Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Affi Fatunnisa
"1000 hari pertama kehidupan anak merupakan masa dimana tumbuh kembang berjalan sangat optimal. Sehingga peran orang tua sebagai pembimbing anak saat tumbuh kembangnya sejak kecil sangatlah penting. Orang tua harus dapat menjalankan perannya dengan sadar untuk memenuhi dan menyeimbangkan pengasuhan yang kadang dapat mewujudkan stres pengasuhan pada mereka. Oleh karena itu, penting untuk tepat menilai stres pengasuhan yang merupakan hambatan perkembangan kesehatan anak. Instrumen Parenting Stress Index diperlukan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua dengan anak usia 6-23 bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah instrumen PSI merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Penelitian deskriptif dilakukan pada 200 responden dengan pengambilan data secara online dengan pendekatan cross sectional dan teknik purposive sampling. Uji validitas menunjukkan 19 butir item valid. Uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,605 yang menunjukan instrument reliabel untuk digunakan. Sehingga instrument PSI dapat digunakan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua pada anak usia 6-23 bulan.

The first 1000 days of a child's life are a period of optimal growth and development. So that the role of parents as a guide for children when growing and developing since childhood is crucial. Parents must be able to carry out their role intentionally to fulfill and balance parenting which can sometimes manifest parenting stress on them. Therefore, it is important to properly assess parenting stress which is a developmental obstacle to a child's health. The Parenting Stress Index instrument is required to identify the stress of parenting with children aged 6-23 months. The purpose of the study was to determine whether the PSI instrument was valid and reliable. Descriptive research was conducted on 200 respondents with online data collection with a cross-sectional approach and purposive sampling technique. The validity test showed that 19 items were valid. The reliability test reveals the Cronbach's Alpha value of 0.605 which implies a reliable instrument to use. So the PSI instrument can be used to identify parenting stress in children aged 6-23 months.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhi Cintaka
"Pada terapi anak, terdapat peran orang tua yang biasanya mengambil keputusan terkait terapi. Ekspektasi orang tua terhadap terapi anak merupakan salah satu faktor yang ditemukan berkontribusi pada hambatan dalam terapi, kehadiran, dan terminasi dini, sehingga berpotensi juga berkaitan dengan hasil terapi anak. Namun, penelitian terkait hal tersebut masih sangat terbatas, khususnya di Indonesia. Ekspektasi orang tua dapat berkaitan dengan karakteristik yang dimiliki mereka, salah satunya adalah bagaimana cara mereka mengasuh anak. Gaya pengasuhan sendiri merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi anak. Dengan demikian, ekspektasi dan gaya pengasuhan orang tua dapat menjadi penunjang atau sebaliknya, hambatan dalam mengoptimalkan hasil terapi anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, serta peran gaya pengasuhan terhadap hubungan tersebut. Terdapat 97 partisipan orang tua dari anak yang mengikuti terapi di Klinik Tumbuh Kembang atau Biro Psikologi di Jabodetabek, yang diukur ekspektasinya dengan Parents Expectancies for Therapy Scale (PETS, Nock & Kazdin, 2001), hasil terapi anak dengan Outcome Rating Scale (ORS, Miller & Duncan, 2000), dan gaya pengasuhannya dengan The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Version (PSDQ-Short Version, Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001). Hasil penelitian tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, r(97) = .040, p > .05, dan gaya pengasuhan tidak memoderasi hubungan tersebut. Meskipun demikian, ekspektasi orang tua ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan gaya pengasuhan authoritative, r(97) = .28, p < .01, dan permissive, r(97) = .22, p < .05. Selanjutnya, hasil terapi anak ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan salah satu dimensi gaya pengasuhan authoritative, yaitu autonomy granting, r(97) = .25, p < .05. Hasil yang tidak signifikan dapat berkaitan dengan kekurangan pada penelitian ini, yaitu durasi dan waktu pengambilan data, pemilihan alat ukur, dan partisipan yang sangat bervariasi. Hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya, khususnya dalam memberikan saran terkait metodologi. Selain itu, hasil penelitian juga dapat bermanfaat secara praktis bagi praktisi anak dan orang tua dalam mengoptimalkan hasil terapi anak.

