Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Paramita Saraswati
"Perempuan adalah bagian sejarah, tapi keberadaannya kerap terpinggirkan. Penulisan perempuan membuat perempuan dapat memasukan dirinya dalam narasi sejarah. Hal itu yang dilakukan oleh Paduan Suara Dialita yang beranggotakan para perempuan penyintas tragedi 1965 yang menjadi tahanan politik karena dianggap memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia. Penelitian ini menganalisis bagaimana penulisan perempuan dilakukan oleh para perempuan penyintas 1965 melalui lirik lagu yang dinyanyikan oleh Paduan Suara Dialita. Lirik lagu dari Paduan Suara Dialita diperlakukan sebagai teks. Analisis dalam penelitian ini menggunakan perspektif feminis pendekatan analisis wacana kritis.
..... Women is part of history, but their existence often being forgotten. Feminine writing brings women into history, through writing women put themselves into a narration. A choir group called Paduan Suara Dialita consists of women survivors from 1965 tragedy did feminine writing through their songs. These women survivors used to be political prisoners because they were accused as Indonesia Communist Party sympathies or member. This research examines how the lyrics of the songs from Paduan Suara Dialita can be form of feminine writing. This research is a feminist research with critical discourse analysis approach."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberta Christina Cahya Pertiwi
"Persoalan mengenai penyintas 1965 dapat dilihat secara kompleks dan tidak terbatas pada segi gerakan sosial atau melihat hanya sebagai kelompok rentan. Tulisan ini berfokus pada agensi pada Dialita, suatu kelompok musik yang berisi para penyintas perempuan dari peristiwa penangkapan dan penganiayaan massal yang diawali Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI) tahun 1965, dan Sahabat Dialita, sebuah istilah yang digunakan Dialita untuk menyebut individu-individu yang membantu Dialita untuk mencapai tujuannya, dalam membentuk ruang berekspresi. Berangkat dari pemaparan mengenai pengalaman yang dialami para penyintas 1965 dan upaya yang dilakukan kini, diketahui bahwa agensi dimiliki oleh para individu sebagai agen untuk membentuk ruang berekspresi yang turut berfungsi sebagai pemulih atas trauma terhadap kejadian tahun 1965. Agensi yang dimiliki Dialita dan Sahabat Dialita turut membentuk karya seni yang tercipta karena adanya pengalaman yang dialami Dialita dan Sahabat Dialita. Proses berkesenian yang dilakukan Dialita dan Sahabat Dialita membutuhkan ruang. Ruang berekspresi merupakan ruang para anggota Dialita dan Sahabat Dialita bertemu, bercerita dan mengutarakan pikiran, serta berlatih menyanyi. Upaya Dialita dan Sahabat Dialita untuk menciptakan ruang berekspresi merupakan bentuk dari ruang sosial. Bentuk resistensi terhadap apa yang mereka alami dan usaha untuk menyampaikan wacana kemanusiaan juga bentuk dari ekspresi yang disebabkan agensi.

Agency as the Maker of The issue of 1965 survivors can be seen in a complex way and not limited to the social movement aspek or seeing only as a vulnerable group. This paper focuses on the agency at Dialita, a music group that contains female survivors from the events of mass arrests and persecution that began with the Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI) in 1965, and Sahabat Dialita, a term used by Dialita to refer to individuals who help Dialita to achieve its goals, in forming expression space. Drawing from the presentation of the 1965 survivors’ experiences, it is known that the agency is owned by individuals as agents to form an expression space which functions as a restorer of the trauma because the events in 1965. Agency, that Dialita and Sahabat Dialita have, also forms artworks which are created by Dialita and Sahabat Dialita’s experiences. The process of making artworks needs space. The expression space is the space for Dialita dan Sahabat Dialita members to tell stories, express thoughts, and practice singing. The efforts of Dialita and Sahabat Dialita to create expression space are a form of social space. The resistance from the experience and effort to convey human discourse are also forms of expressions caused by agencies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milania Nurwahyuwardhana
"Penelitian ini membahas dampak yang dirasakan oleh perempuan sebagai korban tindakan catcalling sebagai bentuk street harassment, dengan menggunakan teori feminis radikal dan kekerasan simbolik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seperti apa tindakan catcalling yang dialami oleh korban dan dampak yang korban rasakan setelah mengalami tindakan catcalling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu lima perempuan sebagai followers di Instagram. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dampak yang dirasakan oleh perempuan sebagai korban catcalling diantaranya tanpa disadari berubahnya pola pikir, merasa takut dan tidak aman saat di ruang publik, dan dampak yang paling serius yaitu terjadi pemerkosaan, serta dampak-dampak lainnya yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini.

