Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kayla Inas Maharani
"Hubungan resistivitas listrik dan parameter geoteknik sangat penting ditinjau dalam lahan perkebunan, karena kemampuannya dalam menganalisis komponen penyusunan tanah di lahan tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan studi pengaruh parameter geoteknik, yaitu kadar air, bulk unit weight, indeks plastisitas, kadar lempung dan lanau, dan kuat geser tanah terhadap perubahan nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan di Kabupaten Bogor. Selain itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dapat memberikan gambaran dalam menginterpretasi kondisi tanah di lahan perkebunan di Desa Cikereteg, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Tiga lahan dengan variasi kedalaman 0-100 cm dianalisis untuk memahami hubungan antara parameter geoteknik tanah dengan nilai resistivitas listriknya berdasarkan skala laboratorium. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai resistivitas dapat dipengaruhi oleh kadar air, bulk unit weight, dan kohesi tanah, ketiganya memiliki hubungan secara polinomial orde tiga. Kadar air memiliki hubungan berbanding terbalik dengan nilai resistivitas, sedangkan bulk unit weight dan kohesi tanah memiliki hubungan berbanding lurus. Selain itu, indeks plastisitas dan kadar ukuran butir lempung dan lanau kurang berkorelasi dengan nilai resistivitas tanah. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan dipengaruhi oleh adanya parameter geoteknik, tetapi masih perlu evaluasi lebih lanjut untuk kedepannya dapat digunakan untuk menganalisis komponen penyusun tanah secara lebih akurat.

Geotechnical parameters and resistivity can be used to analyze soil components on plantation land. The study analyzes the influence of soil geotechnical parameters, namely water content, bulk unit weight, plasticity index, clay, silt content, and soil shear strength in controlling soil resistivity on plantation land in Bogor Regency. In addition, this research provides an overview in interpreting soil conditions on plantation land in Cikereteg Village, Caringin District, Bogor Regency. In conducting this research, there are three fields with a depth variation of 0-100 meters were analyzed to understand the relationship between resistivity and soil geotechnical parameters based on laboratory research. The results indicate that the resistivity is controlled by water content, bulk unit weight, and soil cohesion in form of the third-order polynomial function. The resistivity decreases rapidly with increasing water content, while increases rapidly with increasing bulk unit weight and soil cohesion. In addition, the plasticity index and grain size content of clay and silt are less correlated with soil resistivity. In conclusion, the soil electrical resistivity in plantation land is affected by the soil geotechnical parameters, but it still needs to be evaluated further so it can understand the soil components more accurately in the future.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Shafina Adzra
"Pengembangan industri dan eskalasi ekonomi membuat pembangunan infrastruktur untuk pemukiman secara masif meningkat hingga kebutuhan dasar untuk bahan bangunan pun bertambah. Pemenuhan kebutuhan ini dimaksimalkan dengan produksi tambang galian yang sudah banyak dilakukan di Indonesia, khususnya Banyumas. Untuk itu, dilakukan penelitian untuk perencanaan kawasan tambang batuan baru berupa tambang batuan basalt di Kecamatan Jatilawang, Banyumas setelah ditemukannya indikasi berupa singkapan batuan basaltik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik DC resistivity konfigurasi wenner-alpha yang selanjutnya dibuat pemodelan 2D dan 3D untuk mendapat analisis sebaran dan volume batuan basalt yang akan ditambang. Survei geolistrik menggunakan 6 lintasan sepanjang 235 meter dan 48 elektroda dengan hasilnya diolah menggunakan inversi least-square untuk mendapat penampang 2D dan metode gridding IDW Anisotropic untuk mengetahui model 3D. Dari pemodelan tersebut, didapat hasil sebaran batuan basalt berada pada pada rentang resistivitas 15,95–55,95 Ωm untuk basal resistivitas rendah hingga 55,95–452,62 Ωm untuk batuan basal masif. Berdasarkan hasil analisis survei, potensi batuan basalt yang berada di Kecamatan Jatilawang dapat digunakan sebagai bahan tambang dengan sebaran yang membentang dengan arah barat-timur. Berdasarkan pemodelan 3D, basalt di jatilawang memiliki estimasi volume sebesar 1.969.308 bank cubic meter (bcm), dengan 555.343 bcm batuan basalt resistivitas rendah dan 1.413.965 bcm batuan basal resistivitas tinggi. Batuan basalt yang bersifat masif dan lebih kuat ini berada di bagian utara penelitian yang ditunjukan dengan adanya singkapan hingga elevasi 156 meter. 

