Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dessy Priyanto Hamidjojo
"Latar belakang: Di tempat kerja, untuk menapis kesehatan mental pada pekerja merupakan salah satu tantangan baik bagi tenaga kesehatan maupun staf dan juga pekerja itu sendiri. Penapisannya memerlukan kuesioner yang dapat mengenali masalah kesehatan mental yang banyak terjadi seperti distres psikologis, depresi, kecemasan dan somatisasi dalam suatu waktu seperti kuesioner Four-Dimensional Symptoms Questionnaire (4DSQ). Namun, kuesioner ini memerlukan adaptasi dengan budaya Indonesia dan penilaian psikometrinya.
Tujuan: Melakukan adaptasi bahasa dan budaya dan penilaian psikometri berupa reliabilitas konsistensi internal pada kuesioner 4 Dimensional Symptoms Questionnaire (4DSQ).
Metode: Proses validasi bahasa dan budaya sesuai dengan prosedur standar dari organisasi resmi Mapi Research Trust yang menaungi kuesioner 4DSQ. Pengujian reliabilitas konsistensi internal dengan metode Chronbach’s Alpha pada data primer dari 252 sampel pekerja pabrik botol plastik.
Hasil: Penyesuaian bahasa dan budaya telah dilakukan pada proses adaptasi kuesioner. Semua atribut distres psikologis didapatkan pada kuesioner ini. Beberapa konsep utama dari gangguan somatisasi, kecemasan dan depresi didapatkan dalam kuesioner ini. Nilai reliabilitas konsistensi internal secara keseluruhan untuk kuesioner 4DSQ versi Bahasa Indonesia yaitu 0,94.
Kesimpulan: Kuesioner 4DSQ telah dilakukan adaptasi bahasa dan budaya ke versi Bahasa Indonesia dan menunjukkan konsistensi internal yang baik sebagai kuesioner penapis 4 dimensi kesehatan mental pada pekerja berbahasa Indonesia.

Background: Screening a worker’s mental health state in the workplace can be difficult for medical personnel, who may be concerned for both staff and the worker. The screening requires a comprehensive questionnaire such as Four-Dimensional Symptoms Questionnaire (4DSQ) that may identify common mental health issue such as psychological distress, depression, anxiety and somatization in a single assessment. The questionnaire, on the other hand, requires further customization and psychometric testing for Indonesian culture.
Objectives: This study aims to cross-culturally adapt the questionnaire and its psychometric qualities within the Indonesian cultural environment
Methods: The original questionnaire was cross-culturally adapted according to the recommendations of Mapi Research Trust. The psychometric test of internal consistency, counted with Cronbach's Alpha methods from primary data filled by 252 worker of a plastic bottle factory.
Results: During the cross-cultural adaptation process, some alterations were made to accommodate Indonesian culture. This questionnaire contains all of the psychological characteristic of psychological distress as well as several key concepts of depression, anxiety, and somatization. The Indonesian version of the 4DSQ has an internal consistency of 0.94.
Conclusion: The 4DSQ has been cross-culturally adapted into Indonesian version and from the psychometric test provides a good reliability as a screening questionnaire for four dimension of mental health issues upon Indonesian-speaking worker.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Segal Hidajat
"Gangguan produktivitas kerja pada kalangan pekerja akibat masalah kesehatan dapat berupa absenteisme dan presenteisme. Kuesioner World Health Organization-Health and Work Performance Questionnaire (WHO-HPQ) merupakan kuesioner lapor mandiri yang dibuat untuk menilai dampak yang dihadapi oleh pemberi kerja akibat penurunan produktivitas kerja yang disebabkan oleh presenteisme, absenteisme, dan cedera/kecelakaan akibat kerja. Studi ini bertujuan untuk melakukan validasi dan reliabilitas dari kuesioner WHO-HPQ bahasa Indonesia versi pendek. Adaptasi transkultural dilakukan dengan adaptasi transkultural dan uji reliabilitas terhadap kuesioner WHO-HPQ versi pendek. Proses adaptasi transkultural dilakukan melalui berbagai tahap termasuk penerjemahan, peninjauan ahli, pretesting dan wawancara kognitif, dan pengujian kuesioner versi final serta dokumentasi. Penilaian validitas pertanyaan menggunakan nilai inter-item correlation dengan minimal nilai 0.2 dan untuk uji reliabilitas, nilai Cronbach alpha dengan minimal nilai 0.7. Kuesioner WHO-HPQ bahasa Indonesia versi pendek telah valid dalam bahasa Indonesia baik pada bagian absenteime dan presentasi. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s alpha 0.328 untuk item bagian absenteisme dan 0.878 pada bagian presenteisme. Kuesioner WHO-HPQ bahasa Indonesia versi pendek dapat digunakan sebagai alat identifikasi absenteisme dan presenteisme pada pekerja di Indonesia.

