Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114638 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ibnu Riza
"Batang Regency as the northern coastal area of Java islandexperiences a problem of land use management that has not been optimal so that there is a need for analysis of land use development in the coastal area of Batang Regency. The purpose of this study is to examine the direction of land use development in coastal areas of Batang Regency with spatial analysis. This research method implementsquantitative approach while the analytical techniqueis spatial analysis. Spatial analysis is performed to identify land use of thecoastal area in Batang Regency. The study scope of coastal areasis based on administrative subdistricts located along the coast of Batang Regency. This research utilizes Spot satellite image year 2015 with the map of regionalspatial pattern plan of Batang Regency in 20112031. The spatial analysis result of land use developmentinBatang Regency’s coastal area includes the suitable category of 18.130,65 (56,32%) while the unsuitable category is 14.059,44 (43,68%). Batang Sub-district’s suitable category is 1.214,03 ha, while the unsuitable category is 2.220,51 ha. Kandeman Sub-district’s suitable category is 1.565.02 ha, while the unsuitable category is 2.610,65 ha. TulisSub-district’ssuitablecategory is 2.452,98 ha, while the unsuitable category is 2.055,80 ha. Subah Sub-district’ssuitablecategory is 5.381,89 ha, while the unsuitable category is 2.970,28 ha. Banyuputih Sub-district’s suitable category is 2.314,61 ha, while the unsuitable category is 2.127,89 ha. Gringsing Subdistrict’s suitablecategory is 5.202,12 ha, while the unsuitable categoryis 2.074,31 ha.The conclusion of land use planning development for Batang and Kandeman Sub-districts is that there are still a lot of lands designated for residential development. Subah Sub-district is for fisheries development while Tulis, Banyuputih, and Gringsing Sub-districts are for industrial development."
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2020
330 BAP 3:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wezia Berkademi
"Desa Bojonegara yang memiliki lokasi strategis di pesisir Teluk Banten mengalami perkembangan industri yang pesat. Kegiatan ekonomi di wilayah pesisir secara bersamaan meningkatkan tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumber daya pesisir sehingga menyebabkan perubahan fisik, kimia, dan biologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui data observasi dan tinjauan pustaka bertujuan untuk memperkirakan perubahan lingkungan yang terjadi dan menghitung nilai kehilangan ekosistem yang terjadi jika salah satu elemen di wilayah pesisir terganggu. Pengambilan sampel air dilakukan di lima belas titik, termasuk industri, pelabuhan, dan stasiun pemantauan di sepanjang pesisir Kabupaten Bojonegoro hingga Pulau Lima untuk menilai tingkat keparahan dampak pencemaran industri. Total nilai kerugian ekosistem dihitung dengan menggunakan pendekatan produktivitas dan biaya penggantian untuk menganalisis nilai kerugian ekosistem pada tiga fungsi ekosistem mangrove adalah Rp. 166.863.567.165 dan harus dikembalikan untuk pemulihan lingkungan dengan dana pemulihan yang harus dikeluarkan oleh pelaku reklamasi (industri) adalah Rp. 9.254.253 per meter persegi kawasan reklamasi selama 30 tahun sebagai biaya kompensasi pengelolaan lingkungan. Pentapan biaya ini secara efektif melalui hasil simulasi dengan menggunakan system dynamics efektif mengurang tekanan dan meningkatkan kualitas lingkungan di pesisir Desa Bojonegara