Industrial development and economic escalation have made infrastructure development for settlements massively increased that the basic needs for building materials have also increased. The fulfilment of this need is maximized by the production of quarrying which has done a lot in Indonesia, especially Banyumas. In this case, research was carried out for planning a new basalt rock mine in Jatilawang District, Banyumas after indications of basaltic rock outcrops are found. The research was carried out using the DC resistivity geoelectric method with wenner-alpha configuration which the result then made into 2D and 3D modelling to obtain an analysis of the distribution and volume of the basalt rock to be mined. The geoelectrical survey used 6 tracks with a length of 235 meters and 48 electrodes and the results were processed using the least-square inversion to obtain 2D cross-sections and the gridding IDW Anisotropic method to determine the 3D model. From this modelling, the results show that the distribution of basalt rocks is in the resistivity range of 15,95–55,95 Ωm for low resistivity basalt to 55,95–452,62 Ωm for massive basalt. Based on the results of the survey analysis, the potential for basalt rock in Jatilawang District can be used as a mining material with a distribution that stretches in a west-east direction based on 3D modelling having a volume of 1.969.308 bcm, with 555.343 bcm of low resistivity basalt rock and 1.413.965 bcm of basalt rock high resistivity. This massive and stronger basalt rock is located in the northern part of the survey which is indicated by the presence of outcrops up to an elevation of 156 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haryo Dwiriandri
"Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki banyak manfaat. Tanah lempung dapat dimanfaatkan pada bidang pertanian sebagai media tanaman yang membutuhkan kuantitas air yang cukup banyak karena tanah lempung memiliki nilai porositas yang tinggi dan nilai permeabilitas yang rendah. Cara mengidentifikasi tanah lempung dapat memanfaatkan metode resistivitas. Salah satu jenis tanah yang memiliki nilai resistivitas tinggi adalah tanah lempung. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh tanah lempung terhadap nilai resistivitas tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tanah lempung terhadap perubahan nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan Cikreteg, Jawa Barat. Dalam melakukan penelitian ini pengambilan sampel dilakukan di tiga lahan berbeda dengan variasi kedalaman hingga 100 cm untuk menganalisis hubungan tanah lempung terhadap nilai resistivitas. Nilai resistivitas didapatkan setelah mengukur nilai resistivitas tanah sampel di laboratorium menggunakan alat pengukuran resistivitas konfigurasi empat elektroda. Keberadaan mineral lempung dapat dibantu oleh analisis SEM (Scanning Electron Microscopy) dan XRD (X Ray Diffraction) dimana terlihat pada hasil foto SEM bahwa terdapat tanah dengan ukuran butir bernilai dibawah 2 μm, dan hasil analisis XRD menunjukan pada tanah sampel yang diambil di daerah Cikreteg, Jawa Barat mengandung mineral lempung dickite dan kaolinite. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian kali ini menunjukan bahwa distribusi partikel tanah lempung memiliki pengaruh terhadap nilai resistivitas atau dengan kata lain keberadaan tanah lempung mempengaruhi nilai resistivitas tanah.