Parent expectancy and parenting styles can support or become an obstacle in optimizing outcome therapy. The purpose of this quantitative correlational study is to examine the relationship between parent expectancy and outcome therapy, also the role of parenting style as a moderator. Participants were 97 parents of children who participated in therapy located in Jabodetabek. Parent expectancy was measured with Parents Expectancies for Therapy Scale, outcome therapy with Outcome Rating Scale, and parenting style with The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire. Results show no significant correlation between parent expectancies and outcome therapy, and parenting style does not moderate the relationship. Although, parent expectancies have a positive significant correlation with authoritative and permissive parenting. Furthermore, outcome therapy has a positive significant correlation with one of the authoritative dimensions, which is autonomy granting. The insignificant result could be related to the limitations in this study, such as duration and time of data collection, selection of measuring tools, and different criteria of participants. However, this study has implications for research and practice, regarding methodology and what practitioners and parents can do to optimize outcome therapy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Syahidatul Wafa
"Ibu bekerja pada umumnya memiliki waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan anaknya padahal anak usia prasekolah sedang mengalami puncak perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan arah hubungan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yang melibatkan 45 responden ibu bekerja beserta anaknya di dua TK di Kelurahan Cipayung Jakarta Timur dengan teknik Cluster Sampling.
Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan negatif antara pola asuh otoriter (r= -0,071) dan permisif (r= -0,164) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah, namun terdapat hubungan yang lemah dan positif antara pola asuh demokratis (r= 0,036) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu yang bekerja tentang jenis pola asuh yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak.

Most of working mothers have limited time to interact with their children while preschool-aged children reach their peak cognitive development. This research is aimed to identify the power and the linear relationship between parenting styles and cognitive development of preschool-aged children. Design used in this research is Cross Sectional which took 45 respondents of working mothers and their children in kindergartens at administrative village of Cipayung East Jakarta as the sample of the study who were chosen by using Cluster Sampling technique.
The result of Spearman’s Rank Correlation test showed there were weak and negative correlation between authoritarian parenting (r= -0,071) and permissive parenting (r= -0,164) with the cognitive development of preschool-aged children, however there were weak and positive correlation between authoritative parenting (r= 0,036) and the cognitive development of preschool-aged children. This research is recommended to the health practitioner to give information to working mothers about the type of parenting styles that can support children’s cognitive development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Laksono Abdhillah
"Kualitas hubungan antara orang tua dengan anak menjadi faktor yang penting bagi keterlibatan anak kelas VI sekolah dasar dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal tersebut menjadi dasar tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara Kualitas hubungan orang tua-anak (parent-child relationship) dengan keterlibatan anak dengan sekolah (school engagement). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 77 siswa dan 77 orang tua siswa tersebut di sekolah dasar negeri, Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Pianta, parent-child relationship berdasarkan persepsi orang tua dan kuesioner Child Trends, school engagement berdasarkan persepsi siswa terhadap sekolah.
Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan antara kualitas hubungan orang tua-anak dengan keterlibatan anak dengan sekolah dengan R : 0,52 (hubungan orang tua-anak (kedekatan) dengan keterlibatan anak di sekolah) dan 0,39 (hubungan orang tua-anak (konflik) dengan keterlibatan anak di sekolah). Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yaitu untuk lebih memperdalam komponen yang berpengaruh pada kualitas hubungan antara orang tua-anak kaitannya dengan keterlibatan anak dengan sekolah seperti interaksi, keterlibatan orang tua dalam kegiatan anak di sekolah dan status perkawinan orang tua.

