Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Anggreini
"Laut merupakan sumber daya dengan peran penting dalam mempertahankan produksi pangan. Namun, diperkirakan 51 triliun partikel mikroplastik tersebar di seluruh laut dunia. Polusi mikroplastik memungkinkan paparan ke manusia melalui jaring-jaring makanan karena dapat menempel pada biota laut yang edible seperti makroalga anggur laut. Penelitian pada anggur laut (Caulerpa racemosa) di Pulau Semak Daun bertujuan untuk mengetahui bentuk dan total kelimpahan mikroplastik melalui kontrol positif 10 gram sampel dalam 100 ml akuades, metode pengadukkan dengan magnetic strirrer dan metode penghancuran menggunakan NaOH. Hasil penelitian menemukan mikroplastik fiber, fragmen, film, dan foam sebanyak 10,34 partikel/gram. Penelitian ini memberi bukti bahwa mikroplastik dapat menempel ke anggur laut dan unsur abiotik di sekitarnya sehingga beresiko masuk ke rantai makanan karena dikonsumsi oleh manusia secara langsung maupun tidak langsung melalui biota laut lain.

The ocean is a resource with an important role in maintaining global food production. However, an estimated 51 trillion microplastic particles are scattered throughout the world's oceans. Microplastic pollution allows exposure to humans through food webs because it can attach to edible marine biota such as sea grape macroalgae. Research on sea grapes (Caulerpa racemosa) in Pulau Semak Daun with objectives to determine the shape and total abundance of microplastics through positive control of 10 grams of sample in 100 ml of distilled water, stirring method with magnetic stirrer and destruction method using NaOH. The results of this research found microplastic fibers, fragments, films, and foams with the total abundance is 10.34 particles/gram. This research provides evidence that microplastics can stick to sea grapes and the surrounding abiotic elements and risk of entering the food chain because they are consumed by humans directly or indirectly through other marine biota."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Salsabilla
"Makroalga merupakan tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber makanan bagi organisme laut dan manusia. Makroalga Sargassum cinereum pada bagian permukaan thalli dapat terakumulasi oleh miktoplastik yang memiliki daya akumulasi tinggi di perairan Pulau Semak Daun. Kontaminasi mikroplastik pada bagian makroalga terjadi karena adanya akumulasi mikroplastik pada tempat tumbuh makroalga. Mikroplastik dapat menempel, melilit, maupun terbungkus oleh makroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, warna, dan ukuran mikroplastik dan pengaruh variasi waktu pengocokkan terhadap pengurangan kelimpahan mikroplastik pada makroalga Sargassum cinereum J. Agardh 1848. Sampel pada permukaan makroalga diambil sebanyak 10 g, kemudian diberi perlakuan pengocokkan dengan perbedaan waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit dan disaring menggunakan kertas saring Whatman filter. Sampel yang menempel kuat pada makroalga dilarutkan dengan larutan NaOH, kemudian disaring menggunkan kertas Whatman filter. Sampel kontrol negatif di diamkan selama 15 menit, sedangkan kontrol positif langsung dilakukan penyaringan. Bentuk mikroplastik didominasi oleh fiber sebesar 58% dengan jumlah 36,5 partikel/g. Warna mikroplastik didominasi oleh biru sebesar 75%. Persentase pengurangan kelimpahan mikroplastik pada kelompok perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan pengocokkan selama 15 menit (K15) sebesar 70% dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (KN) sebesar 45%. Uji One Way ANOVA membuktikan bahwa adanya perbedaan rata-rata kelimpahan mikroplastik pada kelompok perlakuan pengocokkan dengan nilai signifikan sebesar 0,002 (< 0,05). Waktu pengocokkan mempengaruhi pengurangan kelimpahan mikroplastik pada makroalga Sargassum cinereum.