This study discusses the impact felt by women as victims of catcalling as a form of street harassment, using radical feminist theory and symbolic violence. This study aims to find out what catcalling was like for victims and the impact felt by victims after experiencing catcalling. The method used in this research is qualitative. The research subjects in this study were five women as followers on Instagram. The results of this study found that the impact felt by women as victims of catcalling included unwittingly changing mindsets, feeling afraid and insecure when in public spaces, and the most serious impact, got rape, as well as other impacts that will be discussed further in this research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Amelia Harlen
"Tesis ini membahas zona integritas sebagai bentuk kontrol sosial dalam upaya pengendalian korupsi pada BPK Sumbar dan BKKBN Sumbar. Hal ini berangkat dari masih tingginya kasus korupsi pada sektor pemerintahan di Indonesia dan masih rentannya institusi pemerintahan tersandung kasus korupsi. Penelitian ini bertujuan menganalisis zona integritas pada satker yang sudah mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi, dalam hal ini BPK Sumbar dan BKKBN Sumbar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dimana peneliti melakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah containment theory dan social bonding theory. Hasil penelitian menunjukkan kedua teori ini dapat dipertimbangkan dalam mengendalikan korupsi karena indikator-indikator dalam kedua teori ini terdapat pada diri agen perubahan dan dalam program zona integritas. Dalam penelitian ini, terdapat anomali dari containment theory sebagai ciri khas dari pengendalian korupsi yaitu penguatan kelompok hanya untuk penugasan jangka pendek dan perlunya tambahan faktor kesempatan dan rotasi tempat untuk mengendalikan korupsi. Di dalam penelitian ini terdapat saran yakni agar monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan sosialisasi lebih intens lagi dilakukan. Pengembangan ke depan, program zona integritas dapat diterapkan pada instansi swasta ataupun BUMN dengan penyesuaian pada indikator-indikatornya.

This thesis discusses the integrity zone as a form of social control in an effort to control corruption at the West Sumatra BPK and West Sumatra BKKBN. This departs from the high number of corruption cases in the government sector in Indonesia and the vulnerability of government institutions to corruption cases. This study aims to analyze the integrity zone of the satker that has received the predicate of a corruption-free area, in this case the West Sumatra BPK and West Sumatra BKKBN. This study uses a qualitative method with a case study approach where the researcher performs data collection techniques through in-depth interviews. The theory used in this research is containment theory and social bonding theory. The results show that these two theories can be considered in controlling corruption because the indicators in both theories are found in the change agent and in the integrity zone program. In this study, there is an anomaly from containment theory as a characteristic of controlling corruption, namely group strengthening only for short-term assignments and the need for additional opportunity factors and rotation of places to control corruption. In this study, there are suggestions, namely that monitoring and evaluation be carried out regularly and socialization is carried out more intensely. In the future development, the integrity zone program can be applied to private institutions or BUMN with adjustments to the indicators."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhieni Sekar Arum
"Lirik yang tersusun dalam sebuah lagu memiliki makna tersendiri yang merupakan pesan atau ekspresi hati penulisnya. Salah satunya adalah Maan de Steenwinkel pada albumnya yang bertajuk Onverstaanbaar yang rilis pada tahun 2020. Penelitian ini membahas bagaimana deiksis digunakan dalam lagu-lagu Maan de Steenwinkel dalam album Onverstaanbaar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis deiksis beserta referen yang terdapat di dalamnya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan enam lagu dari Maan de Steenwinkel dalam album Onverstaanbaar yang bertema cinta. Temuan dari penelitian ini adalah dominasi kemunculan deiksis persona dan waktu dalam setiap lagu. Dalam setiap lagu, terdapat deiksis persona pertama, yaitu Ik dan Me dengan referen penyanyi itu sendiri, serta kedua, yaitu Je atau Jij dengan referen pasangan penyanyi. Hal ini karena keenam lagu tersebut mengungkapkan perasaan Ik kepada pasangannya dalam bentuk interaksi. Sementara itu, kemunculan hij pada lagu 7 Maanden menggambarkan Ik yang bercerita kepada pendengar lagunya, mengenai seseorang, yaitu pasangannya. Deiksis tempat ditemukan dalam empat lagu dan cukup menggambarkan lokasi saat ujaran terjadi. Kemunculan deiksis sosial berupa kata sapaan joh dan baby diarahkan kepada pasangan duet Ik. Deiksis tekstual dat die, dan daarvoor merujuk pada keadaan atau situasi sebagai referennya, juga ditemukan dalam tiga lagu.

