Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexander Roni Kusumo Atmojo
"Knowledge Management merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan sistem pengelolaan pengetahuan. Implementasi KM di sektor publik mulai diterapkan sejak munculnya permenPANRB No. 14 tahun 2011 mengenai pedoman implementasi manajemen pengetahuan. Menindaklanjuti peraturan ini, Bappenas berupaya untuk menerapkan Knowledge Management System di dalam organisasinya. Namun sejak 2011 hingga saat ini, belum adanya penerapan yang terstruktur dan terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil persepsi dari pegawai Bappenas Bagaimana implementasi KM seharusnya dijalankan. Penelitian ini menggunakan teori model Knowledge Management Inukshuk sebagai landasan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penyebaran kuesioner secara online dan wawancara mendalam terhadap beberapa narasumber penting. Berdasarkan hasilnya diketahui bahwa mayoritas pegawai Bappenas berpendapat bahwa dalam elemen proses, Bappenas perlu menciptakan sistem KM yang terintegrasi dengan adanya aksesibilitas untuk semua pegawai. dalam elemen budaya, mayoritas pegawai setuju bahwa diperlukannya budaya yang mendukung kebiasaan Knowledge Sharing. Mayoritas pegawai juga setuju bahwa diperlukannya peran dari pimpinan untuk menciptakan budaya Knowledge Sharing. pada elemen teknologi, mayoritas pegawai setuju bahwa diperlukannya sistem KM yang berbasis aplikasi namun juga menggunakan alat intranet yang dapat menghubungkan semua repository. Dalam elemen Measurement, mayoritas pegawai setuju bahwa diperlukannya strategi evaluasi untuk mengukur pengaruh KM terhadap kualitas kinerja Bappenas.

Knowledge Management is a science that is used to create a knowledge management system. The implementation of KM in the public sector has been implemented since the emergence of Permen PANRB No. 14 of 2011 regarding guidelines for the implementation of knowledge management. Following up on this regulation, Bappenas seeks to implement a Knowledge Management System within its organization. However, since 2011 until now, there has been no structured and integrated implementation. This study aims to obtain perceptions from Bappenas employees on how KM implementation should be carried out. This study uses the Inukshuk Knowledge Management model theory as the research foundation. This study uses a quantitative approach with online questionnaire distribution techniques and in-depth interviews with several important sources. Based on the results, it is known that the majority of Bappenas employees think that in the process element, Bappenas needs to create an integrated KM system where there is accessibility for all employees. In terms of cultural elements, the majority of employees agree that a culture is needed that supports Knowledge Sharing habits. The majority of employees also agree that the leadership role is needed to create a Knowledge Sharing culture. On the technology element, the majority of employees agree that there is a need for a KM system that is application-based but also uses an intranet tool that can connect all repositories. In the Measurement element, the majority of employees agree that an evaluation strategy is needed to measure the influence of KM on the quality of Bappenas' performance."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Ulina. P
"Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat hampir menginfeksi seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Wilayah-wilayah besar di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Banten, Depok, Bekasi, dan Bogor masih menjadi bagian dari wilayah Indonesia dengan transmisi komunitas (Kemenkes, 2022). Community transmission biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat dan perkantoran. Peningkatan kasus COVID-19 pada klaster perkantoran dapat terjadi ketika kedisiplinan penerapan protokol kesehatan yang abai. Satgas COVID-19 mengkonfirmasi adanya peningkatan kasus COVID-19 yang ditemukan pada klaster perkantoran. Satgas COVID-19 mendapati adanya temuan 459 kasus pada 90 klaster perkantoran khususnya DKI Jakarta per 28 Juli 2020. Maka untuk membantu mengurangi penyebaran COVID-19 di perkantoran, diperlukan upaya perilaku pencegahan COVID-19 pada karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan karyawan terhadap kejadian COVID-19 di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 324 karyawan di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Data dikumpulkan dengan kuesioner secara online dan dianalisis secara deskriptif. Dalam analisis hubungan pengetahuan karyawan dengan kejadian COVID-19 ditemukan adanya hubungan signifikan pengetahuan karyawan dengan kejadian COVID-19 di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dengan p-value sebesar 0.003. Bagi karyawan, diharapkan menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi mengingat bandar udara merupakan pintu keluar dan masuknya masyarakat global, baik selama pandemi COVID-19 maupun pasca pandemi COVID-19. Menerapkan protokol kesehatan secara konsisten di masa pandemi COVID-19 penting untuk dilakukan saat ini agar seluruh aspek dapat kembali pulih dan bebas dari COVID-19. Disarankan ada evaluasi bersama bagi para karyawan akan pentingnya pengetahuan dalam menyikapi permasalahan COVID-19.