Macroalgae are plants that are widely used as a food source for marine organisms and humans. Sargassum cinereum macroalgae on the surface of the thalli can be accumulated by mytoplastics which have high accumulation power in the waters of Semak Daun Island. Microplastic contamination in the macroalgae section occurs due to the accumulation of microplastics in the macroalgae growing sites. Microplastics can be attached, wrapped around, or covered by macroalgae. This study aims to determine the shape, color, and size of microplastics and the effect of variations in shaking time on the reduction of microplastics in macroalgae Sargassum cinereum J. Agardh 1848. Samples on the surface of macroalgae were taken as much as 10 g, then given shaking treatment with a time difference of 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes and filtered using a Whatman filter paper filter. Samples that adhered strongly to macroalgae were dissolved with NaOH solution, then filtered using Whatman filter paper. The negative control sample was allowed to stand for 15 minutes, while the positive control sample was immediately assessed. The form of microplastic is dominated by fiber by 58% with a total of 36.5 particles/g. The color of microplastic is dominated by blue by 75%. The percentage of microplastic reduction in the treatment group was highest in the shaking treatment for 15 minutes (K15) by 70% and the lowest in the negative treatment (KN) 45%. The One-Way ANOVA test proved that the difference between the mean and microplastics in the shaking treatment group had a significant value of 0.002 (< 0.05). Shaking time affects the reduction of microplastic in macroalga Sargassum cinereum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Sherina Rizky
"Curah hujan di musim hujan berperan dalam mentransportasikan sampah, termasuk mikroplastik dari sungai ke laut. Peningkatan sampah, arus, dan peningkatan penduduk juga dapat memengaruhi kelimpahan mikroplastik. Mikroplastik di pesisir dapat menempel pada daun lamun. Daun lamun akan mengalami pertumbuhan, sehingga memungkinkan adanya perbedaan kelimpahan mikroplastik di sepanjang daun lamun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kelimpahan mikroplastik pada daun Enhalus acoroides, air, dan sedimen di Pulau Lima, Teluk Banten pada musim hujan tahun 2020 dan 2021, serta menganalisis apakah ada perbedaan kelimpahan mikroplastik di sepanjang daun E. acoroides. Sampel daun diambil seluas 1 cm2 dari helaian daun, kemudian dikerik menggunakan cutter. Sampel air sebanyak 20 L diambil menggunakan plankton net. Sampel sedimen sebanyak 200 g dikeringkan menggunakan oven. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada sampel daun lamun tahun 2020 sebesar 46,96±3,13 partikel/cm2, dan tahun 2021 sebesar 61,5±6,63 partikel/cm2. Sampel air tahun 2020 sebesar 130,66±14,19 partikel/L, sedangkan 2021 sebesar 162,22±7,82 partikel/L. Sampel sedimen tahun 2020 sebesar 12.066±4.017,6 partikel/Kg, sedangkan 2021 sebesar 17.354,67±2.341,95 partikel/Kg. Terdapat peningkatan kelimpahan mikroplastik pada semua sampel di Pulau Lima, Teluk Banten saat musim hujan tahun 2020 hingga 2021. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada jarak 20 cm dari pangkal daun sebanyak 36,7±7,8 partikel/cm2 lebih rendah daripada jarak 50 cm sebanyak 144,4±23,74 partikel/cm2. Terdapat perbedaan kelimpahan mikroplastik di sepanjang daun lamun.