Bojonegara District, having a strategic location in the coastal area of Banten Bay, is undergoing rapid industrial development. The economic activities in coastal areas simultaneously increase the ecological pressure on ecosystems and coastal resources. Ecosystem stress, directly and indirectly, disrupts organisms' life on land and in waters, causing physical, chemical, and biological changes in coastal areas of Bojonegoro District to Lima Island, causing a potential impact on socioanthropogenic activities. This research uses a mixed qualitative and quantitative approach through the observational data and literature review, aiming to estimate the economic loss that occurs if one element in the coastal area is disturbed, impacting the whole system. The water sample was collected at fifteen spots, including industrial, port, and monitoring stations along the coastal areas of Bojonegoro District to Lima Island, to assess the severity of the impacts of industrial pollution. Total economic loss is calculated using the productivity and replacement cost approach to analyze the loss value of damage on three seagrass ecosystem functions. It is estimated that the total loss value due to damage is more than Rp. 166,863,567,165 and must be returned for environmental restoration with recovery funds that must be spent by the reclamation actor (industry) is Rp. 9,254,253 per meter cubic of reclamation area for 30 years as compensation for environmental management. This cost-effective determination through simulation results using system dynamics effectively reduces pressure and improves environmental quality in the coastal village of Bojonegara."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adil Faisal Alwini
"Pesatnya perkembangan sektor industri, pariwisata, transportasi, pelabuhan, serta pemukiman manusia di daerah pesisir, telah mengarah pada penurunan kualitas lingkungan pesisir tersebut. Oleh karena itu, diperlukan rencana yang dapat menyeimbangkan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan kawasan pesisir untuk mencapai keberlanjutannya, yang mempertimbangkan daya dukung pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alternatif perencanaan tata ruang berdasarkan pada daya dukung pemanfaatan ruang dalam keberlangsungan daerah pesisir. Penelitian ini dilakukan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) berdasarkan data penggunaan lahan tahun 2007, 2012, dan 2017 di wilayah pesisir di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, Provinsi Banten, Indonesia. Berdasarkan hasil studi, didapatkan bahwa arahan perkembangan pemanfaatan ruang Kawasan Pesisir Area Studi lebih terpusat kepada sektor Industri (23,23%), dengan penurunan luasan area lahan kosong (17,33%) dan Ruang Terbuka Hijau 4,98%. Adapun tinjauan berdasarkan Indeks Kerentanan Pesisir (IKP), kawasan dengan tingkat kerentanan tinggi berada pada Kecamatan Ciwandan, Citangkil, dan Grogol, sementara kerentanan rendah berada pada Kecamatan Anyar, Cinangka, dan PuloMerak. Untuk Daya Dukung Kawasan (DDK) Pariwisata dengan total pengunjung pariwisata 25.336 orang/hari pada tahun 2017 dari total DDK seharusnya 11.186 orang per hari. Disisi lain, Kawasan Pesisir Barat area studi berpotensi dikembangkan untuk pariwisata alam berupa pemandangan, pariwisata bawah laut, serta flora dan fauna dengan membangun kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta, sementara permasalahan yang terdapat pada area studi adalah limbah yang dihasilkan oleh industri dan tidak adanya sempandan pantai sehingga rentan terhadap bencana. Adapun alternatif yang dihasilkan oleh peneliti adalah adanya pembangunan sabuk hijau sebagai buffering pada kawasan industri.