Clay soil is a type of soil that has many benefits. Clay soil can be used in agriculture as a growing medium which requires a large quantity of water because clay has a high porosity value and a low permeability value. How to identify clay soil can use the resistivity method. One type of soil that has a high resistivity value is clay soil. The purpose of this study was to identify the effect of clay on soil resistivity values. This research was conducted to determine the relationship between clay soil and changes in soil resistivity values in plantation areas in Cikreteg, West Java. In conducting this study, sampling was carried out in three different fields with variations in depth of up to 100 cm to analyze the relationship of clay soil to resistivity values. The resistivity value was obtained after measuring the resistivity value of the sampled soil in the laboratory using a four-electrode configuration resistivity measurement tool. The presence of clay minerals can be assisted by SEM (Scanning Electron Microscopy) and XRD (X Ray Diffraction) analysis where it can be seen from the SEM photo results that there is soil with a grain size of less than 2 μm, and the results of the XRD analysis show that the soil samples taken in the Cikreteg area , West Java contains dickite and kaolinite clay minerals. The conclusions obtained in this study show that the distribution of clay particles has an influence on the resistivity value or in other words the presence of clay affects the resistivity value of the soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ralfy Ruben Rialdi
"Peningkatan populasi dan pembangunan di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung sejalan dengan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga dan komersial. Penelitian geofisika yang menggunakan metode geolistrik Vertical Electrical Sounding (VES) 1D di Kecamatan Gedebage ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi air tanah (akuifer) secara 1D, 2D, plane view, dan 3D. Metode VES adalah metode geofisika aktif untuk memahami distribusi nilai resistivitas bawah tanah secara vertikal. Nilai resistivitas hasil pengukuran kemudian diolah dan diinterpolasi menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW) untuk mengetahui persebarannya. IDW sendiri merupakan metode interpolasi merupakan teknik estimasi nilai pada lokasi tak terukur dengan memberikan bobot yang lebih besar pada titik data terdekat, di mana bobot tersebut berbanding terbalik dengan jarak dari titik estimasi. Hasil interpretasi menunjukkan adanya lima jenis litologi, termasuk tanah (9,419 – 260,5 Ωm), pasir (0,3003 – 131,3 Ωm), lempung (2,009 – 64,29 Ωm), lanau (0,2245 – 251,5 Ωm), dan batu pasir (3,905 – 32 Ωm), di mana batu pasir dan pasir yang memiliki potensi sebagai akuifer menjadi target utama penelitian ini. Selain itu, didapatkan bahwa akuifer yang terbagi menjadi tipe bebas pada kedalaman 1,065 – 14,78 meter dan tertekan pada kedalaman 10,83 – 70 meter, dibatasi oleh akuiklud yang tersebar di wilayah penelitian. Mengacu kepada peta geologi dan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa wilayah penelitian memiliki potensi air tanah yang cukup signifikan.

The population growth and development in Gedebage District, Bandung City, parallel the
increasing demand for water for household and commercial needs. This geophysical study
using the 1D Vertical Electrical Sounding (VES) geoelectric method in Gedebage District
aims to identify and map groundwater potential (aquifers) in 1D, 2D, plane view, and 3D.
The VES method is an active geophysical technique used to understand the vertical
distribution of subsurface resistivity values. The measured resistivity values are then
processed and interpolated using the Inverse Distance Weighted (IDW) method to
determine their distribution. IDW is an interpolation method that estimates values at
unmeasured locations by assigning greater weight to nearer data points, with weights
inversely proportional to the distance from the estimation point. Interpretation results
indicate the presence of five lithology types, including soil (9.419 – 260.5 Ωm), sand
(0.3003 – 131.3 Ωm), clay (2.009 – 64.29 Ωm), silt (0.2245 – 251.5 Ωm), and sandstone
(3.905 – 32 Ωm), with sandstone and sand, which have the potential as aquifers, being
the main targets of this research. Additionally, it was found that aquifers are divided into
unconfined types at depths of 1.065 – 14.78 meters and confined types at depths of 10.83
– 70 meters, bounded by aquicludes spread across the study area. From the geological
finding and processed geophysical data, this research concludes that this area of study
may contain significant potential of groundwater.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valdy Bintang Arkani
"Penelitian yang bertujuan untuk memodelkan lapisan batubara di Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur ini dilakukan dengan metode resistivitas menggunakan konfigurasi Wenner. Survei lintasan pada penelitian ini berjumlah sembilan buah dengan jumlah elektroda setiap lintasan sebanyak 48 buah, spasi lintasan sebesar 5 m, dan panjang lintasan sebesar 235 m. Penelitian ini didukung dengan adanya data singkapan batubara di sejumlah titik elektroda untuk menambah tingkat validitas pada tahap interpretasi. Hasil interpretasi resistivitas 2D menunjukkan bahwa daerah penelitan terdiri atas zona resistivitas sangat rendah, rendah, menengah, tinggi, dan sangat tinggi. Zona resistivitas sangat rendah sebagai lapisan batulempung dengan nilai 17-83 Ωm, zona resistivitas rendah sebagai lapisan batulanau dengan nilai 83-103 Ωm, zona resistivitas menengah sebagai lapisan batupasir dengan nilai 120-900 Ωm, zona resistivitas tinggi sebagai lapisan batubara dengan nilai 900-1500 Ωm, dan zona resistivitas sangat tinggi sebagai lapisan konglomerat dengan nilai >1500 Ωm. Ditemukan keberadaan batubara dengan tebal mencapai 10 m atau lebih pada lintasan 1, lintasan 5, lintasan 6, dan lintasan 7. Besar total volume lapisan batubara di daerah penelitian yang didapatkan mencapai 616,158.2 ton. Hasil analisis berdasarkan karakteristik fisik batubara dan nilai resistivitas menunjukkan bahwa batubara di daerah penelitian berupa subbituminous.