Rainfall in the rainy season plays a role in transporting waste, including microplastics from rivers to the sea. Increased waste, currents, and population growth can also affect the abundance of microplastics. Microplastics on the coast are attached to seagrass leaves. Seagrass leaves experienced growth, thus allowing for differences in the abundance of microplastics along with the leaves. This study aims to analyze the comparison of the abundance of microplastics in Enhalus acoroides leaves, water, and sediment on Lima Island, Banten Bay in the rainy seasons of 2020 and 2021, and analyze whether there are differences in the abundance of microplastics along with E. acoroides leaves. The leaves were taken 1 cm2 from the leaf blade, then scraped using a cutter. The water (20 L) was taken using a plankton net. The sediment (200 g) was dried using an oven. The average abundance of microplastics in seagrass leaf samples in 2020 was 46.96±3.13 particles/cm2, while in 2021 was 61.5±6.63 particles/cm2. The water sample in 2020 was 130.66±14.19 particles/L, while in 2021 was 162.22±7.82 particles/L. The sediment sample in 2020 was 12,066±4,017.6 particles/Kg, while in 2021 was 17,354.67±2,341.95 particles/Kg. There was an increase in the abundance of microplastics in all samples on Lima Island, Banten Bay during the rainy season from 2020 to 2021. The average abundance of microplastics at a distance of 20 cm from the base of the leaf was 36.7±7.8 particles/cm2, lower than a distance of 50 cm at 144.4±23.74 particles/cm2. There were differences in the abundance of microplastics along with the seagrass leaves."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fanny Shavira
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik pada air, insang, dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus dan ikan setan merah Amphilophus labiatus yang terdapat di Situ Salam, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L lalu disaring menggunakan plankton net sampai volume air menjadi 200 ml sementara sampel ikan mujair dan ikan setan merah diambil masing-masing 10 ekor dengan jala lalu disimpan di wadah penyimpanan berisi formalin 40%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode dekstruksi oleh HNO3 65% kemudian dilakukan analisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 153,7 ± 44,2 partikel L-1, pada saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 2.868 ± 723,5 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan setan merah diperoleh 3.548,4 ± 1031,4 partikel ind-1, pada insang ikan mujair diperoleh 3.782,6 ± 1.171,6 partikel ind-1, dan pada insang ikan setan merah diperoleh 3.848 ± 863,1 partikel ind-1. Bentuk mikroplastik yang mendominasi pada air situ, saluran pencernaan, dan insang adalah bentuk fiber. Berdasarkan hasil Uji T Dua Sampel terhadap sampel insang dan pencernaan dari ikan mujair dan ikan setan merah menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan.

Research has been carried out that aims to analyze the shape and microplastics in the water, gills, and digestive tract of tilapia fish Oreochromis mossambicus and red devil fish Amphilophus labiatus that found in Salam Lake, University of Indonesia Campus, Depok. Water samples were taken as much as 20 L and then filtered using a plankton net until the water volume became 200 ml while samples of tilapia fish and red devil fish were taken each with a net and stored in a storage container containing formalin 40%. Sample extraction was carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI with the destruction method by HNO3 65% and then analyzed the shape and abundance of microplastics under a microscope. The results showed that the average total abundance of microplastics in water was 153,7 ± 44,2 L-1 particles, in the digestive tract of tilapia fish it was obtained 2.868 ± 723,5 ind-1 particles, in the digestive tract of red devil fish obtained 3.548,4 ± 1.031,4 ind-1 particles, in the gills of tilapia fish obtained 3.782,6 ± 1.171,6 ind-1 particles, and in the gills of red devil fish obtained 3.848 ± 863,1 particles ind-1. The predominant form of microplastic in the water, digestive tract, and gills is the form of fiber. Based on the results of the Two-Sample T-Test on gill and digestive samples of tilapia fish and red devil fish, there is no significant difference."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Cheka Bhakti