The rapid development of industrial sectors, tourism, transportation, and ports, along with human settlement in coastal areas, leading to the deterioration of its environmental qualities. Hence, it requires a plan that able to balance between the development and the environmental conservation of the coastal area to achieve its sustainability, which is to consider the coastal carrying capacity. This study aims to analyze alternative spatial planning based on the carrying capacity of spatial use in the sustainability of coastal areas. This study conducted using geographic information system (GIS) based on the land use data in 2007, 2012, and 2017 in the coastal area at Serang Regency and Cilegon City, Banten Province, Indonesia. Based on the study, it was found that the direction of the coastal area utilization of the Study Area was more focused towards the Industrial sector development (23.23%), while reducing the vacant land (17.33%) and green open space 4.98% area. As for reviews based on the Coastal Vulnerability Index (IKP), areas with a high level of vulnerability are in Ciwandan, Citangkil and Grogol Subdistricts, while low vulnerability is in Anyar, Cinangka, and PuloMerak Districts. This also can be seen from Regional Carrying Capacity (DDK) Tourism, where the total tourism visitor is 25,336 people / day from the total DDK of 11,186 people per day. On the other hand, the West Coast Area study area has the potential to be developed for natural tourism in the form of landscapes, underwater tourism, and flora and fauna by building cooperation between the government and the private sector, while the problems found in the study area are lack of the industrial waste management and space for beach border so its vulnerable to disasters. Therefore, the alternative suggested is to develop of green belts that will act as a buffering in industrial estates towards the coastal area. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T51868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Oktofa Cahyo Setiani
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang dengan menganalisis kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan kesamaan jenis yang ditemukan di perairan tersebut serta faktor-faktor lingkungan perairan yang memengaruhi struktur komunitas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat pada tiga lokasi yang berbeda dengan masing-masing tiga kali pengulangan bersamaan dengan pengukuran parameter lingkungan perairan. Sampel Gastropoda yang ditemukan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wiener, indeks kemerataan, indeks dominansi Simpson, dan indeks kesamaan Sorensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 23 jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang. Turritella cingulifera merupakan jenis yang memiliki kepadatan jenis tertinggi di perairan Pantai Panimbang. Keanekaragaman jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori tinggi. Kemerataan jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori hampir merata dan merata. Tidak terdapat jenis yang dominan di lokasi penelitian. Tingkat kesamaan jenis tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 2 dengan nilai sebesar 70,97 %, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 3 dengan nilai sebesar 44,44 %.

The research on structure community of Gastropods at Panimbang Beach, Pandeglang Regency, Banten was done on Juli 2012. The research was aimed to determine the structure community of Gastropods by analyzing the density, diversity, evenness, dominance, and similarity of species was found in these waters, and environmental factors that influence its structure community. Sampling was done using the quadrat transect method in 3 stasions with each of the 3 repetitions along with measurement of environmental factors. The samples of Gastropods were identified and analized by using the Shannon Wiener’s diversity index, evenness index, Simpson’s dominance index, and Sorensen’s similarity index. Result of the research showed there are 23 species of Gastropods was found at Panimbang Beach. Turritella cingulifera is a species of Gastropod that has the highest density at Panimbang Beach. The diversity of Gastropods in Panimbang Beach is categorized as high. The evenness of Gastropods at Panimbang Beach is classified into almost evenly and uniformly and there is no dominant species. The highest level of similarity was found in station 1 to station 2 with a value of 70.97 %, while the lowest was at station 1 to station 3 with a value of 44.44 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"[Wilayah pesisir utara Provinsi Jawa Barat rentan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen Meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen dapat dipengaruhi oleh perbedaan curah hujan pada musim kemarau dan musim hujan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap meningkatnya nilai dan sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Penelitian ini menggunakan citra MODIS dalam mengidentifikasi konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Analisis komparatif spasial dengan pendekatan temporal digunakan untuk menjelaskan pengaruh curah hujan terhadap sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Uji akurasi terhadap hasil citra MODIS dengan hasil lapangan dari BPLHD menggunakan uji statistik RMSE dan NOF Hasil menunjukkan curah hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai dan sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen pada musim kemarau dan musim hujan Hasil uji akurasi RMSE dan NOF menunjukkan model algoritma yang digunakan dapat diterima dan digunakan dalam penelitian ini , North Coast of West Java Province is vulnerable to pollution which is caused by increasing concentrations of total suspended solid and total nitrogen The differences of precipitation in dry season and wet season makes concentrations of total suspended solid and total nitrogen increase The aim of this research is to know the effect of precipitation towards increasing values and distributions of total suspended solid and total nitrogen concentrations in coastal areas In this research MODIS imagery is used for identifying concentrations of total suspended solid and total nitrogen in coastal areas The comparative spatial of analysis with temporal approach is used to describe effect of precipitation toward distribution of total suspended solid and total nitrogen concentrations in coastal areas The test accuracy towards MODIS imagery results with observation results from BPLHD used test statistical RMSE and NOF The result indicates precipitation has high effect towards changing values and distribution of total suspended solids and total nitrogen in dry season and wet season The result of test accuracy RMSE and NOF indicate algorithm model that used can accepted and used is this research ]"
2015
S61347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Putera Indrawan
"Wilayah Pesisir Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Seririt, Kecamatan Banjar, danKecamatan Buleleng berada di bagian barat Kabupaten Buleleng, Bali. Wilayah pesisir di ke-empat kecamatan tersebut rawan terkena abrasi dan akresi. Abrasi danakresi merupakan fenomena alam yang berjalan seimbang. Faktor manusiamenyebabkan fenomena tersebut mengalami perubahan keseimbangannya sehingga dapat menimbulkan kerugian pada manusia sendiri. Tujuan penelitian iniadalah menganalisis pengaruh perubahan garis pantai yang disebabkan oleh abrasidan akresi terhadap perubahan luasan penggunaan tanah di wilayah pesisir.
