Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridho Hans Gurning
"Terminal merupakan unsur utama yang paling penting dari Pelabuhan dalam melayani kapal dalam melaksanakan bongkar muat barang. Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan bongkar muat barang disesuaikan dengan jenis barang, kemasan barang yang akan ditangani dan jenis kapal yang akan dilayani. Namun di Pelabuhan memiliki kendala dalam dwelling time. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai dwelling time. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi pemodelan sistem dinamik untuk mengurangi dwelling time di Pelabuhan Jakarta Internasional Container Terminal dan penerapan Ekosistem Logistik Nasional. Metode yang digunakan dengan sistem dinamik akan menunjukkan faktor utama dalam mengurangi dwelling time. Selain itu juga, dilakukan penerapan ekosistem logistik nasional dalam mengurangi dwelling time di pelabuhan JICT. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan bahwa pengaruh terbesar dari dwelling time di Pelabuhan JICT adalah aspek kepabeanan dan infrastruktur. Pengembangan model berdasarkan dari dwelling time, arus kontainer ke yard dan kuantitas bongkar yang telah di validasi mendapatkan mean error kurang dari 5% dan error variance kurang dari 30% sehingga dapat dilanjutkan dalam penerapan ekosistem logistik nasional. Pada dwelling time terjadi penurunan dari 3,52 hari menjadi 1,50 hari atau sekitar 57%. Peningkatan kuantitas bongkar dari 88.878 TEU’s/Bulan menjadi 96.712 TEU’s/Bulan, serta pada arus kontainer terjadi penurunan dari 161.722 Kontainer/Bulan menjadi 159.019 Kontainer/Bulan. Sehingga penerapan ekosistem logistik nasional dapat diterapkan di Pelabuhan JICT untuk mengurangi dwelling time dan meningkatkan kuantitas bongkar.

The terminal is the most important main element of the Port in serving ships in carrying out loading and unloading of goods. The facilities needed in the loading and unloading activities of goods are adjusted to the type of goods, the packaging of the goods to be handled and the type of ship to be served. But in the Port has obstacles in dwelling time. A lot of research has been done on dwelling time. In this study, a simulation of dynamic system modeling was conducted to reduce dwelling time at the Port of Jakarta International Container Terminal and the implementation of the National Logistics Ecosystem. The methods used with dynamic systems will show the main factors in reducing dwelling time. In addition, the implementation of national ecosystem logistics is carried out in reducing dwelling time at JICT ports. Based on the results of processing, it was obtained that the biggest influence of dwelling time at JICT Port was the customs and infrastructure aspects. The development of models based on dwelling time, container flow to yards and quantity of unloading that has been validated gets a mean error of less than 5% and error variance of less than 30% so that it can be continued in the implementation of national ecosystem logistics. At dwelling time there was a decrease from 3.52 days to 1.50 days or about 57%. Increased unloading quantity from 88878 TEU's /Month to 96712 TEU's/Month, and in container flows there was a decrease from Container 161722/Month to 159019 Container/Month. So that the implementation of national ecosystem logistics can be applied at JICT Port to reduce dwelling time and increase the quantity of unloading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutma Pujiwat
"ABSTRAK
Sistem transportasi barang dari lokasi industri menuju pelabuhan msih didominasi oleh truk. Dengan trend kenaikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong serta lapangan penumpukan yang terbatas akan mengakibatkan kemacetan di zona pelabuhan sehingga waktu tempuh dari dan menuju pelabuhan semakin bertambah yang menyebabkan biaya logistik meningkat. Konsep Dry port sebagai perpanjangan pelabuhan, akan meningkatkan efektifitas dan konektivitas transportasi barang dari dan menuju pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatan lokasi dry port dengan biaya total minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikriteria hybrid AHP-TOPSIS untuk mendapatkan bobot kriteria pemilihan dan perangkinan lokasi serta Uncapacitated Fixed Location Problem untuk mendapatkan lokasi dry port dengan biaya total optimum. Hasil AHP menunjukkan bahwa bobot  kriteria penentu adalah kedekatan dengan rel (0,174), kedekatan dengan industri (0,163), kedekatan dengan tol (0,151), harga tanah (0,12), upah minimum (0,112), kedekatan dengan sumber energi (0,094), pertumbuhan industri (0,08), kedekatan dengan jalan arteri (0,058), topografi (0,033), PDRB (0,015). Sedangkan hasil TOPSIS menunjuukan bahwa urutan rangking lokasi dry port adalah Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto dan jember. Selanjutnya hasil analisis Uncapacitated Fixed Location Problem menunjukkan bahwa lokasi dry port dengan total biaya minimum adalah Kandangan.