"Telah dilakukan penelitian tentang jenis dan kelimpahan mikroplastik pada daun lamun Cymodocea serrulata di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan serta menganalisis kelimpahan dan jenis mikroplastik pada permukaan daun lamun atas dan bawah spesies Cymodocea serrulata, air dan sedimen. Sampel yang digunakan adalah daun lamun Cymodocea serrulata kemudian dipotong ± 1 cm2, 10 cm dari pangkal daun. Permukaan daun lalu dikerik menggunakan silet dan hasil kerikan diletakan pada kamar hitung Sedgewick Rafter Chamber dan ditetesi aquades lalu diamati pada mikroskop. Hasil pengamatan menunjukkan kelimpahan pada Pulau Pramuka lebih tinggi dengan nilai kelimpahan 86,85 ± 56,65 partikel.cm-2 dibandingkan Pulau Semak Daun sebesar 63,25 ± 33.01 partikel.cm-2. Kelimpahan mikroplastik pada air sebesar 98,62 ± 6,18 partikel.L-1 di Pulau Pramuka dan 59,58 ± 3,82 partikel.L-1 di Pulau Semak Daun. Kelimpahan pada sedimen di Pulau Pramuka sebesar 10766,67 ± 2280,59 partikel.Kg-1 dan 8333.33 ± 1239,18 partikel.Kg-1 pada Pulau Semak Daun. Mikroplastik yang berhasil teramati yaitu fiber, fragmen, film dan pellet. Film menjadi jenis mikroplastik yang paling banyak kelimpahannya pada permukaan daun lamun sedangkan fiber yang paling banyak ditemukan pada air dan sedimen. Hasil Uji-T (Independent Sample T-test) menunjukkan tidak terdapat perbedaan kelimpahan mikroplastik pada permukaan atas dengan bawah daun lamun, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan kelimpahan mikroplastik pada permukaan daun lamun, air dan sedimen di Pulau Pramuka dengan Pulau Semak Daun.

A research was conducted on the types and abundance of microplastics on Pramuka Island and Semak Daun Island. The purpose of this study was to compare and analyze the abundance and types of microplastics on the upper and lower leaf surfaces of species Cymodocea serrulata, water and sediment. The sample used was seagrass leaves Cymodocea serrulata and then cut ± 1 cm2, 10 cm from the base of the leaf. The leaf surface was then scraped using a razor blade and the scraped results were placed in the counting Sedgewick Rafter Chamber and added with distilled water and observed under a microscope. Observations showed that the abundance on Pramuka Island was higher with an abundance value of 86.85 ± 56.65 particles.cm-2 compared to Semak Daun Island of 63.25 ± 33.01 particles.cm-2. Abundance microplastic in water was 98.62 ± 6.18 particles.L-1 on Pramuka Island and 59.58 ± 3.82 particles.L-1 on Semak Daun Island. The abundance of sediment on Pramuka Island was 10766.67 ± 2280.59 particles.Kg-1 and 8333.33 ± 1239.18 particles.Kg-1 on Semak Daun Island. The microplastics that were observed were fiber, fragments, films and pellets. Film is the most abundant type of microplastic on the surface of seagrass leaves, while fiber is the most abundant in water and sediment. The result of T-test (Independent Sample T-test) showed that there was no difference in the abundance of microplastic on the upper and lower surfaces of seagrass leaves, but there was a significant difference in the abundance of microplastics on the surface of seagrass leaves, water and sediment on Pramuka Island and Semak Daun Island."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifat Alridhan
"Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada sampel air, sedimen, kerang dara (Anadara granosa), kerang kampak gigi (Pinna muricata) dan kerang bulu (Anadara gubernaculum) yang diambil di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel air, sedimen dan Bivalvia diambil menggunakan metode jelajah bebas pada bagian selatan dan barat Perairan Pulau Pramuka. Sampel Bivalvia diambil masing-masing 10 sampel pada setiap spesiesnya. Analisis mikroplastik pada penelitian ini menggunakan metode pengapungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua sampel yang didapatkan mengandung ke 4 jenis mikroplastik yaitu fiber, frgamen, film dan pellet dengan dominasi mikroplastik jenis fiber dengan persentasi lebih dari 75 % pada setiap sampelnya. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan mikroplastik pada sampel air sebesar 54,5 ± 4,45 partikel L-1, pada sampel sedimen sebesar 58.000 ± 14.519,25 partikel Kg-1, sampel kerang dara 26,84 ± 3,88 partikel / g Ind-1, sampel kerang kampak gigi sebesar 82,06 ± 30,10 partikel / g Ind-1 dan pada sampel kerang bulu sebesar 27,83 ± 9,14 partikel / g Ind-1. Hasil uji non-parametrik Krusskal-wallis pada rata-rata kelimpahan mikroplastik pada sampel Bivalvia menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelimpahan mikroplastik pada sampel Bivalvia di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

This research was conducted with the aim of identifying and knowing the abundance of microplastics contained in samples of water, sediment, blood cockles (Anadara granosa), Prickly pen shells (Pinna muricata) and Hairy arck cockles (Anadara gubernaculum) taken in the waters of Pramuka Island, Seribu Islands, DKI. Jakarta. Samples of water, sediment and bivalves were taken using the free roam method in the southern and western parts of Pramuka Island waters. Bivalvia samples were taken from 10 samples from each species. Microplastic analysis in this study used the flotation method. The results showed that all samples obtained contained 4 types of microplastics, namely fiber, fragment, film and pellet with a predominance of fiber type microplastic with a percentage of more than 75% in each sample. The results showed the abundance of microplastics in the water sample was 54.5 ± 4.45 L-1 particles, the sediment sample was 58.000 ± 14,519.25 particles Kg-1, blood cockles sample was 26.84 ± 3.88 particles /g Ind-1 particles, prickly pen shells sample was 82.06 ± 30.10 particles /g Ind-1 and 27.83 ± 9.14 particles / g Ind-1 on hairy arck cockles. The results of the Krusskal-wallis nonparametric test on the average abundance of microplastics in the Bivalvia sample showed that there was an average difference between the abundance of microplastics in the Bivalvia sample on Pramuka Island, Seribu Islands, DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Khaerunisa
"Salah satu spesies makroalga di perairan Pulau Semak Daun yang berpotensi memiliki akumulasi mikroplastik yang tinggi adalah Halimeda macroloba atau kaktus laut tegak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, warna, ukuran, dan kelimpahan mikroplastik pada H. macroloba di perairan Pulau Semak Daun, serta pengaruh pengocokan terhadap pengurangan kelimpahan mikroplastik pada H. macroloba Decaisne 1841. Mikroplastik pada permukaan makroalga diluruhkan menggunakan orbital shaker kecepatan 150 rpm dengan variasi waktu 5, 10, dan 15 menit. Mikroplastik yang masih menempel setelah perlakuan pengocokan dihitungan dengan melarutkan jaringan makroalga menggunakan larutan basa kuat natrium hidroksida (NaOH) 6 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan mikroplastik bentuk fiber, fragmen, film, dan pellet dalam berbagai ukuran dengan variasi warna biru, hitam, merah, dan hijau pada objek pengamatan. Ukuran partikel mikroplastik yang ditemukan berada dalam kisaran 8,6—4649,12 μm. Bentuk mikroplastik yang mendominasi H. macroloba adalah fiber, dengan total 30,2 partikel/g (64,7%). Warna partikel yang mendominasi H. macroloba adalah warna biru, dengan total 560 partikel (47,2%). Pengurangan kelimpahan mikroplastik terjadi pada pengocokan 5 menit sebesar 50%, pengocokan 10 menit sebesar 75%, dan pengocokan 15 menit sebesar 89%. Sedangkan untuk kelimpahan mikroplastik yang masih melekat setelah dilakukan pengocokan 5 menit sebesar 50%, setelah pengocokan 10 menit sebesar 25%, dan setelah pengocokan 15 menit sebesar 11%. Uji One-Way ANOVA membuktikan bahwa semakin lama waktu pengocokan maka akan semakin tinggi persentase pengurangan mikroplastik. Pengocokan dengan kecepatan 150 rpm selama 15 menit memberikan hasil pengurangan kelimpahan mikroplastik tertinggi dibandingkan dengan variasi waktu pengocokan lainnya.