Reduction of work productivity among workers due to health problems can take in the form of absenteeism and/or presenteeism. The World Health Organization-Health and Work Performance Questionnaire (WHO-HPQ) is a self-report questionnaire instrument was created to assess the cost faced by employers due to decreased efficiency caused by presenteeism, absenteeism, and work-related accidents/injuries. This study aims to carry out validity and reliability of the short Indonesian version of the WHO-HPQ questionnaire. We conducted transcultural adaptation and reliability testing the short version of WHO-HPQ questionnaire. This method employs multiple phases including translation, experts review, pretesting and cognitive interviewing, testing the final version and documentation. In order to determine if a question item is valid, item-correlation value must be greater than 0.2, and for the reliability, internal consistency with Cronbach's alpha value must exceed a minimum threshold of 0.7. The short version of the WHO-HPQ questionnaire is valid in Indonesian version, for the absenteeism and presenteeism aspects. The results of the reliability test showed a Cronbach's alpha value of 0.328 for the absenteeism section and 0.878 for the presenteeism section. The short Indonesian version of the WHO-HPQ can be used as a tool to identify absenteeism and presenteeism among workers in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Sanjaya
"Latar Belakang: Gangguan psikologis pada pekerja dapat berdampak pada gangguan kesehatan fisik, penurunan produktivitas kerja hingga kecelakaan kerja. Kuesioner yang digunakan di beberapa dunia untuk menilai gangguan psikologis adalah kuesioner Brief Symptom Rating Scale-5 (BSRS-5). Namun kuesioner tersebut masih belum ada versi Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan validitas transkultural (adaptasi lintas budaya), uji validitas dan reliabilitas agar kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penilaian gangguan psikologis pada pekerja di Indonesia.
Metode: Penelitian ini diawali dengan penerjemahan dan penyesuaian kultural dari kuesioner asli. Tim peneliti melakukan modifikasi kuesioner asli yang berbahasa asing diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar kuesioner dapat digunakan di lingkungan kerja. Penelitian dilanjutkan dengan pengumpulan data menggunakkan kuesioner BSRS-5 versi Bahasa Indonesia yang sudah melewati validitas transkultural kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji validitas konstruk, validitas eksternal dengan Depression, Anxiety dan Stress Scale-21 (DASS-21), analisa faktor dan uji reliabilitas.
Hasil: Kuesioner BRS-5 dihasilkan dari validasi transkultural dengan metode ISPOR. Hasil dari uji validitas konstruk semua pertanyaan (0.634-0.781) dengan tingkat signifikansi < 0.05. Kemudian dilakukan analisa faktor semua pernyataan > 0.3 dan didapatkan kelima item dengan nilai Eigenvalue 1. Cronbach's Alpha adalah 0.770. Nilai Corrected Item Total Correlation semua pernyataan antara 0.634-0.781. Hasil uji validitas eskternal dengan DASS-21 didapatkan BSRS-5 berkolerasi dengan DASS-21 dimensi depresi dan dimensi stres dengan nilai korelasi 0.397 dan 0.399. Sedangkan untuk BSRS-5 dengan DASS-21 dimensi anxiety menunjukkan tidak adanya korelasi dengan nilai korelasi 0.237. Oleh karena itu, diperlukan penilaian kuesioner gold standard lainnya apabila terbukti mengalami gangguan psikologis dari setiap komponen yang terdapat di BSRS-5.