The lyrics that are composed in a song have their own meaning which is the message or expression of the author's heart. One of them is Maan de Steenwinkel on her album entitled Onverstaanbaar which was released in 2020. This study discusses how deixis is used in Maan de Steenwinkel's songs on the album Onverstaanbaar. The purpose of this study is to describe the types of deixis and their references using a qualitative descriptive method. The data used are six songs from Maan de Steenwinkel in the album Onverstaanbaar with the theme of love. The findings of this study are the dominance of the appearance of person and time deixis in each song. In each song, there is a first persona deixis, namely Ik and Me with references to the singer herself, and the second, namely Je or Jij with references to the singer's partner. This is because the six songs express Ik's feelings for her partner in the form of interaction. Meanwhile, the appearance of hij in the song 7 Maandendepicts Ik telling the listeners of her song about someone, namely his partner. Deixis of place is found in four songs and adequately describes the location when the utterance occurs. The emergence of social deixis in the form of greeting words oh and baby is directed to Ik’s duet partner. The textual deixis dat, die, and daarvoor refer to circumstances or situations as the reference, also found in three songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Soemandoyo
"ABSTRAK
Tesis ini ditulis berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2006 terhadap tayangan televisi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui representasi perempuan dan bagaimana konstruksi realitas sosial tentang seks di televisi dalam tiga tayangan berformat investigative yaitu "Fenomena" (Trans TV), "Hiitam Putih" (Indosiar) dan "Sisi Gelap" (Lativi) . Ketiga program tersebut sering ditegur Komisi Penyiaran Indonesia (KP1) karena menonjolkan unsur seksual serta berkesan cabul.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif feminis. Metodenya dengan analisis wacana mengadopsi metode analisis yang dikemukakan oleh Rahmi Rizal (2004). Metode ini menghubungkan antara dimensi teks, konteks sosial dan kognisi sosial. Analisis teks yang dilakukan adalah dengan analisis pembingkaian (framing) model Pan dan Kosicki yang telah disesuaikan dengan mengacu pada dimensi pembingkaian itu sendiri, yaitu seleksi dan penonjolan. Analisis dilakukan per adegan (scene).
Pada tayangan 'Fernomena The Journey' episode "Sang Lelaki", konstruksi realitas atas seks difokuskan pads pengungkapan pentingnya keperkasaan lelaki dalam hal hubungan seksual. Makna keperkasaan laki-laki pada akhirnya berkorelasi dengan hubungan kekuasaan yang represif yang menempatkan perempuan selaku objek. Usaha "Sang Lelaki" untuk membuat dirinya perkasa adalah bagian dari peneguhan ideologi patriarki laki-laki. Tayangan 'Hitam Putih' episode "Pesona Hiburan a/a Thai", konstruksi realitas terfokus pada seks sebagai bagian dari faktor pendukung pariwisata di Thailand. Perempuan menjadi objek yang tak terpisahkan dari proses komodifikasi dan transaksi bisnis seks. Tayangan 'Sisi Gelap' episode "Seks Pinggir Jalan", menunjukkan bahwa perempuan dikonstruksikan sebagai objek. Terbukti dari bingkai yang dihasilkan yakni perempuan adalah objek pelampiasan seksual kaum lelaki, baik dalam posisi sebagai kekasih maupun pekerja seks komersial yang ada di pinggir jalan. Perempuan tidak mampu bargaining dalam mengambil posisi. Di sisi lain, stasiun menampilkan realitas sosial dengan mencoba berlindung dibalik ketaatan pada etika dan peraturan dengan melakukan rekayasa, manipulasi dan trik-trik. Ketiga tayangan yang diteliti hadir pada konteks sosial dimana tayangan seks semakin marak ditayangkan di televisi swasta. Reaksi sosial muncul dari masyarakat dan lembaga penyiaran seperti KPI.