The quality of relationship between parent and child is an important factor to primary school children engagement. This reason underlies of this study to identify the relationship between quality of parent-child relationships with school engagement. This study used a descriptive correlation design with cross sectional approach. Samples of this study were 77 students and 77 parents of sixth grade students (2014/2015) in public elementary schools, Gunung, Kebayoran Baru, South Jakarta. The instruments used in this study are Pianta (parent-child relationship questionnaire), based on the parent perceptions towards their children and Child Trends (school engagement questionnaire), based on student perceptions of their school activities.
Results showed that there is a strong relationship between quality of parent-child relationship (closeness variable) with school engagement, with R-pearson: 0,52 and an adequate relationship between quality of parent-child relationship (conflict variable) with school engagement, with R-pearson: 0,39. Recommendation for future researchis : widening the components that affect the quality of the relationship between parent-child relation such as interaction, parents involvement in school and parents marital status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasto Harsono
"Stres kerja merupakan masalah kesehatan serius di abad ke-21 dikarenakan angka kejadiannya yang tinggi dan dampaknya yang besar. Perawat diketahui merupakan sebuah profesi yang memiliki risiko stres tinggi dan memiliki karakteristik khas dan karenanya membutuhkan instrumen penilaian stres kerja yang sesuai dengan kekhasannya. Expanded Nursing Stress Scale ENSS adalah instrumen penilaian stres kerja khusus perawat yang memiliki validitas dan reliabilitas tinggi ? Cronbach = 0,96 dan banyak dipergunakan secara luas di berbagai negara namun belum ada dalam versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ENSS versi Bahasa Indonesia dengan mengadaptasi ENSS dari versi aslinya yang berbahasa Inggris ke versi Bahasa Indonesia dengan metode 10 langkah dari ISPOR International Society of Pharmacoeconomics and Outcome Research diikuti dengan uji validitas butir serta uji reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 104 perawat di Rumah Sakit X di Jakarta. Hasil dari penelitian ini didapatkan kuesioner ENSS versi Bahasa Indonesia yang terdiri atas 57 butir dan kesemuanya dinyatakan valid dengan nilai r 0,362 hingga 0,793 pada degree of freedom 102 n-2 . Nilai ? Cronbach ENSS versi Bahasa Indonesia adalah 0,956. Pada uji reliabilitas tes-retes didapatkan nilai Intra-Class Correlation 0,939 yang berarti ENSS versi Bahasa Indonesia memiliki stabilitas internal baik. Pada penelitian ini juga telah dilakukan uji validitas konvergensi dan divergensi masing-masing subskala dengan uji korelasi bivariat Spearman-Rho. ENSS versi Bahasa Indonesia terbukti memiliki validitas, reliabilitas dan stabilitas internal amat baik,.sebagai instrumen yang dapat dipergunakan untuk menilai stres kerja pada perawat di Indonesia. Kata kunci: ENSS; Indonesia; kuesioner; stres kerja; perawat.

Job stress has been declared as an important health problem in 21th century because of its high prevalence and serious impacts. Nurses are known to have stressful job with specific characteristics. Therefore, we need a specific instrument to measure job stress among nurses in Indonesia. Expanded Nursing Stress Scale ENSS is well known as a job stress assessment tool with excellent validity and reliability Cronbach 0,96 and widely used in various country. However, the Indonesian version of ENSS has not been available yet. This research aim to develop an Indonesian version of ENSS and assess its validity and reliability using the 10 steps of ISPOR International Society of Pharmacoeconomics and Outcomes Research translation and cultural adaption guidelines , followed with validity and reliability test. There were 104 nurses at Hospital X, Jakarta recruited as subjects in this research. The 57 items of Indonesian version of ENSS were valid r 0,362 0,793, degree of freedom 102 with Cronbach was 0,956 excellent and tes retest reliability with Intra Class Correlation measured 0,939. The convergence and divergence within each subscales also had been tested. In this research, we obtained the Indonesian version of ENSS with excellent validity, reliability and internal stability to measure job stress among nurses in Indonesia. Key words. ENSS Indonesia questionnaire job stress nurse."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T55718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Herwanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kesehatan mental orang tua terhadap gaya pengasuhan pada anak usia sekolah di Kabupaten Tangerang pada tahun 2024. Metodologi menggunakan pendekatan cross-sectional survey yang melibatkan 110 orang tua anak usia sekolah di Kabupaten Tangerang yang berperan sebagai pengasuh utama anak sebagai syarat untuk penelitian ini. Mereka dipilih dengan menggunakan metode clustur random sampling dan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi dan diuji menggunakan Self-Reporting Quisioner 29 (SRQ-29) untuk kesehatan mental dan Parenting Styles And Dimensions Questionnaire (PSDQ) untuk gaya pengasuhan. Data dianalisis menggunakan IBM SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara kesehatan mental orang tua dengan gaya pengasuhan pada anak usia sekolah dengan p-value 0.025 melalui uji Chi-Square dan korelasi positif sebesar 0.213 sehingga hubungan kedua variabel bersifat searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin baik kualitas kesehatan mental orang tua maka gaya pengasuhan kepada anak akan lebih baik.