COVID-19 has spread rapidly and almost infected all regions in Indonesia. Large areas in Indonesia, such as DKI Jakarta, Banten, Depok, Bekasi, and Bogor, are still part of the territory of Indonesia with community transmission (Kemenkes, 2022). Community transmission usually occurs in the community and office environment. An increase in COVID-19 cases in office clusters can happen when discipline in implementing health protocols is neglected. The COVID-19 Task Force confirmed increased COVID-19 cases found in office clusters. The COVID-19 Task Force found that there were 459 cases in 90 office clusters, especially DKI Jakarta, as of July 28, 2020. So, to help reduce the spread of COVID-19 in offices, preventive behavior measures were needed for employees. This study aims to determine the employees’ knowledge related to the incidence of COVID-19 at PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport. Research with a quantitative method approach, cross-sectional design, was conducted on 324 employees at PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport. Data were collected by online questionnaire and analyzed descriptively. In the analysis of the relationship between employees’ knowledge and the incidence of COVID-19, it was found that there was a significant relationship between employees’ knowledge and the incidence of COVID-19 at PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport with a p-value of 0.003. Employees are expected to implement health protocols better, considering that airports are the entry and exit points for the global community during the COVID-19 pandemic and after the COVID-19 pandemic. Implementing health protocols consistently during the COVID-19 pandemic is important now so that all aspects can recover and are free from COVID-19. It is recommended that there will be an evaluation for employees of the importance of knowledge in addressing the COVID-19 problem."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Kualifikasi merupakan salah satu persyaratan dari Good Distribution Practice (GDP). Kualifikasi merupakan tindakan pembuktian dan pendokumentasian berdasarkan data yang menunjukan kelayakan peralatan, fasilitas, sarana penunjang atau sistem bekerja dengan benar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Kualifikasi terhadap fasilitas sangat penting dilakukan guna menjamin bahwa fasilitas yang digunakan dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga dapat mengurangi adanya biaya terkait kemungkinan kurang bermutunya obat yang dihasilkan. Pengerjaan Kualifikasi Kinerja (KK) dilakukan pada fasilitas Container Chiller 3 yang terdapat di PT Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Jakarta 1 guna memastikan kesesuaian kondisi fasilitas dengan protokol kualifikasi yang telah ditetapkan PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Container Chiller 3 digunakan untuk menyimpan produk rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP). Pengerjaan Kualifikasi Kinerja (KK) mencakup pembuatan protokol, penyiapan thermometer data logger dan alat lainnya yang dibutuhkan, pembuatan label, serta pelaksanaan studi buka tutup pintu, holding time, recovery time, dan notifikasi alarm pada Container Chiller 3. Berdasarkan hasil Kualifikasi Kinerja (KK) pada fasilitas Container Chiller 3 yang terdapat di PT Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Jakarta 1 dapat disimpulkan fasilitas masih memenuhi syarat yang ditetapkan PT Enseval Putera Megatrading Tbk.

Qualification is one of the requirements of Good Distribution Practice (GDP). Qualification is a process of proof and appropriate documentation based on data that shows the suitability of equipments, facilities, supporting facilities or systems to work correctly according to predetermined specifications. Qualification of facilities is very important to ensure that the facilities used can work as it should so as to reduce costs related to the possibility of poor quality medicines being produced. Performance Qualification (PQ) work is carried out on the Container Chiller 3 facilities at PT Enseval Putera Megatrading Tbk Branch Jakarta 1 to ensure the suitability of the facilities condition with the qualification protocol established by PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Container Chiller 3 is used to store Cold Chain Products (CCP). Performance Qualification (PQ) work includes creating protocols, preparing data logger thermometers and other tools needed, making labels, and carrying out door opening and closing studies, holding time, recovery time, and alarm notifications on Container Chiller 3. Based on the Performance Qualification (PQ) results of the Container Chiller 3 facilities at PT Enseval Putera Megatrading Tbk Branch Jakarta 1, it can be concluded that the facilities still meets the requirements set by PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chipta Perdana
"Indonesia sebagai internasional telah tujuan pembangunan internasional. Agar dapat mewujudkan komitmen ini, kapasitas pembangunan internal Indonesia harus diperkuat terlebih dahulu. Oleh karena itu, diperlukan sebuah organisasi negara untuk mengelola pengetahuan yang tersebar di banyak lokasi di Indonesia dan menyebarkannya ke lokasi lain untuk direplikasi. Pada gilirannya, pengetahuan yang telah direplikasi di banyak tempat dan menjadi center of excellence Indonesia dapat dibagikan ke lingkungan internasional. Organisasi semacam ini disebut oleh Bank Dunia sebagai Country- Led Knowledge Hubs (CLKH).
Penelitian ini bertujuan untuk membuat solusi, model sistem, dan prototipe manajemen pengetahuan yang dapat membantu CLKH Indonesia dalam mengelola pengetahuan pembangunan demi memperkuat kapasitas pembangunan dalam negeri dan menyebarkannya ke lingkungan internasional. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proses manajemen pengetahuan yang dibutuhkan oleh CLKH Indonesia adalah externalization, routines, internalization, dan exchange. Selanjutnya, proses manajemen pengetahuan ini diwujudkan dalam bentuk model sistem manajemen pengetahuan yang terdiri dari 14 fitur utama. Prototipe dari 14 fitur ini disajikan sebagai hasil penelitian dalam bentuk screen design sistem manajemen pengetahuan CLKH Indonesia.