ABSTRACT
The transportation system of goods from industrial locations to seaport is still dominated by trucks. With the rising trend of loading and unloading activities at Surabaya Container Terminal and Teluk Lamong Terminal and limited container yard cause congestion in the port zone so that travel time to and from the port increases as well as logistics costs. The concept of Dry port as an extension of seaport, will increase the effectiveness and connectivity of transportation to and from seaport. This study aims to obtain dry port location with a minimum total cost. The method used in this research is AHP-TOPSIS hybrid multi-criteria to weight location criteria and to rank location then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem is used to get the location with optimum total cost. AHP show that the weighting of the criteria: proximity to rail (0.174), proximity to industry (0.163), proximity to highway (0.151), land price (0.12), minimum wage (0.112), proximity to energy sources (0.094) , industrial growth (0.08), proximity to arterial roads (0.058), topography (0.033), PDRB (0.015). While TOPSIS shows the location ranking as follows: Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto, Jember then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem analysis shows that the optimum dry port location is Kandangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhandi Mulia
"Berdasarkan hasil kajian literatur, aktivitas hauling, loading, dan dumping merupakan aktivitas berisiko tinggi di pertambangan (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). Pada tahun 2015 sampai 2018, di PT. XYZ telah terjadi beberapa kecelakaan pada aktivitas tersebut, sehingga menyebabkan fataliti. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko mendalam terkait tiga kegiatan tersebut di PT. XYZ. Kajian risiko dilakukan dengan metode failure modes and effects analysis (FMEA). Ditemukan 71 mode kegagalan potensial di PT. XYZ, terdiri dari 7 temuan tahap persiapan, 18 temuan proses pemuatan, 35 temuan proses pengangkutan, dan 11 temuan proses pembongkaran. Dari 71 mode kegagalan, 25% mode kegagalannya memiliki tingkat risiko sangat tinggi, seperti kerusakan ban dumptruck akibat batu tajam, kegagalan fungsi rem, ban bocor saat berjalan, unit loader menabrak batu besar ketika manuver, unit loader terkena pentalan batu dan mengenai kabin ketika pengisian, ban unit loader mengalami sayatan besar akibat ceceran batu tajam, unit dumptruck terperosok di permukaan labil, kendaraan ringan terjatuh saat berjalan di tebing. Oleh karena itu, perlu dilakuan peningkatan perawatan pada unit alat berat, lingkungan kerja aman, dan peningkatan kompetensi operator.

Loading, hauling, and dumping activities are high risk acitivities in mining, based on the literatur review (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). During the period of 2015 to 2018, there were several accidents related to loading, hauling, and dumping activities that causing fatalities at PT. XYZ. Therefore, detail risk assessment need to be performed of these three activities at PT. XYZ. The failure modes and effects analysis (FMEA) method was used in this study. 71 potential failure modes were identified, consist of 7 failure modes at preparation step, 18 failure modes at loading process, 35 failure modes at the hauling process, and 11 failure modes at the dumping process. About 25% of the 71 potential failure modes were very high risk level. They were dumptruck tire failure due to scattered sharp stones, brake failure while operating dumptruck, tire damage while operating, loader unit crahsed with big stones while maneuvering, loader cabin hit by hanging stones while loading, scratched tire of the loader unit due to scattered sharp stones, the dumptruck caught in the labile surface, and light vehicle fell down from benches. As recommendation, it is important to strengthen maintenance of heavy equipment, improve safe environment, and increase operator competence."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikky Putra Utama
"ABSTRAK
Infrastruktur di dalam negara kepulauan yang efektif untuk menyalurkan distribusi barang
yaitu melalui kegiatan bongkar muat pelabuhan. Salah satu pelabuhan yang menjadi objek
penelitian ini yaitu pelabuhan Cigading di Provinsi Banten yang merupakan pelabuhan
untuk penanganan kargo curah kering dan curah cair. Pelabuhan ini akan berkespansi
sesuai dengan visi misi pelabuhan dan untuk meningkatkan penanganan kargo. Ekspansi
dilakukan untuk mencapai target aktifitas pelabuhan sebesar 26.81 juta ton pada tahun
2025. Sehingga dalam ekspansi tersebut memerlukan pendanaan yang besar dan
membutuhkan perencanaan yang tepat dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Metoda
penelitian yang digunakan untuk menganalisis peningkatan kapasitas terminal pelabuhan
adalah dengan mengembangkan kerangka kerja Perencanaan Pelabuhan Adaptif (Port
Planning Adaptive PPA). Kerangka kerja PPA ini memberikan keunggulan
dibandingkan perencanaan konvesional dikarenakan pengembangan PPA dapat
mengindentifikasi, mempunyai fleksibilitas dalam desain dan beradapatasi dari faktorfaktor
ketidakpastian di masa yang akan datang, sehingga perencana dapat menentukan
keputusan terbaik. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui besarnya investasi dan
konsep desain pelabuhan Cigading ketika ekspansi.