Penelitian ini menggunakan citra Landsat 5, 7, dan 8 dengan kurun waktu 3 periode, yaitu periode 1990 dan 1997, periode 1997 dan 2007, dan periode 2007 dan 2017. Metode penelitian dengan menghitung perubahan panjang, perubahan lebar pantai, dan luas abrasi dan akresi. Selanjutnya hasilnya dihubungkan dengan perubahan penggunaan tanah di wilayah pesisir. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan garis pantai terjadi di sepanjang wilayah penelitian. Perubahan tersebut dibuktikan dengan adanya salah satu abrasi yang menghancurkan bangunan di Desa Gerokgak.

Gerokgak, Seririt, Banjar, and Buleleng coastal areas are located in the west of Buleleng Regency, Bali. These area are prone to abrasion and accretion. Abrasion and accresion is a natural phenomenon thats occur balanced. Human behavior is a factor that may cause harm to humans if it disrupts the balance. The purpose of theresearch were to analyze influece of coastline change that caused by abrasion andaccretion toward land use wide at coastal area.
The research used Landsat 5, 7, and 8 images with 3 periods which were 1990 and 1997, 1997 and 2007, and the last period was 2007 and 2017. The data were processed by calculating the change ofthe coastlines length and width, and measuring the abrasion and accretion. The result then was combined with the land use change at coastal area. The result showed that coastline change happened along the coastal areas in research area. It evidence with one of abrasion area destroyed a building at Gerokgak Village.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiky Guruh Augusty
"Penelitian dilakukan pada Formasi Cimapag di pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak, Banten. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi struktur pada daerah pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak, Banten. analisis yang dilakukan merupakan analisis yang berfokus pada objek struktur geologi yang berada pada permukaan daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah pemetaan lapangan dan juga analisis dengan metode fry yang diharapkan dapat menjawab kondisi tektonik pada daerah penelitian. Pada daerah penelitian disimpulkan terdapat pola perlipatan dengan ditemukannya deformasi dalam bentuk kompaksi akibat dari regangan murni. Deformasi kompaksi telah mengurangi volume dari singkapan Formasi Cimapag sebesar 56.8 %.