The research aimed at modeling coal seams in Nyuatan District, West Kutai Regency, East Kalimantan Province was carried out using the resistivity method using the Wenner configuration. There are nine trajectory surveys in this study with 48 electrodes per trajectory, 5 m spacing, and 235 m long trajectory. This research is supported by the existence of coal outcrop data with number of electrode points to increase the level of validity at the interpretation stage. The results of the 2D resistivity interpretation show that the research area consists of very low, low, medium, high, and very high resistivity zones. Very low resistivity zone as a layer of claystone with a value of 17-83 Ωm, low resistivity zone as a layer of siltstone with a value of 83-103 Ωm, medium resistivity zone as a layer of sandstone with a value of 120-900 Ωm, zone of high resistivity as a layer of coal with a value of 900- 1500 Ωm, and a very high resistivity zone as a conglomerate layer with a value of >1500 Ωm. Coal with a thickness of 10 m or more was found on line 1, line 5, line 6, and line  7. The total volume of coal seams in the research area is 616,158.2 tonne. The results of the analysis based on the physical characteristics of the coal and the resistivity value show that the coal in the study area is sub-bituminous."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus
"Metode resistivity dapat memberikan gambaran struktur bawah permukaan yang terdapat cavity . Berdasarkan kondisi geologi pembentukan cavity, daerah prospek "X" ini termasuk dalam sistem sedimen yang didominasi batuan pasir. Pengukuran metode resistivity pada tiap lintasan pengukuran menghasilkan perbedaan nilai hasil pengukuran akibat perbedaan sifat fisik batuan. Akuisisi data metode resistivity telah dilakukan dengan spasi elektroda 5 meter sebanyak 11 lintasan yang bertujuan untuk mendapatkan apparent resistivity. Selanjutnya, untuk mendapatkan true resistivity dengan melakukan proses inversi. Pemodelan 2D dan 3D data resistivity dengan menggunakan software res2dinv, surfer 9, res3dinv, dan GeoSlicer X telah memberikan informasi zona cavity yang terdapat pada daerah pengukuran sehingga daerah prospek dapat dilokalisir.

Resistivity method can provide a section of the subsurface structure of the cavity contained. Based on the geological conditions of cavity formation, the prospect of "X" is included in the sandstone-dominated sedimentary. Measurement methods of measurement of resistivity in each path leads to different values of measurement results due to differences in physical properties of rocks. Resistivity data acquisition methods have been performed with an electrode spacing of 5 meters by 11 trajectories that aim to obtain apparent resistivity. Furthermore, to obtain the true resistivity is used inversion process. 2D and 3D modeling of data using software res2dinv resistivity, surfer 9, res3dinv, and GeoSlicer X has provided the information contained in the cavity zone measurement area can be localized so that the prospect area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depri Yanra
"Penelitian ini dilakukan untuk memberikan data penunjang dalam pembangunan jembatan mengenai persebaran litologi bawah permukaan, Jenis litologi yang berpotensi sebagai lapisan batuan keras (bedrock), dan kedalaman bedrock di Kecamatan Larantuka. Terdapat 7 lintasan pengukuran menggunakan alat geolistrik ARES multi channel. Metode resistivitas digunakan untuk identifikasi jenis litologi batuan. Pengambilan data bor pada lintasan A1 dilakukan untuk mengetahui jenis litologi batuan sekaligus memperoleh data Standard Penetration Test (SPT). Data bor pada lintasan A1 digunakan sebagai acuan interpretasi litologi batuan untuk semua lintasan. Adapun lapisan bawah permukaan yang teridentifikasi dari hasil pemboran, yaitu batuan lanau basah hingga lanau pasiran sebagai lapisan penutup, lanau pasiran kompak adalah lapisan dibawah lapisan penutup dengan kekerasannya berubah menjadi lebih kompak dan nilai SPT naik lebih dari 40, dan lapisan paling bawah adalah lempung pasiran dengan kondisi litologi menjadi lebih keras dan sangat kompak serta nilai SPT diatas 80. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi dengan data hasil gridding. Berdasarkan hasil pengolahan, Tanah keras atau bedrock pada lokasi penelitian adalah lempung pasiran karena memiliki susunan yang kompak, nilai SPT diatas 80, dan ketebalan yang cukup tebal berkisar ±20-30 meter merupakan lapisan ketiga atau paling bawah dari interpretasi penampang litologi dengan nilai resistivitas diatas 150 Ωm.