This research aims to explore the relationship between parents' mental health and parenting styles in school-aged children in Tangerang Regency in 2024. The methodology employs a cross-sectional survey approach involving 110 parents of school-aged children in Tangerang Regency who act as the primary caregivers for their children as a requirement for this research. They were selected using a combination of cluster random sampling and purposive sampling methods. Data were collected through validated questionnaires and tested using the Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ-29) for mental health and the Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) for parenting styles. Data were analyzed using IBM SPSS version 25. The research results indicate a significant relationship between parental mental health and parenting styles in school-aged children, with a p-value of 0.025 through the Chi-Square test and a positive correlation of 0.213. This suggests that the relationship between the two variables is direct, meaning that the better the quality of the parents' mental health, the better their parenting style will be."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Atthahirah
"Pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 Hari pertama kehidupan seorang anak merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Saat anak berusia di bawah dua tahun (baduta) anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan tidak dapat terulang. Salah satu faktor yang dinilai efektif dalam memenuhi kebutuhan gizi baduta adalah menerapkan praktik pemberian makan responsif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pemberian makan responsif pada anak usia 6-23 bulan di DKI Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, dengan pengambilan data secara daring dan luring. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan (atau pengasuh yang sudah merawat lebih dari 3 bulan) yang sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling, dengan jumlah total keseluruhan sampel 445 responden. Peneliti menyebarkan kuesioner yang mencakup data karakteristik anak, karakteristik ibu/ pengasuh, stres pengasuhan, dan praktik pemberian makan responsif.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan praktik pemberian makan responsif di tingkat sangat baik (88,1%). Namun, sayangnya masih terdapat 2% responden yang menerapkan praktik pemberian makan responsif dalam tingkat buruk. Tentu angka ini bukanlah angka yang sedikit, mengingat saat ini terdapat lebih dari 100.000 jiwa baduta yang berdomisili di DKI Jakarta. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar intervensi preventif untuk meningkatkan kesuksesan praktik pemberian makan responsif pada anak usia 6-23 bulan.

Fulfilling nutritional needs in the first 1000 days of a child's life is an important thing that needs attention. When a child is under two years old, the child experiences a very rapid growth and it cannot be repeated. One factor that is considered effective in meeting the nutritional needs of under-two years old is implementing responsive feeding practices. This study aims to describe responsive feeding practices in children aged 6-23 months in DKI Jakarta.
The used research method is cross-sectional, with online and offline data collection. The sample in this study were mothers who had children aged 6-23 months (or caregivers who had cared for more than 3 months) who met the inclusion criteria. The sampling technique used was proportionate stratified random sampling, with a total sample of 445 respondents. Researcher distributed questionnaires that included data on child's characteristics, mother's characteristics, parenting stress, and responsive feeding practices.