ABSTRACT
The effective infrastructure in the archipelago country to distribute goods is through port
loading and unloading activities. One of port that will be the object of this research is
Cigading Port in the Banten Province. Main activities of this port are handling dry bulk
and liquid bulk cargoes. This port will expand in line with ports vision and mission to
increase cargo handling. The expansion is carried out to achieve target of cargo handling
to 26.81 million tons in 2025. This expansion is required big funding, proper planning
and can be adjusted to the needs in the future. The research methodology will use
framework of Adaptive Port Planning (APP). This framework gives advantages compared
to conventional planning because of APP can identify, have flexibility in design, and can
be adapted from the uncertainty factors in the future. By using this framework, port
planner will have several scenarios so he she can determine the best decision to develop
Cigading Port.
"
2019
T55210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Aditya Hamka
"Kapal merupakan sarana transportasi yang paling efektif dalam pendistribusian barang antarpulau. Melalui jalur laut, ribuan ton barang dikemas dalam petikemas, ditumpuk dalam satu kapal, dan dikirim ke tujuan pengiriman. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan terkait petikemas adalah bongkar muat khususnya kegiatan stevedoring. Stevedoring memiliki tujuan untuk memindahkan dan menyusun petikemas dari dermaga ke atas kapal atau sebaliknya. Pihak pelabuhan menyadari bahwa aktivitas stevedoring sangat berbahaya dan memiliki risiko yang tinggi bagi para pekerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang Safety Risk Assessment guna meminimalisir angka kecelakaan kerja pada kegiatan stevedoring. Dengan menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA), peneliti mengidentifikasi jenis, penyebab, dan dampak serta pengendalian dari kemungkinan risiko berdasarkan rangkaian aktivitasnya. Melalui metode tersebut, peneliti mendapatkan hasil berupa risk matrix dan risk level, yang kemudian diteruskan dengan mencari root cause dari suatu kecelakaan yang memiliki tingkat risiko 5 tertinggi dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA).

Ship is the most effective transportation in the distribution of commodities between islands. Thousand tons of commodities packed in the container, stacked in a ship, and sent to the destination of delivery through the sea. One critical activity related to the container is loading and unloading activities, named stevedoring. Stevedoring is a series of activities to move and arrange container from the wharf to the ship and vice versa. The container terminal side realized that these activities are very dangerous and have a high risk for the workers.
This research aims to design a Safety Risk Assessment in order to minimize the number of work accidents on stevedoring. By using Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA), researcher identified the types, causes, effects, and also control of any possible risks based on each activity on stevedoring. From this method, researcher get the result in the form of risk matrix and risk level that will be continued to be used in finding the root cause of accident which has the five highest of risk level by using Fault Tree Analysis (FTA).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Baral Nafy
"Latar belakang. Pekerjaan angkat angkut merupakan aktivitas fisik berat di tempat kerja. Sistem kerja yang berulang dan dengan beban keija yang berat dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berakibat penurunan ketahanan kardiorespirasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui variasi status ketahanan kardiorespirasi dan faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja angkat angkut.
Metode. Disain penelitian menggunakan metode potong lintang. Subyek penelitian berasal dari bagian distribusi. Aktivitas fisik diternpat keija diketahui dari kuesioner dengan mengidentifikasi jenis pekerjaan, jenis kemasan, lama kerja, pekeijaan sampingan, lama istirahat kecil dan jumlah rit per bari. Tingkat ketahanan kardiorespirasi diukur menggunakan metode YM'CA·3Minute step test.