One of the macroalgae species in the waters of the Semak Daun Island which has the potential to have a high microplastic accumulation is Halimeda macroloba or an erect sea cactus. This study aims to determine the shape, color, size, and abundance of microplastics in H. macroloba in the waters of Semak Daun Island, also the effect of shaking on reducing the abundance of microplastics in H. macroloba Decaisne 1841. Microplastics on the surface of macroalgae were removed using an orbital shaker at a speed of 150 rpm with time variations of 5, 10, and 15 minutes. Microplastics that are still attached after the shaking treatment are calculated by dissolving the macroalgae tissue using a 6 M sodium hydroxide (NaOH) strong base solution. The results of the study showed that found microplastic form of fiber, fragments, films, and pellets in various sizes with variations colour of  blue, black , red, and green on observation objects. The particle size of the microplastics found in the range of 8.6-4649.12 μm. The microplastic form that dominates H. macroloba is fiber, with a total of 30.2 particles/g (64.7%). The dominant particle color of H. macroloba is blue, with a total of 560 particles (47.2%). The reduction on the abundance of microplastics occurred at 50% shaking for 5 minutes, 75% shaking for 10 minutes, and 89% shaking for 15 minutes. As for the abundance of microplastics that are still attached after 5 minutes of shaking it is 50%, after 10 minutes of shaking it is 25%, and after 15 minutes of shaking it is 11%. The One-Way ANOVA test proved that the longer the shaking time, the higher the percentage of microplastic reduction. Shaking at 150 rpm for 15 minutes gave the highest reduction in microplastic abundance compared to other variations of shaking time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syafiq Rifat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan bentuk-bentuk mikroplastik yang terakumulasi pada air dan sedimen, menganalisis dan membandingkan jumlah kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan bulu babi Diadema setosum yang diambil dari Gugusan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengamblan sampel air, sedimen dilakukan bedasarkan tiga titik mengelilingi pulau dan sampel bulu babi Diadema setosum dilakukan dari 10 lokasi berbeda mengelilingi pulau. Sampel air sebanyak 20 liter disaring dengan plankton net 300 µ, sampel sedimen sebanyak 200 gram dikeringkan menggunakan oven, dan saluran pencernaan bulu babi di larutkan menggunakan HNO3 65%. Semua sampel dijenuhkan dengan larutan NaCl agar partikel mikroplastik mengapung di permukaan. Setiap sampel diambil sebanyak 1 ml, kemudian diletakan di kamar hitung Sedgewick rafter untuk diamati dibawah mikroskop dan dihitung bedasarkan jenis mikroplastik yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan mikroplastik paling tinggi pada Pulau Panggang sejumlah 148,00 partikel L-1 pada air, 217.100 partikel kg-1 pada sedimen, dan 1.264,00 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Disusul oleh Pulau Pramuka dengan kelimpahan mikroplastik sejumlah 132,67 partikel L-1 pada air, 136.800 partikel kg-1 pada sedimen, dan 1.082,7 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi.. Jumlah kelimpahan mikroplastik terendah ada pada Pulau Semak Daun sejumlah 92,67 partikel L-1 pada air, 121.066 partikel kg-1 pada sedimen, dan 923,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah kelimpahan mikroplastik pada sampel saluran pencernaan bulu babi pada Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Semak Daun.