Kesimpulan: Penelitian menghasilkan kuesioner Brief Symptom Rating Scale-5 (BSRS-5) yang valid dan reliable untuk digunakan oleh pekerja khususnya tenaga medis umum di Indonesia. Namun, untuk menindaklanjuti gangguan psikologis yang didapat setelah mengisi kuesioner BRSS-5 versi Bahasa Indonesia diperlukan gold standard kuesioner lain atau bantuan profesional untuk evaluasi lebih lanjut.

Background: Psychological distress in workers is associated with physical health problems and decreased work productivity costing the impact of workplace accidents. One of the questionnaires used in several countries to assess psychological distress is the Brief Symptom Rating Scale - 5 (BSRS-5). However, the BSRS-5 is not available in the Indonesian version. In this study, researchers do transcultural (cross-cultural adaptation), construct validity, external validity and reliability tests. To make BSRS-5 provide an instrument for assessing psychological distress for workers in Indonesia. Methods: This study started with the cultural adaptation of the original questionnaire. The research team modified the original questionnaire in a foreign language and translated it into Indonesian language so that the questionnaire could use in the work environment. The study continued with data collection using the Indonesian version of the BSRS-5 questionnaire, which had passed transcultural validity. Then it continued with construct validity tests, factor analysis, external validity with Depression, Anxiety and Stress Scale-21 (DASS-21), and reliability testing. Results: The BSRS-5 questionnaire was produced from transcultural validation using the ISPOR method. The results of the construct validity test for all questions between (0.634-0.781) with a significance level < 0.05. The factor analysis values for all statements > 0.3 were all items having Eigenvalues > 1. The Corrected Item Total Correlation value for all statements is between 0.634-0.781. Cronbach's Alpha score is 0.770. The external validity test results with DASS-21 showed that BSRS-5 correlated with the DASS-21 dimensions of depression and stress with correlation values of 0.397 and 0.399. In opposition to correlated BSRS-5 with the dimension of anxiety in DASS-21 showed no correlation with a correlation value of 0.237. Therefore, another standard gold questionnaire is required to evaluate physiological distress based on each item in BSRS-5. Conclusion: The absence of correlation with anxiety in this assessment tool need another gold standard questionnaire or professional assistance is required for further evaluation to follow up on psychological disorders. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniasih Restu Putri
"Sekitar 62% terdapat stresor di tempat kerja. Individu yang kurang memiliki kemampuan koping sering mengalami distres. Belum ada instrumen khusus yang dapat menilai stresor kerja dan persepsi stres terhadap stresor di tempat kerja di Indonesia. Uji validitas dan reliabilitas Work Stress Questionnaire (WSQ) versi bahasa Indonesia bertujuan menilai efektivitasnya dalam mengukur stresor dan persepsi stres di tempat kerja yang dapat digunakan oleh tenaga profesional medis untuk individu maupun komunitas pekerja. Metode International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) yang digunakan untuk adaptasi linguistik transcultural, uji validitas internal dengan nilai item total korelasi, uji validitas kriteria yang membandingkan WSQ dengan kuesioner lainnya, uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha. Lima dari enam dimensi terbukti valid dan reliabel, kecuali beberapa item dalam dimensi konflik – konflik dan organisasi tidak jelas menujukkan hasil tidak valid dan tidak reliabel. Namun, dimensi ini memberikan hasil yang valid dan reliabel pada responden dengan tingkat pendidikan S1. Hasil dari lima dimensi lainnya didapatkan nilai koefisien item total skor korelasi 0.272 – 0.822 dan cronbach alpha 0.596 – 0.906. Analisis validitas kriteria tidak ada korelasi yang bermakna antara WSQ dengan kuesioner tervalidasi lainnya. WSQ versi Indonesia memerlukan penyesuaian dan penelitian lebih lanjut agar sesuai digunakan oleh pekerja dengan pendidikan di bawah S1.