The results of the study generally showed that the majority of respondents had implemented responsive feeding practices at a very good level (88.1%). However, unfortunately there are still 2% of respondents who apply responsive feeding practices at a poor level. Certainly, this number is not a small number, considering that currently there are more than 100,000 children under two years old living in DKI Jakarta. This research is expected to be the basis for preventive interventions to increase the success of responsive feeding practices in children aged 6-23 months.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sari
"Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-23 bulan. Kebiasaan makan sehat pada anak tidak hanya bergantung pada nutrisi yang diberikan, tetapi peran sentral orang tua baik ayah maupun ibu dalam pengasuhan dan praktik pemberian MPASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan praktik pemberian MPASI yang dilakukan oleh ayah dan ibu terhadap respons anak saat makan. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional. Responden pada penelitian ini terdiri dari ayah dan ibu yang mempunyai anak usia 6-23 bulan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode probability sampling dengan teknik multistage cluster sampling. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 293 orang, yang dibagi pada dua kota besar di Indonesia yakni Kota Jakarta dan Palembang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner elektronik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan praktik pemberian MPASI oleh ayah dan ibu, perbedaan yang bermakna signifikan terlihat pada lingkungan makan keluarga, terdapat korelasi positif dan cukup kuat (r=0,26-0,50) antara praktik pemberian MPASI oleh ayah dan ibu dengan respons anak saat makan, terdapat hubungan yang bermakna antara durasi, metode, dan lingkungan yang mendukung pemberian MPASI dengan respons anak saat makan; serta tidak terdapat hubungan bermakna antara waktu pengenalan dan jenis MPASI dengan respons anak saat makan (p-value> 0,05). Simpulan yang didapat adalah praktik pemberian MPASI oleh ayah cenderung lebih responsif dibandingkan ibu. Program edukasi dan intervensi yang melibatkan orangtua khususnya ayah perlu dikembangkan dalam pemberian makan anak.

Complementary feeding practice is a crucial for growth and development of children aged 6-23 months. Healhty eating habits in children are infleunced not only by nutrition provided but also by the pivotal role of both parents in caregiving and CF practices. This study aims to compare the complementary feeding practices performed by fathers and mothers in relation to the child’s response during feeding. This research employs a quantitative approach with a cross-sectional design. This quantitative study adopts a cross-sectional design. The inclusion criteria for the sample are parents who have children aged 6-23 months. The sampling method is probability sampling with multistage cluster sampling technique. The total sample size is 293, distributed across two major cities in Indonesia, Jakarta and Palembang. The data collection tool utilized is an online questionnaire. The study indicates significant differences in CF between mothers and fathers, particularly in the family meal environment. A significant and moderately strong positive correlation was found between CF and child’s response during feeding (r=0,26-0,50). Additionaly, there is significant relationship with duration, method, and the supportive environment, but no significant relationship was found with the timing of introdution, and type of CF, and the child’s response during feeding (p-value> 0,05). The study concluded that father tend more responsive compared to mother. Therefore, educational and intervention programs involving parents, particularly fathers, should be developed to enhance children’s feeding practices"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Sistia
"ABSTRAK
Praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yang tidak tepat yang dikombinasikan dengan penyebab lain, seperti infeksi dan kekurangan makanan berdampak pada sepertiga masalah malnutrisi. Indikator PMBA yang berupa minimum diet diversity (MDD), minimum meal frequency (MMF), dan minimum acceptable diet (MAD) lebih terkait dengan pemberian makanan pendamping ASI yang memadai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan capaian minimum acceptable diet (MAD) pada anak usia 6-23 Bulan di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Hasil penelitian ini didapatkan dari data skunder SDKI 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 1592 responden yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian minimum acceptable diet pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia sebesar 32,8%. Pada hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan capaian MAD yaitu usia anak, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kuintil kekayaan, kunjungan ANC, kunjungan PNC, tempat persalinan, dan keterpaparan media massa. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda menemukan juga usia anak menjadi faktor dominan dari capaian MAD pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel status ibu bekerja, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan ANC dan tempat persalinan. Saran bagi Kementerian Kesehatan beserta jajarannya adalah dengan meningkatkan upaya konseling untuk ibu mengenai pentingnya praktik pemberian makan bayi dan anak yang lebih menyasar pada anak yang belum MP-ASI dan baru memulai MP-ASI. Saran untuk peneliti lain adalah penelitian perlu dilanjutkan dengan metode kuantitatif agar dapat menggali informasi yang lebih dalam terkait penyebab tercapaianya MAD maupun tidak tercapainya MAD.