Hasil. Subyek penelitian adalah I 05 pekerja angkat angkut berumur antara 20 - 50 tahun. Sebanyak 59,1 % subyek rnemiliki ketahanan kardiorespirasi yang kurang. Faktor risiko yang berkaitan dengan status ketahanan kardiorespirasi kurang adalah jumlah anak. Faktor demografi, risiko pekeijaan aktivitas rurnah tangga, kebiasaan olahraga, indeks brinkman, indeks massa tubuh, dan pvstur tubuh tidak terbukti mempertinggi risiko ketahanan kardiorespirasi kurang.
Status ketahanan kardiorepirasi tidak berhubungan dengan aktivitas fisik berat di tempat keija. Faktor lainnya yaitu kebiasaan olahraga sedikit mempengaruhi ketahanan kardiorepirasi.. Subyek yang tidak mempunyai anak, mempunyai resiko 9.38 kali terhadap risiko ketahanan kardiorespirasi kurang (OR:9,38 ; CI 95 % : 1,06- 82,95).
Kesimpulan. Status ketahanan kardiorepirasi tidak berhubungan dengan aktivitas fisik berat di tempat kerja. Faktor lainnya yaitu kebiasaan olahraga sadikit mempengaruhi ketahanan kardiorepirasi.

Background. Loading unloading worker had heavy occupational physical activity. System of work and repeated heavy work load may cause health problems that result in a decrease in cardiorespiratory fitness. This study aims to find out the variation of cardiorespiratory fitness and related factors.
Methods. In this cross sectional study, subject were invited and choose purposely from distribution department. Heavy occupational physical activity with a note from the questionnaire by identify the type of job, type of packaging, work period, side job, mini break and work trip . Cardiorespiratory fitness was measured using YMCA-3 minute step test method.
Results. The subject of this study were 105 loading worker aged 20 - 50 years old. We noted that 59,1 % of the subject had low cardiorespiratory fitness. Risk factors that related to low cardiorespiratory fitness were demographic factor, risk of work, household physical activities, sport activities, Brinkmann index, body mass index and posture rating score were not likely correlated to low cardioreSpiratory fitness.
Cardiorespiratory fitness is not related to the heavy occupational physical activity. Other factors such as exercise habits were less likely related to cardiorespiratory fitness. Subject that does not have any children have 9.38 times to low cardiorespiratory fitness (OR=9,38 ; CI 95 % : 1,06 - 82,95).
Conclusion. Cardiorespiratory fitness is not related to the heavy occupational physical activity. Other factors such as exercise habits were less likely related to cardiorespiratory fitness.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31637
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwa Hudiya Aziz
"Pelabuhan Tanjung Priok dapat dikatakan sebagai salah satu Pelabuhan tersibuk di Indonesia, tetapi jika dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok masih kalah saing dengan Pelabuhan Internasional lain. Salah satu faktor adalah cukup tingginya nilai rata-rata waktu tunggu per kapal tiap tahunnya, berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan sebuah penelitian, terkait dengan waktu tunggu kapal dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah tambatan di dermaga, Jumlah Penggunaan Crane serta Kapasitas Maksimal per Cranenya, Pelayanan Pandu dan Tunda Kapal, serta Idle Time dan Not Operating Time selama Waktu Pelayanan Kapal di Pelabuhan. Pada penelitian ini dilakukan analisis dan simulasi dengan menggunakan Metode Simulasi Sistem Dinamik yang akan dibandingkan dengan kondisi aktual di Pelabuhan hingga didapatkan hasil yang optimal. Pembuatan Model Sistem Dinamik menggunakan software Powersim, dan hasil nya di validasi dengan menggunakan Uji Two Sample T-Test. Dari penelitian ini didapatkan 2 usulan untuk perbaikan fasilitas pelabuhan, yaitu usulan jangka pendek dengan hasil nilai rata-rata waktu tunggu sebesar 0,34 jam atau 20 menit 9 detik, dan usulan jangka panjang dengan nilai rata-rata waktu tunggu sebesar 0,28 jam atau 16 menit 48 detik.