This research was conducted to provide supporting data for the construction of bridges regarding the distribution of subsurface lithology, types of lithology that have the potential to act as hard rock layers (bedrock), and depth of bedrock in Larantuka. There are 7 measurement paths using the ARES multi-channel geoelectric. The resistivity method is used to identify rock lithology types based on resistivity values. Drill data collection on line A1 was carried out to determine the type of rock lithology as well as to obtain Standard Penetration Test (SPT). Drill data on line A1 is used as a reference for rock lithology interpretation for all line. The subsurface layer identified from the drilling results, namely wet silt rock to sandy silt as a cover layer, compact sandy silt is the layer below the cover layer with its hardness changing to become more compact and the SPT value rises to more than 40, and the bottom layer is sandy clay. with lithology conditions becoming harder and very compact and SPT values above 80. Data processing in this study was carried out using the two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling with gridding data. Based on the processing results, the hard soil or bedrock at the study site is sandy clay because it has a compact structure, the SPT value is above 80, and the thickness is quite thick ranging from ±20 - 30 meters, which is the third layer or the lowest layer from the interpretation of the lithology cross-section with a resistivity value of above 150 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Septian
"Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah ditetapkan menjadi salah satu daerah yang kawasaan industrinya akan dikembangkan. Pengembangan tersebut akan didukung oleh penyediaan bahan berupa air baku. Penyediaan air tersebut harus dipenuhi oleh air tanah yang berasal dari akuifer dalam. Lapangan-Y berada di salah satu kawasan industri terbanyak di KSB. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian akuifer dalam agar pengembangan kawasan industri di daerah ini dapat terwujud. Lapisan dan sebaran akuifer tersebut diidentifikasi menggunakan metode tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan menggunakan 48 elektroda dan jarak spasi 15m. Interpretasi menunjukkan lapisan akuifer memiliki nilai tahanan jenis 10Ωm sampai 20Ωm dengan litologi berupa breksi vulkanik lapuk dengan sisipan batupasir tuf dari satuan batuan gunungapi. Lapisan akuitard memiliki nilai tahanan jenis 4Ωm sampai 10Ωm dengan litologi berupa breksi vulkanik lapuk dengan sisipan tuf pasiran. Lapisan impermeabel yang menjadi batuan dasar memilliki nilai tahanan jenis lebih dari 20Ωm litologi aglomerat. Lapisan akuifer di lapangan-Y tersebar dengan ketebalan 40m sampai lebih dari 100m. Lapisan akuifer paling tebal diindikasikan berada di lintasan 1A04 dengan topografi yang lebih datar dan lapisan aglomerat dasar yang diduga sebagai wadah tempat berkumpulnya air. Rekomendasi titik bor juga direkomendasikan pada jarak 550m di lintasan 4 karena titik tersebut diduga sebagai tempat berkumpulnya air.

West Sumbawa Regency (KSB) has been designated as one of the areas whose industrial area will be developed. The development will be supported by the provision of water. The water supply must be met by groundwater from deep aquifers. Field-Y is located in one of the most industrial areas in KSB. Therefor, it is necessary to search for deep aquifers so that the development of industrial areas in this area can be realized. The layers and distribution of aquifer were identified using the resistivity method with the Wenner-Schlumberger configuration using 48 electrodes with 15m spacing. The interpretation shows that the aquifer layer has a resistivity value of 10Ωm to 20Ωm with the lithology is weathered volcanic breccia with intercalations of tuffaceous sandstone from volcanic rock units. The Aquitard layer has a resistivity value of 4Ωm to 10Ωm with the lithology is weathered volcanic breccia with sandy tuff intercalations. The impermeable layer that becomes the bedrock has a resistivity value of more than 20Ωm with agglomerate lithology. The aquifer layer in the Y-field is spread with a thickness of 40m to more than 100m. The thickest aquifer layer is indicated to be on track 1A04 with a flatter topography and a bottom agglomerate layer which is thought to be a catchment area. The recommended drill point is also recommended at a distance of 550m on track 4 because that point is suspected to be a catchment area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camillia Dewi Anggrainy
"Penelitian dilakukan di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Daerah penelitian merupakan jalan raya poros antarprovinsi yang memiliki intensitas penggunaan yang tinggi, baik oleh kendaraan dengan beban ringan maupun beban yang berlebih. Faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat memicu tingginya kerentanan tanah terhadap kerusakan jalan akibat dari ketidakstabilan tanah. Selain itu, terbentuknya zona lemah di bawah permukaan, yang merupakan zona batuan dengan nilai resistivitas rendah dan porositas tinggi, juga dapat menjadi faktor ketidakstabilan tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memetakan struktur bawah tanah dan mengidentifikasi persebaran dan jenis litologi penyusun zona lemah di daerah penelitian. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dan pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi menggunakan software Res2DInv. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor SPT. Dari hasil analisis 6 lintasan, teridentifikasi persebaran zona lemah yang tersusun dari litologi lempung dengan nilai resistivitas <10 qm dan lempung pasiran yang memiliki nilai resistivitas pada rentang 10--20 qm.