Indonesia as one of the countries that have actively participated in international activities has stated its commitment to taking part in realizing international development goals. In order to realize this commitment, Indonesia has to increase its internal development capacity. Therefore, the existence of a state organization that governs the knowledge from every corner of the country and disseminates it to other location to be replicated is needed. In turn, knowledge that has been replicated in many locations and has become Indonesia?s center of excellence can be disseminated to international neighborhood. This kind of organization is called by World Bank as Country-Led Knowledge Hubs.
The goal of this research is to design the knowledge management solution, knowledge management system model, and knowledge management system prototype that help Indonesia?s CLKH govern the development knowledge in order to increase internal development capacity and help disseminate the knowledge to international neighborhood. In this research, it is found that knowledge management processes needed by Indonesia?s CLKH are externalization, routines, internalization, and exchange. These processes are realized as knowledge management system model in the form of 14 main features. Prototypes of these 14 features are presented as result of the research in the form of Indonesia?s CLKH knowledge management system?s screen design.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrar Hedar
"ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi BATAN saat ini adalah kesenjangan pengetahuan antar generasi yang disebabkan oleh kebijakan zero growth. Knowledge management merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola pengetahuan. Banyak implementasi knowledge management mengalami kegagalan karena kurang siapnya organisasi dalam menerapkan knowledge management. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran tingkat kesiapan organisasi dalam mengimplementasikan knowledge management.
Penelitian ini mengukur tingkat kesiapan BATAN dalam menerapkan knowledge management. Analisis dilakukan berdasarkan faktor-faktor pada penelitian sebelumnya, kemudian dilakukan pembobotan dengan metode Analytical Hierarchical Process (AHP). Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesiapan penerapan knowledge management di BATAN telah mencapai level 4 (receptive) yang artinya BATAN telah siap untuk mengimplementasikan KM.

ABSTRACT
The problems facing the military today is the knowledge gap between generations due to zero growth policy. Knowledge management is an attempt to improve the organization's ability to manage knowledge. Many knowledge management implementations fail due to lack of readiness of the organization in applying knowledge management. Therefore, the required measurement of organizational readiness for implementing knowledge management.
This study measured the level of preparedness BATAN in implementing knowledge management. The analysis was performed based on the factors in previous studies, then weighted by Analytical Hierarchical Process (AHP). Data was collected by questionnaire method. The analysis showed that the degree of readiness of the application of knowledge management in BATAN has reached level 4 (receptive) which means BATAN ready to implement KM.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Romanus Kristiawan Sunardi
"Penerapan Knowledge Management di Departemen Sumber Daya Manusia Bank Indonesia (DSDM-BI) secara nyata dimulai pada awal tahun 2003, yaitu ketika dicanangkan kegiatan Knowledge Sharing secara rutin. Seiring berjalannya waktu, Knowledge Management di DSDM-Bl belum menampakkan hasil yang memuaskan.Baik kegiatan yang bersifat personalisasi maupun kodifikasi belum ada yang memberikan manfaat nyata.
Tugas akhir ini berupaya untuk mengidentifikasi hambatan dari segi pendekatan yang dijalankan oleh DSDM-BI, dan kemudian memberikan usulan solusi dan rekomendasi pemecahan masalah berkaitan dengan pendekatan Knowledge Management yang sesuai dijalankan di DSDM-BI. Model yang digunakan untuk menganalisis pendekatan Knowledge Management pada tugas akhir ini adalah Model Personalisasi-Kodifikasi Hansen, dkk. (1999)
Berdasarkan pengolahan data kuesioner dan informasi wawancara mendalam, diperoleh temuan bahwa DSDM-BI belum memfokuskan Knowledge Management pada salah satu pendekatan. Menurut analisis terhadap pendekatan yang sesuai, secara umum DSDM-BI lebih sesuai menjalankan pendekatan Kodifikasi, akan tetapi secara khusus masing-masing dari keempat satuan kerja memiliki fokus pendekatan yang berbeda-beda. Satuan kerja Biro Kebijakan Organisasi dan SDM serta Satuan kerja Tim Konsultansi lebih sesuai untuk fokus pada pendekatan Personalisasi, sedangkan satuan kerja Bagian Pelaksanaan 1 dan Bagian Pelaksanaan 2 lebih sesuai untuk menjalankan pendekatan kodifikasi.
Berdasarkan temuan, DSDM-BI disarankan untuk melakukan intervensi lebih banyak pada Soft-Variable yang dapat secara efektif dilakukan melalui kebijakan sumber daya manusia yang mendukung.