Around 62% of stressor comes from workplace. Person who lacks coping abilities, leading to distress. Currently, there is no instrument in Indonesia to assess workplace stressors and stress perception. The validity and reliability study of the Work Stress Questionnaire (WSQ) Indonesian version aims to assess its effectiveness in measuring work-related stressors and stress perception that can be used by medical professional for both individual and community of workers. The International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) method was use for transcultural linguistic adaptation. Internal validity was confirmed with item-total correlations, criteria validity was assessed against established questionnaires and reliability measured by Cronbach alpha. Five out of six dimensions in the WSQ were valid and reliable, except for certain items in indistinct organization and conflicts dimension which show invalid and unreliable. However, this dimension has valid and reliable results in respondents with a bachelor degree. Item total correlations of other dimensions ranged from 0.272 to 0.822 and Cronbach alpha ranged from 0.596 to 0.906. Criterion validity analysis showed no significant correlation between WSQ compared to other questionnaires. The Indonesian WSQ needs adjustments and future research to be suitable for workers with an education level below a bachelor's degree."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ade Rahmat Kurnia
"Pendahuluan: Selama masa pandemi, tenaga kesehatan mengalami peningkatan stresor di tempat kerja yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Universitas Guyana mengembangkan kuesioner SSTRESS 1 untuk mengidentifikasi stresor yang dirasakan oleh petugas kesehatan selama pandemi. Kuesioner SSTRESS 1 perlu divalidasi sebelum dapat digunakan di Indonesia. Metode: Studi validasi dengan validasi dan adaptasi trans-kultural, proses penerjemahan ke bahasa Indonesia dilakukan dengan metode ISPOR. Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi Internal Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Analisis faktor dilakukan untuk menyelidiki faktor yang terbentuk dari kuesioner ini berdasarkan budaya lokal dengan >0,3 sebagai muatan minimum untuk masing-masing pertanyaan. Hasil: Uji menghasilkan kuesioner SSTRESS 1 versi Bahasa Indonesia dengan 18 pertanyaan valid dengan Cronbach’s alpha 0,919. Enam pertanyaan dikeluarkan karena korelasi antar item < 0,03. Frustrasi, tekanan dan beban kerja adalah faktor-faktor yang menyusun kuesioner ini. Kesimpulan: Kuesioner SSTRESS 1 Bahasa Indonesia terdiri dari 18 pertanyaan dengan 3 faktor yaitu frustrasi, tekanan dan beban kerja. Eksternal validasi menggunakan SRQ-20 menunjukkan korelasi yang positif

Background: During pandemic healthcare workers suffered from an increased stressor in their workplace which make them more vulnerable to mental health problems. University of Guyana developed SSTRESS 1 questionnaire to identify stressor perceived by healthcare workers during pandemic. SSTRESS 1 questionnaire need to be validated before it can be used in Indonesia. Method: Validation study with trans-cultural validation, translation process to Bahasa Indonesia done with ISPOR method. Reliability test carried out with Internal consistency of Cronbach’s alpha greater than 0.6. Analysis factor conducted to investigate factor made from this questionnaire based on local culture with > 0.3 as minimum loading for each question. Result: Test generate 18 valid questions form SSTRESS 1 questionnaire version of Bahasa Indonesia with Cronbach’s alpha 0.919. Six questions are excluded as the inter-item correlation < 0.03. Frustration, pressure and workload are factors composed this questionnaire. Conclusion: SSTRESS 1 questionnaire in Bahasa Indonesia consist of 18 questions with 3 factors i.e. frustration, pressure and workload. External validation with SRQ-20 shown positive correlation"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ade Rahmat Kurnia
"Pendahuluan: Selama masa pandemi, tenaga kesehatan mengalami peningkatan stresor di tempat kerja yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Universitas Guyana mengembangkan kuesioner SSTRESS 1 untuk mengidentifikasi stresor yang dirasakan oleh petugas kesehatan selama pandemi. Kuesioner SSTRESS 1 perlu divalidasi sebelum dapat digunakan di Indonesia.
