyataan-pernyataan bahasa, dan aku pula merupakan suatu kata dalam bahasa, dikenal sebagai salah satu kata deiktik. Kata aku sebagai kata deiktik ternyata merupakan suatu pusat orientasi bagi kata-kata lainnya. Pernyataan bahasa yang bertolak dari obyek-obyek menunjuk selalu pada suatu pusat referensi, suatu subyek atau aku.
Aku ontologis yang ternyata nyaris bersifat ontologis murni, menampilkan bahwa subyek menunjuk pada obyek, sebaliknya filsafat analitik dari obyek menunjuk pada subyek; dua gerak bertentangan ini saling menunjang mengetengahkan aspek fungsional pada aku.
Aku fungsional melihat dirinya dalam relasi dengan obyek, dan relasi ini yang semakin menjadi realita. Teknologi dan teknokrasi cenderung untuk melihat manusia melebur menurut fungsi mereka dalam relasi ini: pengaturan yang efisien menguasai kehidupan manusia demi kelancaran sistem-sistem kolektif--relasionil. Ini pun ciri suatu teknologi modern: aku fungsional menjadi aku operasional."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
D243
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timotius Kurniawan
"Skripsi ini mempunyai fokus pada pembahasan mengenai teori Paul Taylor yang kaitannya dengan perkembangan teknologi dan dampaknya terhadap alam. Respect for Nature merupakan sebuah counter dari paradigma sebelumnya, antroposentrisme, yang mengedepankan manusia sebagai tujuan utama. Respect for Nature merupakan suatu jalan sebagai tolak ukur manusia dalam memandang dan memanfaatkan alam yang mengedepankan keadilan ekologis.

This thesis has focused on the discussion of the theory Paul Taylor associated with the development of technoligi and their impact on environtment. Respect for Nature is a counter of the previous paradigm, antropocentrism, which emphasizes the human as the main objective. Respect for Nature is a human way as a benchmark in looking forward and take advantage of natural ecological justice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Reza Alexander Antonuis, 1983-
Yogyakarta: Kanisius, 2015
100 REZ f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Franz Magnis-Suseno
Yogyakarta: Kanisus, 1992
101 FRA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Franz Magnis-Suseno
Yogyakarta: Kanisius, 1992
101 MAG f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Purwanto
"Mimpi merupakan bahasa simbolik dari ketidaksadaran manusia. Dalam proses individuasi, mimpi merepresentasikan motif-motif yng merupakan manifestasi dari arketipe. Representasi inilah yang mengkonfrontasikan ego dengan arketipenya tersebut. Film Inception menggambarkan konfrontasi ini dalam relasi antara tokoh protagonis dan antagonisnya. Dengan konfrontasi ini, ego menyadari dirinya pada konsep Diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psikologi Analitis Carl Gustav Jung.

Dream is the symbolic language of human’s unconsciousness. In the individuation, dream represents motives that are manifestation from archetype. This representation confronts ego with archetypes. The film Inception shows this confrontation in a relation between the protagonist and antagonist character. By this confrontation, the ego realizes itself with the concept of The Self. The method used in this research is Carl Gustav Jung’s Analytical Psychology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini berusaha memberikan penjelasan secara ilmiah mengenai fenomena penggunaan tanda-tanda budaya Bali pada baliho kampanye calon anggota DPD RI di daerah pemilihan propinsi Bali. Pada kampanye pemilu legislatif tahun 2014, baliho tetap banyak dipilih para caleg sebagai media kampanye. Berbagai cara dan strategi dilakukan untuk menarik perhatian para pemilik suara. Salah satunya dengan memanfaatkan tanda-tanda budaya Bali pada tampilan baliho. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda budaya Bali ditampilkan pada baliho dan makna dari tanda-tanda budaya Bali tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, objek penelitian ini adalah baliho kampanye para caleg DPD RI di daerah pemilihan Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan studi pustaka.
Tahapan analisis: pertama data yang berhasil dihimpun dikelompokkan dan diidentifikasi untuk memberikan penjelasan terhadap tanda-tanda budaya Bali yang ditampilkan. Kedua, dengan menggunakan analisis semiotika untuk mengetahui makna yang terkandung dari penggunaan tanda-tanda budaya itu. Kesimpulan yang dihasilkan bahwa tanda-tanda budaya Bali dengan identitas serta mitos yang menyertai tanda-tanda itu.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ostina E.
Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1992
100 PAN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dipa Ena
"Skripsi ini mencoba menganalisa problem filsafat di masa lontemporer sekarang ini dan mencoba menerapkan model diskursus Laclauian sebagai sebuah sistem persaingan Filsafat Pertama.

This essay is trying to analyze the contemporary problem of philosophy and trying to apply Laclauian discourse to that problem as a competition system of First Philosophy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>