Knowledge Management application in Human Resource Department of Bank Indonesia (DSDM-BI) began at the beginning of the year 2003. Untill now, Knowledge Management application has not showed any statisfying results, neither from the codification or personalisation approaches.
Objective of this paper is to identify the obstacles from KM approach facet that have been operated by DSDM-BI, and then give the solutions and recomendations to overcome the KM approaches selection problems. Model which is used to analysis the problems is Personalisation-Codification Model from Hansen, et al. (1999)
Based on result of questionaire data processing and the information from indepth interview, DSDM-BI has not focused on one of the approaches. According to the analysis, DSDM-BI is compatibled using Codification Approach. In practice, appoaches to manage knowledge in the four units of DSDM-BI are different one from another. The Consultation Team and the Organisation and HRM Policy Bureau is compatible to focus on personalisation approach, nevertheless Implementation Unit 1 and Implementation Unit 2 is compatible with codification approach.
Based on the result, DSDM-BI is recommended to intervene the soft-variable (style, staff, shared values, skills) which is the main problem of the KM application at DSDM-BI.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Nurmantara
"Karya tulis ini menggunakan teknik pemodelan SEM untuk memverifikasi model teoritis dari manajemen pengetahuan. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan pengaruh Knowledge management terhadap kinerja perusahaan. Analisis empiris memperkirakan pengaruh Knowledge management terhadap kinerja UKM menggunakan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, diisi oleh 108 UKM.
Model penelitian ini terdiri dari enam dimensi utama; (1) Use of knowledge, (2) Knowledge acquisition, (3) Knowledge storage, (4) Motivation, (5) measuring the efficiency of knowledge management implementation, and (6) knowledge transfer, namun demikian, kinerja perusahaan diukur oleh Growth UKM dan Profitability UKM.

This study use SEM as a techique model to verify theoritical modelling from knowledge management. The purpose of this study is to explain the evidance of knowledge management to company performance. An empirical analysis estimate the evidance of knowledge management againt SME performance using the data that collected by quistionnaire, and it filled by 108 SME's.
The model of this this study consist of 6 primary dimenssion : (1) Use of knowledge, (2) Knowledge acquisition, (3) Knowledge storage, (4) Motivation, (5) measuring the efficiency of knowledge management implementation, and (6) knowledge transfer. Otherwise the company performance is measure by SMEs Growth and SMEs Profitability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putri Hudayanti
"Penelitian ini mencoba untuk membahas analisis variabel-variabel Knowledge Management (KM) di PT Rekayasa Industri (Rekind). Variabel-variabel KM yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sepuluh variabel yang dikemukakan oleh Paul R. Gamble & John Blackwell. Sepuluh variabel tersebut adalah tingkat kesadaran & komitmen, strategi, budaya, fokus eksternal, insentif, teknologi informasi, pemeliharaan & perlindungan, assessment, organisasi, dan penggunaan & penerapan pengetahuan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan hubungan antara variabel-variabel KM dan menganalisa variabel-variabel KM yang paling berpengaruh terhadap implementasi knowledge management di Rekind. Dalam menggambarkan hubungan antara variabel-variabel KM digunakan analisis korelasi dengan bantuan software SPSS v.21, sedangkan untuk menganalisa variabel-variabel KM yang paling berpengaruh digunakan model dan teknik analisa Partial Least Square (PLS) dengan bantuan aplikasi SmartPLS.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa variabel Knowledge Management yang paling berpengaruh terhadap penerapan pengelolaan pengetahuan di Rekind adalah variabel strategi, variabel penggunaan dan penerapan pengetahuan, dan variabel insentif.