Metode: Studi validasi dengan validasi dan adaptasi trans-kultural, proses penerjemahan ke bahasa Indonesia dilakukan dengan metode ISPOR. Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi Internal Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Analisis faktor dilakukan untuk menyelidiki faktor yang terbentuk dari kuesioner ini berdasarkan budaya lokal dengan >0,3 sebagai muatan minimum untuk masing-masing pertanyaan.
Hasil: Uji menghasilkan kuesioner SSTRESS 1 versi Bahasa Indonesia dengan 18 pertanyaan valid dengan Cronbach’s alpha 0,919. Enam pertanyaan dikeluarkan karena korelasi antar item < 0,03. Frustrasi, tekanan dan beban kerja adalah faktor-faktor yang menyusun kuesioner ini.
Kesimpulan: Kuesioner SSTRESS 1 Bahasa Indonesia terdiri dari 18 pertanyaan dengan 3 faktor yaitu frustrasi, tekanan dan beban kerja. Eksternal validasi menggunakan SRQ-20 menunjukkan korelasi yang positif

Background: During pandemic healthcare workers suffered from an increased stressor in their workplace which make them more vulnerable to mental health problems. University of Guyana developed SSTRESS 1  questionnaire to identify stressor perceived by healthcare workers during pandemic. SSTRESS 1 questionnaire need to be validated before it can be used in Indonesia.
Method: Validation study with trans-cultural validation, translation process to Bahasa Indonesia done with ISPOR method. Reliability test carried out with Internal consistency of Cronbach’s alpha greater than 0.6. Analysis factor conducted to investigate factor made from this questionnaire based on local culture with > 0.3 as minimum loading for each question.
Result: Test generate 18 valid questions form SSTRESS 1 questionnaire version of Bahasa Indonesia with Cronbach’s alpha 0.919. Six questions are excluded as the inter-item correlation < 0.03.  Frustration, pressure and workload are factors composed this questionnaire.   
Conclusion: SSTRESS 1 questionnaire in Bahasa Indonesia consist of 18 questions with 3 factors i.e. frustration, pressure and workload. External validation with SRQ-20 shown positive correlation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Aditya
"Latar belakang: Teori attachment telah terbukti menjadi suatu dasar dalam mempelajari regulasi emosi dan kesehatan jiwa. Pola attachment yang tidak aman merupakan suatu keadaan yang berisiko dan rentan untuk terjadi gangguan jiwa, sedangkan peningkatan keamanan dalam attachment memberikan dampak perbaikan terhadap psikopatologi yang dimiliki seseorang. Pengenalan terhadap pola attachment ini penting untuk menentukan intervensi yang tepat untuk pasien. Pengenalan ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara psikiatri yang mendalam atau dengan menggunakan kuesioner. Menilai pola attachment menggunakan kuesioner membantu psikiater mengetahui pola attachment pasien lebih cepat.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen Relationship Questionnaire RQ versi Bahasa Indonesia serta menguji kesahihan dan keandalan instrumen Relationship Questionnaire dalam Bahasa Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan disain uji validitas isi dan uji validitas konstruksi. Uji reliabilitas yang dilakukan adalah reliabilitas konsistensi internal dengan mengukur koefisien korelasi dengan nilai Cronbach's ?.
Hasil: Koefisian validitas isi instrumen RQ versi Bahasa Indonesia adalah 1.00. Keandalan instrumen Relationship Questionnaire versi Bahasa Indonesia menurut nilai Cronbach's ? untuk keseluruhan butir instrumen adalah 0,577. Nilai Cronbach's ? untuk pola A secure adalah 0,279; untuk pola B preoccupied adalah 0,619, untuk pola C fearful adalah 0,659, dan untuk pola D dismissing adalah 0,615.
Simpulan: Instrumen RQ versi Bahasa Indonesia memiliki kesahihan yang baik dan dinilai cukup andal.