The research was conducted in the Cimapag Formation on the coast of Tanjung Layar, Lebak Regency, Banten. This research aims to determine the geological conditions of the structure in the coastal area of Tanjung Layar, Lebak Regency, Banten. The analysis carried out is an analysis that focuses on the geological structure objects that are on the surface of the research area. The method used is field mapping and analysis with themethod fry which is expected to answer the tectonic conditions in the research area. In the research area, it was concluded that there was a folding pattern with the discovery of deformation in the form of compacting due to pure strain. The compacting deformation has reduced the volume of the outcrop of the Cimapag Formation by 56.8%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenita Indrasari
"Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang, Indonesia juga memiliki penduduk yang mayoritas tinggal di wilayah pesisir. Secara tradisional, komunitas yang tinggal di wilayah pesisir mengandalkan sumber daya laut sebagai mata pencaharian. Beberapa bahkan memiliki kearifan budaya yang menentukan bagian pesisir mana yang boleh ataupun terlarang untuk dibangun. Batasan tersebut menjaga komunitas dari bencana yang mungkin terjadi. Sayangnya, banyak masyarakat pesisir tidak memiliki kearifan tersebut. Padahal dengan beragamnya ancaman yang ada, mulai dari banjir rob, abrasi, tsunami, land subsidence, sea level rise, sampai dengan gempa bumi, setiap ancaman memerlukan perhatian khusus pada fase perencanaan dan perancangan yang mungkin berimplikasi pada respon yang kontradiktif antara ancaman satu dengan lainnya. Untuk menciptakan perumahan pesisir yang aman dan komunitas yang tangguh, artikel ini mencoba untuk memaparkan kompleksitas dari perencanaan dan perancangan untuk perumahan pesisir dari dua kasus di Indonesia. Artikel ini mencakup desk study dan kajian umum dari ancaman pesisir, upaya mitigasi dan adaptasi yang perlu dilakukan oleh komunitas, dan bagaimana intervensi tersebut mempengaruhi budaya dan mata pencaharian. Hasilnya, perlu diketahui bahwa ancaman multi-bahaya mengancam wilayah pesisir sehingga perencanaan dan perancangan perlu merespon dengan kehati-hatian, mulai dari pemilihan site, analisis site sampai dengan detail desain."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farha Widya Asrofani
"Pesisir Kabupaten Tangerang mempunyai ekosistem alam yang luas namun pemanfaatannya belum optimal. Ekosistem tersebut memberikan jasa dan nilai yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Nilai setiap jasa ekosistem dapat dijadikan sebagai acuan dampak pembangunan agar tidak merugikan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Masalah dalam penelitian ini yaitu belum dilakukannya pengelolaan pesisir berbasis nilai jasa ekosistem, padahal mengetahui nilai jasa ekosistem pesisir dibutuhkan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan pengelola untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Tujuan penelitian adalah menganalisis jasa ekosistem pesisir yang tersedia berdasarkan tipologinya, menganalisis karakteristik jasa ekosistem pesisir berdasarkan hak kepemilikan, pengelolaan, dan penerima manfaatnya, menganalisis nilai ekonomi jasa ekositem pesisir, dan merumuskan pengelolaan pesisir untuk peningkatan nilai jasa ekosistem.
Metode yang digunakan adalah analisis penggunaan lahan, statistik deskriptif dan valuasi ekonomi berupa surplus produsen dan replacement cost.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jasa ekosistem utama adalah jasa penyedia pangan dari ekosistem laut dan jasa ekosistem rekreasi. Desa yang potensial dikembangkan dengan membuka investasi pembangunan adalah Desa Tanjung Anom dan Desa Surya Bahari.
Kesimpulan penelitian ini adalah pembangunan di kawasan pesisir harus memperhatikan nilai manfaat yang masyarakat terima selama ini dari jasa ekosistem yang tersedia.

Coastal Tangerang Regency has a wide natural ecosystem, but its utilization is not optimal. The ecosystem provides services and values ​​related to community welfare. The value of each ecosystem service can be used as a reference for development impacts so as not to harm the welfare of the surrounding community.
The problem in this study is that the management of coastal ecosystems based on ecosystem service values ​​has not yet been carried out, whereas knowing the value of coastal ecosystem services is needed as consideration for management decisions to achieve sustainable development.
The research objective is to analyze the available coastal ecosystem services based on their typology, analyze the characteristics of coastal ecosystem services based on ownership rights, management, and beneficiaries, analyze the economic value of coastal ecosystem services, and formulate coastal management to increase the value of ecosystem services.
The method used is land use analysis, descriptive statistics, and economic valuations in the form of producer surpluses and replacement costs.
The results showed that the main ecosystem services are food service providers from the marine ecosystem and recreational ecosystem services. The villages that have the potential to be developed by opening investment in development are Tanjung Anom Village and Surya Bahari Village.
This study concludes that development in coastal areas must pay attention to the value of the benefits that people have received so far from the available ecosystem services.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>