ABSTRACT
Inappropriate infant and young child feeding practices combined with other causes, such as infection and lack of food, make up a third of malnutrition problems. IYCF indicators in the form of minimum diet diversity (MDD), minimum meal frequency (MMF), and minimum acceptable diet (MAD) are more related to the provision of adequate complementary feeding. This study was conducted using a cross sectional study design that aims to find out the description and the factors associated with achieving a minimum acceptable diet (MAD) in children aged 6-23 months in Indonesia based on analysis of the 2017 IDHS data. The results of this study were obtained from the 2017 IDHS secondary data with 1592 respondents were taken using simple random sampling technique. The results showed that the minimum acceptable diet achievement in children aged 6-23 months in Indonesia was 32.8%. In the results of bivariate analysis using the chi-square test it was found that there were factors related to MAD achievements, namely age of the child, mothers education, fathers education, wealth quintile, ANC visit, PNC visit, place of delivery, and mass media exposure. The results of multivariate analysis using multiple logistic regression analysis found that child age was the dominant factor of MAD achievement in children aged 6-23 months in Indonesia after being controlled by variables of working mother status, mothers education, father's education, ANC visit and place of delivery. Suggestions for the Ministry of Health and its staff are to increase counseling efforts for mothers regarding the importance of infant and child feeding practices that are more targeted at children who are not yet complementary feeding and have only started complementary feeding. Suggestions for other researchers is that research needs to proceed with quantitative methods in order to dig deeper information related to the causes of achieving MAD or not achieving MAD."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Enggartiasti
"Stunting merefleksikan kondisi kekurangan gizi kronis pada awal kehidupan. Kondisi tersebut dapat diikuti dampak negatif jangka panjang berupa penurunan kapasitas kognitif, rendahnya tingkat kehadiran di sekolah, hingga dapat memicu rendahnya produktivitas dan pendapatan seseorang di masa depan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik pemberian kolostrum, status imunisasi dan faktor lainnya dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2017. Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 210 orang anak usia 6-23 bulan di 11 posyandu terpilih di Jakarta Utara. Data penelitian diperoleh melalui pengukuran panjang badan anak dan wawancara responden. Analisis data yang dilakukan berupa analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 20 anak mengalami stunting, serta terdapat hubungan yang bermakna antara praktik pemberian kolostrum dan status imunisasi dengan kejadian stunting. Praktik pemberian kolostrum ditemukan sebagai faktor dominan kejadian stunting pada penelitian ini. Diperlukan peningkatan frekuensi dan cakupan penyuluhan mengenai praktik gizi dan kesehatan untuk anak usia 6-23 bulan, khususnya kepada masyarakat dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah, dan dengan jumlah anak yang banyak serta diperlukan pemantauan tinggi badan anak secara berkala.

Stunting reflects chronic malnutrition in early childhood. This condition can be followed by long term negative impacts such as decreased cognitive capacity, low attendance rates in schools, and lead to low productivity and income in the future. The aim of this study is to determine the association between colostrum feeding, immunization status and other factors with stunting among children aged 6 23 months in North Jakarta. Cross sectional was used as the research design. Data was conducted in May 2017. This study enrolled 210 children aged 6 23 months in 11 Posyandu in North Jakarta. Research data obtained through measurement of child length and respondents interview. Data analysis included univariate analysis, bivariate analysis and multivariate analysis.
The results showed that 20 of children had stunting, and there was a significant association between colostrum feeding and immunization status with stunting. Colostrum feeding was found as the dominant factor of stunting in this study. Researcher suggests to increase the frequency and coverage area of nutrition and health practices education, especially for people with low levels of education and income, and large number of children, also to monitor of children aged 6 23 months 39 s length periodically.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>