Background: Attachment theory has proven as one basic to learn emotional regulation and mental health. Insecure attachment styles were risky and vulnerable condition to grow become mental illness, meanwhile attachment security improvement have good healing effect in psychopathology. Detection for someone's attachment styles is important so a psychiatrist can decide which intervention fit the best for the patients. We can know someone's attachment styles through detail psychiatic interview or use an instrument. Using an instrument can help psychiatrist to know the patients'attachment styles faster.
Aims: We did this research to get and to evaluate validity and reliability of Relationship Questionnaire in Bahasa Indonesian version.
Methods: This research use content validity test and construct validity test to evaluate validity of the questionnaire and use Cronbach's to evaluate the reliability.
Results: Construct validity coefisien of the RQ in Bahasa Indonesia version is 1.00. The reliability according to Cronbanch's values for whole item is 0,577 for secure attachment is 0,279 for preoccupied attachment 0,619, for fearful attachment is 0,659, and for dismissing attachment is 0,615.
Conclusion: Relationship Questionnaire in Bahasa Indonesia version have good validity dan reliability.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arsi Shabrina
"Latar belakang: : Refluks laringofaring merupakan keluhan yang sering ditemui pada poli rawat jalan THT RSCM.. Kuesioner yang selama ini sering digunakan di Poli THT RSCM adalah kuesioner Skor Gejala Refluks (SGR). Kuesioner memiliki kekurangan berupa banyak gejala-gejala terkait refluks laringofaring yang tidak termasuk dalam kuesioner ini. Saat ini terdapat suatu kuesioner yang dianggap lebih signifikan dalam menilai refluks laringofaring dibandingkan SGR yaitu Reflux Symptom Score (RSS) yang belum diadaptasi ke bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian terapi proton pump inhibitor untuk pasien OMSK aman aktif dengan refluks laringofaring Metode: Pasien-pasien curiga refluks laringofaring dan pasien yang sudah didiagnosis refluks laringofaring yang datang ke Poli THT RSCM dilakukan anamnesis, dan diminta untuk mengisi kuesioner SGR dan RSS yang sudah diadaptasi lintas budaya ke Bahasa Indonesia sesuai dengan metode WHO. Pasien juga dilakukan pemeriksaan rinofaringolaringoskopi serat optik lentur untuk melihat kriteria objektif refluks laringofaring yaitu skor temuan refluks (STR). Hasil: Penelitian melibatkan 44 subjek yang memenuhi kriteria penerimaan. Kuesioner RSS ini memiliki nilai p dan korelasi yang signifikan untuk setiap item pada penilaian frekuensi dan keparahan kecuali satu item yaitu diare. Kuesioner ini juga memiliki Cronbach Alpha di atas 0,6 untuk masing-masing bagian pada penilaian frekuensi dan keparahan. Kesimpulan: Instrumen RSS versi Bahasa Indonesia telah diadaptasi lintas budaya (transcultural), valid dan reliabel sebagai instrumen untuk menilai gejala pada RLF.

Introduction: Laryngopharyngeal reflux is frequently found in the ENT outpatient clinic of Cipto Mangunkusumo General Hospital in Jakarta. Laryngopharyngeal reflux is also a risk factor for Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM). The questionnaire that has been frequently used in the ENT outpatient clinic is the Reflux Symptom Index (RSI) questionnaire. However, this questionnaire doesn’t include many symptoms related to laryngopharyngeal reflux. Currently, there is a questionnaire that is considered more significant in assessing laryngopharyngeal reflux than RSI, the Reflux Symptom Score (RSS). This questionnaire has not been adapted to Indonesian yet. This study is a preliminary study of a proton pump inhibitor therapy study for CSOM patients with laryngopharyngeal reflux Methods: Method: Suspected laryngopharyngeal reflux patient or patient that already been diagnosed as reflux laryngopharyngeal reflux that came to Cipto Mangunkusumo general hospital ENT outpatient clinic were interviewed and asked to fill RSI and transcultural adapted RSS. Patients were also examined using flexible rinopharyngolaryngoscopy flexible to assess reflux finding score. Results: This study involved 44 subjects who met the inclusion criteria. This RSS questionnaire has a p-value and significant correlation for each item on the assessment of frequency and severity except for one item diarrhea. This questionnaire also has Alpha Cronbach above 0.6 for each section on the assessment of frequency and severity. Conclusion: RSS Indonesian version has been transculturally adapted also valid dan reliable as an instrument to asses symptoms in laryngopharyngeal reflux."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Ulfah