This research is trying to analyze the Knowledge Management (KM) variables at PT Rekayasa Industri (Rekind). KM variables used in this research were ten variables which were proposed by Paul R. Gamble & John Blackwell. These ten variables were awareness & commitment, strategy, culture, external focus, incentives, information technology, maintenance & protection, ongoing assessment, organization, and using & applying knowledge.
Objectives of this research are describing interrelation between KM variables and anlyzing the most influencing KM variables to knowledge management application at Rekind. In describing interrelation between KM variables, it used correlation anlysis in SPSS v.21, while anlyzing the most influencing KM variables is using Partial Least Square (PLS) model and technique.
Result of this research were the most influencing Knowledge Management variables are strategy, using and applying knowledge, and incentive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Putri Hapsari
"ABSTRACT
Penelitian ini mendiskripsikan proses difusi inovasi dalam penerapan Knowledge
Management dengan melihat elemen-elemennya yaitu penerapan KM sebagai inovasi,
pemanfaatan saluran-saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial, pada organisasi non-profit
yang memberlakukan aktifitas/program KM secara tidak wajib.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif etnografis pada organisasi non-profit di Jakarta
yang merupakan tempat peneliti bekerja saat waktu penelitian. Penelitian ini menjelaskan dan
menggambarkan melalui pengamatan berperan serta, bagaimana aktivitas/program KM
disampaikan kepada penerima yaitu staf/unit kerja melalui saluran komunikasi dengan
tahapan keputusan inovasi dalam organisasi TNP2K. Penelitian ini menjelaskan saluran
komunikasi yang digunakan dalam proses difusi penerapan KM serta menggambarkan secara
rinci tahapan keputusan staf pada aktifitas KM dengan menjelaskan sikap-sikap yang diamati
pada tahap pengetahuan, persuasi, keputusan, konfirmasi dan keberlanjutan sehingga peneliti
dapat mengidentifikasi sikap menerima dan menolak aktiftas/program KM. Penelitian ini
juga menjelaskan apa saja yang menjadi variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi
penerapan KM yang dikaitkan dengan temuan Rogers yaitu Karakteristik Aktifitas/Program
KM, Jenis Keputusan pada Tahapan Difusi Penerapan KM, Saluran Komunikasi Penerapan
KM, Kondisi Sistem Sosial di TNP2K dan Peran Agen Perubah.

ABSTRACT
This study describes the process of diffusion of innovation in Knowledge Management
Implementation by observes its elements, which are the KM Implementation as an innovation, the use
of communication channels, time and social system, which KM activity/program are not mandatory in
the organization. This study used a qualitative ethnographic method on a non-profit organization in
Jakarta, a place where researchers work during the research. This study describes and illustrates
through participant observation, how the KM activity / program delivered to the recipient that are staff
/ work units through a communication channel with the stages in the innovation decision in TNP2K.
This study describes the communication channels used in the diffusion process of the KM
implementation and describes in detail the stages of decision-staff on KM activities by explaining
attitudes were observed in stages of knowledge, persuasion, decision, confirmation and sustainability
so that researchers can identify the attitude of accepting and rejecting of KM activity/program. This
study also describes what are the variables that affect the diffusion of KM implementation associated
with Rogers‟ findings which are characteristics of KM Activity / Program, Decision type on
Diffusion Stages of KM implementation, Communication Channels, Conditions of Social Systems in
TNP2K and the agents of change role."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kuswardani Muhadjir Jude
"Penelitian ini menggunakan dua variabel yakni variabel disiplin kerja dan kinerja pegawai. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan terhadap Jabatan Fungsional Auditor Inspektorat Jenderal Kemendikbud dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data survei yakni membagikan kuesioner kepada responden. Sampel penelitian ini adalah 58 auditor Itjen Kemendikbud. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh disiplin kerja adalah sebesar 79,7% secara kuat, positif, dan searah mempengaruhi kinerja auditor di Itjen Kemendikbud. Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan pada disiplin kerja maka terjadi pula peningkatan pada kinerja auditor.

There are two variables used in this research; Work Discipline and Employee Performance. The intention of this research is to analysis how far is the influence of work discipline on employee performance of Auditor in the Itjen of Ministry of Education office. This research uses quantitative approach with technic data collection by questionnaire survey. The sample of the population in this research are 58 samples. This research has found that there are a positive, direct, and strong effect of work discipline to employee performance with the number of percentage 79,7% in the Itjen Kemendikbud office. In this sense, a high standards of work discipline can play an important role to improve employee performance quality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>