Representasi perempuan yang tampil dalam tiga tayangan mengindikasikan perempuan sebagai pihak yang tersubordinat, inferior atau pihak yang didominasi dan terobjektifikasi. Tayangan-tayangan tersebut ditafsirkan - sebagai bentuk wahana transmisi ideologi patriarki dan merupakan aktualisasi ideologi dalam tayangan televisi. Padahal, ketiganya adalah produk jurnalistik yang sudah sewajamya disusun dengan pendekatan kaidah jurnalistik yang baku, tidak melanggar etika dan norma serta disepakati bersama sebagai sebuah produk intelektual."
2007
T 20741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curaming, Rommel A.
[Place of publication not identified]: ISEAS/BUFS, 2018
327 SUV 10:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Mahavianti Syamsuri
"Sesuai dengan Laporan Tahunan PT Telkom, pendapatan PT Telkom selama tahun 2005 hampir 70% disumbangkan oleh anak perusahaannya yang bergerak di bisnis seluler yaitu PT Telkomsel. Di dalam organisasi internalnya sendiri, Telkom telah mengembangkan Fixed Wireless Access berbasis teknologi CDMA, yaitu Flexi, yang diharapkan menjadi revenue generator setelah terjadinya penurunan pendapatan dari PSTN yang selama ini menjadi penyumbang pendapatan Telkom. Dalam perkembangannya dari tahun 2003, performansi penjualan Flexi tidak sepesat yang diharapkan, karena kebijaksanaan pengelolaannya yang dianggap terlalu berbelit-belit. Untuk itu strategi Spin Off Flexi dari organisasi internal Telkom dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan performansi bisnisnya. Dari hasil perbandingan dengan organisasi bisnis lain di dunia, Flexi telah memenuhi syarat untuk di pisahkan dari organisasi induknya. Dilihat dari analisa SWOT dan analisa internal eksternal yang dilakukan dengan manajerial DFWN menunjukkan bahwa Flexi perlu melakukan strategi growth dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Pada analisa pasar dilakukan proyeksi pelanggan berdasarkan proyeksi pesimis, moderat dan optimis, yang dihitung dari proyeksi market size tahun 2007?2011.
Dari hasil proyeksi pelanggan pesimis, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 69.15 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 15%, Profitability Indeks 0,04 dengan Payback Period selama 5 tahun 7 bulan. Untuk proyeksi pelanggan moderat, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 1,457.55 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 176%, Profitability Indeks 0,75 dengan Payback Period selama 3 tahun. Sedangkan hasil proyeksi pelanggan optimis, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 2,487.68 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 186%, Profitability Indeks 1.28 dengan Payback Period selama 2 tahun 9 bulan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Flexi layak untuk di-spin off dari organisasi internal Telkom.

Based on Annual Report, up to 70% Telkom?s revenue in 2005 is contributed by PT Telkomsel. In Telkom internal organization, Telkom runs Flexi, Fixed Wireless Access connection based on CDMA as revenue generator. But sales performance of Flexi is not very satisfied, so spinning off become a choice of strategy to be implemented. From benchmarking with other business organizations, it seems that Flexi fulfills the requirement to be spinned off from Telkom. SWOT analysis and Internal Eksternal analysis with DFWN management show that Flexi should apply growth strategy with vertical integration concentration. In market analysis, we predict customer projection based on pessimistic, moderate, and optimistictic projection.