"ABSTRAK
Gangguan kognitif ringan merupakan gejala awal dari perkembangan penyakit demensia yang dapat dicegah dan diperbaiki. Deteksi MCI menggunakan bantuan informan memiliki kelebihan dibandingkan pemeriksaan langsung ke lansia. Salah satu pemeriksaan berdasarkan informan adalah IQCODE-S. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan adaptasi lintas budaya, uji validitas dan reliabilitas IQCODE-S Bahasa Indonesia.Metode Penelitian. Penelitian dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama meliputi adaptasi lintas budaya berdasarkan ketentuan World Health Organization WHO , dilanjutkan uji validitas interna, reliabilitas interna dan reliabilitas test-retest pada 30 pasien epilepsi yang memenuhi kriteria inklusi. Tahap kedua adalah uji diagnostik. Hasil IQCODE-S dengan titik potong ge;3,19 dibandingkan dengan pemeriksaan neuropsikologi sebagai baku emas.Hasil. Kuesioner IQCODE-S versi bahasa Indonesia didapatkan melalui proses adaptasi lintas budaya menurut WHO. Hasil uji validitas interna dengan korelasi Spearman didapatkan koefisien korelasi 0,382 hingga 0,778. Uji reliabilitas konsistensi interna dengan Cronbach rsquo;s Alpha 0,854. Perbedaan nilai koefisien korelasi dan Cronbach rsquo;s Alpha antara pemeriksaan pertama dan retest menunjukkan reliabilitas test-retest yang baik. Dari 63 subyek uji diagnostik, proporsi MCI hasil pemeriksaan neuropsikologi sebanyak 87,3 . Dengan titik potong ge;3,19, IQCODE-S memiliki sensitivitas 76,4 dan spesifisitas 87,5 . Kesimpulan. Kuesioner IQCODE-S versi Indonesia terbukti valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk menapis MCI. Dengan titik potong ge;3,19, IQCODE-S memiliki nilai akurasi yang tinggi tapi belum dapat menjadi alat skrining MCI di komunitas.Kata Kunci. MCI, IQCODE-S versi Indonesia, uji validitas dan reliabilitas, uji diagnostik.

ABSTRACT
Mild cognitive impairment MCI is the most early clinical symptom from the progression stage of dementia which this stage can be prevented or fixed. Detection of MCI by using informant based report has many advantages compared with objective screening test. One of informant based tools is Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly short version IQCODE S . The aim of this study is to develop transcultural adaptation, validity and reliability test and diagnostic test with neuropsychological test of the IQCODE S.Method. The study was conducted in two phases. The first phase included transcultural adaptation based on World Health Organization WHO standards, followed by internal validity test, internal reliability test and test retest in 30 elderly patients within their informants who fulfill the inclusion criteria. The second phase was diagnostic test, in which, IQCODE S, with cut off point ge 3,19,will be compared with Neuropsychological test as the gold standard examination for diagnosing MCI.Results. The Indonesian version of IQCODE S was obtained by transcultural adaptation based on WHO standards. Internal validity test with Spearman correlation obtained the correlation coefficient 0.38 to 0.778 Internal consistency reliability test with Cronbach rsquo s Alpha was 0.854. The difference of correlation coefficient and Cronbach rsquo s Alpha between the first and the retest showed good test retest reliability. Out of 63 of subjects of diagnostic test, the proportion of MCI using neuropsychological test was 87.3 . With cut off point 3,19, IQCODE S had sensitivity rate of 76,4 and specificity 87,5 .Conclusion. The Indonesian version of the the IQCODE S was proven to be valid and reliable, also was found to be accurate but there should be cut off point determination as screening test so sensitivity could be higher than specificity. Keywords. MCI, IQCODE S Indonesian version, validity and reliability test, diagnostic test. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>