Tanjung Priok Port can be said to be the one of the busiest ports in Indonesia, but when compared Tanjung Priok Port is still less competitive with other International Ports. One of the factor is the high average of waiting time per ship per year, based on the conditions it is necessary to conduct a study, related to the waiting time of the ship and also the factors that influence it. These factors are the number of berths at the dock, the amount of crane usage and the maximum capacity per crane, the scout and the delay services, as well as the idle time and not operating time during the port service time. In this research, analysis and simulation using the Dynamic System Simulation Method will be compared with the actual conditions at the port to obtain the optimal results. Making a Dynamic System Model by Powersim software, and the results are validated using the Two-sample T-Test. From this study, 2 proposals were obtained for the improvement of port facilities., namely short-term proposal wiht an average value of the waiting time is 0,34 hour or 20 minutes 9 second, and the long-term proposal with an average value of the waiting time is 0,28 hour or 16 minutes and 48 second."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ingrid Rosalyn Indriana
"Indonesia telah dikenal sebagai sebuah negara maritim karena sekitar 67% dari wilayah negara Indonesia adalah laut dan Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang ke-2 di dunia. Menurut fakta, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun kerjasama dengan negara-negara ASEAN lain, terutama dalam pembangunan sektor ekonomi melalui pembangunan infrastruktur maritim. Mengingat peluang besar ini, Indonesia perlu memiliki strategi yang kuat dalam menghadapi tantangan pasar global untuk meningkatkan nilai saing dalam wilayah gerak logistik di antara negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu area yang perlu ditingkatkan adalah fasilitas maritim. Faktanya, fasilitas maritim di Indonesia belum cukup optimal dalam kekuatan arus perdagangan dari dan ke Indonesia, sehingga Indonesia membutuhkan perbaikan dalam sistem operasional di pelabuhannya untuk meningkatkan efisiensi kegiatan bongkar-muat kontainer. Jika sistem yang diterapkan lebih efisien daripada sistem konvensional, pelabuhan dapat menghemat waktu proses bongkar-muat kontainer dan juga mengurangi biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini akan memberikan pendekatan analisa potensi desain sistem operasional bongkar-muat kontainer untuk mengoptimalkan pergerakan kontainer di pelabuhan dengan studi kasus JICT dan Terminal Teluk Lamong, sistem lalu lintas transportasi darat yang dikombinasikan dengan teknologi magnetik dalam sebuah terminal pelabuhan, serta dampak ekonomis dan teknis dari infrastruktur maritim ini.
Untuk mencapai tujuan tersebut, studi literatur serta analisa kualitatif dan kuantitatif akan menjadi metode yang tepat untuk digunakan.Sistem usulan pada penelitian ini memiliki total waktu 82.01% lebih cepat dari JICT dan 69.47% dari TTL dan total biaya operasional 39.68% lebih kecil dari JICT dan 24.53% lebih kecil dari TTL. Selanjutnya, sistem ini adalah sistem ramah lingkungan karena sistem tersebut menggunakan mesin yang tidak menghasilkan polusi udara secara berlebihan serta bekerja dengan lebih aman dan cepat secara teknis. Secara keseluruhan, diharapkan sistem ini, jika diterapkan di pelabuhan Indonesia bersama dengan analisa kualitatif dan kuantitatif berdasarkan studi literatur dalam penelitian ini, akan memberikan wawasan yang luas mengenai sistem bongkar- muat kontainer serta menjadi pertimbangan untuk digunakan di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

Indonesia has known as a maritime country since approximately 67% of the country?s area is ocean and Indonesia also has the 2nd longest coastline in the world. According to the facts, Indonesia has great opportunities to build cooperation with another ASEAN countries, especially in economic sector development through maritime infrastructure development. Considering these great opportunities, Indonesia must have a great plan to face global market challenges to improve its competitiveness value within the logistics movement area compared to the other ASEAN countries. One area to improve is maritime facilities. In fact, maritime facilities in Indonesia are not well operated to enhance the power of trade flows from and to Indonesia, therefore Indonesia requires improvement within the operational system in Indonesian ports to increase the efficiency of container loading-unloading activities. If the implemented system is more efficient rather than conventional system, the port may save its time in doing the process of loading-unloading the container. Further, it may also reduce the cost incurred. This study would provide an approach of analyzing operational system design of container loading-unloading to optimize the movement of containers in the port especially in JICT and Port of Lamong Bay, the land transportation traffic system, combined with magnetic technology used by the ports and its economical and technical impacts of this maritime infrastructure.