For pessimistic customer prediction, we find 69.15 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 15% Internal Rate of Return (IRR), 0,04 Profitability Indeks and 5 year and 7 months Payback Period. From moderate customer projection, we get 1,457.55 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 176% Internal Rate of Return (IRR), 0,75 Profitability Indeks and 3 years Payback Period. And for optimistic cutomer projection, the result is 2,487.68 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 186% Internal Rate of Return (IRR), 1.28 Profitability Indeks with 2 years 9 months Payback Period. From the analysis result we conclude that Flexi is feasible to be spinned off from Telkom internal organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T25083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Putra Artha
"Penelitian ini membahas pengaruh ideologi penerjemahan pada teks terjemahan dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran serta menganalisis bagaimana hasil penerjemahan dengan prosedur penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber (bahasa Jerman) dan bahasa sasaran (bahasa Indonesia). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dengan korpus data artikel berjudul “Asparagus dari Papua” yang merupakan terjemahan dari teks berbahasa Jerman berjudul Der Spargel aus Neuguinea yang ditulis oleh Wulf Schlefenhoevelpada majalah NADI 2019. Fokus penelitian adalah pembuktian teori kecondongan hasil terjemahan dari Munday (2001) berdasarkan pada klasifikasi prosedur penerjemahan model Vinay dan Darbelnet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan kalimat yang ada dalam artikel, terdapat 10 kalimat yang mengalami kesalahan penerjemahan, 8 di antaranya melalui penerjemahan langsung dan dua secara tidak langsung. Penerjemahan dengan ideologi foreignisasi atau prosedur langsung lebih berisiko mengalami kesalahan penerjemahan dengan dua alasan utama, yakni penerjemah yang terlalu berpegang pada teks sumber dan kurangnya pemahaman terhadap konteks dan latar belakang budaya bahasa sasaran.

This study discusses the ideology of translation’s influence on the translated text in the target language and analyzes how the translation results with translation procedures oriented to the source and target languages. The research was conducted using a qualitative method through a literature study with a corpus of data on articles with the title "Asparagus from Papua" which is a translation of the German text Der Spargel aus Neuguinea written by Wulf Schlefenhoevel in the 2019 NADI magazine. The focus of the research is to prove Munday's theory of translation result bias (2001) based on the classification of the translation procedure of the Vinay and Darbelnet models. The results showed there were 10 sentences with mistranslation, 8 of them through direct translation and two through indirect translation. Translation with foreignization ideology or direct procedures is more at risk of mistranslation for two main reasons, namely the translator who is too attached to the source text and the lack of understanding of the target languages’ context and cultural background."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Dzakwan Taufik
"Media massa memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat, media dapat memberikan opini tersendiri terhadap suatu peristiwa terutama kejahatan, Vincent Sacco (1955) menjelaskan bahwa media dapat melakukan kontekstualisasi terhadap suatu peristiwa kejahatan melalui tiga aspek utama diantaranya; Collecting, Sorting, dan Contextualization. Ketiga aspek tersebut berusaha untuk menjelaskan proses kontekstualisasi berupa frame terhadap peristiwa yang ingin diangkat oleh media. Salah satu contoh kasus yang memiliki unsur media framing adalah kasus pembunuhan Mirna Wayan Salihin dengan menggunakan sianida dalam kopi, dengan tertuduh Jessica Kumala Wongso. Beberapa penelitian sebidang menjelaskan bahwa dalam perjalanan kasus ini terdapat framing yang dilakukan oleh media terhadap Jessica. Dalam mengidentifikasi frame-frame tersebut tercipta perangkat analisis frame salah satunya adalah model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Pan dan Kosicki menggunakan perangkat ini untuk mengidentifikasi bagaimana realitas dari suatu isu permasalahan sosial dikonstruksi oleh media. Hasil dari kajian ini ingin memperlihatkan bahwa proses pembuatan berita oleh media (opini media) terhadap suatu peristiwa kejahatan dapat mengonstruksi persepsi masyarakat terhadap kasus tersebut, yang dapat berujung pada munculnya praktik trial by the press

Mass media has a strong influence in society, the media can provide its own opinion on an event especially crime, Vincent Sacco (1955) explained that the media can contextualize a crime through three main aspects including; Collecting, Sorting, and Contextualization. These three aspects attempt to explain the contextualization process in the form of a frame for the events the media wants to raise. One example of a case that has elements of media framing is the murder case of Mirna Wayan Salihin using cyanide in coffee, with the accused Jessica Kumala Wongso. Several studies in one level explained that in the course of this case, there was a framing made by the media against Jessica. In identifying the frames, a frame analysis tool was created, one of which is the Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki model. Pan and Kosicki use this tool to identify how the reality of a social problem issue is constructed by the media. The results of this study want to show that the process of making news by the media (media opinion) on a crime can construct public perceptions of the case, which can lead to the emergence of trial by the press practice"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>