The research was carried out on Jalan Raya Siliwangi, West Semarang Subistrict, Semarang City using the dipole-dipole configuration resistivity geoelectric method. The research area is an inter-provincial highway which has a high intensity of use, both by vehicles with light loads and heavy loads. This factor is one of the factors that can trigger the high vulnerability of land to road damage due to soil instability. Apart from that, the formation of weak zones below the surface, which are rock zones with low resistivity values and high porosity, can also be a factor in soil instability. This research was carried out with the aim of mapping underground structures and identifying the distribution and types of lithology that make up weak zones in the research area. Measurements were carried out on 6 trajectories and data processing was carried out using the two-dimensional inversion method using Res2DInv software. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological map, classification of rock resistivity values, and SPT drill data from the results of the 6 tracks analysis, the distribution of weak zones was identified which were composed of clay lithology with resistivity values of <10 qm and sandy clay which had a resistivity value in the range of 10-20 qm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Ahmad Syahid
"Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan air penduduk Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang meningkat, kebutuhan air untuk industri pun juga terus meningkat tiap tahunnya. Industri di KSB berperan penting bagi perekonomian KSB serta menjadi salahsatu proyek strategis nasional. Pemenuhan kebutuhan air bagi industri pun menjadi sangat dibutuhkan untuk menyokong pengembangan industri di KSB. Maka, perlu dilakukan eksplorasi sumber air tanah, salah satunya ialah pencarian lapisan akuifer. Eksplorasi air tanah ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger. Lima lintasan dengan 48 buah elektroda disusun dengan jarak spasi antar elektroda sepanjang 20 meter dengan maksud dapat mengidentifikasi lapisan akuifer dalam. Hasil interpretasi menunjukkan keberadaan lapisan akuifer yang diduga memiliki rentang nilai tahanan jenis 10-30 Ωm. Lapisan akuifer tersebut berasosiasi dengan lapisan batuan pasir lempungan dan breksi lapuk serta diklasifikasikan sebagai lapisan akuifer bebas. Lapisan akuifer tersebut juga diduga memiliki lapisan dasar berupa lapisan batuan breksi segar. Lapisan akuifer tersebut tersebar mendominasi wilayah barat area penelitian serta diduga memiliki ketebalan hingga lebih dari 100 meter yang direkomendasikan sebagai wilayah pengeboran untuk melakukan eksplorasi lanjutan dalam identifikasi sumber air tanah si area tersebut.

Along with the growing water needs of the population of West Sumbawa Regency (KSB), the demand of water for industry also continues to increase every year. Industry in KSB plays an important role in the economy of KSB as well as being one of the national strategic projects. Fulfilling water needs for industry is also very necessary to support industrial development in KSB. So, it is necessary to explore groundwater sources, one of which is the search for aquifer layers. This groundwater exploration was carried out using the resistivity geoelectric method with the Wenner-Schlumberger configuration. Five tracks with 48 electrodes were arranged with a distance between the electrodes of 20 meters to identify the deep aquifer layer. The interpretation results indicate the presence of an aquifer layer which is thought to have resistivity values ranging from 10- 30 Ωm. The aquifer layer is associated with the clayey sand layer and weathered breccia and is classified as an unconfined aquifer layer. The aquifer layer is also thought to have a base layer in the form of fresh breccia rock layers. The aquifer layer is scattered to dominate the western area of the research area and is thought to have a thickness of up to more than 100 meters which is recommended as a drilling area to carry out further exploration in identifying groundwater sources in the area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>