This study aims to analyze the abundance of forms of microplastics that accumulate in water and sediment, analyze and compare the abundance of microplastics in the digestive tract ofsea ​​urchins Diadema setosum taken from the Pramuka Island Cluster, Seribu Islands, Jakarta. Water and sediment samples were taken from three points around the island and samples ofsea ​​urchins were Diadema setosum taken from 10 different locations around the island. A 20 liter water sample was filtered with a plankton net of 300 , a sediment sample of 200 grams was dried using an oven, and the digestive tract of sea urchins was dissolved using 65% HNO3. All samples were saturated with NaCl solution so that the microplastic particles floated on the surface. Each sample was taken as much as 1 ml, then placed in thecounting room Sedgewick rafter to be observed under a microscope and calculated based on the type of microplastic found. The results showed that the highest abundance of microplastics was on Panggang Island with 148.00 L-1 particles in water, 217,100 kg-1 particles in sediment, and 1,264,00 ind-1 particles in the digestive tract of sea urchins. Followed by Pramuka Island with an abundance of microplastics of 132.67 L-particles1 in water, 136,800 kg-particles1 in sediments, and 1,082.7 ind-particles1 in the digestive tract of sea urchins.. The lowest abundance of microplastics was found on Pulau Semak Daun with 92.67 particles L-1 in water, 121,066 particles kg-1 in sediments, and 923.33 particles ind-1 in the digestive tract of sea urchins. There were significant differences in the abundance of microplastics in the digestive tract samples of sea urchins on Panggang Island, Pramuka Island, and Semak Daun Island."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Sherina Rizky
"Curah hujan di musim hujan berperan dalam mentransportasikan sampah, termasuk mikroplastik dari sungai ke laut. Peningkatan sampah, arus, dan peningkatan penduduk juga dapat memengaruhi kelimpahan mikroplastik. Mikroplastik di pesisir dapat menempel pada daun lamun. Daun lamun akan mengalami pertumbuhan, sehingga memungkinkan adanya perbedaan kelimpahan mikroplastik di sepanjang daun lamun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kelimpahan mikroplastik pada daun Enhalus acoroides, air, dan sedimen di Pulau Lima, Teluk Banten pada musim hujan tahun 2020 dan 2021, serta menganalisis apakah ada perbedaan kelimpahan mikroplastik di sepanjang daun E. acoroides. Sampel daun diambil seluas 1 cm2 dari helaian daun, kemudian dikerik menggunakan cutter. Sampel air sebanyak 20 L diambil menggunakan plankton net. Sampel sedimen sebanyak 200 g dikeringkan menggunakan oven. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada sampel daun lamun tahun 2020 sebesar 46,96±3,13 partikel/cm2, dan tahun 2021 sebesar 61,5±6,63 partikel/cm2. Sampel air tahun 2020 sebesar 130,66±14,19 partikel/L, sedangkan 2021 sebesar 162,22±7,82 partikel/L. Sampel sedimen tahun 2020 sebesar 12.066±4.017,6 partikel/Kg, sedangkan 2021 sebesar 17.354,67±2.341,95 partikel/Kg. Terdapat peningkatan kelimpahan mikroplastik pada semua sampel di Pulau Lima, Teluk Banten saat musim hujan tahun 2020 hingga 2021. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada jarak 20 cm dari pangkal daun sebanyak 36,7±7,8 partikel/cm2 lebih rendah daripada jarak 50 cm sebanyak 144,4±23,74 partikel/cm2. Terdapat perbedaan kelimpahan mikroplastik di sepanjang daun lamun.