To achieve the goal, study of literature and SWOT analysis will be the proper method to use. The system proposed in this study has a total time 82.01% faster than JICT and 69.47% faster than TTL with a total operational cost 39.68% cheaper than JICT and 24.53% cheaper than TTL. Moreover, this system is an environmental-friendly system because the system using machineries that not produce excessive air pollution and it will work safer and faster in terms of technical work. Overall, it is expected that this system, if applied in Indonesian ports along with the qualitative and quantitative analyses based on study of literature in this study, will provide broad insight on the system of container loading-unloading as well as a consideration for the use at Indonesian ports.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar juga memiliki lautan yang sangat luas. Bahkan dua pertiga wilayah negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) berupa lautan. Jika lautan dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya itu dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat dipastikan masyarakat kita memperoleh kesejahteraan. Tapi bagaimana kenyataan sekarang? kekayaan laut kita lebih banyak dicuri oleh kapal-kapal asing, sehingga para pelayan Indonesia yang seharsunya bisa menajdi tuan di negerinnya sendiri lebih banyak yang menderita Para nelayan kita jauh dari kehidupan layak. Salah satu yang juga memprihantinkan kaitannya dengan lautan yaitu pelayanan pelabuhan di negara kita. Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara-misalnya yang seharusnya jadi barometer bagi pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia ternyata masih menyimpan persoalan serius. Ironisnya persoalan serius itu ditemukan langsung oleh presiden Jokowi yang melakukan kunjungan ke pelabuhan itu belum lama ini."
JKKM 3:7 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Calista Rahma Dhia Atrasina
"Integrated Port Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kapal dimulai dari kapal sampai ke area pelabuhan, melakukan bongkar muat, hingga kapal keluar dari area pelabuhan. Setiap pelabuhan memiliki masing-masing standar yang harus dipenuhi setiap bulannya yaitu Integrated Port Time (IPT) Baseline. Pada Pelabuhan operasional PT. XYZ, terdapat banyak pelabuhan yang memiliki IPT diatas IPT Baseline dikarenakan waktu yang dibutuhkan kapal untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat memakan waktu yang cukup lama dan kinerja pelabuhan yang mengalami penurunan dari rata-rata Integrated Port Time tahun sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau penyebab utama dari penyimpangan Integrated Port Time Pelabuhan operasional PT. XYZ. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Fault Tree Analysis untuk mengetahui akar permasalahan dari tingginya Integrated Port Time pada Pelabuhan operasional PT. XYZ yang memiliki IPT diatas IPT Baseline dimana peneliti mengambil salah satu pelabuhan yang memiliki Integrated Port Time tinggi dan memiliki waiting time terbanyak pada bulan Januari 2023 yaitu Pelabuhan BI. Dari penelitian ini, diketahui bahwa tingginya Integrated Port Time disebabkan karena beberapa faktor, yaitu faktor manusia, faktor teknis, faktor alam, maupun penjadwalan. Kurangnya kedisiplinan, kehandalan, dan ketelitian pekerja, kondisi alat-alat bantu yang kurang baik, penumpukan muatan yang diakibatkan karena keterlambatan pendistribusian muatan oleh distributor, dan cuaca buruk menjadi penyebab tingginya Integrated Port Time pada Pelabuhan BI. Usulan perbaikan untuk mengurangi Integrated Port Time yaitu dengan memperbaiki manajemen sumber daya manusia, melakukan pengecekan rutin terhadap alat-alat bantu, memberi peringatan terhadap distributor yang terlambat mengambil muatan pada tangki penyimpanan darat.

Integrated Port Time is the time needed by a ship starting from the ship arrival at the port area, loading and unloading, until the ship leaves the port area. Each port has its own standard that must be met every month, it is the Integrated Port Time (IPT) Baseline. At the operational port of PT. XYZ, there are many ports that have an IPT above the Baseline IPT because of the time needed for ships to carry out loading and unloading activities takes a long time and port performance has decreased from the previous year's average Integrated Port Time. This research was conducted to review the main causes of the deviation of the Integrated Port Time of the operational port of PT. XYZ. In this study, the authors used the Fault Tree Analysis method to find out the root causes of the high Integrated Port Time at the operational port of PT. XYZ which has an IPT above the IPT Baseline where researchers take one of the ports that has a high Integrated Port Time and has the most waiting time on January 2023, it is BI Port. From this research, it is known that the high Integrated Port Time is caused by several factors, those are human factors, technical factors, natural factors, and scheduling. Lack of discipline, reliability and accuracy of the workers, the condition of the equipment that is lacking, the accumulation of cargo caused by delays in the distribution by the distributors, and bad weather are the causes of the high Integrated Port Time at the Port of BI. Proposed improvements to reduce Integrated Port Time are by improving human resource management, routine checks on auxiliary equipment, giving warnings to distributors who are late picking up cargo from onshore storage tanks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>