Rainfall in the rainy season plays a role in transporting waste, including microplastics from rivers to the sea. Increased waste, currents, and population growth can also affect the abundance of microplastics. Microplastics on the coast are attached to seagrass leaves. Seagrass leaves experienced growth, thus allowing for differences in the abundance of microplastics along with the leaves. This study aims to analyze the comparison of the abundance of microplastics in Enhalus acoroides leaves, water, and sediment on Lima Island, Banten Bay in the rainy seasons of 2020 and 2021, and analyze whether there are differences in the abundance of microplastics along with E. acoroides leaves. The leaves were taken ​​1 cm2 from the leaf blade, then scraped using a cutter. The water (20 L) was taken using a plankton net. The sediment (200 g) was dried using an oven. The average abundance of microplastics in seagrass leaf samples in 2020 was 46.96±3.13 particles/cm2, while in 2021 was 61.5±6.63 particles/cm2. The water sample in 2020 was 130.66±14.19 particles/L, while in 2021 was 162.22±7.82 particles/L. The sediment sample in 2020 was 12,066±4,017.6 particles/Kg, while in 2021 was 17,354.67±2,341.95 particles/Kg. There was an increase in the abundance of microplastics in all samples on Lima Island, Banten Bay during the rainy season from 2020 to 2021. The average abundance of microplastics at a distance of 20 cm from the base of the leaf was 36.7±7.8 particles/cm2, lower than a distance of 50 cm at 144.4±23.74 particles/cm2. There were differences in the abundance of microplastics along with the seagrass leaves. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Christyan Natanael Harvey Davika
"Keberadaan mikroplastik telah mencemari dan mengganggu perairan di wilayah Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kelimpahan mikroplastik pada lamun Cymodocea rotundata, sedimen, dan air Pulau Rambut, Teluk Jakarta tahun 2022 dan 2023. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun Pulau Rambut (Timur, Selatan, dan Barat).  Sampel diambil sebanyak delapan individu lamun per stasiun, sedimen, dan air dengan metode random sampling.  Sampel lamun dipotong sepanjang 2 cm lalu dikerik, sedimen dikeringkan lalu diberikan larutan jenuh NaCl, dan sempel air diberikan NaCl kemudian seluruh sampel diamati dibawah mikroskop. Rata-rata kelimpahan mikroplastik lamun C. rotundata pada tahun 2022 sebesar 42 partikel/cm dan pada tahun 2023 sebesar 44,46 partikel/cm. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada sedimen tahun 2022 sebesar 73,53 partikel/g dan pada tahun 2023 sebesar  79,56 partikel/g. Kelimpahan mikroplastik pada sampel air tahun 2022 sebesar 51,33 partikel/L dan pada tahun 2023 sebesar 53,78 partikel/L. Uji Korelasi Spearman menjelaskan bahwa kelimpahan mikroplastik sampel lamun dengan sedimen, air dengan sedimen, dan lamun dengan air memiliki korelasi positif yang kuat. Hasil Uji-T menyatakan terdapat perbedaan tidak signifikan kelimpahan mikroplastik pada lamun C. rotundata (sig. (2-tailed) 0,182>0,05) dan terdapat perbedaan signifikan kelimpahan mikroplastik sedimen tahun 2022 dan 2023 (sig. (2-tailed) 0,007<0,05). Hasil uji ATR-FTIR didapatkan kandungan polimer CA, ABS, HDPE, PMMA, PVC, dan PET pada sampel daun lamun C. rotundata.

The existence of microplastics has polluted and disturbed the waters in Indonesian territory. This research compared the abundance of microplastics i Cymodocea rotundata seagrass, sediment, and water on Rambut Island, Seribu Islands, Jakarta, in 2022 and 2023. Samples were taken as many as eight individuals of seagrass per station, sediment, and water by random sampling method.  The seagrass samples were cut 2 cm long and scraped, the sediment was dried and then given a saturated solution of NaCl, and the water sample was given NaCl. Then all samples were observed under a microscope. The average microplastic abundance of C. rotundata seagrass leaves in 2022 was 42 particles/cm and in 2023, it was 4.46 particles/cm. The average abundance of microplastics in sediments in 2022 was 73.53 particles/g and in 2023, it was 79.56 particles/g. The abundance of microplastics in water samples in 2022 was 51.33 particles/L and in 2023, it was 53.78 particles/L. The Spearman Correlation Test explains that the microplastic abundance of seagrass with sediment, water with sediment, and seagrass with water samples had a strong correlation. The results of the T-test stated that there was no significant difference in the abundance of microplastics in seagrass leaves of C. rotundata (sig. (2-tailed) 0.182>0.05) and there was a significant difference in the abundance of microplastics in sediments in 2022 and 2023 (sig. (2-tailed) 0.007<0.05). The results of the ATR-FTIR test found the polymer content of CA, ABS, HDPE, PMMA, PVC, and PET in C. rotundata seagrass samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>